tag:blogger.com,1999:blog-88990939153593361092024-03-05T19:53:00.501-08:00PUTRA PUTRI FATIMAHSatu Hati Satu Tujuan Menuju Ukhwah IslamiyahPutra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.comBlogger48125tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-34419298840534317712008-12-18T23:36:00.000-08:002008-12-18T23:41:41.901-08:00TERAPI AIR<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHduaZV6sY7zpFLQ0h0Yfg3lqkBTYVAh7z2RtGHjGj4ZKC9TFnjz_glPQ1eqnGXG0mYzB3j7vWyxpYd0JLloCnxHU_6HuqwRazY8hvZYS4qqb4IhVzQ9d-NkQjh0dJtnaq0FlJvVQsKk/s1600-h/Aerial+View+of+Horseshoe+Falls,+Niagara+Falls.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5281403130278858850" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 150px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHduaZV6sY7zpFLQ0h0Yfg3lqkBTYVAh7z2RtGHjGj4ZKC9TFnjz_glPQ1eqnGXG0mYzB3j7vWyxpYd0JLloCnxHU_6HuqwRazY8hvZYS4qqb4IhVzQ9d-NkQjh0dJtnaq0FlJvVQsKk/s200/Aerial+View+of+Horseshoe+Falls,+Niagara+Falls.jpg" border="0" /></a><br /><div>Air dalam tubuh diantaranya berfungsi menjaga kesegaran, membantu pencernaan dan mengeluarkan racun. Namun, tahukah Anda, ternyata banyak manfaat yang direguk dari air putih, selain nikmatnya kesegaran.Banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air selain untuk menghilangkan dahaga saja.<br />Selama ini nasehat minum air putih sebanyak delapan gelas per hari bukanlah omong kosong. Selain mengobati rasa haus, Air dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah, disebut terapi air. Seperti dikutip dari buku karangan Chaiton Leo, Terapi Air Untuk Kesehatan dan Kecantikan, dikatakan, terapi air adalah metode perawatan dan penyembuhan dengan menggunakan air agar mendapatkan efek-efek terapis. Air secara khusus memiliki kualitas-kualitas yang unik dan kualitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan mekanisme tubuh kita. Air dapat dipakai sebagai pengobatan.<br />Terapi air adalah terapi alami yang didasari penggunaan air secara internal (dengan meminum air) dan eksternal sebagai pengobatan berbagai penyakit.Terapi menggunakan air heksagonal mampu menjaga kesehatan dan membantu proses penyembuhan penyakit yang berkaitan dengan masalah sel-sel tubuh. Tubuh manusia terdiri atas banyak air, di samping jaringan. Bahkan, lebih dari 70 persen komponen tubuh terdiri atas air. Seiring dengan proses metabolisme, cairan ini dikeluarkan tubuh. Untuk mengganti kekurangan tersebut, tubuh butuh asupan cairan dari luar.<br />Air bermanfaat untuk meluruhkan racun dan berbagai endapan di dalam tubuh. Karena itu, air juga digunakan sebagai salah satu terapi dalam mengatasi beberapa penyakit. Untuk bisa langsung diserap tubuh, air pun harus memiliki kandungan mineral tertentu. Selain unsur makro seperti Ca, Si, Na, Ag, Fe, dan Zn, dibutuhkan pula unsur mikro mineral seperti Fe2, Fe3, Cl4 dan lain-lain. Di samping itu, air yang sehat juga tak mengandung zat racun atau kandungan kimia yang berbahaya, tak berbau, tak berwarna, dan tak berasa.<br />Air membantu proses metabolisme dalam tubuh dengan mengubah makanan menjadi energi. Air berperan sebagai bahan bakar untuk mendorong reaksi kimia metabolisme. Jika Anda tidak minum cukup air, Anda tidak akan dapat membakar kalori dengan baik.Ada beberapa akibat jika suplai air kurang dari 2 liter per hari seperti; proses penurun berat badan berjalan lambat. Hal ini karena sekitar 2,5 liter air habis oleh fungsi tubuh sehari-hari seperti berkeringat. Sehingga jika anda menjalani program diet dan berat badan masih saja tidak turun, mungkin hal ini disebabkan anda tidak minum cukup air.<br />Juga terganggunya proses pencernaan. Air penting bagi proses pencernaan. Pencernaan yang terganggu adalah jika anda tidak bisa menyerap manfaat dari makanan sebaliknya tubuh akan mengirimkan sinyal yang menandakan minta tambahan makanan yang mengandung mineral yang tubuh rasa kurang.<br />Menurut Prof. S. Periasamy DIM dan D. ACC. Bohiraj Vedante Maharish Charity dari Kantha Health And Research Centre, Karur, India, berbagai keluhan semisal sakit kepala, asma, darah tinggi, kencing manis, penyakit mata, rematik, batu ginjal, haid tidak teratur, kegemukan, leukemia, batuk, radang tenggorok, sembelit, dan lain-lain bisa sembuh dengan terapi air.<br />Menurut buku "Light of Hope" karya Gurdip Hari, minum air enam gelas atau 1,5 liter per hari setiap pagi dapat menyembuhkan penyakit secara luar biasa. Dari penyakit ringan dapat diatasi dengan minum air. Bahkan untuk pengobatan penyakit seperti batuk, bronchitis, TBC paru, gangguan ginjal, penyakit urogenital, kelebihan kadar asam tubuh, disentri, gastroenteritis, kanker rahim, konstipasi, diabetes, penyakit mata, menstruasi tidak teratur, kanker payudara, laringitis, sakit kepala, leukemia, arthritis dan hipertensi dapat diterapi dengan air.<br />Mengonsumsi air secara luar biasa adalah cara terbaik untuk membersihkan tubuh dari racun-racun. Sebagaimana kita tahu, tubuh kita terbuat lebih dari 70% air. Air tubuh tersebut dalam bentuk darah dan cairan lain yang harus selalu dibersihkan. Jika darah lebih kental, maka jantung akan bekerja lebih keras untuk menyaring berbagai kotoran dan racun untuk keluar dari tubuh, dan mendistribusikan nutrien ke bagian tubuh lain. Darah sebagai alat utama untuk penyembuhan penyakit ringan dan pemulihan kesehatan. Untuk itu, terapi air sangat diperlukan untuk menjaga darah agar dapat berfungsi dengan baik<br />Selain itu, sebetulnya air minum dapat mengatasi hipertensi. Dalam keadaan dehidrasi, air diambil sekalipun tak merasa haus, mereka yang bekerja di dalam ruangan harus banyak minum bila tak ingin cepat mengalami dehidrasi.<br />Dr Masaru Emoto dari Jepang menganggap molekul air sebagai sesuatu yang hidup. Karena itu, air yang hidup itu mudah tercemar, bahkan oleh emosi, kesadaran, dan memori manusia. ''Maka, air perlu mendapatkan resonansi energi yang berfungsi untuk diantaranya dari antara sel-sel dan darah. Ketika mengambil air dari darah itulah, darah menjadi lebih kental dan lebih kencang dipompa. Akibatnya, tubuh akan lebih beresiko terkena hipertensi dan serangan jantung.<br />Karena itu, para pakar kesehatan menyarankan agar jangan meminum air hanya kala haus. Kebiasaan minum air yang banyak, baik sedang haus maupun tidak, merupakan kebiasaan yang sehat. Demikian juga bagi mereka yang bekerja di ruangan ber-AC, maka tuntutan untuk minum air yang lebih banyak semakin tinggi. Jadi, mengaktifkan molekul air dan mentransfer energi pada air sehingga air tak tercemar polusi emosi,'' paparnya.<br />Manfaat lebih air minumAir minum sangat penting perannya dalam metabolisme dan sebagai kebutuhan yang sangat mendasar bagi tubuh. Karena air berguna untuk :<br />Mengurangi sampah dan racun tubuh, termasuk mineral anorganik<br />Pencernaan dan mengantar makanan ke jaringan-jaringan tubuh<br />Menetralkan atau membakar lemak dan membantu menurunkan berat badan<br />Melancarkan cairan tubuh seperti di darah dan kelenjar getah bening<br />Mengantarkan oksigen ke sel-sel<br />Perawatan otot-otot<br />Memberikan pelumas antara sendi-sendi dan organ-organ<br />Mengatur suhu tubuh<br />Merawat kulit agar tetap sehat<br />Prosedur Terapi Air Setiap pagi setelah bangun tidur segera minum 1,5 liter air, yaitu sekitar 5-6 gelas. Air ini harus berada pada suhu kamar dan cara yang lebih aman agar Anda tidak terlalu berat menjalankannya, yaitu dengan memasukkan air ke botol ukuran 1,5 liter dan simpan botol tersebut disamping tempat tidur Anda sebelum tidur<br />Tidak ada minuman atau makanan padat yang dimakan selama 1 jam sebelum dan sesudah minum 1,5 liter air. Pada awalnya mungkin kesulitan minum air sebanyak itu dalam waktu singkat, tetapi secara berangsur-angsur Anda akan terbiasa melakukannya. Jadi ketika baru mulai terapi ini, minumlah 2 gelas air pertama. kemudian satu gelas setiap 5 menit, sampai air di botol itu habis.<br />“….Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tiada juga beriman.”<br />(Q.S. Al-Anbiya’:30)</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-17042886701339529772008-10-19T23:12:00.000-07:002008-10-19T23:15:25.851-07:00PESAN KELUARGA RASULULLAH SAW TENTANG NASAB<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKlpogsYP1kgAyG07-Cg-BGP_OUTAOy3aPbpXt44OFf-6DSEbaVeNsKSvcjJZ5n6DSM0JRtzRJrXGJwVcJEyq2EW-PKpRrsueiO0_TiMJySd7Jaqaj_8i5M5a46cl1AzbcreuIuXGqjJ4/s1600-h/untitled+2.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259115802369730802" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKlpogsYP1kgAyG07-Cg-BGP_OUTAOy3aPbpXt44OFf-6DSEbaVeNsKSvcjJZ5n6DSM0JRtzRJrXGJwVcJEyq2EW-PKpRrsueiO0_TiMJySd7Jaqaj_8i5M5a46cl1AzbcreuIuXGqjJ4/s200/untitled+2.bmp" border="0" /></a><br /><div>Rasulullah saw bersabda :“Wahai Bani Hasyim ! Janganlah sampai orang-orang lain menghadap padaku pada hari kiamat nanti dengan berbagai amal shaleh (baik), sedangkan kalian menghadapku hanya dengan membanggakan nasab (keturunan).”Ali Bin Abi Thalib k.w berkata :“Barangsiapa yang bermalas-malasan (menangguhkan) amalnya, tidaklah tertolong atau dipercepat naik derajat karena mengandalkan nasab (keturunan).”Diriwayatkan oleh Sufyan al-Tsauri, beliau berkata bahwa Daud al-Thoi pernah mendatangi Ja’far al-Shaddiq untuk minta pendapat dan nasehat, padahal beliau adalah seorang imam sufi ahli zuhud pada masanya.Daud al-Thoi :Wahai anak Rasulullah saw, wahai cucu nabi saw, Engkau adalah orang termulia, nasehatmu wajib menjadi pegangan kami, sampaikanlah/ berikanlah nasehatmu kepada kami.Ja’far al-Shaddiq r.a :Sungguh aku takut, datukku akan memegang tanganku di hari kiamat nanti, dan berkata : mengapa engkau tidak mengikuti jejakku dengan sebaik-baiknya.Demikian jawaban al-Shaddiq kepada Daud al-Thoi, padahal beliau tidak pernah meninggalkan jejak datuknya, Rasulullah saw.Maka menangislah Daud al-Thoi dan berkata :“Ya Allah, Ya Tuhanku, jika demikian sifat orang dari keturunan Nabi saw, berakhlaq dan berbudi seperti datuknya dan Fathimah al-zahra, dalam kebingungan, khawatir belum sempurna dalam mengikuti jejak Nabi saw, bagaimana halnya dengan aku, Daud ini, yang bukan dari keturunan Nabi saw. </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-47041042671572756722008-10-19T23:06:00.000-07:002008-10-19T23:11:18.010-07:00Mengenal Asal Usul Para Habib di Nusantara<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEienpCjMF7Gdg_pNmaATPmH4zisLeq1RavcnHgpfmUwOONlfkICp-onI2e-t0Fptqvse_ZwLYXCLrcW6yXE4udcc3-0IJxoPRh12IQf8SrCazuTTg2f8vi_YuwdWTmWTOD1qOMsa0BgFps/s1600-h/ulama+habaib[1].JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259114732063349810" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEienpCjMF7Gdg_pNmaATPmH4zisLeq1RavcnHgpfmUwOONlfkICp-onI2e-t0Fptqvse_ZwLYXCLrcW6yXE4udcc3-0IJxoPRh12IQf8SrCazuTTg2f8vi_YuwdWTmWTOD1qOMsa0BgFps/s200/ulama+habaib%5B1%5D.JPG" border="0" /></a><br /><div>Menurut Muhammad bin Ahmad al-Syatri dalam kitabnya Adwar al-Tarikh al-Hadrami, bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu dan kabar berita tentang mereka telah terputus karena sudah terlalu lama, al-’Aribah yaitu orang-orang Arab Yaman keturunan Qahthan, al-Musta’ribah yaitu keturunan Nabi Ismail as (Adnaniyah).[1] Karena golongan yang pertama sudah tidak ada lagi maka para ahli sejarah hanya mengkaji golongan yang kedua dan ketiga, yaitu bani Qahthan dan bani Ismail. Bani Ismail as adalah keturunan dari Nabi Ismail as anak Nabi Ibrahim as yang mula-mula berdiam di kota Ur yang merupakan kota di Babylonia. Nabi Ibrahim as meninggalkan kota Ur dan berpindah ke Palestina. Setelah Nabi Ibrahim as mempunyai anak dari Siti Hajar yang bernama Ismail as, mereka pindah ke Hijaz tepatnya di Wadi Mekkah.Nabi Ismail as mempunyai putera sebanyak dua belas orang, masing-masing mempunyai keturunan. Tetapi kemudian keturunan mereka terputus, hanya keturunan Adnan-lah yang berkembang biak, sebab itu bani Ismail ini dinamai juga bani Adnan. Sedangkan Bani Qahthan menurunkan suku Tajib dan Sodaf. Bani Qahthan berasal dari Mesopotamia dan kemudian pindah ke negeri Yaman. Penduduk asli Yaman adalah kaum ‘Ad yang kepada mereka diutus Nabi Hud as. Mereka dibinasakan oleh Allah swt dengan menurunkan angin yang amat keras. Kaum ‘Ad yang dibinasakan ini disebut kaum ‘Ad pertama, sedangkan kaum ‘Ad yang masih mengikuti Nabi Hud as disebut kaum ‘Ad kedua.Sesudah Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah di Mekkah, jadilah kota Mekkah itu kota yang paling masyhur di tanah Hijaz, dan berdatanganlah orang dari segenap penjuru jazirah Arab ke Mekkah untuk naik haji dan ziarah ke Baitullah. Karena itu lama kelamaan kota Mekkah menjadi pusat perniagaan.Pertama kali kota Mekkah dipegang oleh bani Adnan, karena itu bani Adnanlah yang memelihara dan menjaga Ka’bah. Sesudah runtuhnya kerajaan Sabaiah, maka berpindahlah satu suku yang bernama Khuza’ah dari Yaman ke Mekkah dan mereka merampas kota Mekkah dari tangan bani Adnan. Dengan demikian berpindahlah penjagaan Baitullah dari bani Adnan kepada bani Khuza’ah.Di kemudian hari, dari suku Quraisy terdapat seorang pemimpin yang kuat dan cerdas, namanya Qushai. Qushai ini beruntung dapat merebut kunci Ka’bah dari bani Khuza’ah dan kemudian mengusir bani Khuza’ah itu dari Mekkah. Maka jatuhlah kembali kekuasaan di Mekkah ke tangan bani Adnan. Kemudian Qushai diangkat menjadi raja yang di tangannya terhimpun kekuasaan keagamaan dan keduniaan. Sesudah Qushai meninggal kekuasaan tersebut dipegang oleh keturunannya yang bernama Abdi Manaf.Abdu Manaf mempunyai empat anak: Abdu Syams, Naufal, al-Muththalib dan Hasyim.[2] Hasyim adalah keluarga yang dipilih oleh Allah yang diantaranya muncul Muhammad bin Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hasyim. Rasulullah saw pernah bersabda :“Sesungguhnya Allah telah memilih Isma’il dari anak keturunan Ibrahim, memilih Kinanah dari anak keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari anak keturunan Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim. “.(H.R. Muslim dan at-Turmudzy).Dari al-’Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata, Rasulullah saw bersabda :“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikanku dan sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku diantara sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga Ialu menjadikanku diantara sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah sebaik-baik jiwa diantara mereka dan sebaik-baik keluarga diantara mereka”. (Diriwayatkan oleh at-Turmudzy).Dari keturunan inilah Allah swt telah menerbitkan cahaya cemerlang, menerangi semesta alam, dikarenakan agama Islam yang dibawa keturunan Adnan kepada masyarakat Hadramaut yang berasal dari keturunan Qahthan. Diantara keturunan Adnan yang berada di Hadramaut adalah kaum Alawiyin, sebelumnya mereka menetap di Basrah, Iraq.Tokoh pertama golongan Alawi di Hadramaut adalah Ahmad bin Isa yang dijuluki al-Muhajir.[3] Kepindahannya ke Hadramaut disebabkan kekuasaan diktator kekhalifahan Bani Abbas yang secara turun menurun memimpin umat Islam, mengakibatkan rasa ketidakpuasan di kalangan rakyat. Rakyat mengharapkan salah satu keturunan Rasulullah dapat memimpin mereka. Akibat dari kepemimpinan yang diktator, banyak kaum muslim berhijrah, menjauhkan diri dari pusat pemerintahan di Bagdad dan menetap di Hadramaut. Imam Ahmad bin Isa keadaannya sama dengan para sesepuhnya. Beliau seorang ‘alim, ‘amil (mengamalkan ilmunya), hidup bersih dan wara’ (pantang bergelimang dalam soal keduniaan). Di Iraq beliau hidup terhormat dan disegani, mempunyai kedudukan terpandang dan mempunyai kekayaan cukup banyak. Mereka hijrah ke Hadramaut bukan karena dimusuhi atau dikejar-kejar tetapi mereka lebih mementingkan keselamatan aqidah keluarga dan pengikutnya. Mereka hijrah dari Basrah ke Hadramaut mengikuti kakeknya Rasulullah saw hijrah dari Makkah ke Madinah.Mengenai hijrahnya Imam Ahmad Al-Muhajir ke Hadramaut, Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad dalam bukunya Risalah al-Muawanah mengatakan : Al-Imam Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin al-Imam Ja’far Shadiq, ketika menyaksikan munculnya bid’ah, pengobralan hawa nafsu dan perbedaan pendapat yang makin menghangat, maka beliau hijrah dari negaranya (Iraq) dari tempat yang satu ke tempat yang lain hingga sampai di Hadramaut, beliau bermukim di sana hingga wafat.Ketika beliau berangkat hijrah dari Iraq ke Hijaz pada tahun 317 H beliau ditemani oleh istrinya, Syarifah Zainab binti Abdullah bin al-Hasan bin ‘Ali al-‘Uraidhy, bersama putera bungsunya bernama Abdullah, yang kemudian dikenal dengan nama Ubaidillah. Turut serta dalam hijrah itu cucu beliau yang bernama Ismail bin Abdullah yang dijuluki dengan Bashriy. Turut pula dua anak lelaki dari paman beliau dan orang-orang yang bukan dari kerabat dekatnya. Mereka merupakan rombongan yang terdiri dari 70 orang. Imam al-Muhajir membawa sebagian dari harta kekayaannya dan beberapa ekor unta ternaknya. Sedangkan putera-puteranya yang lain ditinggalkan menetap di Iraq.[4]Tibalah Imam al-Muhajir di Madinah al-Munawwarah dan tinggal di sana selama satu tahun. Pada tahun itulah kaum Qaramithah memasuki kota Makkah dan menguasainya. Mereka meletakkan pedang di al-Hajij dan memindahkan Hajarul-Aswad dari tempatnya ke tempat lain yang dirahasiakan. Pada tahun berikutnya al-Muhajir berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Dari Makkah beliau menuju Asir lalu ke Yaman. Di Yaman beliau meninggalkan anak pamannya yang bernama Sayyid Muhammad bin Sulaiman, datuk kaum Sayyid al-Ahdal. Kemudian Imam al-Muhajir berangkat menuju Hadramaut dan menetap di Husaisah. Imam al-Muhajir menetap di Hadramaut atas dasar pengarahan dari Allah SWT, sebab kenyataan menunjukkan, setelah beliau hijrah ke negeri itu di sana memancar cahaya terang sesudah beberapa lama gelap gulita. Penduduk Yaman khususnya Hadramaut yang mengaku penduduk asli dari keturunan Qahthan, yang awalnya bodoh dan sesat berubah menjadi mengenal ilmu dan berjalan di atas syariat Islam yang sebenarnya. Imam al-Muhajir dan keturunannya berhasil menundukkan masyarakat Hadramaut yang mempunyai faham Khawarij dengan dalil dan argumentasi.Maka masuklah Imam al-Muhajir ke Hadramaut. Ia bersikap lemah lembut dalam da’wahnya dan menempuh cara yang halus dan mengeluarkan hartanya. Maka banyak orang-orang Khawarij yang datang kepadanya dan taubat di tangannya setelah mereka berusaha menentang dan mencacinya. Ia juga menolong qabilah al-Masyaikh al-Afif. Dan bergabung juga dengannya qabilah Kindah dan Madij. Mereka meninggalkan madzhab Ibadhiy dan bercampur dengan orang-orang yang datang dari Iraq.[5]Kaum Khawarij tidak mengakui atau mengingkari Imam al-Muhajir berasal dari keturunan Nabi Muhammad saw. Untuk memantapkan kepastian nasabnya sebagai keturunan Rasulullah saw, sayyid Ali bin Muhammad bin Alwi berangkat ke Iraq. Di sanalah ia beroleh kesaksian lebih dari seratus orang terpercaya dari mereka yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji. Kesaksian mereka yang mantap ini lebih dimantapkan lagi di Makkah dan beroleh kesaksian dari rombongan haji Hadramaut sendiri. Dalam upacara kesaksian itu hadir beberapa orang kaum Khawarij, lalu mereka ini menyampaikan berita tentang kesaksian itu ke Hadramaut.Dan diantara ulama ahli nasab dan sejarah yang telah memberikan perhatiannya terhadap kebenaran nasab keturunan al-Imam al-Muhajir dan silsilah mereka yang mulia, ialah : pertama, al-Allamah Abu Nash Sahal bin Abdullah al-Bukhori dalam kitabnya Sirru al-Silsilah al-Alawiyah tahun 341hijriyah. Kedua, al-Nasabah Abu Hasan Najmuddin Ali bin Abi al-Ghonaim Muhammad bin Ali al-Amiri al-Bashri, wafat tahun 443. Di antara kitabnya adalah al-Majdi wa al-Mabsuth wa al-Musajjar. Ketiga, al-Allamah Muhammad bin Ja’far al-Ubaidili dalam kitabnya Tahdzib al-Ansab, wafat tahun 435 hijriyah. Keempat, al-Allamah al-Yamani Abu al-Abbas al-Syarajji dalam kitabnya Thabaqat al-Khawash Ahl al-Shidqi wa al-Ikhlas. Di dalamnya disebutkan mengenai hijrahnya Saadah keluarga al-Ahdal dan Bani Qudaimi, disebutkan awal pertama mereka tinggal di daerah Wadi Saham, Wadi Surdud, dan Hadramaut.Dan terdapat pula dari beberapa ulama nasab yang mempunyai catatan-catatan ringkas mengenai nasab keturunan Rasulullah yang mulia ialah al-Imam al-Nasabah al-Murtadho al-Zubaidi dan al-Nasabah Ibnu Anbah pengarang kitab Umdah al-Thalib. Selain mereka banyak pula yang mengadakan penelitian tentang nasab keturunan Rasulullah saw yang mulia, hasilnya mereka mendapatkan kebenaran yang tidak diragukan lagi, sebagaimana hukum syar’i yang telah menjelaskan masalah interaksi sosial dan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan keberadaan mereka dalam bentuk dalil-dalil yang kuat yang menjelaskan kemuliaan nasab mereka, serta kepemimpinan mereka di wilayah Arab, Hindi, Turki, Afrika Timur, Asia, semuanya merupakan dalil yang kuat tentang keberadaan mereka.Di antara peneliti tersebut ialah al-Khazraji, al-Yafi’, al-Awaji, Ibnu Abi al-Hub, al-Sakhowi, Abu Fadhol, Abu Ubbad, Ibnu Isa al-Tarimi, al-Junaid, Ibnu Abi al-Hissan, Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Samuroh, Ibnu Kabban, Bamahramah, Ibnu Fahd, Ibnu Aqilah, al-Marwani al-Tarimi, dan lainnya sebagaimana dijelaskan oleh Sayid Dhiya’ Shahab dalam bukunya ‘al-Imam al-Muhajir’. Terakhir, nasab keturunan Rasulullah saw dibahas oleh Sayid Abdullah bin Hasan Bilfaqih dalam kitab Tafnid al-Maza’im, Sayid Alwi bin Thahir al-Haddad dalam kitab al-Qaul al-Fashlu dan al-Syamil fi Tarikh Hadramut, Sayid Abdurrahman bin Ubaidillah al-Saqqaf dalam kitab Badhoi’ al-Tabut.[6]Dengan demikian mantaplah sudah pengakuan masyarakat luas mengenai keutamaan para kaum ahlul-bait sebagai keturunan Rasulullah saw melalui puteri beliau Siti Fatimah Az-Zara dan Imam Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw bersabda :‘Setiap putra ibu akan bergabung nasabnya kepada ashabahnya (pihak ayah), kecuali anak-anak Fathimah, Akulah wali mereka dan akulah ashabah mereka’.[7]Al-allamah Yusuf bin Ismail al-Nabhany dalam bukunya Riyadhul Jannah mengatakan : ‘Kaum Sayyid Baalawi oleh umat Muhammad saw sepanjang zaman dan di semua negeri telah diakui bulat sebagai ahlul-bait nubuwah yang sah, baik ditilik dari sudut keturunan maupun kekerabatan, dan mereka itu adalah orang-orang yang paling tinggi ilmu pengetahuan agamanya, paling banyak keutamaannya dan paling tinggi budi pekertinya’.[8]Ahmad bin Isa wafat di Husaisah pada tahun 345 Hijriah. Beliau mempunyai dua orang putera yaitu Ubaidillah dan Muhammad. Ubaidillah hijrah bersama ayahnya ke Hadramaut dan mendapat tiga orang putera yaitu Alwi, Jadid dan Ismail (Bashriy). Dalam tahun-tahun terakhir abad ke 6 H keturunan Ismail (salah satu keturunannya ialah Syekh Salim Bin Bashriy) dan Jadid (salah satu keturunannya ialah al-Imam Abi Jadid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Jadid) punah dalam sejarah, sedangkan keturunan Alwi tetap lestari. Mereka menamakan diri dengan nama sesepuhnya Alwi, yang kemudian dikenal dengan kaum Sayyid Alawiyin.Kita dapat menyaksikan bahwa sekarang anak cucu dan keturunan Imam Ahmad bin Isa menyebar di berbagai pelosok Hadramaut, dan di daerah pesisir lautan Hindia, seperti Asia Tenggara, India dan Afrika Timur. Para da’i dan ulama-ulama mereka mempunyai peranan yang besar di tanah air mereka yang baru. Karena itu para penguasa, sultan, dan penduduk-penduduknya memuliakan mereka karena karya mereka yang baik dan agung.Para sayyid Alawiyin menyebarkan da’wah Islamiyah di Asia Tenggara melalui dua tahap, pertama hijrah ke India. Kemudian pada tahap kedua dari India ke Asia Tenggara, atau langsung dari Hadramaut ke Asia Tenggara melalui pesisir India. Di antara yang hijrah ke India adalah seorang alim syarif Abdullah bin Husein Bafaqih ke kota ‘Kanur’ dan menikahi anak menteri Abdul Wahab dan menjadi pembantunya sampai wafat. Lalu syarif Muhammad bin Abdullah Alaydrus yang terkenal di kota Ahmadabad dan Surat. Ia hijrah atas permintaan kakeknya syarif Syech bin Abdullah Alaydrus. Begitu pula keluarga Abdul Malik yang diberi gelar ‘Azhamat Khan’. Dari keluarga inilah asal keturunan penyebar Islam di Jawa yang disebut dengan Wali Songo[9]. Kemudian dari India, mereka melanjutkan perjalanannya ke Indonesia, yaitu daerah pesisir utara Sumatera yang sekarang dikenal dengan propinsi Aceh.Menurut Prof. Dr. Hamka, sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Filipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan pembangun kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang diperanakkan di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanau dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam pernah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah bangsa sayid al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa sayid Bin Syahab. Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa sayid Jamalullail. Yang Dipertuan Agung III Malaysia Sayid Putera adalah raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka di negeri ini yang turun temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri di mana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi ulama. Mereka datang dari Hadramaut dari keturunan Isa al-Muhajir dan al-Faqih al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatas, Assaqaf, Alkaf, Bafaqih, Alaydrus, Bin Syekh Abubakar, Al-Habsyi, Al-Haddad, Bin Smith, Bin Syahab, Al-Qadri, Jamalullail, Assiry, Al-Aidid, Al-Jufri, Albar, Al-Mussawa, Gathmir, Bin Aqil, Al-Hadi, Basyaiban, Ba’abud, Al-Zahir, Bin Yahya dan lain-lain. Yang menurut keterangan almarhum sayid Muhammad bin Abdurrahman Bin Syahab[10] telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Ahmad bin Isa al-Muhajir Illallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadramaut. Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad bin Isa al-Muhajir bin Muhammad al-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja’far al-Shaddiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain al-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib. As-Sibthi artinya cucu, karena Husain adalah anak dari Fathimah binti Rasulullah saw.Orang-orang Arab Hadramaut mulai datang secara massal ke Nusantara pada tahun-tahun terakhir abad 18, sedangkan kedatangan mereka di pantai Malabar jauh lebih awal. Perhentian mereka yang pertama adalah Aceh. Dari sana mereka lebih memilih pergi ke Palembang dan Pontianak. Orang Arab mulai banyak menetap di Jawa setelah tahun 1820, dan koloni-koloni mereka baru tiba di bagian Timur Nusantara pada tahun 1870. Pendudukan Singapura oleh Inggris pada tahun 1819 dan kemajuan besar dalam bidang perdagangan membuat kota itu menggantikan kedudukan Aceh sebagai perhentian pertama dan titik pusat imigrasi bangsa Arab. Sejak pembangunan pelayaran dengan kapal uap di antara Singapura dan Arab, Aceh bahkan menjadi tidak penting sama sekali.Di pulau Jawa terdapat enam koloni besar Arab, yaitu Batavia, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang dan Surabaya. Di Madura hanya ada satu yaitu di Sumenep.. Koloni Arab di Surabaya dianggap sebagai pusat koloni di pulau Jawa bagian Timur. Koloni Arab lain yang cukup besar berada di Pasuruan, Bangil, Probolinggo, Lumajang, Besuki dan Banyuwangi. Koloni Arab di Besuki mencakup pula orang Arab yang menetap di kota Panarukan dan Bondowoso.Koloni-koloni Arab Hadramaut khususnya Alawiyin yang berada lokasi pesisir tetap menggunakan nama-nama famili mereka, sedangkan Alawiyin yang tidak dapat pindah ke pesisir karena berbagai sebab kemudian berganti nama dengan nama Jawa, mereka itu banyak yang berasal dari keluarga Bayaiban, Ba’bud, Bin Yahya dan lainnya.[1] Jilid 1, hal. 25[2] Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm al-Andalusi. Jamharoh Ansab al-Arab, hal. 14.[3] Para ahli sejarah sepakat memberi gelar al-Muhajir hanya kepada al-Imam Ahmad bin Isa sejak hijrahnya dari negeri Iraq ke daerah Hadramaut, hanya al-Imam al-Muhajir yang khusus menerima gelar tersebut meskipun banyak pula orang-orang dari kalangan ahlul bait dan dari keluarga pamannya yang berhijrah menjauhi berbagai macam fitnah dan berbagai macam gerakan yang timbul.[4] Idrus Alwi Al-Masyhur, Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi, hal. 15.[5] Muhammad Hasan Alaydrus, Penyebaran Islam di AsiaTenggara, hal 22.[6] Abubakar Al-Adeni Bin Ali Al-Masyhur, Al-Abniyah al-Fikriyah, hal. 25.[7] Jalaluddin Al-Suyuthi, Ihya al-Mait Fi Fadhail Ahlu al-Bait, hal. 42.[8] Idrus Alwi Al-Masyhur, op cit, Hal. 15.[9] Muhammad Hasan Alaydrus, op cit, hal. 35.[10] Beliau adalah salah satu pendiri Rabithah Alawiyah dan menjadi ketua yang pertama</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-20592829727954328002008-10-19T23:01:00.000-07:002008-10-19T23:05:43.373-07:00Ulasan mengenai nasab dan pembuktian keturunan melalui Tes DNA secara Biologis<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9-xDOI8MY_WbMM7pq5gQE7r01HC4Ae54KB-8hNdNMAvReWKY4F4cxPXdA0rS_EdJLWPdjy8sMwTJT5GNGn_lSxeDLdYSEGW-0tHOn8kyG8nSapN8nnOqXbRp8mIPoCNNnzWQf0UvH0-o/s1600-h/sijra-e-nasab.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259113223888244738" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9-xDOI8MY_WbMM7pq5gQE7r01HC4Ae54KB-8hNdNMAvReWKY4F4cxPXdA0rS_EdJLWPdjy8sMwTJT5GNGn_lSxeDLdYSEGW-0tHOn8kyG8nSapN8nnOqXbRp8mIPoCNNnzWQf0UvH0-o/s200/sijra-e-nasab.jpg" border="0" /></a><br /><div>Belakangan ini, karena sebab-sebab tertentu, istilah pembuktian anak kandung sering dimuat cetak, dan tak asing lagi di masyarakat, namun sangat sedikit orang mengenal jelas hal ihwalnya. Pembuktian anak kandung melalui tes DNA adalah berdasarkan teori dan praktek ilmu genetika umat manusia, kecirian mirip di bidang struktrur bentuk dan fungsi fisiologi dari generasi filial dan generasi parential, mengadakan analisa terhadap kecirian keturunan, mengadakan pemastian terhadap hubungan kandung yang mencurigakan antara bapak dan anak atau ibu dan anak, dan pada akhirnya mengambil kesimpulan apakah betul atau tidak. Cara pembuktian anak kandung dari ilmu forensik sebagai berikut, pembuktian melalui tipe darah, perbandingan melalui ciri wajah, pemeriksaan terhdapa kurai atau barik-barik kulit, pemeriksaan penyakit keturunan, perbedaan curak, serta membuat inferensi terhadap stadium pembuahan, periode melahirkan dan kemampuan reproduksi.Tahun 1901, setelah umat manusia menemukan untuk pertama kali system tipe darah, yaitu tipe darah A, B, dan O, penemuan itu membuktikan bahwa tipe darah adalah semacam tanda keturunan, segera dipraktekkan untuk pembuktian anak kandung, tapi hanya dapat untuk menegasi, tidak dapat mengkonfirmasi adanya hubungan dengan anak kandung. Sampai terbentuknya teknik sidik jari dbaru dapat mengkonfirmasi hasil pembuktian anak kandung.Seiring dengan terus ditemukannya tanda keturunan yang baru, cara pembuktian anak kandung juga terus dikembangkan. Teori pokok pembuktian anak kandung sebagai berikut: peta gena umat manusia merupakan sistem yang sangat stabil strukturnya, bersamaan juga merupakan sistem perubahan rupa atau variasi. Perubahan rupa itu ada sebagian dipelihara, sehingga mengakibatkan perbedaan dan keragaman peta gena antar ras, kelompok dan perseorangan yang berlainan, selain anak kembar dari satu telur, tidak ada dua peta gena individu yang mirip sepenuhnya. Dewasa ini, teknik itu dapat diterapkan untuk kedokteran. Ilmu forensik dan bidang lainnya, teknik sidik jari DNA tahap awal adalah teknik sidik DNA banyak titik. Seiring dengan diperdalamnya pengetahuan tentang peta gena umat manusia, lahirlah teknik sidik DNA jenis kedua., pengecekan titik gena tunggal, yang juga disebut etknik tanda kurai DNA. Dewasa ini, pembuktian anak kandung terutama pengecekan STR dalam teknik sidik jari DNA jenis kedua dan gena lainnya, pembuktian terhadap darah, rambut, kuku, sel lapisan sebelah atas kulit yang rontok, noda sperma, bekas darah, air tuban, bulu halus dan lainnya, kesemua itu dapat memperoleh tipe gena seseorang yang tepat, maka janin dalam kandungan ibu juga dapat dibuktikan melalui air tuban, penggunaan teknik tersebut untuk pembuktian anak kandung dapat dikonfirmasi 99,99 persen keakuratannya, tingkat keakuratan untuk menegasi hubungan biologi antara ayah dan anak lebih tinggi.Selanjutnya diperkenalkan keadaan teknik pembuktian anak kandung di Tiongkok, argumentasi mengenai teknik pembuktian anak kandung di Tiongkok sangat kontroversial. Kini, karena teknik itu dipertanyakan apakah dapat menyejahterakan umat manusia atau merusak hubungan keluarga.Sejarah pembuktian anak kandung di Tiongkok dapat dilacak samapi seribu tahun yang lalu melalui tetesan darah, darah kedua orang dicampur menjadi satu, kalau berbaur berarti satu keluarga, kalau tidak bukanlah satu keluarga. Sudah tentu, cara tersebut kurang mempunyai dasar ilmiah. Sejak tahun 1980-an, tiongkok mulai mengembangkan dan menerapkan teknik pengecekan HLA, tipe enzim, tipe serum, sehingga pembuktian anak kandung menjadi kemungkinan.Pada akhir tahun 1980-an, pengembangan teknik pengetesan DNA memungkinkan cara pembuktian anak kandung ditingkatkan ke taraf analisa pengecekan materi keturunan sendiri dari taraf analisa protein. Selama beberapa tahun ini, teknik pengetesan DNA dibaurkan dengan teknik deteksi penyusuna gena, tingkat pengetesan gena perorangan ditingkatkan lebih tinggi. Dewasa ini, tingkat keakuratan konfirmasi hubungan biologi antara ayah dan anak mencapai 99,99 persen, tingkat keakuratan menegasi hubungan biologi antara ayah dan anak bahkan lebih tinggim dan hampir 100 persen.Tiongkok sejak awal telah menyerap twknik pengetesan DNA, namun teknik itu terutama digunakan untuk melacak dan membongkar kasus pidana besar, sampai tahun 1989 teknik tersebut baru pertama kali digunakan untuk epmbuktian anak kandung. Seiring dengan stabilnya teknik dan menurunnya biaya pengetasan, penerapan teknik pengetasan DNA setelah memasuki abad ke-21 telah dipercepat di Tiongkok. Dalam ilmu forensik, teknik tersebut telah memainkan peranan penting untuk pembuktian dan pengambilan kembali wanita dan anak yang diculik dan dijualbelikan dan kasus penting lainnya. Kota-kota besar, misalnya Shanghai juga dibangun bank data DNA pelaku kejahatan dalam skala tertentu. Dalam kehidupan sosial, teknik pengetesan DNA diterapkan sangat luas, antara lain, pemberian visa imigran, pencarian nenek moyang keluarga, konfirmasi anak di luar nikah, mewarisi kekayaan, salah ambil bayi di kamar bersalin, dan lain sebagainya.Meskipun penerapan teknik pengetesan DNA dipraktekkan secara luas dalam berbagai jenis kasus di bidang membedakan individu dan pembangunan bank data berbagai jenis DNA, namun kebanyakan orang Tiongkok mengenal teknik itu melalui pembuktian anak kandung. Karena dibalik setiap kasus pembuktian anak kandung selalu cerita suka duka, jumlah pengetesan itu juga meningkat drastic selama beberapa tahun ini di Tiongkok.Bertambahnya dengan cepat jumlah pembuktian anak kandung melalui pengetesan DNA diakibatkan oleh banyak sebab, sejumlah orang terdapat perubahan pandangan, perubahan taraf kepercayaan dalam hubungan keluarga dan juga karena menurunnya ongkos pengetesan DNA, biaya tersebut menurun sampai 3 ribu yuan RMB tahun 2004. setelah diterapkannya secara luas preparat buatan domestic biaya pembuktian anak kandung di Tiongkok juga akan mempunyai ruang penurunan.Di mata para pakar, masalah utama pembuktian anak kandung ialah tidak memadainya badan pengetesan standar tekniknya yang kurang lengkap serta sistem pengontrolan mutu di laboratorium berkurang. Sedangkan yang paling menjadi kontroversi di kalangan masyarakat ialah pembuktian anak kandung mungkin dapat mempengaruhi stabilitas keluarga dan masyarakat dan yang paling dirugikan terutama ialah anak yang tidak berdosa, ditambah dalam undang-undang dasar Tiongkok yang berlaku sekarang ini tidak jelas menetapkan dalam keadaan bagaimana dapat mengadakan pembuktian anak kandung, sehingga unit tertentu secara terbuka mengadakan bisnis pembuktian anak kandung, sejumlah media juga ramai membicarakan cerita di balik pembuktian anak kandung. Di bawah latar belakang itu, usaha pembuktian anak kandung di Tiongkok harus segera menempuh jalan pengelolaan yang standar dan baku.Tes DNA dalam Konteks Fiqih.Tes deoxyrebose nucleic acid ( DNA ) bukan wacana baru dalam lapangan sains. Tapi bila persoalan itu diusung dalam konteks agamawi, tentu akan menjadi hal yang sangat menarik. Komisi Bahtsul Masail Nahdlatu Ulama menolak uji DNA untuk menentukan hubungan kekeluargaan seseorang secara syar’i. ’ secara biologis seseorang bisa dinasabkan, tapi tidak secara syar’i (syariat agama islam).Secara syariat Islam, nasab didasarkan kepada perkawinan yang sah. Ketidakjelasan nasab akan membawa para perkara hukum yang lain, waris. Jika ia tidak bisa dinasabkan secara syar’i, maka tidak bisa mendapatkan hak waris.Tes DNA itu merupakan penemuan pada ilmu kedokteran (Medis) terkini. Sebab pada Rasul dan Zaman sahabat belum dikenal istilah seperti itu. Yang ada pada saat itu adalah sistem al-qiyafa, yakni menurut penglihatan setelah melihat bagian-bagian pada bayi yang baru lahir. Dan salah satu contohnya atau yang saat ini telah di-qiyas-kan adalah dalam bentuk sidik jari. Melalui sidik jari tersebut, seseorang ditentukan bahwa ’inilah sebenarnya hubungannya’Dalam tes DNA, yang seperti diputuskan dalam komisi Bahtsul Masail al-Diniyah dalam Muktamar NU, akurasi tingkat kebenaran sudah mencapai 99,9 persen, dan bisa dijadikan sebagai penetapan bahwa seseorang itu memiliki hubungan dengan yang lain. Oleh karena itu, dalam penetapan masalah DNA tersebut, khususnya masalah ilhaqu al-nasab (hubungan nasab/keturunan), maka berdasarkan hasil tes DNA bisa dijadikan sebagai bagian yang akan mendukung boleh tidaknya seseorang itu diakui sebagai nasab.Dalam Bahtsul Masail itu sendiri berkembang dua pendapat, yakni dengan hasil tes DNA itu seseorang bisa dinasabkan secara biologis. Artinya yang bersangkutan memiliki hubungan biologis dengan orang tertentu. Tetapi dari segi syar’i, apakah yang bersangkutan tersebut merupakan anaknya atau tidak, hal itu tidak bisa semata-mata berdasarkan hasil tes DNA.Sebab, dalam menentukan keturunan seseorang itu sah atau tidak, amat terkait dengan proses perkawinan. Seseorang itu diakui dan dianggap sebagai anak yang sah, dan memperolah hak-haknya dalam waris, apabilah ia lahir dari hasil pernikahan yang sah. Nah, karena hasil tes DNA hanya menentukan hubungan keturunan itu secara biologis saja, dan tidak diketahui secara syar’i hubungan tersebut sah atau tidak, maka hal itu tidak bisa serta merta bisa ditentukan sebagai dasar hukum bahwa yang bersangkutan memiliki hubungan yang sah dengan oranga lain.Oleh karennya, selain melalui tes DNA itu, masih dibutuhkan sekian informasi lainnya untuk menetapkan bahwa yang bersangkutan itu memiliki hubungan dengan orang lain, seperti melalui penyaksian dan lain sebagainya. Sedang tes DNA itu hanya merupakan salah satu bagian saja dari infomasi yang banyak tersebut. Jadi hal itu belum bisa diputuskan bahwa yang bersangkutan itu merupakan nasab si A atau si B secara sah (syar’i), sedangkan secara biologis bisa saja hal itu dinasabkan.Kesaksian yang didapat berdasarkan syariat yaitu kesaksian dari dua orang laki-laki, beragama islam, sehat rohani, mampu berfikir, dikenal keadilannya. Khusus untuk syarat dua orang saksi yang adil, ia menyaksikan bahwa benar anak itu adalah anak kandung orang tuanya, atau menyaksikan bahwa anak itu adalah hasil dari perkawinan yang sah, atau menyaksikan bahwa anak itu sudah dikenal dan tidak diragukan lagi oleh masyarakat bahwa ia adalah anak kandung orang tuanya. Di samping itu kesaksian dapat juga melalui ketetapan atau keputusan dalam majlis hukum yang menyatakan bahwa anak tersebut benar anak kandung dari orang tuanya.Kesaksian dapat juga diperoleh karena sudah terkenal dan tersiar lausnya nasab seseorang, sebagaimana Imam Abu Hanifah berkata, ’Dengan terkenal dan tersiar luas maka nasab, kematian dan pernikahan dapat ditetapkan’. Ibnu Qudamah al-Hanbali berkata, ’Telah sepakat ulama atas sahnya kesaksian mengenai nasab dan kelahiran seseorang, karena nasab atau kelahirannya dikenal atau tersiar luas dikalangan masyarakat’. Berkata Ibnu Mundzir, ’ Saya tidak mengetahui ada ulama yang menolak itu’.Bagaimana dengan hak Waris, padahal dia bisa dinasabkan secara biologis ?Masalah waris, dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi sudah jelas menegaskan bahwa orang yang berhak menerima waris adalah orang yang bisa dinasabkan secara syar’i, artinya bisa dinasabkan secara sah karena terikat dalam perkawinan.Sebagai contoh, dalam Madzhab Syafi’i, bila seorang laki-laki dan seorang perempuan itu melakukan hubugan zina, maka walaupun ia lahir dari keduanya, tapi tidak bisa dianggap sebagai anak keturunan. Kenapa ? Karena menurut Syafi’i, yang namanya nikah adalah aqad, itulah yang menentukan seseorang, itu bisa mendapatkan hak waris atau tidak. Tetapi, kalau tidak ada aqad, walaupun dia itu merupakan hasil dari hubungan diantara keduanya, tetap tidak bisa dia mendapatkan warisan.Tes DNA itu hanya merupakan salah satu alat untuk bisa mengetahui bahwa yang bersangkutan itu memiliki hubungan atau tidak memiliki hubungan dengan yang lain (manafikan). Jadi bukan untuk menentukan bahwa dia memiliki hubungan dengan yang lain atau menisbatkan. Dalam salah satu hadist disebutkan bahwa al-waladu li al-firasy, artinya anak keturunan itu, harus berdasarkan hubugan suami istri yang sah. Jadi tes DNA hanya untuk lebih menguatkan (qorinah) saya. Dan dalil ini sudah sangat tegas menjelaskan masalah tersebut.Sedangkan dari segi kajian usul fiqihnya, hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan karancuan dalam masalah nasab. Sebagaimana salah satu kaidah usul fiqih yang menyatakan, dar’ ul-mafasid muqaddamun ’ala jalbi al-mashalih, menolak sesuatu yang akan menimbulkan kerusakan harus lebih didahulukan daripada menarik sedikit kemashlahatan. Jadi karena di anggap akan mengaburkan permasalahan nasab, maka tes DNA boleh dilakukan sebagain qorinah atau menguatkan masalah tersebut, tetapi tetap tidak bisa dijadikan sebagai nasab syar’i. Karena selain masih banyak informasi lain yang harus dibutuhkan untuk menetapkan masalah ini, juga harus dibuktikan dengan nasab syar’i, yakni melalui pernikahan yang sah. Dalam kaitannya masalah ini, maka persoalan ini, masuk dalam kategori hukum dari saydduz dzariah, yakni menolak kerusakan yang akan ditimbulkan.</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-15132109089649538692008-10-19T22:54:00.000-07:002008-10-19T22:58:08.253-07:00Siapakah yang disebut AhlulBait ?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRj4TxxW3veXlX7ixkaQBpeooPJCbBWcVAMWh10aHp20mnB2ubbrqxDA448xYDAulJ2sVKBPP06dW_Z4Xudnw3b1MnixoGdpYueStHTla3ZbjZ72_xGWD0WyTnUz3cOMTKzesPnlqWNrU/s1600-h/tree_ahlulbayt.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259111337248449314" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRj4TxxW3veXlX7ixkaQBpeooPJCbBWcVAMWh10aHp20mnB2ubbrqxDA448xYDAulJ2sVKBPP06dW_Z4Xudnw3b1MnixoGdpYueStHTla3ZbjZ72_xGWD0WyTnUz3cOMTKzesPnlqWNrU/s200/tree_ahlulbayt.jpg" border="0" /></a><br /><div>Istilah AHLUL BAIT berasal dari firman Allah swt sebagaimana termaktub di dalam Al-Quran- Karim Surah Al-Ahzab:33 yang berbunyi: إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَالْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."QS Al-Ahzab 3:33Dalam artikata biasa "ahlul-bait" bermakna "keluarga" atau "anggota rumahtangga. Akan tetapi dalam kaitanya dengan makna ayat tersebut, para ahli tafsir berbeza pendapat. Muhammad Jawad Maghniyyah dalam kitabnya yang berjudul "Al-Husain Wal-Quran" halaman 18-19 menerangkan, bahawa menurut riwayat 'Ikrimah dan Az-Zayyad ayat tersebut ditujukan khusus kepada para isteri Rasulullah saw kerana penafsiran ayat tersebut dikaitkan dengan ayat sebelumnya, iaitu yang berkenaan dengan para isteri beliau saw. Akan tetapi sebagian besar para ahli tafsir berpegang pada riwayat Abu Sa'id Al-Khudhariy yang mengatakan bahawa Rasulullah saw pernah menegaskan: " Ayat itu turun untuk lima orang iaitu aku sendiri,'Ali, Fatimah, Al-Hassan dan Al-Husein. Bedasarkan penegasan beliau itu maka yang dimaksudkan dengan istilah "Ahlul Bait" bukan lain adalah lima anggota keluarga Rasulullah saw.At-Tirmudziy mengetengahkan sebuah Hadis yang dibenarkan oleh Jarir, Ibnul-Mundzir, Al-Hakim, Ibnu Mardawih dan Al Baihaqiy, iaitu sebuah Hadis yang berasal dari isteri Rasulullah saw, Ummu Salamah. Ummu Salamah ra mengatakan: " Di rumahku turun ayat "innamaa yuridullahu...' (yakni ayat 33 Surah Al-Ahzab tersebut di atas) dan ketika itu di rumahku terdapat Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein. Rasulullah saw kemudian menutupi mereka dengan kain yang dipakainya sambil berkata: Mereka inilah ahli-baitku. Allah telah menghapuskan noda dan kotoran dari mereka dan telah mensucikan mereka". Hadis ini terkenal denagn nama "Haditsul-Kisa".Kedudukan khussus para anggota Ahlul bait itu diperkukuh oleh kesaksian Ibnu 'Abbas ra yang mengatakan: "Aku menyaksikan sendiri selama sembilan bulan Rasulullah saw secara terus menerus menghampiri tempat kediaman 'Ali b Abi Talib setiap beliau hendak bersembahyang di masjid. Beliau selalu mengatakan: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabaarakaatu. Sungguhlah Allah hendak menghapuskan noda dari para ahlul bait dan benar-benar hendak mensucikan kalian. Marilah bersembahyang, semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada kalian". Tidak diragukan lagi ucapan Rasulullah saw itu ditujukann kepada 'Ali bin Abi Talib, Sitti Fatimah Az-Zahra dan kepada dua orang cucu beliau saw iaitu Al-Hassan dan Al-Hussain - radhiyallahu 'anhum.Kesaksian Inbu Abbas ra itu diperkuat oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawih berdasarkan kesaksian Abul-Hamra yang yang mengatakan sebagai berikut: "Selama delapan bulan di madinah aku menyaksikan, tiap kali Rasulullah saw keluar hendak menuaikan shalat di masjid, beliau selalu menghampiri 'Ali bin Abi Talib dirumahnya. sambil berpegang pada pintunya beliau saw berucap: Marilah bersembahyang, sungguhlah bahawa Allah hendak menghapuskan kotoran dari kalian, hai ahlul-bait dan Dia benar-benar hendak mensucikan kalian"Sebuah hadis yang berasal dari Abu Hurairah ra diriwayatkan oleh Al-Hakim, Abu Ya'la, Abu Nu'aim dan Ad-Dailamiy bawasanya Rasulullah saw pernah bersabda:-"Yang terbaik di antara kalian ialah yang terbaik perlakuannya terhadap ahlulbaitku setelah aku kembali ke hariban Allah."Demikian juga At-Thabraniy dalam kitabnya yang berjudul "Al-Kabir"; kedua-duanya meriwayatkan sebuah hadits berasal dari Abu Sa'id Al-Khudhariy ra yang mengatakan, bahawa Rasulullah saw bersabda sebagai berikut:-"Sesungguhnya bahawa bagi Allah ada tiga hurumat - yakni tiga perkara yang tidak boleh dilanggar - barangsiapa menjaga baik-baik tiga perkara tersebut, niscaya Allah akan menjaga urusan agamanya (akhiratnya) dan urusan dunianya.Barangsiapa yang tidak menjaga baik-baik tiga perkara tersebut maka tidak ada suatu apa pun baginya yang mendapat perlindungan Allah. Tiga hurumat itu ialah: Hurumat Islam (yakni kewajiban terhadap ahlulbait atau keluarga beliau saw."Imam Muslim di dalam "Shahih" nya Bab "Fadha'il Ahlul Bait", mengatakan bahawa ayat 33 Surah Al-Ahzab ditujukan kepada Muhammad Rasulullah saw, 'Ali b Abi Talib, Siti Fatimah dan dua puteranya iaitu Al-Hassan dan Al-Husin - radhiyallahu ' anhum. Demikian pula yang dikatakan oleh Imam Ahmad b hambal. Penegasan seperti itu dapat kita temukan juga dalam berbagai kitab, antara lain: " Mustadrakus-Shahihain",Ad-Dur Al-Mantsur" tulisan As-Sayuthiy",Kanzul - Ummal", "Sunah At- Tirmudziy", Tafsir At-Thabraniy", "Khasha'ish an-Nasaiy", "Tarikh Baghdad", "Al-Isti'ab", Ar-Riyadh an-Nadh-rah, "Musanad Abi Dawud", "Asad Al-Ghabah" dan lain-lain.Penulis Tafsir "Al-Manar", Syeikh Muhammad 'Abduh, dalam menafsir ayat 84 Surah Al-An'am, antara lain mengatakan, bahawanya Rasulullah saw pernah bersabda:"Semua anak Adam bernasab kepada orangtua lelaki (ayah mereka), kecuali anak-anak fatimah. Akulah ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka".Dari hadis tersebut jelaslah, bahawa putera-puteri Sitti Fatimah ra semuanya adalah anggota-anggota ahlulbait rasulullah saw. Hal itu lebih ditegaskan lagi oleh sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhariy dalam kitab "Al-Ahkam", hadis yang menerangkan bahawa Rasulullah saw sambil menunjuk kepada dua orang cucunya, Al- hasan dan Al-Husin - radhiyallahu 'anhuma, menyatakan:"Dua orang puteraku ini adalah Imam-Imam, baik di saat mereka sedang duduk atau pun sedang berdiri".Dengan keterangan-keterangan tersebut di atas semuanya, kiranya jelaslah sudah, bahwa yang dimaksud dengan istilah "ahlul-bait" dalam ayat 33 Surah Al-Ahzab ialah: Imam 'Ali b Abi Talib ra, isteri beliau Siti fatimah ra puteri bungsu Rasulullah saw, Al-hasan dan Al-Husin radhiyallahu 'anhuma. Penafsir dan definasi (tarif) tersebut sepenuhnya didasarkan pada ucapan-ucapan Rasululallah saw sendiri, sebagaimana yang di riwayatkan oleh hadi-hadis Shahih. Dengan perkataan lain yang lebih tegas ialah: Rasulullah saw sendirilah yang menafsirkan ayat 33 Surah Al-Ahzab. Sedangkan beliau saw adalah seoarng Nabi dan Rasul yang oleh Allah swt dinyatakan dalam Al-Quran ul-Karim:"Sahabat kalian (yakni Muhammad Rasulullah saw) tidak sesat dan tidak keliru. Ia tidak mengucapkan sesuatu menurut hawa nafsunya. Apa yang diucapkannya adalah wahyu yang di wahyukan Allah kepadanya". (S.An-Najm: 2-4) </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-32866979267576088782008-10-19T22:44:00.000-07:002008-10-19T22:52:31.792-07:00Manfaat Pernikahan Kaffah Tinjauan segi AlQur’an, Hadis dan Genetika<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPmrVqDuAOehEwHiAgQeFbno5Kq-9I2INe685T1tjG4qwxueF24jyEztnhjZ4ZUxVTeDVnYCJMvkWqhk6iAfHe-4foCasYusTNdrBjKyIICKTeea0BfIfLeLd5TrsBEfbZMHHdoRUXdX4/s1600-h/untitled.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259109691984958818" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPmrVqDuAOehEwHiAgQeFbno5Kq-9I2INe685T1tjG4qwxueF24jyEztnhjZ4ZUxVTeDVnYCJMvkWqhk6iAfHe-4foCasYusTNdrBjKyIICKTeea0BfIfLeLd5TrsBEfbZMHHdoRUXdX4/s200/untitled.bmp" border="0" /></a><br /><div>Banyak para Syarifah menanyakan masalah seputar pernikahannya yang agak dibatasi oleh kaum anak-cucu Rasul Saaw. Terdapat Polemik dari kalangan ulama mengenai hal ini ada yang menfatwakan pelarangan syarifah untuk tidak menikah dengan non-sayyid namun ada pula yang membolehkannya. Kita berbaik sangka pada para Ulama karena mereka menyimpulkan fatwa dilatarbelakangi oleh pemahaman keluasan ilmu dan taufik dari ALLAH S.W.T dalam mengkaji Al-Quran, Hadis, kemudian keadaan lingkungan yang berbeda saat itu. Disini hanyalah membahas selain dari segi Al-Qur’an dan hadis juga seklumit segi genetika dan manfaatnya.Menyikapi perbedaan Ijtihad yang terjadi diantara para ulama akibat kondisi dan situasi masyarkat yang ada, maka alangkah baiknya kita mengkaji secara sistematis dari pembahasan umum terhadap Ahlul bayt. Kemudian kita petik hikmah yang terkandung dari suri tauladan Rasul saaw dalam melaksanakan pernikahan putrinya Fatimah albathul ra ini, selanjutnya memaparkan ilmu genetika, mengkaji hipotesis genetika secara umum dan secara khusus didalam diri beliau s.a.w segi AlQur’an, AlHadis dan teori genetika itu sendiri. Alfakir akan mengemukakan perbandingan secara umum dilanjutkan pembahasan genetika pada anak cucu rasul s.a.w dan berakhir pada kesimpulan yang bersifat persuasif dan contoh-contoh masa lalu terhadap anak cucu rasul s.a.w agar pemahaman mereka lebih terbuka hingga mereka lebih menghargai dan menjaga anuegrah yang diberikan ALLAH S.W.TDizaman Rasul terdapat 3 kelompok yang dapat dipilah segi penasaban/genetika secara struktural. Pertama Rasul s.a.w sendiri sebagai sumber kemuliaan, yang kedua Ahlul Bayt baik isteri-isteri Nabi maupun ahlul kissa dan yang ketiga para sahabat itu sendiri. kita tempatkan sesuai pada tempatnya dan kadar kemuliaan masing-masing disisi Rasul s.a.w. Kemudian secara stuktural dilihat dari hadis-hadis maka Ahlul Bayt secara bahasa terbagi tiga pertama Keluarga karena hubungan pernikahan, keluarga karena hubungan kerabat yaitu hubungan genetika secara horisontal dan keluarga karena hubungan genetika secara vertikal. Bagi pengertian pertama yaitu ditujukan pada Isteri-isteri Nabi s.a.w, untuk pengertian yang kedua yaitu segi horizontal tertuju bagi para paman dan sepupu serta kemenakan Nabi s.a.w, sedang yang ketiga Imam Ali kw, Fatimah ra, Al-Hasan ra dan Al-Husain ra secara vertikal. Bahkan berdasarkan beberapa hadis lain ahlul bayt yang dimaksud yaitu kaum mukmin yang mengikuti petunjuk Nabi hingga Akhir zaman, Namun penafsiran dari ayat 33 itu secara spesifik ditujukan pada Ahlul Bayt Ahlul Kissa dari Rasul s.a.w berdasarkan Hadis-hadis Sahih. Kemudian ada sebagaian ulama membagi Ahlul bayt Nabi segi maknawiyah yaitu Ahlul bayt alzuwaid yaitu ahli rumah karena hubungan pernikahan yaitu isteri RasulULLAH s.a.w biasa dalam Al-Qur’an menggunakan kata ganti (dhamir) buyutikunna dan Ahlul bayt Alkisa (yang diselimuti) menggunakan kata ganti (dhamir) Buyutikum kedua Ahlul Bayt itu terdapat dalam surah Al-Ahzab tentang ahklak dan etika bagi isteri Nabi saaw dan penyucian bagi Sayidatunna Fatimah Al Batul ra, Imam Ali kw dan Imam Hasan ra serta Imam Husain ra. Arti ayat tersebut :“Sesungguhnya ALLAH S.W.T bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai Ahlul Bayt dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”(Q.S.33:33).Adapun Hadis–hadis yang menafsirkan ayat diatas adalah :1. Imam Muslim rhm dalam kitab sahihnya membawakan sebuah hadis riwayat A’isyah. Ia menyata kan bahwa pada suatu pagi, Nabi saaw keluar dengan menggunakan selimut yang terbuat dari wool berwarna hitam. Hasan datang dan Nabi memasukannya dalam selimut, lalu datang pula Husain dan dimasukkan kedalam selimut, kemudian datang Fatimah, beliau sertakan masuk dalam selimut, setelah itu Ali datang dan beliau masukkan juga ke dalam selimut sambil mem baca : “sesungguhnya ALLAH S.W.T bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai Ahlul Bayt dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”(Q.S 33:33).Riwayat yang disampaikan oleh ulama Hadis lainnya seperti :a. Al-Hakim rhm dalam Mustadrak Juz III halaman 147. Ia mengatakan bahwa hadis itu sahih menurut syarah Bukhari dan Muslim,b. Al-baihaqi rhm dalam Sunan Baihaqi juz II hal 149c. Ibnu jarir Al-Thabari rhm dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Thabari jus 22 hal 5, melalui jalur lain dari A’isyah.dll2. Ibnu hajar Al-haitami rhm mensahihkaan riwayat yang menyatakan bahwa Nabi saaw mengerudungkan selimut kepada mereka dan berkata : “Ya ALLAH S.W.T mereka adalah ahlul baytku dan orang-orang yang khusus bagiku. Hilangkanlah dari mereka noda dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Kemudian Ummu Salamah ra berkata,.”Dan aku bersama mereka! tetapi Nabi menjawab, kamu berada dalam kebaikan”Riwayat yang serupa namun agak berbeda kalimatnya disampaikan oleh ulama Hadis :a. Imam Ahmad Bin Hambal rhm dari Ummu salamah rab. Imam Ahmad rhm dari Syaddad bin Ammar rac. Ibnu Jarir rhm dari ummu salamah ra.Selain itu terdapat ayat Al-Mubalah surah Al-Imran dimana ketika Nabi saaw ditantang oleh para Pendeta Yahudi mengenai ketauhidan maka turun ayat itu mengajak bermubalah mengajak mereka makna kata dalam surah tersebut sebagai berikut yaitu “anak-anak mereka” adalah Hasan ra dan Husain ra, “wanita-wanita mereka” dimaksudkan Fatimah ra dan “diri-diri mereka” berarti Rasuullah s.a.w dan Imam Ali kw banyak hadis mengenai turunnya ayat ini dan pasti kita semua sudah tahu. Kemuliaan Imam Ali kw itu cukup dari yang lain segi nasab dengan Rasulullah s.a.w mengenai penyebutan diri-diri mereka. Mereka dalam ayat itu, terbatasnya Ahlul bayt pada kelima orang itu yaitu ahlul baytul kissa (selimut), dan merekalah yang dinisabkan ke Rasul s.a.w sedang yang lain termasuk anak-anak imam Imam Ali kw (pernikahan antara Imam Ali dengan selain Fatimah ataupun anak-anak dari Fatimah selain Hasan dan Husain). lalu bagaimana dengan saudara lain Fatimah azzahra yang menikahi sahabat lain? Ustman bin Affan ra sendiri menikahi putri nabi yang lain hingga dijuluki dzun nur (2 cahaya)? Mereka (Para Isteri Rasul s.a.w dan puteri Rasul s.aw. selain Fatimah r.a.) berada dalam kebaikkan namun tidak masuk ahlul kissa sebagaimana telah disampaikan Rasul s.a.w melalui hadis yang diriwayatkan dari ummu salamah bahwa ahlul Kissa (Fatimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain) adalah ahlul bayt sedang ahlul bayt sebagaian lain bukan Ahlul Kissa (Isteri dan kerabat lain Rasul saaw). ALLAH S.W.T berfirman dalam Alquran (kandungan) bahwa yg berada disisi nabi mengikuti islam secara sempurna merupakan umat terbaik yang dinyatakan ALLAH S.W.T, diantara mereka jika kita pilah ada 2 yaitu ahlul bayt dan sahabat. Disurah Alahzab 33, ALLAH S.W.T mensucikan Ahlul bayt nabi saaw dari noda dan dosa sesuci-sucinya. dilihat secara umum mereka disisi Rasul saaw diberi kemuliaan dan kadar tertentu masing-masing oleh ALLAH S.W.T, Ahlul bayt dengan kemuliaannya dan sahabat dgn kemuliaannya sendiri. Diantara para sahabat ada menonjol kemuliaan segi ahli pencatatan AlQur’an, penghafal hadist, ada yang terpercaya, ada yang dermawanan, ada yg tegas dan keras dan ada pula yang mulia segi nasab dekat dengan Rasul saaw dan Imam Ali memiliki kemuliaan itu (segi nasab).Pertanyaan yang perlu direnungkan dengan akal fikiran dan hati yang bersih yaitu Mengapa Rasul s.a.w menjadikan Imam Ali kw pendamping Fatimah ra? Mengapa pernikahan putri bungsu Rasul saaw berbeda dengan saudarinya yang lain. Pijakan pembahasan yang mendasari pernikahan kaffa sekarang ini tak lain adalah diambil dari pernikahan Fatimah albatul ra dengan Imam Ali kw. Peristiwa pernikahan Imam Ali kw dan Fatimah Azzahra adalah pernikahan sayyid-syarifah pertama, mengapa tidak, terdapat sejumlah hadist-hadist yang menunjukan bahwa mereka berdua ra merupakan sayyidina dan sayyidatuna pada zaman itu.1. Pada suatu hari Ali bin AbiThalib bertanya kepada Rasulullah saaw “Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang paling engkau cintai aku atau fatimah?” Beliau saaw mejawab, “Bagiku engkau lebih mulia daripada Fatimah, dan Fatimah lebih aku cintai daripada kamu” (Dinukil Kitab as-sammadi dalam buku Fatimah Az-zahra Ummu Abiha Dr. Taufik Abu ‘Alam Al Mishri)2. Al Hakim meriwayatkan dalam Al-Mustadrak sanadnya dari Jami’ Ibn Umar. Ia berkata :”Aku bersama ibuku menemui Aisyah. Aku mendengarkan perkataannya dibalik tirai. Ibuku bertanya kepadanya tentang Ali. Aisyah menjawab,”Engkau bertanya kepadaku tentang seorang laki-laki. Demi ALLAH S.W.T, aku tidak tahu kalau ada laki-laki lain yang lebih dicintai oleh Rasulullah saaw daripada Ali. Dan dimuka bumi ini tidak ada perempuan yang sangat dicintai Rasulullah saaw kecuali Fatimah”.3. Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah saw bersabda, “ Ada satu malaikat yang tidak pernah mengunjungiku. Ia memberi kabar gembira kepadaku bahwa Fatimah adalah penghulu kaum wanita umatku”4. Dari Ibnu Abbas ra :”Pada suatu hari aku menyaksikan Rasul s.a.w membuat empat garis diatas tanah sambil berkata :”Wanita-wanita yang paling mulia disurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asia isteri Fir’aun…” (Dinukil buku Riwayat Hidup Sitti Fatimah Azzahra r.a H.M.H Al Hamid Al Husaini.5. Rasul s.a.w pernah berkata kepada puterinya : “Hai Fatimah, sesungguhnya ALLAH S.W.T marah karena kemarahanmu dan ridha karena keridhoanmu” (At-Thabriy, halaman 30,39,40 dan 426. Hadis Riwayat Imam Ahmad rhm dan imam Hakim rhm berasal dari Musaawwar bin Makhramah ra, menyatakan bahwa Rasul s.a.w bersabda : “Fatimah adalah bagian dari diriku, siapa yang membuatnya marah akan membuatku marah, dan siapa yang menyenangkan dan melegakannya akan menyenangkan dan melegakanku. Sesungguhnya bahwa semua nasab akan terputus pada hari kiyamaat; kecuali nasabku dan sababku”(tela’ah kitab masnad imam Ahmad dan Masnad Al-Hakim).Jika kita membaca sejarah Nabi s.a.w bersama Ahlul bayt terutama masalah pernikahan sayidatuna Fatimah Al-batul ra, kita dapat melihat kehati-hatian RasulULLAH s.a.w dalam memilih calon suaminya, Karena beliau sendiri mengetahui anugerah ALLAH S.W.T pada puterinya tercinta sebagai seorang wanita yang sedemikian tinggi martabat dan kedudukannya dilkalangan keluarga Nubuwah. Siapakah di antara para sahabat terkemuka atau kaum muslim yang terpandang, yang tidak ingin memperoleh kemuliaan menjadi teman hidup dan sekaligus menantu Rasul s.a.w. Setiap tokoh dan para sahabat yang mulia silih berganti menghadap Rasul s.a.w untuk mengemukakan keinginan mereka untuk mempersunting puteri beliau. Bahkan Abubakar Ash-Shiddiq r.a, Umar bin Khattab r.a, yang paling dekat dengan Rasul s.a.w dan para sahabat lain segi ilmu agama, harta benda maupun kedudukan yang terpandang sangatlah tinggi ikut mengajukan lamaran untuk memperistrerikan Sitti Fatimah r.a, Akan tetapi beliau hanya berkata : "Belum tiba suratan takdirnya" itu dikarenakan setiap sahabat yang melamar tidak sepadan dengan Fatimah r.a. segi keutamaan nasab. Coba kita renungkan apakah penolakan Rasul s.a.w pada mereka, menyebabkan mereka mencerca dan mengkritik Rasul s.a.w? Apakah keluar dari mulut sahabat yang mulia ayat AlQur’an yang artinya : “Sesungguhnya yang termulia diantara kalian dalam pandangan ALLAH S.W.T ialah yang paling bertakwa” (Al-Hujurat ayat 13)? Mengapa engkau menolak lamaran kami? Bukankah kami mengikutimu dan bertakwa pada ALLAH S.W.T? Apakah kita menemukan sejarah dimana para sahabat mengingatkan kembali kepada beliau s.a.w. tentang sabdanya menyatakan ”Semua kaum Muslim adalah saudara, tak ada yang lebih afdhal dari yang lain kecuali karena takwa?”Tiada kelebihan bagi orang arab atas orang ajam (bukan arab), dan tiada kelebihan orang ajam atas orang arab kecuali karena takwanya. Para sahabat begitu memahami hikmah penolakan Rasul s.a.w dalam masalah Fatimah r.a hingga mereka tidak pernah mengkritik penolakan Nabi s.a.w bahkan berlapang dada. Demikian pula Asalafuna-asholihun tidak ada yang berbuat demikian apalagi menganjurkan pernikahan sayyid dengan bukan syarifah ataupun sebaliknya. Karena mereka semua mengetahui banyak Hadis Nabi yang menekankan kewajiban bagi seorang muslim untuk menghormati, menjaga dan memelihara hubungan nasab seseorang dengan Nabi Muhammad S.a.w. “Jagalah kehormatanku didalam perihal sahabat-sahabatku dan orang yang bersambung kefamilian denganku. Barang siapa menjaga aku dalam hal tentang mereka. ALLAH S.W.T akan melihatnya didunia dan diakhirat (dengan pandangan Rahmat). Dan barang siapa tidak menjaga kehormatanku dalam hal tentang mereka itu. Maka ALLAH S.W.T akan membiarkannya (jauh dari pandangan Rahmat). Dan barang siapa dibiarkan ALLAH S.W.T, kelak tentu akan ditindak oleh ALLAH S.W.T (HR Al-baghawi dari iyadh Al-Anshori ra Jami’us Shogir 267)”. Merekapun mengetahui apa yang Rasul lakukan bukanlah atas dasar hawa nafsunya dan ashobiah (suku). Bahkan mereka mengetahui padanan Fatimah r.a adalah Ali bin Abi Thalib hingga mendorongnya untuk melamar puteri Rasul s.a.w. Para sahabat dan salafus sholihin adalah umat terbaik dan orang mulia dan bertakwa dan mereka memuliakan orang mulia disisi Rasul. Ketika dalam majlis Rasul saw kedatangan Imam Ali k.w. Abubakar berusaha memberikan tempat duduk yang berdekatan dengan Rasulullah s.a.w sebagai penghormatan kepada Imam Ali k.w. Dikala itu tidak ada yang bersedia memberikan peluang untuk duduk. Rasulpun bersabda : “Sesungguhnya orang yang mengenal kepada orang mulialah termasuk orang mulia.(Al-Hadist). Beliau saw menerima lamaran Imam Ali k.w karena Imam Ali kw sepadan segi ilmu, nasab dan kedudukan dengan puteri beliau. Pernikahan Fatimah r.a dan Imam Ali k.w bukan atas dasar hawa nafsu dan ashobiyah dari Rasulullah s.a.w tetapi melainkan wahyu. Anas bin Malik berkata ,”Aku pernah disamping Rasulullah ketika suatu wahyu turun kepadanya. Kemudian beliau berkata padaku, Wahai Anas, tahukah engkau apa yang disampaikan malaikat Jibril kepadaku?’ Aku balik bertanya,’Demi ayah dan ibuku, apa yang disampaikan Malaikat Jibril?’ Rasulullah s.a.w menjawab.’Jibril berkata kepadaku,’Sesungguhnya ALLAH S.W.T memerintahkanmu untuk menikahkan Fatimah dengan Ali. Kemudian Rasulullah berkata lagi panggilah Abubakar, Umar, Ustman, Talhah, Zubayir dan kaum Anshar.’ (Dinukil dari buku Fatimah az-zahra umu Abiha dr Taufik Abu Alam Al-Mishri halaman 137). Bukankah bagi pemuda, Rasul s.a.w bersabda nikahilah karena 4 hal yaitu agama, keturunan, kecantikan dan kekayaan dan menekankan keutamaan agama. Prioritas utama agama memang merupakan keharusan, namun kita lihat Rasulullah saw mencontohkan pernikahan puteri beliau s.a.w, walaupun banyak para sahabat sholeh dan utama dalam masalah agama namun beliau s.a.w menerima Imam Ali kw. Hal itu karena kemuliaan nasab Imam Ali kw sendiri yang dekat dengan Rasul s.a.w. dibanding sahabat lain. Bukan berarti hal tersebut merendahkan sahabat Nabi yang lain tapi sesungguhnya mereka dalam kemuliaan sesuai kadarnya disisi ALLAH S.W.T dan Nabi s.a.w dan Imam Ali kw memiliki kemuliaan itu segi nasab selain kesalehan. Sesuai Hadis Nabi ada empat wanita yang mulia yaitu Asia isteri Firaun, Khadijah isteri Nabi, Maryam ibu Nabi Isa dan Fatimah putri beliau. Kemuliaan mereka sesuai kadar yang di berikan ALLAH S.W.T dan ada kesamaan sitti Maryam dengan Fatimah mengenai penasaban yaitu anak Maryam dinisabkan pada Maryam begitu pula Fatimah. Bukan cuma satu hadist yang menyatakan hal ini tapi masih banyak hadis lain yang sahih. Adapun beberapa Hadis mengenai ini :1. Hadis riwayat Al-Imam Ahmad rhm oleh Assyuyuthiy “Kitab Al-jami’il Kabir” RasulULLAH saaw bersabda : “Semua anak yang dilahirkan oleh ibunya bernasab kepada Ayah mereka, kecuali anak-anak Fatimah akulah wali mereka akulah Nasab mereka dan akulah Ayah mereka”.2. “Sesungguhnya bahwa semua nasab akan terputus pada hari kiyamaat; kecuali nasabku dan sababku”(tela’ah kitab masnad imam Ahmad dan Masnad Al-Hakim).3. Bahwasanya ALLAH S.W.T a’ala menjadikan turunanya tiap-tiap Nabi disulbinya dan ALLAH S.W.T menjadikan Turunanku disulbinya Ali bin Abi Thalib (Suami Fatimah r.a)4. “Tiap-tiap anak turunanya seorang perempuan maka turunan mereka itu dari ayah-ahay mereka itu kecuali anak turunanya putriku Fatimah maka akulah wali mereka dan akulah Ashabah mereka dan akulah ayah mereka itu.Maka dari itu berkata syaikh Fakhruraazie didalam tafsirnya demikian : “Bahwasanya anak cucu sayyidatuna Fatimah dan anak keturunan mereka itu dinamakan anak Turunannya Rasulullah s.a.w dan dinisbahkan mereka itu kepada turunan yang sahih lagi bermanfaat didunia dan akhirat.”. Demikian pula dalam kitab Tuhfat Syeikh Ibnu Hajar yang menyatakan : “Karena sesungguhnya dari keistimewaan/kekhususan yang ditentukan ALLAH S.W.T ta’ala bagi Nabi s.a.w. Bahwasanya anak turunan dari putrinya dinisbahkan kepada beliau s.a.w.Didalam perkara kufu dan lainnya sebagaimana telah disahihkan oleh sekalian ulama”. Dari kitab “Masyariqil Anwaar” tertulis “ sekiranya sebagian orang yang tidak mengerti itu ingkar nasabahnya Sayidinal Hasan dan Husain serta anak cucu keduanya bertalian kepada Rasulullah s.a.w maka niscaya mereka itu mendapat dosa besar yang wajib mendapat siksaan ALLAH S.W.T adanya”. Sebenarnya dalam mencarikan suami bagi Fatimah azzahra ra tidaklah sulit bagi Nabi s.a.w karena umat saat itu adalah umat yg terbaik, banyak para sahabat yang saleh berilmu dan mulia namun ditolak halus nabi, ada apa gerangan dibalik itu? Kitapun telah mengetahui sikap para sahabat sedemikian rupa menghormati nasab Rasul s.a.w lalu mengapa kita sebagai orang awam yang baru lahir diakhir zaman berani mengomentari dan mengkritik para Ulama yang mendukung dan mewajibkan pernikahan anak cucu Rasul s.a.w dalam rangka mengikuti sunnah yaitu menikahkan sayyid dan syarifah seperti yang dilakukan Rasul s.a.w terhadap Fatimah r.a dan Imam Ali k.w? Jika kalau ada diantara kita yang mengatakan bahwa berbeda antara pernikahan Fatimah r.a dan Imam Ali k.w dengan penentuan pernikahan kaffa sayyid dan syarifah, maka mari bersama-sama kita telah lebih lanjut segi genetika hingga kita mengetahui sesungguhnya hukum pernikahan kaffah berasal dari suri tauladan Rasul s.a.w dalam menikahkan puterinya Fatimah r.a dengan Imam Ali k.w. Genetika memiliki kemampuan mewarisi sifat-sifat segi fisik dan tabiat manusia. Jika seorang arab baduwi memiliki isteri dari kalangannya maka genetika suami isteri tersebut menurun pada anaknya hingga yang terlahir adalah anak baduwi juga. Begitupula seorang suami dan isteri berkebangsaan eropa pasti memiliki anak berkarakteristik eropa bukan asia, negro atau arab. Sapi bali yang dikawinkan dengan sejenisnya pasti melahirkan anak-anak sapi bali bukan sapi brahmana. Begitupula suami isteri Ahlul bayt rasul s.a.w yang pertama yaitu Fatimah r.a. dan Imam Ali k.w akan memiliki anak cucu keturunan Ahlul bayt oleh karena Rasul s.a.w menjaga dan memeliharanya.Oleh karena itu untuk melestarikan anak cucu Rasul s.a.w seyogyanya kita wajib menikahkan sayyid dan syarifah sebagaimana perbuatan Rasul s.a.w memilihkan Fatimah r.a seorang yang kuffu dari ahlul baytnya yaitu Imam Ali k.w agar kelestarian genetika Rasul s.a.w terjaga. Hikmah pernikahan yang dicontohkan Rasul s.a.w terhadap Ahlul baytnya pada anak cucu beliau s.a.w saat ini yaitu selain kriteria agama diharuskan juga segi nasab keturunan (manfaat dalam bidang genetika). Apakah tidak baik kalau kita mengikuti Rasul saw dalam masalah pernikahan Imam Ali dan fatimah azzahra? Apakah kita tidak perlu mengikuti beliau s.a.w (dengan menikahkan para anak-cucu Rasul saaw sebagaiman Rasul menikahkan mereka ra) sedang Rasul s.a.w contoh teladan dan inilah yang diikuti Saadah baalwi dihadramaut dalam memelihara keturunan Nabi saaw. Penjelasan mengenai genetika itu sendiri akan dijelaskan dalam bab selanjutnyaALLAH S.W.T hanya memuliakan segi nasab dua wanita ini penyambung keturunan secara non alamiah nasab jalur ayah (Sitti Maryam dan Fatimah Az-zahra) sedangkan anak Fatimah yaitu para syarifah telah ditetapkan sesuai sunnah alamiah yaitu nasab segi ayah bukan lewat ibu, jika ada yang menanyakan hal ini cukup Nabi Isa as dan ibunya dalam Al-Qur’an bukti kekuasaan ALLAH S.W.T menghendaki hal yang tidak alamiah sebagai bukti selain pensaban anak cucu Fatimah azzahra terhadap Rasul s.a.wDahulu kala dizaman sahabat dan tabi’in pernikahan kaffa’ah ini tidak begitu dipermasalahkan karena mereka sangat menghormati dan memuliakan cucu RasulULLAH saaw hingga mereka berijtihad berdasarkan Al-Qur’an dan hadis mengenai kaffaah dan melarangnya seperti halnya Imam syafi’I rhm, Imam Ahmad bin Hambal rhm, Imam Abu Hanifah rhm namun ada juga yang membolehkan masalah yaitu Imam Malik dan sebagian penganut mazhab Jafariah dan zaidiyyah. Mereka sangatlah obyektif dan menghormati anak cucu Rasul saaw walaupun mereka bukanlah dari kalangan anak cucu Rasul saaw baik Imam Abu Hanifah rhm maupun Imam Syafi’I rhm. Sedangkan pengabaran sebagian ulama bahwa Imam Ahmad rhm termasuk salah seorang anak cucu Rasul saaw. Seklumit mengenai Imam Syafi’i rhm dia bukan seorang sayyid namun ibunya seorang syarifah ayahnya non sayyid. diceritakan ayah Imam Syafi’i dahulu alim dan sholeh dia mengembara ketika itu dia tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan maka dia mengambil buah disungai dan memakan, karena sikap wara’nya beliau menginginkan kehalalan dari pemilik buah beliau menelusuri sepanjang sungai hingga suatu lembah ditemukan rumah yg terpencil seorang ayah dan putrinya yang belum menikah mereka cucu Rasul s.a.w. karena terpencilnya daerah itu maka untuk melaksanakan sunnah Rasul s.a.w. seorang sayyid menikahkan anaknya dengan pemuda yang menjadi ayah imam Syafi’i. Segala sesuatu yang darurah maka diperbolehkan jika keluarga itu tinggal ditengah masyarakat kaum sayyid yang sholeh niscaya ayahnya akan menikahkan putrinya dengan sayyid Imam Syafi’i yang mengetahui keadaan orang tuanya, sangat menghormati ibunya selain sebagai ibunya sekaligus seorang cucu Rasul s.a.w, bahkan ketika beliau telah menjadi ulama masyhur yang mengajar ditempat yang banyak keturunan anak cucu Rasul saaw, ada seorang syarifah yang menginginkan agar Imam Syafi’i menikahinya, namun Imam Syafi’i ra sambil bersedih menolaknya dan mengatakan bahwa beliau sangat malu jika bertemu dengan Fatimah Az-zahra ra diakhirat kelak. Imam Syafi’i ra memfatwakan pelarangan syarifah menikahi non sayyid untuk mengarahkan sayyid dan syarifah tetap pada jalurnya dalam rangka memuliakan dan menghormati beliau s.a.w.Berbicara masalah aqli (logika) maka jika kita mau lihat dengan hati dan logika yang benar maka manfaatnya pernikahan sayyid dan syarifah lebih bermanfaat dan sedikit mudharatnya kecuali jika kita melihat dengan logika yang kurang baik dan hawa nafsu. ALLAH S.W.T melindungi akal kita dengan ilmu agama dan hati. Sebelum pembahasan lebih lanjut kita akan membahas seklumit tentang genetika untuk memudahkan pemahaman kita mengenai pernikahan kaffah. Genetika manusia sangat dihargai Al-Qur’an bahkan tentang kejadian sperma dan ovum tentang pencampurannya, masa embrio dirahim dan kelahiran bayi jelas dalam Al-Qur’an antara lain terdapat pada surat Ar-Rahman silahkan merujuk pada buku yang berjudul Kelahiran menurut prespektif Al-Qur’an dan hadis segi kedokteran karya dr Ali Muhammad Al-barr ,mekkah.1. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia mahkluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah ALLAH S.W.T , Pencipta Yang Paling Baik. (Surat 23 ayat 12-14).2. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari anatar tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya ALLAH S.W.T benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati) (surat 86 ayat 5-8)Dalam kebanyakan organisme multisel, kedua kelamin terpisah dalam dua individu yang berbeda, yakni jantan dan betina. Sel-sel kelamin disebut gamet; sel kelamin jantan disebut spermatozoa; sel kelamin betina disebut telur (ovum). Kesatuan kedua sel tersebut disebut zigot. Proses perpaduan itu disebut pembuahan. Separuh kandungan zigot berasal dari ibu yaitu ovum dan separuh lainnya dari Ayah yaitu sperma. Dengan demikian, Individu baru yang dihasilkan mewarisi sifat keturunan dari kedua orang tuanya dan leluhurnya. Hukum hereditas pertamakali dikemukakan oleh Mendel 1866 dalam artikelnya experiments with Plant Hybrids. Hukum dasar genetika sempat terabaikan hingga morgan pada tahun 1912 menemukan kromosom dan perananya terhadap pewarisan sifat keturunan.Al-Qur’an mengemukakan teori genetika dan embrio sebagai berikut :1. epigenetika, dimana nutfah amsyaj (zigot), berkembang menjadi alaqah (sesuatu yang melekat dirahim) kemudian menjadi mudigah (tahap somit). Somit kemudian berdifrensiasi menjadi tulang dan otot yang menutupi tulang. Kemudian embrio manusia dibentuk kembali. Maha suci ALLAH S.W.T, sebaik-baik pencipta.2. Pra pembentukan, dimana cirri-ciri dan sifat manusia yang akan dating telah ditentukan didalam gamet laki-laki dan wanita.Leslie arey didalam development anatomy menyatakan :”Pandangan sekarang tentang permasalahan ini adalah bahwa perkembangan pada hakekatnya adalah preformasional mengenai gen dan pengaruh keturunan, tetapi epigenetic dalam aktifitas konstruksional actual.”semua embriologi sepakat fakta ini : Keith Moore; Hamilton; Boyd dan Mossman; jan langman; bradely pattern.“Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya. Dari apakah ALLAH S.W.T menciptakannya? Dari setetes mani, ALLAH S.W.T menciptakannya lalu menentukannya. (Surat Abasa 17-19).Seorang Arab baduwi menceritakan kepada Nabi bahwa isterinya telah melahirkan seseorang anak laki-laki yang berkulit hitam padahal istrinya dan anaknya tidak hitam, sehingga dia bermaksud emnolak anak itu. Nabi bertanya kepadanya : “Kamu punya unta?” Orang itu mengatakan : “Ya”. Nabi bertanya : “ Apa warnanya?” Dia mengatakan : “Kuning kemerah-merahan.” Nabi bertanya : “Apakah ada yang kehitam-hitaman diantara mereka?”. Orang itu mengiyakan. Nabi kemudian bertanya kepada orang itu: “Bagaimana dia memiliki warna semacam itu?” Orang itu mengatakan :”Bagaimanapun juga, warna itu pasti telah diwarisi.” Nabi mengatakan: Kalau begitu, anakmu mungkin telah mewarisi warna kehitam-hitaman dari leluhurnya” (HR Bukhari Muslim).Alquran dan Hadis Nabi, sebagaimana ditunjukan diatas dengan jelas menunjukkan bahwa Al-Qur’an dan Hadis menyebutkan fakta ilmiah mengenai hukum pewarisan yang diekspresikan oleh genetika yang berada pada sperma dan ovum dari lelaki dan wanita. Sungguh mengherankan mendapati Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad s.a.w telah membicarakan masalah reproduksi dan genetika. Rasul s.a.w pernah berbicara tentang faktor genetika dan menjelaskan kepada seorang arab bahwa ketika nutfah berada dirahim, ALLAH S.W.T menentukan hubungan genetiknya dengan leluhurnya hingga kepada Adam (Ibn Jarir ath-Thabari dan Ibn Abi hatim). Beliau s.a.w mengatakan kepada seorang arab baduwi lainnya yantg mengadukan bahwa isterinya melahirkan seorang bayi yang berkulit hitam, padahal kedua orang tuanya tidak berkulit hitam. Tanggapan beliau s.a.w adalah bayi tersebut mungkin mewarisi warna kulit dan leluhurnya (diriwayatkan oleh bukhari, Muslim, Nasai, Tirmidzi, Ibn Majah, Abu dawud, Ahmad ibn Hambal dan Daruqthuni). Pria memiliki gen XY (Kandungan spermatozoa) sedang wanita memiliki XX (kandungan dalam ovum). Keistimewaan yang diberikan ALLAH S.W.T s.w.t pada pria yaitu kaum pria memiliki gen Y khusus tidak dimiliki wanita dan dalam gen itulah terdapat gen pembawa nasab yaitu gen holandrik, Dimana dari dalam diri Nabi Adam sampai didalam tubuh kita masih sama. Gen itu terdiri dari asam amino yang terdiri dari sugar deoxy-ribosa, phosphate dan basa (purin yaitu adenine dan guanine, pirimidine Thimine, citocyne, urasine) berangkai tersusun dalam peta genom, menentukan :1. Menentukan pewarisan bentuk fisik (perkembangan model wajah, telinga, tangan),2. Sifat-sifat penyakit (Trisomi, mongoloid, Diabetes Melitus, Hipertensi dsb) yang dapat menurun3. Dan sifat-sifat baik dan buruk tabiat manusia kelak.4. Gen bisa memiliki karakteristik dominant dan resesif ketika terjadi pembentukan zigot ayah dan ibu. Jikalau gen ayah Dominant berarti dalam menjalankan proses pertumbuhan dan perkembangan maka gen dominant ayah berekspresif dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sedang gen ibu lebih banyak inaktif, begitupula sebaliknya.Pembahasan lebih dikhususkan pada fungsi ketiga dan keempat yaitu sifat dan tabiat serta dominant dan resesif. Ditinjau segi fungsinya maka gen memiliki kemampuan storage (penyimpan) sifat dan tabiat, copy (menyalin sifat dan tabiat) ketika melakukan aktifitas mitosisi dan miosis dan sebagai ekspresif ketika gen berkembang. Holandrik, gen penentu nasab pun memiliki kemampuan ekspresif membawa sifat dan tabiat manusia kelak. Perlu kita ketahui berdasarkan ilmu genetika bahwa sifat dan karakteristik setiap gen yang terdapat pada manusia bisa berubah saat melakukan ketiga fungsi tersebut (istilah kedokterannya mutasi) oleh pengaruh lingkungan, baik lingkungan material maupun spiritual. Pengertian lingkungan material disini yaitu segala sesuatu yang diindrai dan bersifat fisik yaitu mata berfungsi untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk menghidu/penciuman, mulut uintuk pengecapan dan kulit untuk perabaan/merasa ketika kontak dengan material lainnya. Sedang lingkungan tak bisa diindrai itu berupa hati, hawa dan nafsu dsb. (walaupun gen sifat dan tabiat baik bersifat dominant, atau gen non dominant dan non resesif baik dan buruk sama ataupun bahkan gen dominant semua buruk) namun bisa bermutasi sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungan, bisa saja seseorang memiliki gen dominant baik namun terlahir disuatu tempat yang buruk maka sifat dan tabiatnya menjadi buruk, karena lingkungan mampu bersifat dominant hingga gen baik dominant bisa inaktif bahkan mengakibatkan gen buruk yang bersifat resesif lebih aktif dalam hal ekspresif dan mempengaruhi manusia sebagai pemiliknya. begitupula gen dominant sifat dan tabiat buruk namun terdapat pada lingkungan dominant yang baik maka bisa saja berubah. Adapun perubahan itu tergantung berapa besar kualitas dan berapa lama intensitas orang itu terpapar oleh lingkungan dalam merubah ekspresif gennya. Namun gen dominant baik yang inaktif hingga menyebabkan gen resesif buruk berekspresif kuat hingga menjadikan pemiliknya buruk oleh lingkungan jika diperbaiki maka lebih mudah dan cepat untuk kembali baik (karena gen baiknya dominant tinggal dipicu untuk berekspresif hingga menekan kembali gen resesif) jika dibandingkan dengan memperbaiki dan memicu ekspresif gen baik resesif yang berkumpul dengan gen dominant buruk.Dalam beberapa hadis banyak menyatakan keutamaan dan kemuliaan Rasulullah s.a.w. Beliau s.a.w adalah manusia pilihan diantara pilihan. ALLAH S.W.T menciptakan Nabi Adam dan diantara cucunya Nabi Syid terpilih selanjutnya terpilih Nabi Nuh dan terus ke Nabi Ibrahim ke Nabi Ismail ke Adnan ke Abdi manaf ke Hasyim ke Abdul muthalib ke Abdullah dan akhirnya terekspresi dalam diri Rasul s.a.w. Segi islam dikatakan Rasulullah s.a.w manusia pilihan antara pilihan dan hal itu sejalan dengan teori genetika bahwa gen yang turun dari Nabi Adam hingga ke Nabi saaw merupakan bibit unggul, kandungan asam amino yang suci, gen yang tersaring dan terseleksi. Ekspresi genetika yang buruk secara alamiah inaktif bahkan bisa dikatakan tak berfungsi lagi hingga terbuang oleh seleksi alam sedang gen dominan yang unggul dan baik terhimpun pada jiwa Nabi s.a.w. Itulah hikmah kenapa Rasul s.a.w ditakdirkan bukan pada awal zaman. Dikarenakan ALLAH S.W.T Yang Maha Berilmu melakukan ketentuan alamiahnya dengan menghimpun genetika dominant baik dan suci pada diri Rasulullah s.a.w dan menginaktifkan gen resesif bahkan tidak berfungsi, hingga dapat disimpulkan genetika Rasul s.a.w dalam hal pewarisan bentuk fisik (perkembangan model wajah, telinga, tangan) sempurna. Lihatlah ekspresif genetika dalam bentuk fisik dimana berbagai riwayat sahabat melukiskan ketampanan wajah rasul s.a.w, perwakan tubuh yang sempurna, tinggi badan proposional mantap. Al-fakir hanya paparkan dua dari berbagai hadis yang ada :1. Anas bin Malik ra pernah bercerita tentang bentuk tubuh Rasulullah sbb : Adalah Rasul s.a.w mempunyai bentuk tubuh tidak tinggi, tidak pula pendek, serta bentuk tubuh bagus. Rambutnya tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kakuu dan kehitam-hitaman warnanya. Bila beliau berjalan, maka jalannya cepat” (HR Hamid bin Mas,adah al bashri dari Abdul Wahab ats tsaqafi dari Hamid dari Anas bin Malik r.a)2. Adalah Rasulullah s.a.w seorang pria yang berperawakan sedang, bahunya bidang. Rambutnya yang lebat mencapai daun telinganya. Bila beliau mengenakan pakaian berwarna merah, tiada seorangpun yang pernah aku lihat yang lebih tampan darinya.Untuk lebih jelas baca buku Keagungan Nur Muhammad s.a.w Rahmatan Lil’Alamain oleh Ust MA. Asyharie PT Terbit Terang Surabaya. Selain itu genetika rasul s.a.w tidak terdapat berbagai penyakit-penyakit berhubungan dengan keturunan. Ekspresif gen yang sempurna itupun menjadikan rasul s.a.w jenius dan memiliki pemikiran cemerlang dalam menghadapi berbagai hal, sifat dan tabiat 100% dominant gen sifat dan tabiat baik. maka segi kacamata kedokteran terlihat ekspresi gen Rasulullah s.a.w sejak kecil hingga dewasa selalu menampakan kemuliaan cahaya yang suci sedang gen buruk berupa hawa (kecendrungan buruk) dan nafsu yang buruk pada diri Nabi s.a.w sudah inaktif bahkan hilang hingga yang tinggal pada diri Rasul s.a.w adalah hati yang suci dan nafsu mutmainnah. Al-fakir berkesimpulan dari teoritas genetika bahwa Rasul s.a.w memiliki gen sempurna 100%. Alfakir menyebutnya Superior-perfect Holy gene disingkat S-P-H Gene yang telah terhimpun didalam diri Nabi s.a.w. Kita ketahui pula lingkungan dapat mempengaruhi dan meubah ekspresi genetika lewat penglihatan, pendengaran, makanan, minuman, dsb. Karena lingkungan dapat berpengaruh terhadap S-P-H gene maka sejak beliau s.a.w kecil ALLAH S.W.T memberikan pertolongan dan perlindungan diri beliau s.a.w sekaligus S-P-H gene beliau s.a.w menyebabkan beliau terhindar dari segala pengaruh menyembah berhala, maksiat dan berahklak buruk. Beliau sendiri pun menjaga S-P-H gene yang dianugerahkan ALLAH S.W.T kepada beliau s.a.w dengan jalan bertafakur melihat berbagai tanda kebesaran ALLAH S.W.T s.a.w, berkhalwat menyendiri digua hira menghindari segala pengaruh jelek penduduk makkah (yang nota bene bisa memutasikan gene pembawa sifat dan tabiat beliau s.a.w), shalat dan puasa. Yang pada akhirnya kemudian S-P-H Gene ini terpancar dari jiwa yang suci dan bercahaya Nabi s.a.w hingga pada akhirnya beliau s.a.w siap menerima wahyu suci dari ALLAH S.W.T saat berumur 40 tahun dan ditugaskan memikul tanggung jawab berat mengajak Umat memeluk agama Islam .Hal inipun telah disampaikan Al-Habib AlQuthb Ali bin Muhammad Al-Habsy dalam untaian mutiara beliau yaitu simtot dhuror :Sampai pada suatu hariKetika sedang mengembala dombaDatang kepadanya beberapa malaikatMembawa penghormatan khusus baginyaYang keberkahannya meliputi seluruh umat manusia.Mereka membaringkannya dengan hati-hatiLalu membelah dadanya dengan lemah-lembutDan mengeluarkan apa yang mereka keluarkanLalu menyimpan rahasia ilmu dan hikmah kedalamnya“Tiada suatu kotoran mengangguyang dikeluarkan malaikat dari hatinyatapi merka menambahkan kesucian di atas kesucian…”Dalam pada ituBeliau tetap dalam kekuatan dan ketabahan hatiMenyaksikan tanda-tanda kebesaran kuasa ilahiYanf dialami dalam dirinya sendiri(simtut dhuror hal 23 putera Riyadh)Segi ilmiah kemungkinan yang para malaikat keluarkan dari dalam tubuh Rasul s.a.w bukanlah gen buruk / kotoran. tapi hanyalah secuil pengaruh-pengaruh lingkungan masa kanak-kanak yang ditempu beliau bersama keluarga dan lingkungannya hingga beliau s.a.w berbeda dengan anak-anak sebayanya. Perbedaannya yaitu dimana ketika saat umur tersebut anak-anak lain cendrung untuk bermain dan berkumpul serta berbagi keceriaan tapi beliau s.a.w saat kanak-kanak sering duduk diatas bukit untuk berfikir dan merenung tanda-tanda kebesaran ALLAH dilangit dan dibumi. “Tiada suatu kotoran menganggu yang dikeluarkan malaikat dari hatinya tapi merka menambahkan kesucian di atas kesucian…” menunjukkan bahwa memang dalam diri Rasul s.a.w sudah tidak ada gen buruk, tidak ada kecendrungan-kecendrungan dihati dan fikiran Rasul s.a.w untuk melakukan hal yang tidak baik, yang diibaratkan sebagai kotoran. Dikarenakan ALLAH S.W.T sejak awal menjaga genetika/cahaya dari sulbi kesulbi setiap Rasul dan Nabi hingga beliau s.a.w terlahir kedunia. Berbeda dengan manusia lain yang pada umumnya terlahir memiliki gen buruk apakah dominant maupun resesif oleh karena perilaku dan tingkah laku buruk para leluhur mereka yang masuk lewat penglihatan, pendengaran, makan dan minuman serta perilaku mereka dan terekam diotak, terakumulasi didalam gen mereka yang memiliki kemampuan menyimpan dan diwarisipada anak cucunya. Adalah sifat alamiah manusia biasa jika diberikan anugerah yang berlebihan maka mereka lupa daratan, berbangga diri dan merasa sombong namun berbeda dengan Rasul s.a.w, beliau tetap tawadhu dan rendah hati ketika menyadari bahwa didalam dirinya terdapat sebuah cahaya dan dirinya pilihan ALLAH S.W.T sebagaimana tersirat dari syair Dalam pada itu Beliau tetap dalam kekuatan dan ketabahan hati. Menyaksikan tanda-tanda kebesaran kuasa ilahi yang dialami dalam dirinya sendiri.S-P-H Gene itulah yang disebut ALLAH S.W.T berupa cahaya yang diturunkan dari sulbi kesulbi, dari Nabi Adam hingga ke Abdullah berpindah rahim suci dari sitti Hawa hingga ke Aminah, bahkan Nabi dalam hadisnya mengatakan bahwa sejak dari Nabi Adam hingga ayahnya Abdullah tidak ada perzinahan melainkan pernikahan, tidak ada pengaruh makanan dan minuman haram yang dapat merusak gen berbeda dengan keturunan lain yang ada dimuka bumi. Imam Ali kw memiliki ekspresi gen yang mirip dengan Rasul s.a.w karena Abdullah dan Abuthalib saudara seibu berbeda dengan saudara lain yang berbeda ibu maka untuk mencari bibit unggul atau genetika yang mengekspresikan kemuliaan seperti diri beliau s.a.w maka Rasul s.a.w menikahkan Fatimah dengan Imam Ali kw agar ekspresi gen Imam Ali kw yang sama sumber dengan Rasul s.a.w akan menampilakan ekspresi gen unggul pada diri anak-anak Rasul yaitu Hasan dan Husain itu telah menjadi ketentuan ALLAH S.W.T. lalu apa makna dengan kemuliaan ini? Al-fakir berhipotesis bahwa rangkaian peta genom yang terdapat pada diri beliau s.a.w mirip dengan putri beliau, hal ini dijelaskan dalam berbagai hadis dimana ekspresif gen beliau dan puteri tercinta mirip. AlHakim meriwayatkan dengan sanad dari Anas bin Malik yang berkata bahwa suatu hari ia bertanya kepada ibunya tentang sifat Fatimah r.a. Ibunya menjawab :”Fatimah sangat mirip dengan ayahnya Rasulullah s.a.w. Warna kulitnya putih kemerah-merahan, Rambutnya hitam berikal.”. Dalam kitab Kasyful Ghummah, ummu salamah ra berkata bahwa fatimah adalah wanita yang paling mirip wajahnya dengan wajah ayahnya, Rasulullah s.aw. Aisyah juga berkata:”Aku tidak pernah melihat seseorang yang menyerupai Rasulullah s.a.w ketika ia berbicara lebih daripada Fatimah. apa arti dari pembahasan panjang lebar genetika secara umum maupun secara khusus yang berkaitan dengan Rasul s.a.w? Dengan ekspresi gen yang alfaqir maksudkan genetika yang mengandung asam amino yang bebas dari hal-hal tidak baik jika terekspresikan pada anak cucu beliau s.a.w, mereka mewarisi akal fikiran yang mudah menerima agama islam, memiliki hati dan ahklak baik. Lihatlah sejak dahulu hingga kini banyak para alim ulama dan waliullah dari keturunan Rasulullah s.a.w baik dari keturunan Hasani ataupun Husaini. Hal itu merupakan penampakan ekspresi gen dari Rasul s.a.w, dan ekspresi ini lebih cepat dibanding gen bukan dari Rasulullah s.a.w dalam memahami ilmu agama, ahklak mulia dll. Tapi wahai kaum sayyid dan syarifah kemuliaan genetika itu tidak menjadikan alat untuk berbangga hati dan berangan-angan tinggi apa lagi sampai menyombongkan dan salah mempergunakan untuk memperturutkan hawa nafsu. Karena kadar kemuliaan itu adalah hanya kendaraan dan sarana untuk bertakwa pada ALLAH S.W.T, Hubungan nasab tidak menyebabkan kaum sayyid dan syarifah bisa seenaknya bermaksiat dan dibiarkan serta tidak diazab oleh ALLAH S.W.T, Bahkan mereka diminta pertanggung jawaban yang lebih besar dari manusia lain yaitu amalan mereka sendiri dan tingkah laku dan sifat yang harus dijaga sebagai penghormatan kepada Rasul s.a.w. Ibarat dalam kondisi lalulintas perkotaan maka genetika sayyid syarifah laksana kendaraan yang mewah, besar, bensin terisi penuh dan berkecepatan yang laju untuk mencapai tujuan, sedangkan umat manusia lain pun memiliki genetika sebagai sarana untuk bertakwa bervariasi semisal ada yang pakai becak, sepeda, motor, mobil biasa, bahkan ada yang jalan kaki. Sedangkan AlQur’an dan Hadis dimisalkan peta dan kompas penunjuk jalan. Dari pemilik mobil mewah sampai pejalan kaki harus mematuhi peraturan lalu lintas, walaupun memiliki kendaraan mewah melanggar lalu lintas maka polisi yang bijak tetap akan menghukum tanpa membeda-bedakan kendaraan yang mereka pergunakan, jikalau Sayyid syarifah yang nota bene memiliki fasilitas dan sarana berupa genetika yang mamadai untuk bertakwa pada ALLAH S.W.T namun melanggar tetap akan diadili oleh ALLAH S.W.T yang Maha Adil. Jikalau sayyid syarifah yang memiliki kendaraan mewah dan cepat namun tidak tahu menyetir maka akan terjadi kecelakaan. Jika mereka tidak memahami arah tujuan yang dimaksud kompas dan peta maka mereka akan tersesat dijalan dan boleh jadi orang lain yang memiliki kendaraan minim namun memahami tujuan lewat peta dan kompas akan sampai ketempat tujuan. Hal itu sebagai sesuatu yang diperumpamakan Sayyid syarifah hanya mengandalkan hubungan nasab/ genetika tanpa mempelajari AlQur’an dan Hadis maka mereka tersesat pula sekaligus mempermalukan Baginda Rasul s.a.w sebagai pembawa AlQur’an dan Hadis. Namun jika Sayyid-Syarifah yang telah memiliki kendaraan yang mewah, besar dan berkecepatan tinggi pintar mengemudi dan menguasai kompas dan peta maka mereka akan lebih cepat sampai kepada tujuannya dibandingkan setiap orang yang berusaha lebih keras dari mereka namun memiliki kendaraan terbatas. Selain itu mobil yang besar tersebut bisa mengantar orang lain yang tidak sampai ketujuan dikarenakan kendaraan mereka mogok, kecelakaan ataupun tersesat kehilangan kompas. Itulah tanggung jawab sayyid dan syarifah selain mereka memahami dan mengamalkan AlQur’an dan Hadis, merka juga harus berahklak seperti Rasul s.a.w dan menolong setiap orang untuk bersama-sama bertakwa kepada ALLAH S.W.T. Hadis Rasulullah s.a.w mengingatkan kerabat beliau s.a.w :1. Wahai Bani Hasyim : “Janganlah sampai orang lain menghadapku pada hari qiamat nanti dengan berbagai amal shalih, sedangkan kalian menghadapku hanya dengan membanggakan nasab. (Al Hadis)2. “Barang siapa yang bermalas-malasan amalnya, tidaklah tertolong atau dipercepat naik derajat karena mengandalkan keturunan”. (Al Hadist)3. Diriwayatkan Sufyan Atsauri, beliau berkata : Bahwa Daud At Toi wafat Tahun 165 H, pernah mendatangi Al Imam Ja’afar shodiq, minta pendapat dan nasehatnya, padahal beliau adala seorang Imam Sufi ahli zuhud pada masanya.Daud berkata : Wahai anak rasul Sllah, wahai cucu Nabi, engkau adalah orang termulia, nasehatmu wajib menjadi pegangan kami, sampaikanlah nasehatmu kepada kami. Imam Ja’far Shodiq menjawab : Sungguh aku takut, datukku akan memegang tanganku di hari kiamat nanti dan berkata : mengapa engkau tidak mengikuti jejakku dengan sebaik-baiknya. Demikianlah jawaban beliau pada Daud At-Toi, padahal beliau tidak pernah meninggalkan jejak datuknay. Maka menangislah Daud dan berkata : Ya Allah , Ya Tuhanku jika demikian sifat orang yang berketurunan Nabi, berahklak dan berbudi datuknya, dari Fatimah Zahra, dalam kebingungan, kuatir tidak atau belum sempurna mengikuti jejak Nabi, bagaimana aku, Daud ini bukan keturunan Nabi?”Nasehat Habib Umar Hafidz dimasjid Riyadh solo Haul ’98 Putera Riyadi “Janganlah kalian menyia-nyiakan kegiatan yang paling mulia. Kemuliaan kalian terletak pada ilmu yaitu menuntu ilmu dan mengamalkannya. Kalian memiliki 4 atau 5 anak sedangkan kalian kecintaan, cucu atau keturunan salaf, namun tak satupun dari anak-anak itu yang kalian perintahkan untuk mempelajari ilmu nabi kalian: Ilmu Syariat!? Demi ALLAH , syariat nabi telah tersebar luas, namun kalian tertidur. Orang lain datang mendahului kalian, merebut keutamaan dan menyenangkan hati Nabi Muhammad s.a.w, sedang kalian hanya memikirkan makan, minum, permadani dan perabotan rumah tangga. Kalian rela melihat orang lain merebuit kursi pewarisan kekhalifaan dan kedekatan dengan Nabi Muhammad s.a.w Ya khasratah alangkah ruginya jika keturunan rasul didahului orang lain! Alangkah ruginya jika keistimewaan itu direnggut mereka.” . Dalam hadis Aisyah r.a melihat Rasul s.a.w shalat dengan tekun dan khusuk hingga menangis, kedua kaki beliau bengkak, maka Aisyah bertanya : “Mengapa engkau menangis dan beribadah begitu lama ya Rasul s.a.w sedang ALLAH telah menghapus dosamu dimasa lalu dan akan datang serta menjaminmu dengan surgaNYA?. Rasul menjawab : Tidakkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur kepada-NYA?” (AlHadis). Jadi karunia ALLAH S.W.T ini berupa cahaya dari Rasul s.a.w atau genetika Rasul s.a.w, untuk keturunannya bukan untuk dibanggakan ataupun digunakan pada hal-hal yang tidak baik tetapi itu adalah amanah bagi para keturunan cucu Rasul s.a.w untuk menjaga agama Kakeknya sekaligus berteladan, mengikuti ahklak Nabi saaw, juga untuk dilestarikan agar lahir dari anak-anak cucu beliau bibit unggul yang mudah memahami dan menjaga agama Islam. Sesuai Hadis Rasulullah s.a.w :1. Diriwayatkan oleh Muslim dan tirmidzi bahwasanya Rasul s.a.w telah bersabda : Sesungguhnya aku meninggalkan bagi kamu dua buah benda peninggalan yang berat kadarnya, pada lain riwayat, sesungguhnya aku meninggalkan bagi kamu dua peninggalan yang jika kamu berpegang padanya tidak akan kamu sesat sepeninggalku. Salah satunya lebih besar dari yang kedua, yaitu kitab ALLAH azza wajalla seumpama tali penghubung yang kokoh terentang dari langit sampai kebumi dan keluargaku ahlil baiku, keduanya tidak akan terpisah satu dengan yang lain hingga bertemu denganku diakhirat ditelaga Haudh/kautsar maka perhatikanlah kamu bagaimana kamu sepeninggalku memperlakukan keduanyaAda satu hal yang menarik yang dapat kita simpulkan makna manfaat keberadaan anak cucu Rasul s.a.w bahwa salah satu manfaat anak cucu beliau saaw yaitu merekalah merupakan bukti otentik bagi seluruh manusia yang memiliki berbeda agama maupun yang tidak mengenal Tuhan bahwa dahulu ada seorang Rasul saaw yang membawa dienul Islam, diutus oleh ALLAH SWT. Sudah menjadi ilmu ALLAH S.W.T yang tidak diketahui manusia mengapa Nabi isa lahir tanpa ayah? tapi kita dapat mengambil hikmah yang besar dari hal ini, ALLAH S.W.T lakukan itu tidak lain kecuali untuk menguji tauhid kaum saat itu, menunjukan kebesaran ALLAH S.W.T bahwa bukan hanya didasari oleh logika semata atau sunnatuLLAH saja dipakai dalam memahami sesuatu (zaman Nabi Isa telah berkembang ilmu yang mengacu tentang logika terutama ilmu kedokteran itu sendiri, oleh karena itu Nabi Isa diberi berbagai mu’zizat tentang masalah kedokteran baik masalah pengobatan penyakit maupun menghidupkan orang mati).Mengapa Rasul s.a.w ditakdirkan memiliki keturunan dari Fatimah bukan anak laki-laki? Coba bayangkan sedangkan hanya lewat Fatimah, anak cucu RasulULLAH saaw mengekspresikan gen Rasul s.a.w sangat baik menjadi alim, faqih ulama maupun waliullah baik dari Hasani maupun Husaini terutama bani Alawiyyin, (genetika salah satu faktor selain pendidikan dan pembinaan dari ilmu Agama, keluarga yang sholeh dan lingkungan yang baik). bagaimanakah lagi jika ALLAH S.W.T menjadikan anak cucu Rasulullah dari anak laki-laki dikhawatirkan banyak umat islam yang sesat kemudian hari, ditakutkan mereka menganggap ada Nabi sesudah Rasulullah s.a.w karena ekspresi genetika mulia berupa cahaya sangat dahsyat, jika kalau ALLAH S.W.T dahulu menghendaki ada Nabi sesudah RasulULLAH saaw niscaya anak laki-laki Rasul s.a.w yang menjadi Nabi ada hadisnya (Nabi melihat Ibrahim yang telah sakratul maut berkata “ALLAH S.W.T tidaklah memanggilmu melainkan karena tidak ada Nabi sesudahku jika ada maka engkaulah Nabi berikutnya) Ketentuan ALLAH S.W.T telah berlaku sesuai kehendaknya tidak ada Rasul sesudah Nabi saaw, tidak ada ekspresi genetika atau cahaya sebaik cahaya Rasul s.a.w.Para Nabi bani Israil terputus kenabian oleh ALLAH S.W.T karena Nabi Isa as diangkat ke sorga hingga tidak ada lagi ekspresi genetika yang mulia dapat menjalankan tugas keRasulan. bukankah para nabi itu diwarisi secara genetika dari aba ke anaknya dari anak ibrahim ke ishak ke yakub terus hingga kenabi lain kecuali Nabi isa as. Nabi isa pun memiliki ekspresi gen dari ibunya dari keluarganya imran ahli ibadah. maka seminimal mungkin Rasul s.a.w menikahkan Imam Ali kw dengan Fatimah melainkan mengharapkan ekspresi gen mulia dari anak cucunya hingga mampu menjaga dan mengamalkan Al-Qur’an serta menunjuki kaum muslimin lain. Itulah makna segi kedokteran. Hadis Rasul s.a.w sahih muslim “jagalah Al-Qur’an dan itrah Ahlul bayt hingga mereka kembali ketelaga haudh dihari akhirat”. Bisa ditarik hipotesa dari hadis itu segi kedokteran yaitu jagalah kelestarian anak-cucuku, jagalah genetikaku yang kuturunkan pada anak cucuku hingga akhir zaman. Anak cucu Rasul s.a.w walau pun tidak sama segi genetika dengan Rasul s.a.w, minimal mengekspresikan genetika baik Rasul s.a.w dalam menjaga Al-Qur’an (Imamul Ahlul bayt min si’yah wal Alawiyyin). Ketentuan non alamiah hanya berlaku bagi Maryam yang melahirkan Nabi isa as dan Fatimah azzahra sedangkan anak cucu beliau ra para syarifah tidak demikian anak-anak mereka mengikuti suaminya dalam penasaban. Bagi wanita selain mereka (Sitti Maryam dan Fatimah Azzahra) berlaku ketentuan alamiah, coba renungkan biji jeruk Cina jika ditanam di Bali atau di samping rumahmu akan tumbuh jeruk Cina bukan jeruk Bali atau jeruk lain. sedangkan jeruk bali walaupun ditanam di Cina ataupun di Eropa tidak akan berubah tetap menjadi jeruk Bali, Itulah perumpamaan ekspresi genetika dalam Al-Qur’an. ALLAH S.W.T memperumpamakan wanita adalah ladang sedang pria yang bercocok tanam, jika sayyid menikah non syarifah maka anaknya sayyid karena mempunyai gen xy dan gen y nya (gen holandrik) yang berekspresi pada anaknya. Jika sayrifah; gen xx menikah non sayyid maka anak-anaknya membawa keturunan dari gen y non sayyid hing ga nasab kemuliaan yang diberikan ALLAH S.W.T terputus. “Katakanlah :”Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuaali kasih saying kepada Al-Qubra” (Ahlul Bayt)(QS 42:23). Hadis ayat ini, Ketika ayat Al-mawaddah (QS 42:23) turun , para sahabat Nabi bertanya : Wahai Rasul, siapakah keluargamu yang wajib atas kita untuk mencintainya? Nabi menjawab : Ali, Fatimah daan kedua puteranya (Hadis Riwayat oleh Ahmad Al-Thabarany, Al-Hakim, Ibnu Hatim, Ibnu Murwadawih, Ibnu Al-Mundzir dan AT-Thabary). Sungguh mengherankan dan menggelikan umat pada zaman sekarang, Pemerintah saat ini melakukan penelitian rekayasa genetika terhadap bidang perternakan, pertanian, perkebunan secara umum. Dibidang perternakan mereka kini lagi melakukan persilangan antara sapi bali dengan sapi Brahman, diharapkan lahir sapi-sapi dengan kualitas yang baik, memiliki susu yang bermutu tinggi dan tenaga kerja yang baik. Dibidang pertanian terutama padi, pemerintah melakukan peneliatn terhadap persilangan padi lokal dan padi hybrid agar produktifitas tinggi, umur pendek dan tahan terhadap hama penyakit. mereka dengan teknologi mutakhir berusaha mencari bibit unggul. Kebanyakan umat islam sungguh memalukan dihadapan ALLAH S.W.T t dan Rasul s.a.w mengapa memalukan?karena ALLAH S.W.T telah menganugerahkan secara langsung manusia-manusia unggul yaitu anak cucu rasul s.a.w untuk menjaga agama islam, bukannya kebanyakan umat islam mensyukuri keberadaan anak cucu rasul s.a.w malah mereka memutuskan jalur genetika lewat pernikahan sayyid dan non syarifah maupun sebaliknya. Seakan-akan martabat Rasul s.a.w dan anak cucu beliau s.a.w lebih rendah dan tidak bermanfaat dibanding bibit-bibit unggul dari perternakan dan pertanian. Mereka biarkan kepunahan anak cucu Rasul s.a.w oleh akibat ulah pernikahan tidak sekaffah disisi lain mereka berbangga dengan produk pertanian dan perternakan bibit unggul. Padahal telah diriwayatkan berbagai hadis masyhur bahwa keberadaan ithrah rasul s.a.w itu tidak lain bukan menguntungkan rasul s.a.w dan anak cucu beliau tapi keuntungan umat islam. Dimana anak cucu rasul s.a.w itu diberi beban yang berat untuk menjaga agama Islam dan kaum muslimin secara keseluruhan. Salah satu kewajiban para muslim untuk mencintai para kaum Ahlul bayt bukanlah menikahi para syarifah karena dengan menikahi mereka berarti memutuskan hubungan genetika antara Anak cucu syarifah dengan Rasul saaw. Berdosanya syarifah dalam menikah dengan non sayyid bukan segi pernikahan karena jika rukun nikah terlaksana maka nikah tetap syah tapi segi menolak karunia ALLAH S.W.T berupa kemuliaan yang diberikan ALLAH S.W.T berupa gen yang mulia dan mudah menyerap agama Islam. ALLAH S.W.T menakdirkan sebagai seorang yang memiliki gen sama dengan Rasul s.a.w, darah yang mengalir sama juga apakah orang tersebut mensyukurinya dengan menjaga gen (menikahi sayyid agar genetika Rasul s.a.w tidak terputus) atau menolak rahmat karunia ALLAH S.W.T yaitu menghilangkan gen Rasul s.a.w (menikahi non sayyid). Jadi menikahi non sayyid sama halnya (Karena Gen penentu nasab sekaligus lebih dominant mewarisi perilaku dan tabiat adalah Gen Holandrik yang hanya dimiliki oleh pria) menolak mendapat anak-anak dan cucu keturunan yang mulia. Hal ini dibolehkan jika darurah dan timbul fitnah, namun apakah hanya mementingkan nafsu syahwat terhadap non sayyid maka kita seenaknya membuat keadaan darurah hingga dapat menikahinya dengan berdua-duaan, pacaran dan aktivitas yang dimurkai ALLAH S.W.T, tidak alfaqir yakin kaum syarifah jauh dari hal itu karena masih mencintai dan memelihara keturunan Rasul s.a.w.Jika membaca sejarah dari yang lampau hingga saat ini maka kemuliaan RasulULLAH saaw lebih banyak pada cucu Rasul s.a.w khusus bani alawiyyin mengapa demikian? karena nenek moyang kita Imam Ahmad bin Isa Almuhajir sangat hati-hati dalam hal kaffaah beliau mengadakan pernikahan anaknya dan anak cucu keturunan antara keluarga besar Rasul s.a.w tidak menikahk ananaknya terutama syarifah dengan non sayyid lihatlah Imam Muhammad faqih muqaddam rhm, Imam Abdurahman assegaf faqih asstani rhm, Imam Ahmad asyahid rhm, Imam Umar almuhdar rhm, Imam Abubakar assakran rhm, Imam Abubakar Alaydrus rhm, Imam Abdurahman alattas rhm sesepuh dan imam kita semua itu merupakan ekspresi gen Rasul s.a.w yang terpatri dalam jiwa mereka. Hingga sekarang kaum sayyid Bani Alawiy masih tetap memiliki sifat rendah hati dan tidak menyukai popularitas. Sebagaimana kita saksikan, dan disaksikan juga oleh semua orang yang mengenal mereka dibelahan bumi barat dan timur,mereka masih tetap menegakkan dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para sesepuh mereka masih terdapat wilayah kubra (unsur kewalian besar) dan rahasia peninggalan (waratsah) Rasulullah saw. Hal ini dinyatakan oleh Imam Al-Haddad pada saat beliau berkata,"Zaman tidak akan kosong dari orang-orang utama (afdhail) Al Ba Alawiy hingga saat keluarnya Al-Mahdiy."Dikatakan juga bahwa beliau mengharap yang menjadi Al-Mahdiy yang dinanti-nantikan itu seorang dari mereka(hal 58 pembaru abad 17 Al Imam Habib Abdullah Al Haddad oleh m h alhamid alhusainiy)berbeda dengan keturunan Rasul s.a.w yang berada selain alawiyyin (tidak semua juga demikian) mereka menikahkan anak-anak mereka dengan yang lain hingga ekspresi gen lambat laun hilang lihatlah kaum keturunan anak cucu rasul s.a.w yang berada diIran mereka mendapati imam-imam mereka sangat sedikit Imam Ali Ar Ridha, Muhammad Al Jawad, Imam Ali Hadi, dan Hasan Al-askari karena ekspresi gen RasulULLAH s.a.w pun sedikit banyak tercampur kaum disana hingga kemulian yang seharusnya muncul dihati mereka hilang seiring terputusnya eskpresi gen Rasul s.a.w (karena menurut faham manhaj mereka sendiri manhaj Imamiyah Imam Muhammad Almahdi gaib kubra, hingga terputus nasab beliau). Begitulah yang terjadi dewasa ini dimana ada kaum yang membolehkan pernikahan antara kaum syarifah dan non sayyid akan mendapati sedikitnya para alim Ulama sebaliknya. Itulah hikmah yang besar, jadi syarifah dengan menikah dengan sayyid maka ia secara tidak langsung menolong kelestarian gen Rasul s.a.w yang jika ditempa dengan ilmu agama dan amalan sholehah sangat mungkin anak cucu para syarifah menjadi waliullah yang besar. Memang banyak diluar cucu Rasul s.a.w alim ulama tapi mereka sangat sedikit dan itupun karena mereka belajar pada nenek moyang kita Para Leluhur Ahlul Bayt (pusat Ilmu masa sebelum keempat Imam Ahlu Sunnah yaitu Imam Ja’far Asshadiq). Hadis Rasul yang masyhur, Rasul bersabda : Aku kota Ilmu dan Ali pintunya barang siapa ingin memasuki kota ilmu maka ia harus melewati pintunya”(Al Hadis) .Semua pelarangan ada hikmah dan berita yang dahsyat jangan kaum syarifah merasa dilarang ini itu karena mereka menyiksa dan membebani kaum syarifah dengan larangan. Bahkan kecintaan dan rasa sayang yang mendalam pada syarifah mendorong mereka melarang menikahi non sayyid, apakah syarifah tidak merasa bahwa lahirnya bayi yang membawa gen Rasul s.a.w dirahim syarifah itu suatu kemuliaan dan rahmat ALLAH S.W.T?, mereka yang melarang syarifah karena sayang dan memuliakan syarifah agar dapat mendapat kemuliaan dan kebahagiaan dari nabi saaw dengan melahirkan anak cucu Rasul s.a.w dari rahim suci syarifah. Adapun mereka yang mendorong dan memperbolehkan kaum syarifah menikah tidak lain karena mereka tidak tahu manfaat dari kelestarian anak cucu Rasul s.a.w atau mereka iri dan ingin menghilangkan kemuliaan yang ALLAH S.W.T berikan padamu dengan memutuskan genetika kamu dengan anakmu dari genetika cahaya Rasul s.a.w. Ibarat dokter yang ingin pasien sembuh diberikan obat pahit, pasien tidak tahu khasiat obat dia menghindari obat karena rasa pahit,dia tidak menyadari khasiatnya. Jadi walau syarifah merasa dengan membatasi kaum syarifah dalam pernikahan hanya dengan sayyid adalah kepahitan, beban, menindas hak wanita dalam menikah maka. lihat makna dan khasiatnya insya ALLAH S.W.T syarifah faham dan tulus ikhlas menerima Kemuliaan dari ALLAH S.W.TAdapun masa lampau mengenai banyak syarifah yang nikah dengan non sayyid, kita tidak boleh mengambil kesimpulan seketika terhadap hal-hal yang telah lampau ada baiknya kita berbaik sangka pada umat lampau mungkin mereka tidak tahu manfaat dari kelestarian gen RasulULLAH saaw, atau darurah karena tidak ada sayyid disisi mereka. Masalah perawan tua itu yang sebagaian orang ceritakan, jangan risaukan masalah pernikahan harus ada yang syarat, rukun dan kaffaah dan jika mereka menahan diri untuk tidak menikah dikarenakan mereka ingin mendapatkan kemuliaan dengan melahirkan dari rahim mereka anak cucu Rasul saaw selain itu bukankah pernikahan wadah mencari keturunan yang sholeh?dan mereka berbuat demikian karena mereka menjaga kemuliaan nasab Rasul s.a.w, mereka tidak berdosa banyak, perawan tua solehah tidak menikah karena cintanya pada ALLAH S.W.T, ditakutkan mereka nikah dengan non sayyid yang kemungkinan mudharatnya lebih banyak misal tidak tahu asal usul genetikanya dan di takutkan memutuskan ekspresi gen Rasul s.a.w ekspresi yang baik dapat menjadikan anak-anak itu lebih baik dalam memahami agama, menerima dengan mudah di banding ekspresi gen lain. Berbaik sangkalah pada mereka (kaum syarifah yang tidak menikah sampai akhir hayatnya) karena di situlah terletak sirr.Alfakir telah ketahui bahwa ikhtilaf akan tetap ada hingga akhir zaman bukan hanya segi kaffah tetapi juga segi syari’i yang lain seperti yang terjadi pada ilmu furu Aqidah, Ilmu furu Fikih, Hukum dll, dan hal ini bukan terjadi saat sekarang tapi dahulu. Cukup ilmu dari ALLAH S.W.T yg diiringi berbaik sangka pada Imam-Imam terdahulu dalam menyikapi perbedaan mengenai hal ini, yang paling bijak dan baik jika kita saling menghargai, menghormai dan mengambil pendapat yg rojih (kuat), bermanfaat dan jauh dari kemudharatan atau minimal sedikit dari perbedaan pendapat yang terjadi pada Kalangan Ulama. Dalam menyikapi sesuatu hal kita kaum khalaf perlu banyak baca dan membaca termasuk diri alfaqir sendiri, mengenai buku-buku peninggalan para salaf, kita sendiri kurang adil dan baik jika mengambil kesimpulan atau memutuskan suatu hal hanya dari segi satu atau beberapa buku saja dengan terlalu cepat. Masih banyak kaidah-kaidah yang perlu kita perhatikan masih banyak buku-buku lain yang perlu dipertimbangkan dan alangkah baik kita bersangka baik terhadap Imam-Imam yang berikhtilaf seraya mengembalikan pada ALLAH S.W.T dan Rasul saaw. Kitapun harus melihat bahwa kadar ilmu pada seseorang yang ALLAH S.W.T berikan masing-masing ditentukan disisi ALLAH S.W.T baik para Imam-Imam, penulis atau lain. kitapun masih harus melihat kondisi, situasi, keadaan yang mendorong mereka para Imam mengeluarkan fatwa yang berbeda seperti halnya pada pertengahan buku derita-derita putri Nabi karya M Hasyim Assegaf. Beliau sendiri merinci dan merangkum dipertengahan buku tentang pandangan pendapat dari berbagai mazhab baik imam Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali maupun mazhab imamiyah dan zaidiyah. sebagian besar mengeluarkan fatwa untuk melarang hanya dua mazhab imam yang membolehkan Mazhab Imam maliki dan Mazhab imamiyah.Kita berbaik sangka pada Imam-Imam mungkin saja bagi yang mengeluarkan fatwa melarang mereka sangat menghormati dan memelihara nasab nabi serta melestarikannya dan mereka Imam rahimullah itu mengetahui manfaat yg begitu besar dalam hal yaitu bukti otentik agama islam, Rasul saaw yaitu nabi Muhammad bin Abdullah saaw adalah AlQuran dan sunnah serta bukti kuat yang hidup berbicara dan yang paling pantas meneladani nabi keturunan ahlul bayt itu sendiri. Karena selain alquran dan sunnah bukti yang cukup untuk membantah kaum ingkar tentang agama islam adalah adanya keturunan Rasul saaw itu sendiri dimuka bumi. selain itu mereka melihat Rasul saaw berpesan mengenai ahlul bayt dengan keturunannya pada kaum muslim dalam hadis tsaqalain, hadis safiqah nuh yg sahih bahwa kaum muslim menjaga Alquran dan Ahlul bayt keduanya tidak terpisah hingga ditelaga haud kelak. Alquran berarti mengamalkan isinya dan ikuti sunnah Rasul saaw sedang bagaimana dengan Ahlul bayt? Alquran sendiri terdapat surah assyura 23 (42:23) bahwa ALLAH S.W.T berfiman pada Nabi Muhammad agar berseru pada kaum muslimin bahwa beliau tidak meminta upah atas seruan dakwah kecuali kasih sayang dan kecintaanpada keluarga beliau (alqubra). Kita penuhi hak keturunan ahlul bayt khususnya Ahlul Bayt Al-Kissa anak cucu Rasul saaw sepeninggal Rasul saaw dengan mengikuti tariqah mereka karena merekalah yg paling tahu nabi sendiri dibanding yang lain. sebagaimana antum lebih dikenal oleh saudara antum atau anak-anak antum atau keluarga antum dibanding teman antum sekeliling bukankah begitu? Kita juga memelihara dan menghormati janji ALLAH S.W.T pada Nabi pada surah Alkautsar, mungkin kita semua telah ketahu semua, sebagian ulama meriwayatkan asbabul nuzul alkautsar bahwa banyak tokoh quarys mencemohkan dan menertawakan Nabi karena ketika itu anak laki nabi meninggal, dan menganggap nabi tidak punya keturunan, hingga turun surah itu artinya ayat terakhir mengatakan ”bukan engkau tapi melainkan mereka yang terputus”. bagaimana mungkin telah ALLAH S.W.T menjanjikan Rasul saaw dengan keturunan, sedang kaum muslim tega dan berani menyalahi janji itu dengan mencoba memutuskan keturunan Nabi dengan menikahkan syarifah dengan non sayyid (padahal pernikahan sayyid-syarifah membawa manfaat segi genetika dan kedokteran). Jangankan segi syari’i segi ahklak dan etika saja sangat tidak baik kita lakukan itu pada Rasul saaw, lihatlah pembahasan Habib Isa Firdaus tentang Ahklak dn etika Imam Syafi’I terhadap anak-cucu Rasul saaw yang menolak keinginan seorang syarifah menikah dengannya.Kemudian pasti ada sebagian yang bertanya tentang Imam-Imam termasuk penulis (Derita putri Nabi) sendiri yang membolehkan pernikahan antara syarifah dan non sayyid. kita berbaik sangka pada mereka dan itu sebaik-baik kita menghormati yang lain mereka menfatwakan demikian karena takut timbul mudharat dari pernikahan itu mereka takut timbul status sosial dimasyarakat secara duniwai, yang menyebabkan sebagian kaum keturunan Rasul saaw membanggakan diri, menonjolkan diri bahkan melecehkan kaum muslim lain dan tidak mengikuti tariqah para sesepuhnya yang bersambung pada Rasul saaw dari generasi ke generasi hingga membolehkan. Penulis (Derita putri Nabi) pun mungkin berpikiran demikian karena kenyataan yang mungkin dihadapi atau lihat bahwa banyak para sadaah mulai menyimpang dan secara ekstrem mempertahankan hukum kaffaah sampai tidak melihat situasi dan kondisi tertentu atau hal darurah yg diperbolehkan. Bagaimana ketidakadilan yang sangat banyak terutama pada para sayyid yg boleh menikah non-itrah ahlul bayt sedangkan syarifah dilarang keras.Alangkah baiknya para syarifah menghindari hal-hal yang menimbulkan fitnah, dan masaalah ini diserahkan pada para Habib-habib, wali dan alim ulama yang mengerti betul tentang ini. Adapun para sayyid termasuk memiliki tanggung jawab terhadap kafa’ah bagi seorang syarifah, menjaga dan membantu para syarifah agar tetap dapat menjalin nasab dengan Rasul s.a.w. Jangan sampai kaum syarifah terseret pada faham-faham yang membingungkan sehingga menyebabkan keluar dari manhaj dan tariqah kaum alawiyyn namun kita juga tetap berbaik sangka pada orang-orang yang kurang mengerti masalah kaffah ini. Barangkali hanya itulah yang alfaqir sampaikan mungkin ada manfaatnya keterangan ini cukup diyakini dihati tidak perlu memperdebatkan lagi karena orang-orang yang suka berbantah-bantahan akan keras hatinya. maqam kaum wahai para syarifah saat ini untuk kamu syukuri pada ALLAH S.W.T berteladanlah pada leluhur kita, shalaful sholeh dari anak cucu Rasul s.a.w yang terdahulu,karena terbukti para imam-imam kita selalu bertemu dengan Rasul s.a.w baik dimimpi maupun secara sadar. Misalnya Imam Muhammad faqih muqaddam, Imam Alwi Algayyur, Imam Abdurahman Assegaf, Imam Ahmad as-syahid, Kita berbaik sangka pada Imam-Imam mungkin saja bagi yang mengeluarkan fatwa melarang mereka sangat menghormati dan memelihara nasab nabi serta melestarikannya dan mereka Imam rahimullah itu mengetahui manfaat yg begitu besar dalam hal yaitu bukti otentik agama islam, Rasul saaw yaitu nabi Muhammad bin Abdullah saaw adalah AlQuran dan sunnah serta bukti kuat yang hidup berbicara dan yang paling pantas meneladani nabi keturunan ahlul bayt itu sendiri. Karena selain alquran dan sunnah bukti yang cukup untuk membantah kaum ingkar tentang agama islam adalah adanya keturunan Rasul saaw itu sendiri dimuka bumi. selain itu mereka melihat Rasul saaw berpesan mengenai ahlul bayt dengan keturunannya pada kaum muslim dalam hadis tsaqalain, hadis safiqah nuh yg sahih bahwa kaum muslim menjaga Alquran dan Ahlul bayt keduanya tidak terpisah hingga ditelaga haud kelak. Alquran berarti mengamalkan isinya dan ikuti sunnah Rasul saaw sedang bagaimana dengan Ahlul bayt? Alquran sendiri terdapat surah assyura 23 (42:23) bahwa ALLAH S.W.T berfiman pada Nabi Muhammad agar berseru pada kaum muslimin bahwa beliau tidak meminta upah atas seruan dakwah kecuali kasih sayang dan kecintaanpada keluarga beliau (alqubra). Kita penuhi hak keturunan ahlul bayt khususnya Ahlul Bayt Al-Kissa anak cucu Rasul saaw sepeninggal Rasul saaw dengan mengikuti tariqah mereka karena merekalah yg paling tahu nabi sendiri dibanding yang lain. sebagaimana antum lebih dikenal oleh saudara antum atau anak-anak antum atau keluarga antum dibanding teman antum sekeliling bukankah begitu? Kita juga memelihara dan menghormati janji ALLAH S.W.T pada Nabi pada surah Alkautsar, mungkin kita semua telah ketahu semua, sebagian ulama meriwayatkan asbabul nuzul alkautsar bahwa banyak tokoh quarys mencemohkan dan menertawakan Nabi karena ketika itu anak laki nabi meninggal, dan menganggap nabi tidak punya keturunan, hingga turun surah itu artinya ayat terakhir mengatakan ”bukan engkau tapi melainkan mereka yang terputus”. bagaimana mungkin telah ALLAH S.W.T menjanjikan Rasul s.a.w dengan keturunan, sedang kaum muslim tega dan berani menyalahi janji itu dengan mencoba memutuskan keturunan Nabi dengan menikahkan syarifah dengan non sayyid (padahal pernikahan sayyid-syarifah membawa manfaat segi genetika dan kedokteran). Jangankan segi syari’i segi ahklak dan etika saja sangat tidak baik kita lakukan itu pada Rasul saaw, lihatlah pembahasan Habib Isa Firdaus tentang Ahklak dn etika Imam Syafi’i terhadap anak-cucu Rasul saaw yang menolak keinginan seorang syarifah menikah dengannya.Kemudian ada pula sebagian yang bertanya tentang Imam-Imam termasuk penulis buku Derita putri Nabi sendiri mengapa mereka membolehkan pernikahan antara syarifah dan non sayyid. kita berbaik sangka pada mereka dan itu sebaik-baik kita menghormati yang ulama lain, mereka menfatwakan demikian karena takut timbul mudharat dari pernikahan itu mereka takut timbul status sosial dimasyarakat secara duniwai, yang menyebabkan sebagian kaum keturunan Rasul saaw membanggakan diri, menonjolkan diri bahkan melecehkan kaum muslim lain dan tidak mengikuti tariqah para sesepuhnya yang bersambung pada Rasul saaw dari generasi ke generasi hingga membolehkan. Penulis (Derita putri Nabi) pun mungkin berpikiran demikian karena kenyataan yang mungkin dihadapi atau lihat bahwa banyak para sadaah mulai menyimpang dan secara ekstrem mempertahankan hukum kaffaah sampai tidak melihat situasi dan kondisi tertentu atau hal darurah yang diperbolehkan. Bagaimana ketidakadilan yang sangat banyak terutama pada para sayyid yang boleh menikah non-itrah ahlul bayt sedangkan syarifah dilarang keras. Imam Abubakar assakran, Imam Abdullah Alaydrus dan anaknya. Mereka selalu berjumpa dengan Rasul s.a.w dan sangat dekat dengan beliau dimasanya dibandingkan ulama-ulama saat itu pula dan jika kalau pernikahan sayyid dan syarifah adalah bi’dah dhalalah, tidak syari’i dan bermanfaat niscaya Rasul s.a.w datang pada mereka dan menegur mereka ataupun menegur Imam sesudah mereka seperti Habib Addullah Alhaddad, Habib Ali Muhammad Alhabsy dll. Berpegang teguhlah pada Al Qur’an, Sunnah Nabi saaw dan Imamul Ahlul bayt shalaf wal khalaf min hadramy. Akhir dari pembahasan ini maka diharapkan para cucu Rasul s.a.w mengikuti langkah rasul s.a.w dalam menjaga keturunan beliau s.a.w,. masalah pernikahan anak cucu beliau s.a.w. Bersyukur namun tawadhu serta rendah hati ketika mengetahui kemuliaan yang diberikan ALLAH pada kita tanpa diminta dengan jalan mengikuti Tariqah leluhur kita para Imam dan Auliyah dalam meneladani Nabi. Genetika yang suci dan baik didalam darah anak cucu Rasul s.a.w harus dijaga dengan mengikuti segala perintah ALLAH dan menjauhi larangan-NYA, karena kita ketahui perubahan struktur genetika yang telah ada bisa terjadi dengan paparan lingkungan yang hebat dan intensitas tinggi dan lama melalui panca Indra dan terekam dalam Otak tercatat dihati kita. Jika kita selalu melakukan hal-hal yang baik akan dan menjauhi hal yang buruk maka genetika kita terjaga sebaliknya jika kita bermaksiat makan dan minum yang haram, melakukan perilaku yang tidak baik seperti berjudi, berzina maka panca indera akan merekam kedalam otak selanjutnya mempengaruhi struktur kromosom, DNA dan Genetika kita kearah yang lebih buruk. Pengaruh makanan dan minuman yang haram lagi buruk merusak komposisi struktur asam amino, protein yang terkecil yang tersimpan dalam lokus-lokus Gen dan DNA, hingga dikemudiaan hari genetika lewat sel-sel mempengaruhi komposisi metabolisme tubuh kita untuk lebih ringan berbuat maksuiat dan berat untuk taat pada ALLAH. Sudah seharusnya kita lebih bersungguh-sungguh dan berusaha keras mendekatkan diri pada ALLAH sebagaimana yang Rasul s.a.w lakukan karena mendapat kemuliaan dari ALLAH bukannya malah menyombongkan dan berbangga diri serta merendahkan mahkluk ALLAH yang lain. Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum wr wb. WALLAH Ua’lam bi shawab(disarikan dari diskusi mailing list Alawiyyin@yahoogroups.com)Rujukan :1. Al Qur’an2. Kitab Hadis sahih muslim3. Musnad Ahmad bin Hambal4. Simtut dhuror AlHabib AlImam Allamah Ali bin Muhammad AlHabsy5. Tafsir Nur Tsaqalain, S Ali Umar Alhabsy6. Fatimah azzahra, H M H AlHamidi alHusaini7. Fatimah az-zahra Umu Abiha, Dr Taufik Abu Alam, pustaka pelita8. Tuntunan Tanggung jawab terhadap Ahlul bayt dan kafa’ahnya, S Umar Muhdor Syahab9. Mengapa kita mesti mencintai Keluarga Nabi saaw, S Muhammad kadzim Muhammad jawad10. Biografi dan arti gelar leluhur Alawiyyin, S Muhammad Hasan aided11. Proses kelahiran prespektif Alquran dan Hadist segi kedokteran, dr S Ali Muhammad al-barr12. Keagungan Nur Muhammad s.a.w, Ust MA. Asyahrie13. Ulama Hadramaut Putera Riyadh14. Wasoya Al Itrah An Nabawiyah, Ali Ahmad Asseggaf13. Biologi kedokteran dasar III : teori Genetika Kedokteran, J.G Nelwan.</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-44863900930125024432008-10-19T22:33:00.000-07:002008-10-19T22:38:37.870-07:00Buka Puasa Pemuda dan Pemudi Alawiyin Meriah<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUrrH6HQz59Pivn0nF2QHO6MZXXkb5zv1cPFZRl0JZlIEXXsVo3t-E0uQmDXUI9yCVwYe4a39a5IhoquLgmt4WMy09XL3LqF7RNxYhlWLqb0z8hivMGSiz_kgcT0BIIkKUtlyUJscNuM8/s1600-h/CIMG0079.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259106318550396370" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUrrH6HQz59Pivn0nF2QHO6MZXXkb5zv1cPFZRl0JZlIEXXsVo3t-E0uQmDXUI9yCVwYe4a39a5IhoquLgmt4WMy09XL3LqF7RNxYhlWLqb0z8hivMGSiz_kgcT0BIIkKUtlyUJscNuM8/s200/CIMG0079.JPG" border="0" /></a><br /><div>Jember PPF, Para Mahasiswa, Pemuda dan Pemudi Alawiyin yang tergabung dalam Organisasi Putra-Putri Fatimah Jember Rabu malam 25 ramadhan menggelar Buka puasa bersama di rumah Habib Ahmad Akkaff jember. Acara yang dikemas sederhana ini berlangsung khidmad. Dihadiri sekitar 50 orang. acara diisi ceramah agama oleh Habib Muhammad Al Muhdar. Ketua PPF Ali Zainal Abidin Assegaf mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program rutin PPF. Selain itu ia juga berharap kepada para Mahasiswa dan Mashasiswi yang berkuliah di Jember dan belum terdaftar dapat menghubungi secretariat PPF di No. 0331-3646010. “Kami Insya Allah Istiqomah dalam silaturrahmi dan mengadakan berbagai kegiatan-kegiatan ilmiah” Pungkasnya.(Biid)</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-19129424932407748442008-09-04T14:12:00.000-07:002008-09-04T14:13:48.917-07:00Untaian Imam Husein As1.Akibat baik dan buruk<br />"Alangkah mungkin orang yang tamak kepada dunia akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi bala` baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan alangkah mungkin seorang membenci urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian dan ia hidup bahagia karenanya".<br />2. Keutamaan terbaik dan jihad terbaik<br />"Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu".<br />3. Jiwa yang agung<br />"Kuwasiatkan lima hal kepadamu: (1) jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim, (2) jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat, (3) jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah, (4) jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan (5) jika engkau dicela, kontrollah dirimu".<br />4. Ambillah nasihat yang baik<br />"Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya".<br />5. Indahnya kesabaran yang disertai dengan ilmu<br />"(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu".<br />6. Kesempurnaan yang paling sempurna<br />"Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup".<br />7. Tiga kriteria agung<br />"Tiga hal adalah kemuliaan dunia dan akhirat: memaafkan orang yang menzalimimu, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, dan sabar ketika engkau diperlakukan sebagai orang bodoh".<br />8. Kontinyu dalam berdoa<br />"Sesungguhnya Allah membenci seseorang yang meminta-minta kepada orang lain berkenaan dengan kebutuhannya, dan menyukai hal itu (jika ia meminta kepada)-Nya. Sesungguhnya Ia suka untuk diminta setiap yang dimiliki-Nya".<br />9. Keutamaan orang alim atas 'abid<br />"Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu 'abid".<br />10. Dua karakter orang alim<br />"Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya".<br />11. Tiga pahala<br />"Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah".<br />12. Tinggalkanlah kemalasan<br />"Janganlah malas dan suka marah, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang malas, ia tidak akan dapat melaksanakan hak (orang lain), dan barang siapa yang suka marah, maka ia tidak akan sabar mengemban kebenaran".<br />13. Penyesalan di hari kiamat<br />"Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tidak melaksanakannya".<br />14. Buah silaturahmi<br />"Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba".<br />15. Berucap ramah dengan orang lain<br />"Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu".<br />16. Hadiah Ilahi<br />"Allah akan memberikan hadiah bala` kepada hamba-Nya yang mukmin sebagaimana orang yang bepergian akan selalu membawa hadiah bagi keluarganya, dan menjaganya dari (godaan) dunia sebagaimana seorang dokter menjaga orang yang sakit".<br />17. Jujur dan melaksanakan amanat<br />"Bersikaplah wara', berusahalah selalu, jujurlah, dan berikanlah amanat kepada orangnya, baik ia adalah orang baik maupun orang fasik. Seandainya pembunuh Ali bin Abi Thalib a.s. menitipkan amanat kepadaku, niscaya akan kuberikan kepadanya".<br />18. Perbedaan antara ghibah dan tuduhan<br />"Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya".<br />19. Pencela dibenci Allah<br />"Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri".<br />20. Tanda-tanda rendah hati<br />"(Engkau dapat dikatakan rendah hati jika) engkau rela duduk di sebuah majelis yang lebih rendah dari kedudukanmu, mengucapkan salam kepada orang yang kau jumpai, dan menghindari debat meskipun engkau benar".<br />21. Menjaga harga diri adalah ibadah terbaik<br />"Ibadah yang terbaik adalah menjaga perut dan kemaluan".<br />22. Tanda-tanda Syi'ah sejati<br />"Syi'ah kami (yang sejati) adalah orang yang takut kepada Allah dan menaati-Nya".<br />23. Sumber dosa adalah tidak kenal Allah<br />"Tidak akan bermaksiat kepada Allah orang yang mengenal-Nya".<br />24. Akal adalah makhluk Allah terbaik<br />"Ketika Allah menciptakan akal, Ia berfirman kepadanya: "Kemarilah!" Ia pun menghadap. Ia berfirman kembali: "Mundurlah!" Ia pun mundur. Kemudian Ia berfirman: "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih Kucintai darimu, dan Aku tidak akan menyempurnakanmu kecuali bagi orang yang Kucintai. Semua perintah, larangan, siksa dan pahala-Ku tertuju kepadamu".<br />25. Hisab atas dasar akal<br />"Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di dunia."<br />26. Pahala guru dan murid<br />"Sesungguhnya pahala orang yang mengajarkan ilmu adalah seperti pahala orang yang belajar darinya, dan ia masih memiliki kelebihan darinya. Oleh karena itu, pelajarilah ilmu dari ahlinya dan ajarkanlah kepada saudara-saudaramu sebagaimana ulama telah mengajarkannya kepadamu".<br />27. Dosa mufti yang tidak berilmu<br />"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya".<br />28. Ulama neraka<br />"Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya".<br />29. Tanda-tanda seorang faqih<br />"Faqih yang sebenarnya adalah orang yang zahid terhadap dunia, rindu akhirat dan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah SAWW".<br />30. Bergurau tanpa mencela<br />"Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai orang-orang yang suka bergurau dengan orang lain dengan syarat tanpa cela-mencela".<br />31. Azab untuk tiga kriteria<br />"Tiga kriteria yang penyandangnya tidak akan meninggal dunia kecuali ia telah merasakan siksanya: kezaliman, memutuskan tali silaturahmi dan bersumpah bohong, yang dengan sumpah tersebut berarti ia telah berperang melawan Allah".<br />32. Yang disukai Allah<br />"Sesuatu yang paling utama di sisi Allah adalah engkau meminta segala yang dimiliki-Nya".<br />33. Kontinyu dalam doa<br />"Demi Allah, seorang hamba tidak berdoa kepada-Nya terus menerus kecuali Ia akan mengabulkannya".<br />34. Berdoa di waktu sahar<br />"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang banyak berdoa. Oleh karena itu, berdoalah pada waktu sahar hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan".<br />35. Berdoa untuk orang lain<br />"Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya".<br />36. Mata-mata yang tidak akan menangis<br />"Semua mata pasti akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga mata: mata yang bangun malam di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada-Nya dan mata yang tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah".<br />37. Orang yang tamak bak ulat sutra<br />"Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga ia akan mati kesedihan di dalam sarangnya sendiri".<br />38. Jangan berwajah dua<br />"Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua; ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah, ia menghinanya".Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-8626031617348084092008-09-04T14:07:00.000-07:002008-09-04T14:11:08.038-07:00Sabda Sayidul Wujud<strong>1.Keutamaan mencari ilmu<br /></strong>"Barang siapa yang berjalan di atas sebuah jalan dengan tujuan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga ... Keutamaan orang alim atas orang 'abid bak keutamaan bulan atas seluruh bintang di malam purnama".<br /><strong>2.Orang-orang yang mendapat syafa'at<br /></strong>"Empat golongan akan mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat: orang yang menolong Ahlul Baytku, orang yang memenuhi kebutuhan mereka saat mereka butuh, orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisannya, dan orang yang membela mereka dengan tangannya".<br /><strong>3.Tolak ukur diterimanya amal</strong><br />"Tidak akan diterima suatu ucapan kecuali jika disertai dengan amal, tidak akan diterima suatu ucapan dan amal kecuali jika disertai dengan niat, dan tidak akan diterima suatu ucapan, amal dan niat kecuali jika sesuai dengan sunnah".<br /><strong>4.Karakter orang-orang yang akan masuk surga<br /></strong>"Maukah kuberitahukan kepada kalian orang-orang yang tidak akan tersentuh api neraka pada hari kiamat?" "Ya", jawab sahabat singkat. Ia melanjutkan sabdanya: "Orang yang teguh pada pendiriannya, selalu berbahagia, lemah-lembut dan tidak mempersulit orang lain".<br /><strong>5.Tanda-tanda orang zalim<br /></strong>"Tanda-tanda orang zalim adalah empat: menzalimi atasannya dengan menentang perintahnya, menguasai bawahannya dengan kekerasan, membenci kebenaran dan melakukan tindak kezaliman dengan terang-terangan".<br /><strong>6.Cabang ilmu agama<br /></strong>"Ilmu itu ada tiga macam: pokok akidah, akhlak dan hukum syari'at. Selain dari tiga ilmu tersebut adalah barang lebih".<br /><strong>7.Fatwa orang yang tidak ahli<br /></strong>"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tidak didasari dengan ilmu pengetahuan, maka ia telah celaka dan mencelakakan orang lain".<br /><strong>8.Puasa sejati<br /></strong>"Orang yang sedang berpuasa selalu berada dalam kondisi ibadah selama ia tidak mengghibah seorang muslim".<br /><strong> 9.Keutamaan bulan Ramadhan</strong><br />"Bulan Ramadhan adalah bulan Allah 'azza wa ajalla, sebuah bulan yang di dalamnya pahala kebaikan akan dilipatgandakan dan kejelekan akan dihapus, bulan yang penuh berkah, bulan untuk kembali (kepada-Nya), bulan untuk bertaubat, bulan pengampunan, bulan pembebasan diri dari api neraka dan bulan kemenangan dengan mendapat surga. Ingatlah, jauhilah segala perbuatan haram pada bulan itu dan perbanyaklah membaca Al Quran".<br /><strong>10.Tanda-tanda orang yang sabar<br /></strong>"Tanda-tanda orang yang sabar ada tiga: pertama, tidak malas, kedua, tidak pernah menyesal (karena kegagalan--pen.), dan ketiga, tidak pernah mengeluh karena ketentuan-Nya (yang telah ditentukan atas dirinya). Karena ketika ia malas, ia telah melenyapkan kebenaran, ketika ia menyesal, ia tidak akan bersyukur dan ketika ia mengeluh (karena ketentuan yang telah ditentukan oleh Allah atas dirinya), maka ia telah mengingkari-Nya".<br /><strong>11.Penghuni neraka yang paling celaka<br /></strong>"Penduduk neraka akan tersiksa oleh bau busuk orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya. Yang paling menyesal di antara penduduk neraka adalah seseorang yang mengajak orang lain kembali kepada Allah lalu ia menerima ajakannya dan menaati-Nya (sepenuh hati), kemudian Allah memasukkannya ke dalam surga dan memasukkan orang yang mengajak tadi ke dalam neraka dikarenakan ia tidak mengamalkan ilmunya".<br /><strong>12.Orang alim penyembah dunia<br /></strong>Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Daud a.s. seraya berfirman: "Janganlah kau jadikan seorang alim yang mencintai dunia sebagai penghalang antara Aku dan dirimu, karena ia akan menghalangimu untuk mencapai kecintaan-Ku. Mereka adalah kendala bagi hamba-hamba-Ku. Balasan-Ku paling kecil yang akan Kutimpakan kepada mereka adalah Aku akan mencabut kemanisan bermunajat kepada-Ku dari hati mereka".<br /> <strong>13.Hasil sebuah yakin<br /></strong>"Jika kalian meyakini kebaikan dan keburukan akhirat sebagaimana kalian meyakini adanya dunia ini, niscaya kalian akan lebih mengutamakan akhirat".<br /><strong>14.Pertanyaan pertama di hari kiamat<br /></strong>"Pada hari kiamat seorang hamba tidak boleh melangkahkan kakinya kecuali setelah ditanyai tentang lima perkara: untuk apa ia habiskan umurnya, untuk apa ia gunakan keperjakaannya, bagaimana ia mengamalkan ilmunya, dari mana ia mendapatkan harta dan bagaimana menggunakannya, dan tantang kecintaannya kepada kami, Ahlul Bayt".<br /><strong>15.Kerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya<br /></strong>Ketika Rasulullah SAWW menguburkan Sa'd bin Mu'adz dengan rapi, bersabda: "Aku tahu bahwa kuburan pada akhirnya akan ambruk, akan tetapi Allah menyukai seorang hamba ketika ia mengerjakan sesuatu, ia akan mengerjakannya dengan sebaik-baiknya".<br /><strong>16.Kematian adalah sebuah kesadaran<br /></strong>"Seluruh manusia adalah tidur, dan ketika mati, mereka baru sadar".<br /><strong>17.Amalan yang dapat membantu</strong><br />"Tujuh hal yang pahalanya tidak akan terputus setelah seorang hamba meninggal dunia: sebatang pohon kurma (setiap pohon berbuah lainnya—pen.) yang ditanamnya, sumur yang digalinya, sungai yang dialirkannya, masjid yang dibangunnya, Al Quran yang ditulisnya, ilmu yang diwariskannya atau anak saleh yang ditinggalkannya dan ia memintakan ampun baginya".<br /><strong>18.Orang-orang yang berbahagia<br /></strong>"Berbahagialah orang yang karena ia sendiri merasa memiliki aib tidak mau mencari-cari aib saudara mukminnya, berbahagialah orang yang menggunakan hartanya dengan tidak berlebih-lebihan, menginfakkan kelebihan hartanya (kepada orang lain), menahan diri dari berbicara lebih dan menghindari perilaku-perilaku yang buruk".<br /><strong>19.Mencintai keluarga Muhammad SAWW</strong><br />"Barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dalam keadaan syahid, ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dengan dosa yang telah terampuni, ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dalam keadaan bertaubat, ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dalam keadaan mukmin yang sempurna. Ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kebencian kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan kening yang bertulisan 'Orang yang putus dari rahmat Allah', (dan) ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kebencian kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia tidak akan mencium bau harum surga".<br /><strong>20. Balasan bagi suami yang suka mengganggu istrinya dan bagi istri yang suka mengganggu suaminya<br /></strong>"Jika seorang istri menyakiti suaminya dengan lidahnya, maka Allah tidak akan menerima semua amal baiknya meskipun ia berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari kecuali jika ia telah menjadikan hatinya rela. Dan ia adalah orang yang paling dahulu masuk api neraka. Begitu juga suami jika ia menzalimi istrinya".<br /><strong>21.Balasan bagi seorang istri yang tidak mengasihani suaminya<br /></strong>"Jika seorang istri tidak mau menoleransi suaminya dan memaksakannya untuk mengerjakan sesuatu yang berada di luar kemampuannya, maka segala kebaikannya tidak akan diterima dan ia akan berjumpa dengan Allah sedangkan Ia murka terhadapnya".<br /><strong>22.Yang pertama kali dipertanyakan pada hari kiamat<br /></strong>"Yang pertama akan dipertanyakan pada hari kiamat adalah darah yang dikucurkan bukan atas dasar kebenaran".<br /><strong>23.Pahala kekejaman dan kasih sayang<br /></strong>"Di malam Isra` dan Mi'raj aku pergi menjenguk neraka. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita yang sedang disiksa. Aku bertanya tentang dirinya (mengapa ia disiksa sedemikian rupa?). Aku mendengar jawaban: "Ia pernah memelihara seekor kucing. Akan tetapi, ia tidak memberinya makan dan minum serta tidak membiarkannya bebas memakan sisa-sisa makanan yang tercecer di atas tanah". Dan aku pergi menjenguk surga. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita penzina. Lalu aku bertanya (mengapa ia bisa masuk surga?). Aku mendengar jawaban: "Ketika ia sedang melalui sebuah jalan, ia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena kehausan. Kemudian ia menjulurkan kainnya ke dalam sebuah sumur dan memeraskan airnya di mulut anjing tersebut hingga ia terbebas dari dahaga. Dengan perbuatannya itu Allah telah mengampuninya".<br /><strong>24.Amalan yang tidak disertai dengan ikhlas<br /></strong>"Pada hari kiamat sebuah suara akan berteriak lantang sehingga semua orang mendengar suaranya: "Di manakah orang-orang yang pernah menyembah manusia? Berdirilah dan ambillah pahala amalan kalian dari orang yang pernah dijadikan tujuan amalan kalian. Karena Aku tidak akan menerima sebuah amalan yang tercampuri oleh dunia dan orang-orang yang hidup di dalamnya".<br /><strong>25.Cinta dunia adalah pembasmi amalan<br /></strong>"Pada hari kiamat akan dihadirkan sekelompok manusia (untuk dihisab) sedangkan amalan-amalan mereka bak gunung Tihamah (baca : banyak cuma tidak berarti). Setelah itu mereka diperintahkan untuk masuk neraka". "Apakah mereka mengerjakan shalat di dunia?", tanya Para sahabat keheranan. Rasulullah SAWW menjawab: "Ya, mereka mengerjakan shalat, berpuasa dan meluangkan waktu pada malam hari untuk beribadah. Akan tetapi, ketika sekelumit urusan dunia menghampiri mereka, mereka merangkulnya tanpa pikir panjang".<br /><strong>26.Anda akan bersama dengan orang yang Anda cintai<br /></strong>"Setiap orang akan selalu bersama dengan orang yang dicintainya".<br /><strong>27.Mencintai Ahlul Bayt a.s.</strong><br />"Barang siapa yang ingin hidup seperti hidupku, mati seperti matiku dan menempati surga 'Adn yang telah Tuhanku khususkan untukku, maka hendaknya ia berwilayah kepada Ali dan walinya serta mengikuti jejak para imam setelahku. Karena mereka adalah 'itrahku. Mereka diciptakan dari tanah asal ciptaanku. Mereka telah dianugerahi kepahaman dan ilmu yang luas. Celakalah orang-orang yang membohongkan keutamaan mereka dan memutuskan hubungan denganku dengan mencampakkan mereka. Semoga Allah tidak memberikan syafa'atku kepada mereka".<br /><strong>28. Berwilayah kepada Ali a.s. adalah syarat utama terkabulnya sebuah amalan<br /></strong>"Demi Dzat yang telah mengutusku dengan membawa kebenaran, jika seseorang dari kalian membawa amalan sebesar gunung pada hari kiamat, akan tetapi, ia tidak berwilayah kepada Ali bin Thalib a.s., maka Allah akan mencampakkannya ke dalam api neraka".<br /><strong>29.Pahala untuk orang sakit<br /></strong>"Jika seorang muslim sakit, maka Allah akan menulis baginya pahala sebaik pahala yang ia kerjakan pada waktu sehat dan dosa-dosanya akan berguguran bak daun kering berguguran dari pohonnya".<br /><strong>30.Tanggung jawab seorang muslim</strong><br />"Barang siapa yang memasuki harinya dengan tidak memperdulikan urusan muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka, dan barang siapa yang mendengar seorang muslim berteriak: 'Wahai muslimin, tolonglah' dan ia tidak menghiraukan teriakannya, maka ia bukanlah orang muslim".<br /><strong>31.Hubungan bangsa Iran dengan Ahlul Bayt a.s.<br /></strong>Para utusan Bazan, seorang raja Yaman yang hidup di bawah lindungan Iran dan ia sendiri adalah berkebangsaan Iran, menghadap Rasulullah SAWW seraya berkata: "Bagaimana masa depan kami wahai Rasulullah?" Rasulullah SAWW menjawab: "Kalian adalah dari kami dan masa depan kalian akan menuju kepada kami". Ibnu Hisyam berkata: Aku pernah mendengar Az-Zuhri berkomentar: "Karena hadis tersebut di atas Rasulullah SAWW bersabda: "Salman dari kami Ahlul Bayt"<br /><strong>32.Khianat yang besar<br /></strong>"Barang siapa yang memimpin muslimin sedangkan ia melihat masih ada orang lain yang lebih utama dari dirinya, maka ia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan muslimin".<br /><strong>33.Nilai Hidayah<br /></strong>Rasulullah SAWW bersabda kepada Imam Ali a.s.: "Jika Allah memberikan hidayah kepada seorang kafir dikarenakan dirimu, hal itu lebih utama dari seluruh isi dunia".<br /><strong>34.Manusia di akhir zaman</strong><br />"Akan datang suatu masa yang dihuni oleh orang-orang yang batin mereka bejat dan lahiriah mereka tampak indah mempesona. (Mereka berbuat demikian itu) karena rakus terhadap dunia. Mereka –-dengan itu-- tidak akan pernah mengharapkan apa yang ada di sisi Tuhan mereka. Agama mereka adalah riya`, dan mereka tidak memiliki rasa takut sedikit pun. Allah akan mengazab mereka, lalu mereka (akan bersimpuh) memohon (ampunan) bak orang yang tenggelam memohon pertolongan. Akan tetapi, Ia tidak akan mengabulkan permohonan mereka".<br /><strong>35.Sahabat yang paling jujur<br /></strong>"Dunia tidak pernah melihat orang yang paling jujur dari Abu Dzar".<br /><strong>36. Bertanya kepada orang alim dan berbelas asih kepada fakir dan miskin<br /></strong>"Bertanyalah kepada ulama, berbicaralah dengan para hakim dan duduklah bersama fakir dan miskin".<br /><strong>37.Mencium tangan. Tidak!<br /></strong>Salah seorang sahabat ingin untuk mencium tangan Rasulullah SAWW. Ia tidak mengizinkannya melakukan hal itu seraya bersabda: "Perbuatan itu dilakukan oleh bangsa 'Ajam terhadap para raja mereka. Aku bukanlah seorang raja. Akan tetapi, aku orang seperti kalian".<br /><strong>38.Berbuat asih terhadap sesama jenis<br /></strong>"Tidak pernah beriman kepadaku orang yang tidur kenyang sedangkan tetangganya kelaparan, dan jika penduduk sebuah desa tidur nyenyak sedangkan ada salah seorang dari mereka yang kelaparan, maka Allah tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat".Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-69535662286246173552008-09-04T13:06:00.000-07:002008-09-04T13:16:34.555-07:00Doa As-sajjad<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8rTxGZxpJvPZsb56kNIWHQC3ZwezunIeaRm-D2KREgnMQOSzpoAglh4_IV_bsLv0Kzi5AW4ocHWvpyyPVkmteOGB7NZFQcWyc0DJ68iGcLeLzj5Amac-DP87lXeeF_6UzcHUo38F2_UQ/s1600-h/ist2_866927_hands_out.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242262621275202242" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8rTxGZxpJvPZsb56kNIWHQC3ZwezunIeaRm-D2KREgnMQOSzpoAglh4_IV_bsLv0Kzi5AW4ocHWvpyyPVkmteOGB7NZFQcWyc0DJ68iGcLeLzj5Amac-DP87lXeeF_6UzcHUo38F2_UQ/s200/ist2_866927_hands_out.jpg" border="0" /></a><br /><div>Ilahi kepadaMu aku berlindung dari habisnya usia sebelum aku siap sedia, siapa gerangan yang keadaanya lebih jelek dari pada aku?? jikalau aku dipindahkan dalam keadaanku yang seperti ini kedalam kuburku aku belum menyiapkan pembaringanku, belum menghamparkan amal sholeh untuk menjadi tikarku. </div><br /><div>bagaimana aku tidak akan menangis padahal aku tidak tahu akhir perjalananku aku melihat nafsu menipuku dan hari-hari memperdayaku padahal maut mengepak-ngepakan sayapnya diatas kepalaku aku menangis karena kegelapan kubur karena sempitnya liang lahatku, bagaimana aku tidak menangis jika ku ingat detik-detik aku menghembuskan nafas terakhirku aku menangis karena aku akan keluar dari kuburku didalam keadaan telanjang, hina, dan memikul dosa-dosa besar kecil dipunggungku </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-29177391632647813602008-09-04T13:03:00.000-07:002008-09-04T13:59:16.874-07:00PENGENALAN DIRI<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo7LqtPEnvPbfFtxrbkxPj2p_DNY1Ffv4379TuIckSOJLB1Ki6vIG6D773a_Ql78qGSZxfZFakHAAzRE1nXEqvmkXURi4e5ariEApd8LfLp5e1Cml5ZAczZHxdaQ5v01fPfPyI13IZ3kI/s1600-h/CAEF8HUF.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242259678153833954" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo7LqtPEnvPbfFtxrbkxPj2p_DNY1Ffv4379TuIckSOJLB1Ki6vIG6D773a_Ql78qGSZxfZFakHAAzRE1nXEqvmkXURi4e5ariEApd8LfLp5e1Cml5ZAczZHxdaQ5v01fPfPyI13IZ3kI/s200/CAEF8HUF.jpg" border="0" /></a><br /><div><br />PENGENALAN DIRI<br />Oleh: Ali Hasyimi Al Muhdar<br />Dalam kehidupan sehari-hari kita, pasti ada sebuah pertanyaan yang selalu membingungkan kita yaitu siapa kita ini? Dari mana kita? Dan akan kemana kita setelah ini?. Dalam kebingungan itu, manusia dapat memilih dua alternatif sikap. Sikap pertama berusaha mencari jalan keluar dari pertanyaan yang membingungkan tersebut dengan jalan lebih banyak belajar dan yang kedua tidak terlalu ambil pusing dengan pertanyaan tersebut. Jika Anda termasuk orang yang mau mencari jawaban, berikut ini adalah uraian singkat untuk menyelesaikan teka teki kehidupan tersebut.<br />Siapa kita ini?<br />Banyak manusia pada zaman sekarang bertanya-tanya tentang siapa dirinya sebenarnya. Pencarian jati diri Inilah yang sangat penting sebenarnya untuk dijawab karena dengan pengenalan diri, kita akan sangat mudah menjalani kehidupan yang singkat ini dan juga kita akan mengetahui siapa sebenarnya pencipta kita. Para pemikir barat sudah banyak yang terperosok jauh dalam kesesatan karena tidak mengetahui hakikat dirinya sendiri. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib berkata : Siapa yang telah mengetahui dirinya maka dia akan mengetahui Tuhannya. Sebenarnya sangat jelas bagi manusia untuk mengetahui Tuhannya karena dalam penciptaan awal manusia ada yang disebut fitrah dan ini adalah hal yang sangat sakral bagi manusia. Karena dari fitrah tersebut, manusia mampu mengenal Tuhannya tanpa memerlukan bimbingan dari siapapun. Terkadang, setelah dewasa manusia lupa akan fitrahnya sehingga membuat mereka lupa kepada Tuhannya. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri ( Qs. Al-hasyr : 19 ). Dari sinilah kita mengetahui bahwa sebenarnya kita adalah mahluk yang diciptakan dan diistimewakan oleh Allah Swt sebagai mahluk yang sempurna di antara ciptaanNya yang lain. Fitrah adalah bahasa arab yang berarti penciptaan awal atau menggali. Dalam konteks ini arti yang sesuai adalah penciptaan awal yang mana dari penciptaan awal itu sebenarnya manusia mampu mengetahui Tuhannya.<br />Sayyidina Ali dalam Nahjul Balaghahnya mengungkapkan “ Aku heran dengan manusia yang tak mengenali dirinya, bagaimana dia akan mengenal Tuhannya.”. Dalam bab yang sama, beliau juga banyak menjelaskan tentang pentingnya pengenalan diri seperti. “ Aku heran dengan manusia yang mencari barangnya yang hilang, padahal disaat yang sama ia kehilangan dirinya namun ia tidak berupaya mencarinya.”<br />Kemudian anda pasti akan bertanya bagaimana kita akan mengetahui diri kita sehingga kita juga dapat mengetahui siapa Tuhan kita. Sayyidina Ali as juga berkata: “ Setiap bertambah pengetahuan seseorang, maka akan bertambah pula perhatiannya kepada dirinya dan ia akan mengerahkan segenap upayanya untuk mengasah dan memperbaikinya.” Jadi pengetahuanlah yang membuat kita mengenal diri kita dengan sebaik mungkin yang pada akhirnya juga akan membuahkan hasil pengetahuan Ilahiah.<br />Darimana kita?<br />Allah Swt berfirman di dalam Surat Al Mu’minun ayat 12–14 : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripatih (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripatih itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.<br />Begitulah Allah Swt menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna di antara ciptaanNya dan dari Dialah segala sesuatu ada. Jangan anda berfikir bahwa kita ada karena perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain seperti kita ketahui dalam pengetahuan umum yang berkembang saat ini. Seorang pemikir barat mengatakan bahwa kita berasal dari seekor kera yang berevolusi menuju manusia sempurna (homo sapiens). Pendapat disini sangat bertentangan dengan ayat Al-Qur’an diatas. Yakinlah anda bahwa Allah Swt yang telah menyempurnakan kita sebagai makhlukNya bahkan Allah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi ini.<br />Kemanakah kita setelah ini?<br />Banyak manusia lupa bahwa setelah kehidupan di dunia ini, dia masih akan melewati dunia akhirat. Mereka seakan-akan lupa bahwa ada suatu hari dimana manusia lupa kepada harta, keluarga ,bahkan Tuhan-duniawi mereka seperti uang yang mereka Tuhankan, Wanita yang mereka Tuhankan, berhala yang mereka Tuhankan dan Syaitan yang mereka agung-agungkan. Sesungguhnya manusia akan kehilangan kendali atas diri mereka di hari di mana bumi digoncangkan dengan dahsyat dan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya. Gunung, air, matahari bahkan segala sesuatu yang ada akan hancur ketika hari itu datang.<br />Janganlah kita bersikap sombong. Sesungguhnya kesombongan akan menjadikan kita lupa kepada kematian dan sesungguhnya manusia yang lupa akan kematian adalah budak syaitan. Mereka terlalu membanggakan dunia yang fana sehingga mereka tergiur akan kenikmatannya sampai mereka lupa akan akhirat. Ketahuilah dunia yang kekal adalah akhirat dan anda tak akan pernah meninggalkannya setelah anda berada di sana dan tempat kembali yang paling benar adalah akhirat dan disanalah kita kembali setelah melewati cobaan yang begitu dahsyat di dunia. </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-57927216142742823062008-09-04T13:02:00.000-07:002008-09-04T13:59:51.711-07:00Tidak Ada Valentine dalam Islam<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghGI5rdv0Om4pXFpXqLIbWA782bLYHoUQ8ktr9YGNwoMiAco7cTYu74uJiHOmKhPB0c9yp58LKicH6AHVFOeBHGlvqLnL0i5I7Hry9qhhLivT_3ysmLeh2GzVM6SJDthSGHi22dvFaYMk/s1600-h/CA8D6NKH.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242259297199434354" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghGI5rdv0Om4pXFpXqLIbWA782bLYHoUQ8ktr9YGNwoMiAco7cTYu74uJiHOmKhPB0c9yp58LKicH6AHVFOeBHGlvqLnL0i5I7Hry9qhhLivT_3ysmLeh2GzVM6SJDthSGHi22dvFaYMk/s200/CA8D6NKH.jpg" border="0" /></a><br /><div>Tidak Ada Valentine dalam Islam<br />Oleh: Banin Al habsyi<br />Banyak remaja muslim muslimah terkena penyakit ikut-ikutan dan mengadaptasi budaya barat tanpa proses filterisasi. Keinginan ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam jika sesuatu yang ditiru berlawanan dengan nilai-nilai Islami. Sepertinya sudah menjadi kesepakatan umum jika pada tanggal 14 Februari banyak orang-orang khususnya remaja di seluruh dunia menjadikan hari tersebut hari kasih sayang atau yang sering disebut Valentine Day. Bersamaan masuknya berbagai macam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat terutama dari kalangan remaja muslim sekalipun. Jika tiba tanggal 14 februari maka para remaja mengidentikkannya dengan coklat, bunga, boneka yang berwarna pink. Mereka mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orang yang dikasihi dengan memberikan kado spesial. Bahkan yang lebih gila lagi, para remaja banyak sekali yang mengungkapkan rasa sayangnya dengan chek in di hotel-hotel. Memang bertukar hadiah sebagai ungkapan cinta adalah suatu hal yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta dan tradisi-tadisi barat akan mengakibatkan kita terobsesi pada budaya dan gaya hidup mereka dan begitu juga mengungkapkan rasa kasih sayang adalah baik.<br />Islam adalah agama yang mampu memberikan jawaban yang indah terhadap seluruh persoalan kehidupan. Rosullallah Saw diutus kepada umatnya untuk berkasih sayang sesamanya bahkan Beliau Bersabda : “Tidak beriman salah seorang diantara kalian sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada dirinya sendiri”. Tetapi hal ini bukan dimaksudkan untuk merayakan hari kasih sayang yang bukan bersumber dari ajaran Islam karena sesungguhnya Rasulullah Saw melarang untuk mengikuti tata cara perilaku selain Islam. Sebagaimana dalam sabda Beliau, “barang siapa meniru suatu kaum maka dia termasuk dari kaum itu. Anehnya masih banyak dari kalangan umat Islam merayakan dan menyambut hari valentine. Untuk diketahui bahwa bangsa barat akan merusak generasi muda kita dengan berbagai cara bahkan Al Qur’an menegaskan dalan Surat Al Baqoroh ayat 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…” .<br /><br />Sejarah Valentine<br />Apakah anda pernah berfikir bahwa sebenarnya pada hari tersebut ada hal terbesar dalam sejarah umat Islam. Gerangan apa yang terjadi sehingga kaum barat begitu mengistimewakan hari tersebut. Peguam Zulkifli Nordin berkata dalam kaset yang berjudul Murtad , bahwa Valentine adalah nama seseorang, namanya St Valentine dan tanggal 14 februari 1492 adalah hari kejatuhan Islam Spanyol. Dia mengumumkan hari tersebut sebagai hari kasih sayang karena pada hari itu Islam telah dapat ditumbangkan. Tumbangnya kerajaan Islam Spanyol dirayakan sebagai hari valentine orang bangsa barat, jadi mengapa kita ingin menyambut hari valentine padahal pada hari itu umat Islam dibantai dan dibunuh oleh bangsa barat. Apakah kita bahagia jika saudara anda dibantai pada hari itu? sebagai seorang muslim tanyakan pada diri anda, apakah kita masih akan menyontoh sesuatu yang jelas bukan dari agama kita apalagi hal itu berhubungan dengan saudara kita? Walhasil semangat valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dari simbol-simbol kebiadaban manusia. Tanggal 14 februari telah lewat, tapi ini bisa dijadikan cerminan untuk tanggal 14 februari mendatang, apakah kita sebagai umat Islam masih akan merayakan hari pembantaian saudara-saudara kita. </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-89563214778300685952008-09-04T12:57:00.000-07:002008-09-04T14:00:08.125-07:00WAWANCARA KH. Dr. Said Aqiel Siradj:<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlsFNOviqtbUpZJfltFU4H3qxxsux32j5hRecdepHwgtApsUYEwz_AjXjzqTbutMmawtKOK4WpzskjH7xOdC4n9OBbUVcXjLN7LQDpUM_ms8Ing0Xdq0wEQJTvjNQSrTZNZanWBQsavkI/s1600-h/7.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242258921873397666" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlsFNOviqtbUpZJfltFU4H3qxxsux32j5hRecdepHwgtApsUYEwz_AjXjzqTbutMmawtKOK4WpzskjH7xOdC4n9OBbUVcXjLN7LQDpUM_ms8Ing0Xdq0wEQJTvjNQSrTZNZanWBQsavkI/s200/7.bmp" border="0" /></a><br /><div><br />WAWANCARA KH. Dr. Said Aqiel Siradj:<br />“Ja'fari, mazhab resmi Islam kelima”Bicaranya lugas khas kiai pesantren. Namun data dan istilah yang rancak terselip dalam kalimat-kalimatnya menunjukkan bahwa dia bukan sekadar kiai pesantren biasa, melainkan juga intelektual yang mengenyam pendidikan tinggi dan mempunyai pergaulan yang luas. Kyai Said, demikian sapaan akrab DR. KH. Said Aqiel Siradj.<br />Ditemui SYI'AR di ruangannya di kantor PBNU, ulama asal Palimanan, Cirebon, ini cerita banyak tentang kunjungannya ke Qatar, sikapnya tentang kerukunan antar-mazhab, kultur Syiah dalam NU dan penjabarannya tentang kondisi umat Islam Indonesia. Berikut kutipannya:<br /><br />Anda bisa ceritakan tentang pertemuan Qatar?<br />Saya diundang dalam pertemuan Suni-Syiah di Doha, ibukota Qatar, pada 20-22 Januari 2007. Tujuannya mempersempit atau memperkecil sudut pandang Suni-Syiah yang sudah barang tentu penting sekali.<br />Pertemuan pada hari pertama memang panas. Terutama pihak Suni. Yusuf Qardhawi, Syekh Wahbah Zuhaili dan Syekh Ali Syabuni punya syarat bahwa mereka bisa bertemu apabila pihak Syiah menghentikan caci maki terhadap sabahat. Mereka tidak akan mau bertemu apabila Syiah masih mengatakan misalnya ‘laknat Allah' kepada Aisyah karena Suni mengatakan ‘Semoga Allah meridhainya'.<br />Kemudian yang sangat disayangkan dan juga dikritik oleh Syekh Yusuf Qaradhawi adalah penyebaran Syiah di kalangan Suni. Dia juga bilang Indonesia sebagai salah satu basis penyebaran Syiah dengan menyebarkan buku-buku terjemahan dan lain sebagainya.<br />Lebih seru lagi, Syekh Qaradhawi di forum ini meminta Ali Taskhiri mengucapkan Aisyah radhiya Allahu anha (ra). Dan Syekh Ali Taskhiri mau melakukannya. Tidak berhenti di situ, dia juga minta semua utusan Iran mengucapkan hal yang sama seperti Ali Taskhiri. Ini kejadian yg sangat disayangkan dan sesungguhnya tidak perlu terjadi di forum yang mulia ini. Tetapi pada hari kedua sudah mulai cair.<br />Hasil dari seminar itu, pada intinya, masing-masing pihak menghargai peranan masing-masing dan mengendalikan kalangan ekstrim dari masing-masing mazhab.<br />Menurut Ali Taskhiri, di kalangan Syiah memang ada juga orang-orang yang ekstrim dan fanatik dan dengan tidak bertanggungjawab mencaci maki sahabat dan Suni. Demikian pula di Suni. Sementara NU sendiri tidak pernah mencaci maki Syiah. Tapi di kalangan Wahabi memang banyak yang ekstrim.<br />Pada pertemuan itu, saya diberi kesempatan berbicara dua kali. Pada forum tersebut, saya mengajak kedua pihak untuk masing-masing menulis buku tentang pengakuan dan penghargaan Suni terhadap Syiah dalam membangun peradaban. Begitu juga Syiah, menulis buku tentang peranan Suni dalam membangun peradaban.<br />Sebenarnya hal (pertemuan Suni-Syiah) ini sudah lama dilakukan oleh Syekh Syaltut dan Ayatullah Burujerdi. Hasil dari kesepakatan kedua tokoh tersebut adalah bahwa mazhab Ja'fari diajarkan secara resmi di al-Azhar. Bahkan salah satu keberhasilan tersebut adalah diakuinya mazhab Ja'fari sebagai mazhab resmi dalam Islam sebagaimana empat mazhab lainnya. Bahkan rektor Al-Azhar, Dr. Ahmad Thayyib, mengatakan banyak kaidah hukum yang diambil dari mazhab Ja'fari adalah sah, ketika tidak ditemukan pada empat mazhab. Walhasil, mazhab Ja'fari adalah setara dengan empat mazhab lainnya.<br />Hal apakah yang mendorong terselenggaranya pertemuan tersebut?<br />Saya kira pertemuan itu didorong oleh kondisi di Irak. Masing-masing menuduh. Suni menuding Iran menyuplai senjata. Demikian pula Syiah menuding kelompok Suni Irak mendapat senjata dari Saudi. Lepas dari masalah itu semua, perpecahan di Irak harus dihentikan. Para ulama di sana harus mengendalikan umatnya, karena bukan hanya sekadar perbedaan pendapat tapi juga sudah ribuan nyawa melayang di sana.<br />Apakah benar Iran di belakang konflik sektarian itu?<br />Saya tahu ini rekayasa Amerika. Saya tahu sengaja dibangun opini bahwa ini adalah konflik mazhab Suni-Syiah. Padahal ini murni politik, toh dulu tidak pernah terjadi konflik seperti ini.<br />Saya bisa tegaskan di sini bahwa Iran, selalu dan selamanya, membela Palestina. Padahal di Palestina tidak ada Syiah, semuanya Suni. Tapi Iran matian-matian sampai berkorban dan rela ditekan Amerika karena perjuangannya bagi Palestina. Karena itu harus dipahami Iran berdiri bukan hanya untuk Syiah, bukan hanya untuk partai, tapi juga untuk Islam.<br />Apakah pertemuan Doha itu memang khusus untuk masalah sektarian di Irak atau memang pertemuan reguler?<br />Pertemuan Doha ini terdorong karena keadaan di Irak. Kalau yang reguler adalah yang di Iran dan semua pihak diundang dalam pertemuan itu.<br />Walhasil, masing-masing pihak selalu ada yang ekstrim, dan itu salah. Di Syiah ada yang ekstrim mencaci maki Suni dan di Sunni juga tidak kurang atau kelewatan.<br />Waktu Imam Khomeini pulang ke Iran, terbit sebuah buku yg menghujat beliau kira-kira judulnya Ja'a Daurul Majus ‘Tibalah Saatnya Majusi Kembali'. Itu sudah keterlaluan.<br />Sebenarnya bila bicara masalah perbedaan mazhab, itu bukan konsumsi pasar. Bukan obrolan orang awam. Tapi kalau masing-masing sudah menyebarkan buku murahan dan saling caci maki dan menjadi konsumsi awam akan berbahaya sekali. Bahaya terhadap Islam.<br />Jadi siapa yang berhak menetralisir segala macam isu yang bisa memecah belah persatuan umat ini?<br />Ulama, dong. Seperti yang saya katakan tadi, Syekh Al-Azhar, Syekh Mahmud Syaltut, mengadakan pendekatan dengan Ayatullah Burujerdi yang kemudian berdampak besar, sampai akhirnya Mazhab Ja'fari resmi dianggap sebagai mazhab kelima, selevel dengan mazhab yang empat.<br />Apa isu Suni-Syiah demikian krusialnya sampai-sampai diadakan pertemuan Doha? Apa tidak ada isu lain?<br />Kenyataannya, sekarang (di Irak) sudah saling bunuh. Faktanya begitu. Dalang di belakang kejadian ini kita semua tahu. Juga isu senjata Syiah disuplai Iran dan senjata Sunni disuplai Saudi. Kita semua tahu siapa dalang sesungguhnya. Ini adalah kerjaan Amerika untuk memecah belah Irak. Tapi kan, beberapa ulama terpengaruh. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Syekh Qardhawi, Wahbah Zuhaili dan Ali Syabuni barangkali terpengaruh juga oleh isu ini.<br />Seandainya kita bisa berbicara dengan jernih, kembali pada dasar yang paling prinsip, semua mazhab hakikatnya sama kecuali pada hal-hal yang furu' (parsial). Kenapa kita bisa dialog dengan non-Muslim tapi tidak bisa dengan Syiah kalau tidak dibesar-besarkan oleh kepentingan politik?<br />TENTANG ISLAM DI INDONESIA<br />Ulama sedunia bisa bersatu mengenai isu Palestina. Tapi negara tempat ulama itu tinggal mempunyai policy yang berbeda. Bagaimana pendapat Anda?<br />Pertanyaan Anda mulai berkembang luas. Di Timur Tengah, pola pikir antara pola pikir agama dan nasionalisme belum selesai. Karena nasionalisme Timur Tengah itu universal. Banyak mengadopsi konsep Ernest Renan yang memisahkan gereja dan negara. Ketika di Eropa lahir bangsa-bangsa, sama sekali tidak ada pembicaraan tentang agama. Artinya tidak ada poin agama dalam konsep nasionalisme sehingga kaum Muslim menganggap bahwa nasionalisme adalah sekuler murni.<br />Pada umumnya ketika Khilafah Islamiyah di Turki tumbang pada 1924, yang menghadapi penjajah adalah kaum nasionalis. Dan mereka berhasil. Di Mesir ada Muhammad Najib, dan lain-lain. Terakhir merdeka pada zaman Gamal Abdul Naser. Begitu pula di Chad, Mitcel Aflak, Partai Ba'ats, Hafez Asad. Di Irak ada Hassan Sadr, Saddam Hussain. Mereka adalah nasionalis sekuler yang berhasil mengusir penjajah.<br />Setelah penjajah pergi, menurut masyarakat Arab awam, nasionalis gagal membangun pemerintahan. Buktinya juga gagal. Tidak ada persatuan yang permanen. Pernah ada republik persatuan Arab yang anggotanya Mesir, Libia dan Syiria tetapi umurnya hanya satu tahun. Jadi bangsa Arab putus asa dengan ide nasionalis. Gantinya adalah Islam garis keras (hardliner).<br />Alhamdulillah, kita wajib bersyukur di Indonesia Islam dan nasionalisme bertemu. Dalam Pancasila, sila pertama agama dan sila kedua kebangsaan. Orang luar negeri heran, bentuk apakah itu. Sebab Islam kita khas, ala indonesia, nasionalisme- relijius. Boleh dikata, tidak ada orang nasionalis yang anti agama. Begitu pula tidak ada agamis yang tidak punya semangat nasionalis.<br />Sejak berdirinya sampai sekarang, Nahdhatul Ulama juga kuat dengan konsep Negara Darussalam (negara damai), bukan Darul Islam, yang ditetapkan pada muktamar 1926 di Banjarmasin.<br />Konsep Darussalam adalah negara yang mengaku semua komponen yang ada baik suku, agama dan budaya lalu digabungkan menjadi satu: negara Indonesia. Nah, nilai-nilai Islam itu ditransfer melalui semangat kebangsaan.<br />Oleh karena itu, marilah kita isi kebangsaan ini dengan nilai-nilai agama, tidak usah dilegalkan, diformalkan, diresmikan menjadi konstitusi negara tapi cukup negara Pancasila, Republik Indonesia, bangsa Indonesia.<br />Jadi peradaban bangsa ini kita isi dengan nilai-nilai agama dan agama harus amalkan dan diperkuat. Itu adalah komitmen Wahid Hasyim dan Muhammad Kahar Muzakir setuju mencoret Piagam Jakarta, asal spirit dari Piagam Jakarta masih ada dalam berbangsa ini yaitu mengamalkan ajaran Islam tetapi tidak usah dilegalformalkan.<br />Dalam pandangan politis, pencoretan piagam Jakarta itu karena lobi orang-orang Indonesia Timur yang akan melepaskan diri dari negara kesatuan Indonesia kalau ada negara Islam?<br />Iya, saya sangat memahami itu. Tapi apa pun juga sebabnya, persatuan nasional, persatuan nusa dan bangsa harus diperkuat lebih dulu. Kita tidak usah berbicara tentang negara Islam karena itu pasti pecah. Sampai sekarang ini, kalau kita menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam maka akan terjadi perpecahan.<br />Kita prioritaskan dan perkuat dulu persatuan negeri ini. Di dalam persatuan sebagai bangsa mari kita berlomba mengisi negara ini dengan nilai-nilai Islam.<br />Contohnya begini, kalau di sana mereka membangun gereja maka kita harus membangun mesjid. Kalau di sana mereka membangun rumah sakit maka kita harus membangun rumah sakit pula. Nah, itu yang positif. Bukankah begitu? Kalau di sana mereka membangun rumah sakit, bukan rumah sakitnya yang harus dibakar. Kristen membangun gejera yang besar maka kita pun harus membangun mesjid yang besar pula. Orang Kristen membantu bencana alam maka kita pun harus begitu. Jangan sebaliknya, orang Kristen membangun gejara kok malah dibakar.<br />Bagaimana dengan apologi bahwa agama kita yang berasal dari Timur Tengah yang di sana sendiri agama dan nasionalisme belum bisa bertemu?<br />Begini, kita mempunyai dasar yaitu Piagam Madinah. Nabi Muhammad saw membentuk sebuah komunitas Muslim di Mekah selama 13 tahun. Itulah yang namakan Ukhuwah Islamiyah, ikatan persaudaran Muslim. Di sana, siapa pun yang non-Islam, walaupun dia adalah ayahnya, kakaknya, ibunya, saudaranya sekalipun bukan saudara. Sebaliknya, siapa pun yang Muslim adalah saudara. Yang Muslim saudara dan yang non-Muslim bukan saudara.<br />Tapi ingat, itu di Mekah. Siapakah yang non-Muslim? Mereka adalah kaum musyrikin, paganis, yang tidak punya kitab suci, tidak punya budaya, tidak punya peradaban dan sebagainya. Yaitu yang Jahiliah.<br />Kemudian Nabi saw pindah ke Yatsrib. Dinamakan Yatsrib karena yang membangun kota itu namanya Yatsrib bin Tsabit. Di sana kita menemukan sebuah masyarakat yang plural, ada Muslim Muhajirin, penduduk asli setempat (yaitu suku Aus dan Khazraj) dan masyarakat Muslim Anshar itu sendiri, serta tiga suku Yahudi (yaitu Bani Quraizhah, Bani Qainuqa dan Bani Nadhir).<br />Ketika Nabi pindah ke sana, apa yang dilihat dan dihadapi berbeda pula. Muslim terdiri dari Muhajirin dan Anshar dan non-Muslimnya adalah Ahlulkitab Yahudi, bukan Musyrikin. Maka Nabi segera melakukan perjanjian damai yang menghasilkan surat kesepakatan Madinah yang ada di dalam kitab Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Ibnu Hisyam Anshari (juz. 2 hal. 219-222).<br />Kesepakatan tersebut bertujuan untuk membangun sebuah kota yang beradab, yang di situlah akan ditegakkan kebenaran, hukum, kesetaraan, tidak ada diskriminasi, persamaan, keadilan, kesejahteraan dan sebagainya. Tidak pandang suku, agama dan lain-lain. Maka dalam piagam Madinah itu, tidak ada satu kata pun kata “Islam” dalam Piagam Madinah. Tidak ada kata “Islam”, tidak ada kata “Al-Quran”. Yang ada hanyalah keadilan, keamanan dan lain-lain.<br />Poin pertama dalam piagam Madinah itu berbunyi, Innal mukminin min Quraisy, wa Yatsrib, wal-Yahud, waman tabi'ahum wa lahiqa bihim (Orang Islam Quraiys Madinah, orang Yahudi, dan siapa pun yang berkoalisi dengan mereka) innahum ummatun wahidah (mereka umat yang satu). Jadi jelaslah, masing-masing agama itu dipersilakan melaksanakan agamanya masing-masing. Terakhir, piagam ini ditandatangani (disepakati) untuk memberantas kezaliman atau untuk menghadapi kezaliman. Jadi apa pun suku dan agamanya pasti dia akan aman. Nah, Piagam Madinah itulah yang merupakan cikal bakal lahirnya konsep Tamaddun. Maka, Yatsrib diganti namanya menjadi Madinah al-Munawwarah yang berasal dari kata “Tamaddun” yaitu Masyarakat yang berperadaban dan sadar hukum, maju dan modern. Tidak ada negara Islam, tapi negara Madinah. Saya bisa buktikan. Nabi Muhammad saw mau menerima hadiah dari seorang perempuan Mesir yang notabene Ortodoks Koptik, Maryah Qibtiyah, yang kemudian oleh Nabi dikasihkan kepada Hassan bin Tsabit seorang Kristen. Nabi juga menikahi seorang perempuan dari Yahudi, Hafsah bin Huyain.<br />Bukti lain, ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah, orang-orang Kristen Syiria, Syam, Cyprus dan lainnya lebih suka berada di bawah Madinah daripada berada di bawah kekuasaan Romawi. Ini betul-betul sudah bertamaddun (berperadaban) .<br />Nah, kalau selama 13 tahun di Mekkah Nabi telah membentuk komunitas Muslim yang diikat dengan Ukhuwah Islamiyah maka setelah Nabi pindah ke kota Yatsrib, Nabi membentuk Ukhuwah Madaniyah, yang kalau kita lihat berarti Ukhuwah Wathaniyah (Hubungan sebangsa dan setanah air).<br />Terakhir, ketika Nabi mau wafat, beliau berangkat haji dan berkhotbah di Arafah. Pada khotbah itu Nabi hanya mengucapkan, “Ya ayyuhannas, wahai manusia! Sesungguhnya nyawa, harta, dan martabat manusia itu suci mulia, seperti sucinya hari wukuf, bulan haji ini dan Batiullah di Mekkah.”<br />Bukan wahai umat Islam, wahai Umat beragama, wahai Umat Semesta alam. Tapi wahai manusia! Di sini, Nabi Muhammad ingin menyampaikan Ukhuwah Insaniyah, persaudaraan sesama manusia. Setelah itu 84 hari setelah itu Nabi Muhammad wafat.<br />Jadi, Nabi membangun Ukhuwah Islamiyah di Mekkah 13 tahun dan ditingkatkan di Yatsrib menjadi Ukhuwah Wathaniyah (nasionalis, nasionalis yang Wathaniyah, yang tamaddun, menjalankan kebenaran, keadilan dan bukan monotheisme) .<br />Dan yang terakhir Nabi bangun adalah Ukhuwah Insaniyah. Untuk ukhuwah yang terakhir ini, orang musyrik, Yahudi, Budha dan Hindu pun semuanya masuk. Semua nyawa, harta dan martabat manusia harus dihargai. Karena dia merupakan Hak Asasi Manusia. NU sendiri memiliki tiga Ukhuwah itu: Ukhuwah Islamiah, Ukhuwah Wathaniah (yang diadaptasi dari Madinah), dan Ukhuwah Insaniah.<br />TENTANG TEOLOGI KERUKUNAN<br />Pelajaran apa yang bisa kita ambil seiring dengan berkembangan Pluralitas dan Multikultural saat ini?<br />Satu, kita harus memahami watak orang Irak. Sejak dulu mereka susah dipersatukan. Masyarakat Irak pernah bersatu ketika ia dipimpin oleh seorang diktator yaitu Hajjaj bin Yusuf Tsaqafi. Setelah itu selalu saja ada ajang pertikaian.<br />Irak modern sekarang ini adalah mayoritas Suni kalau dilihat dari Kurdi non-Arab dan mayoritas Syiah kalau dilihat dari Arabnya saja. Jadi (mayoritas) Arab Irak itu Syiah, sedangkan Arab Irak Suni sedikit. Tapi kalau menghitung Kurdi yang non-Arab maka Suni menjadi mayoritas.<br />Kita berkata terus terang: ayo, Anda mau berangkat dari mana, yang mau ditilik darimana? Bila qaumiah Arabiah (Nasionalisme Arab), maka yang akan jadi mayoritas adalah mayoritas Syiah. Untuk Suni sendiri, dia harus memasukkan suku Kurdi. Masalahnya, suku Kurdi sendiri mazlum (tertindas) selama kekuasaan Saddam Hussain.<br />Satu-satunya presiden yang membunuh rakyatnya sendiri dengan senjata massal, terlepas adanya oposisi atau tidak, hanyalah Saddam Hussain. Di Halabja, jangankan suku Kurdi, ayam, bebek dan unggas lain yang tak tahu menahu pun, semuanya pada musnah.<br />Banyak juga presiden yang membunuh rakyatnya sendiri secara massal tapi tidak dengan senjata pemusnah massal seperti yang dilakukan oleh Saddam Hussain.<br />Jadi Saddam Hussain lah yang pertama kali menggunakan senjata pemusnah massal untuk membunuh rakyatnya sendiri. Korbannya ada yang menyong mulutnya, ada yang kulitnya terkelupas dan lain sebagainya. Yang selamat pun mengalami cacat.<br />Dalam konteks Indonesia, pelajaran apakah yang kita bisa ambil dari konflik Irak sekarang?<br />Kita telah sepakat sejak dulu bahwa negara ini adalah negara Darussalam, negara yang aman dan damai. Bagaimanapun bangsa kita ini memiliki ciri dan tipologi tersendiri dengan menggabungkan atau mensinergiskan antara sila pertama dengan sila kedua, yaitu agama dan kebangsaan. Di negara lain nggak ada. Itulah kelebihan kita. Tinggal kita pelihara dan jaga saja. Konflik yang ada di negara kita ini, terus terang saja, awal mulanya ada yang bikin.<br />Pada awal tadi, negara tidak boleh mengurusi masalah keyakinan umat beragama. Itu adalah urusan para ulama. Tapi pendapat Anda sekarang, negara perlu campur tangan?<br />Begini, negara itu hanya berperan menerima, menampung, dan melaksanakan aspirasi rakyat melalui ulama karena ulama adalah wakil rakyat yang sebenarnya (informal leader). Ulama menampung aspirasi rakyat, ulama sebagai jembatan yang membuat progress dengan state (negara).<br />Bagaimanakah dengan sikap negara yang melakukan standarisasi agama, ada agama resmi dan agama tidak resmi?<br />Itulah problem kita yang harus dibicarakan dengan panjang lebar. Idealnya memang tidak perlu sejauh itu. Tapi untuk mengendalikan keadaan sementara, barangkali sekarang itu masih dibutuhkan. Toh, sejak Gur Dur menjadi presiden, hal itu telah dibuka lebar. Sekarang Kong Hu Chu dijadikan agama resmi. Sekalipun di Depag belum tercatat secara resmi, tapi mereka bisa secara bebas merayakan Imlek dengan Barongsai laksana 17 Agustusan dan Imlek dijadikan hari libur nasional.<br />Gus Dur membela dan melindungi agama-agama minoritas seperti Kong Hu Chu. Apakah ini juga sikap resmi kaum Nahdhiyyin?<br />Yang namanya mayoritas itu harus membela dan melindungi yang minoritas. Ada perkembangan baru yang luar biasa ketika Nabi Muhammad saw menganggap Yahudi itu Ahlulkitab. Ketika Sayidina Umar menjadi khalifah, dia masuk ke Persia dan menjumpai kaum yang baru ditaklukkan di sana yang beragama Majusi atau ash-Shabi'ah, penyembah bintang itu. Bagaimanakah ini? Apakah mereka sama dengan musyrikin dan kafir? Keputusannya, mereka adalah Ahlulkitab. Luar biasa ijtihad Umar itu. Dalil Qurannya, “Walladzina amanu, wa Hâdu wash-Shabi'in, man amana billahi”. Jadi mereka adalah monoteis.<br />Bagaimana pandangan Anda tentang MUI?<br />MUI itu didirikan di masa Orde Baru, sama dengan KNPI. Kita husnu dzan saja ya. Waktu itu ia bermanfaat sebagai forum antar-mazhab yang mewakili kelompok Islam. Itu okelah. Tapi sekarang masanya sudah berubah. Kita harus tanyakan: Apakah MUI itu? Dikatakan ormas, jelas bukan. Karena MUI tidak punya massa.<br />Apakah dia semacam Darul Ifta' (Lembaga Fatwa)?<br />Kalau dia Darul Ifta', ya nggak usahlah besar-besar seperti itu. Cukup 10 kyai dari berbagai mazhab yang duduk di situ, ditambah 4 atau 5 orang sekretaris, sudah cukup. Seperti Mahkamah Konstitusi atau Lembaga Kehakiman. Sampai sekarang payung hukumnya belum jelas.<br />NU dikenal sebagai kelompok konservatif dan Muhammadiyah modernis. Sehingga NU bisa dikatakan memiliki ikatan emosional dengan tradisi-tradisi atau agama-agama lokal seperti Islam waktu telu dan Sunda wiwitan. Bagaimana pendapat Anda ?<br />Kita tetap harus berdakwah tentang Islam yang sebenarnya kepada mereka. Ada prinsip-prinsip ma'lum min ad-din bidh-darûrah (yaitu ada prinsip agama yang tidak bisa ditawar), seperti rukun Islam itu ada lima, rukun iman itu ada enam, Nabi Muhammad itu Nabi terakhir, al-Quran itu wahyu terakhir. Masalah rincian yang parsialnya silakan berbeda.<br />Kalau begitu, dari berbagai mazhab di Indonesia yang keras dan yang lunak itu, kira-kira perekatnya apa?<br />Tetap. Kalau mereka mereka masih meyakini rukun Iman dan rukun Islam, mereka masih dikategorikan Islam.<br />Soalnya masih ada kelompok yang masih mempermasalahkan masalah-masalah yang kecil-kecil begitu…<br />Gak apa-apa, masalah-masalah itu justru merupakan dinamika kita dalam bermasyarakat. Yang tahlil, yang nggak tahlil, yang salat tarawih 20 atau 8 rakaat itu dipersilakan.<br />Masih ada yang menyesatkan dan mengafirkan orang tanpa dasar. Padahal mereka tahu bahwa kelompok yang mereka kafirkan itu masih mengimani Allah, al-Quran dan sebagainya?<br />Kalau begitu nggak akan pernah ketemu. Jangankan dengan non-Muslim, dengan sesama Muslim pun, baik yang Persis, NU, Muhammadiyah, atau pun Syiah, tidak akan ketemu kalau itu masih dipersoalkan.<br />Ada kalangan yang berpendapat bahwa karena mayoritas Indonesia itu Islam dan tradisinya adalah tradisi Muslim itu maka formalisasi syariat Islam melalui Perda-perda syariat Islam akan semakin menguatkan posisi Islam Indonesia. Pandangan Anda?<br />Pertama-tama, yang Anda harus ketahui, berapa persen masyarakat Indonesia yang familiar dengan al-Quran? Yang melek sejarah Islam saja, berapa persen? Paling-paling Cuma 12% yang bisa baca dan familiar dengan al-Quran. Kita ini masih dalam marhalah (fase) dakwah, masih jauh dari Islam yang sebenarnya kita inginkan.<br />Yang kedua, (bila ada) teman-teman kita yang kembali ke gerakan salaf, itu bagus dan harus, sebab di dalam hadis dikatakan, “Khairu qurun, qurni tsummal ladzina yalunahum” (sebaik-baik masa adalah masaku dan masa-masa setelahku).<br />Tapi contoh (gerakan salaf) bukan berarti memelihara jenggot dan bercelana di atas mata kaki. Kalau sekadar ingin berjenggot atau bercelana seperti itu, ya silakan.<br />Kita harus mengetahui bahwa tiga abad pertama Islam itu adalah masa-masa kejayaaan dan keemasan, yaitu masuknya tsaqafah (kebudayaan) hadharah (peradaban), ilmu pengetahuan, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu tajwid, ilmu qiraat, ilmu nahwu, sharaf, balaghah, kedokteran, astronomi, dengan tokoh-tokohnya: Ibnu Sina, al-Farabi, al-Kindi, al-Khauqa, al-Idrisi yang ahli ilmu bumi. Semua terjadi di abad ketiga Hijriah, di samping Syafi'i, Maliki, Hambali, Hanafi, Bukhari, Muslim.<br />Jadi, kalau kita mau bicara kembali ke salaf, ayo, saya setuju, tapi ilmunya (peradabannya) bukan hanya simbol sorbannya, jenggotnya dan juga celana yang di atas mata kaki itu. Ayo kita kembali membangun kejayaan Islam seperti salaf.<br />TENTANG MAULID NABI SAW<br />Salah satu bentuk kembali ke salaf yaitu mengagumi Nabi Muhammad saw. Tapi mengapa dalam tradisi Muslim, hanya kelahiran Nabi yang diperingati, sedangkan hari wafat ulama diperingati?<br />Karena Nabi Muhammad lahir sebagai rahmat bagi seluruh alam, begitu lahir pun sudah menjadi rahmatan lil ‘alamin. Kalau manusia biasa selain Nabi, tidak diketahui akan menjadi apa kelak anak tersebut. Nah, setelah hidupnya terbukti bahwa dia adalah seorang yang alim, barulah wafatnya diperingati.<br />Kenapa haulnya Nabi tidak diperingati, hanya lahirnya saja?<br />Karena sejarah dan pujian-pujian dalam syar-syair itu pun hanya pada hari lahirnya saja. (Dikatakan) bahwa Nabi lahir dengan penuh lautan cahaya dan membawa kebebasan, mengangkat derajat manusia, mengubah tatanan dunia. Yang disebut-sebut itu lahirnya dan bukan haulnya.<br />Dalam syair-syair seabrek-abrek disebutkan tentang kelahiran Nabi seperti yang terdapat di dalam Diba, Barzanji dan Burdah, Simtu Durar. Kalau Orang-orang mau menggubah syair atau sastra puji-pujian, yang ditekankan adalah kelahiran Nabi yang membawa rahmat.<br />Kalau haul ulama? Meniru keteladanannya, itu sebenarnya. Haul Sunan Gunung Jati, misalnya, diperingati karena beliaulah yang berjasa besar membawa Islam dan mengislamkan seluruh Jawa Barat ini. Termasuk wilayah Jayakarta, Banten, Sunda, dan Cirebon. Semuanya menjadi Muslim dan mengalahkan kerajaan Pajajaran pada waktu itu.<br />Mengapa penghinaan kepada sosok Muhammad mendapat reaksi yang sangat keras dibanding penghinaan kepada Allah Swt atau Tuhan?<br />Saya tidak akan menjawabnya secara renci. Begini, kalau ada yang mengaku dirinya tuhan, dengan sendirinya dia segera tertolak mentah-mentah oleh semua orang yang waras akalnya. Bisa terjadi ada beberapa atau sejumlah orang akan percaya dengannya. Penghina tuhan akan kualat dengan sendirinya karena Tuhan tetap saja Tuhan.<br />Berbeda halnya ketika ada orang yang mengaku nabi itu, kita akan memprotes keras. Misalnya Nabi dikritik karena poligaminya. Sebenarnya Nabi melakukan itu sebagai siasat perang. Perlu penjelasan dan pemaparan khusus akan hal ini.<br />Kenapa perayaan Maulid Nabi di masyarakat NU itu lebih meriah dan lebih simbolis ketimbang di masyarakat Muhammadiyah?<br />Karena di sini ada budaya Syiah. NU menerima budayanya, bukan fikih atau teologinya. Budaya Syiah itu ya mencintai Nabi dan Ahlulbait. Di dalam bait-bait syair Barzanji tidak ada yang memuja dan nyanjung Abu Bakar, Umar dan Usman. Nggak ada.<br />Contohnya, “Kami mempunyai bapak yang sangat kami cintai, yaitu Muhammad, kami punya Ali al-Murtadha, kami punya as-Sibthain (Hasan dan Husain), kam Imam min ba'da khalafu (dan imam-imam setelahnya) seperti Ali Zainal Abidin, anaknya Muhammad al-Baqir, sebaik-baiknya wali, dan putranya ash-Shadiq (Imam Ja'far Shadiq) dan putranya Ali Ridha, begitu lho.<br />Jadi budaya Syiah masuk ke NU. Bahkan budaya Syiah pun masuk pesantren. Contohnya penghormatan kepada kyainya. Kalau kyainya meninggal maka yang menggantikannya adalah anaknya sekalipun secara kualitas sangat jauh berbeda. Soalnya keilmuannya, ya dia akan bisa mendapatkan dari guru-gurunya yang lain.<br /><br />Kalau banyak berasal dari kultur Syiah, apakah masyarakat yang sadar akan beralih ke gaya mencintai Nabi ala Muhammadiyah?<br />Nggak. Silakan Maulid Nabi dan Dibaan itu dikritik, tetap saja nggak bisa hilang dari kami. Malah yang kritik itu sendiri yang terpental.Mengapa?<br />Sebab Allah Swt sendiri yang memuji beliau. Dalam al-Quran, “Innaka la'alâ khuqin azhîm”. Dan kita punya keyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah pemberi syafaat sebagaimana yang tercantum di dalam hadis-hadis sahih. Orang-orang yang banyak dosanya, kalau mereka berziarah kepada Nabi Muhammad dan beristigfar, dan Nabi sendiri memintakan ampunan, pasti mereka akan diampuni dosa-dosanya. “Walau annahum zhalamû anfusahum jâ'ûka fastagfaruhumullah wastagfaruhumur- rasul. Lawajadûllaha tawwabar-rahima.”<br />Ada yang bertanya, apakah Nabi Muhammad saw masih hidup sampai sekarang? Jawabannya, ya. Nabi masih hidup sampai sekarang. Buktinya, “Assalamu ‘alaika” dalam tahiyat salat, “‘alaika” berarti beliau masih hidup.<br />Jadi, mereka yang datang ke kuburan jasad Nabi (di Madinah) lalu dia beristigfar dan Nabi memantau istigfar kita kepada Allah, maka Allah akan pasti akan mengampuni dosa-dosanya.<br />TENTANG KULTUR SYIAH<br />Suni plus kultur Syiah ini, apa hanya khas di NU saja ataukah ada di tempat lain juga?<br />Tidak. di Mesir Maulid Nabi semarak sekali, ada tahlilan dan tawasulan. Begitu pula di Maroko. Di Saudi nggak semua (mengharamkan) , hanya Najd dan Riyadh saja. Orang-orang Hijaz dan Madinah masih (membaca) Barzanji segala macam.<br />Pada dasarnya umat Islam yang ada di Nusantara ini pada umumnya, terutama NU, berhutang budi banyak terutama kepada Ahlulbait yang telah menyebarkan Islam di Nusantara sejak dahulu kala. Kita semua tahu bahwa beberapa Wali Songo itu rata-rata keturunan Ahlulbait. Karena itu budaya Ahlulbait, budaya Syiah, mempunyai kesamaan dengan budaya Islam Indonesia. Seperti tawassul kepada Sayidina Ali dan Ahlulbait lainnya. Doa-doa seperti hizib yang dibaca oleh orang-orang kampung itu dimulai dengan (mengirim) surah Al-Fatihah kepada Rasulullah dan Ahlulbait.<br /><br />Tapi tradisi-tradisi seperti itu mulai menghilang dengan datangnya Wahabisme dan modernitas?<br />Pilar pertahanan Islam adalah budaya. Selama masih ada tahlilan, Diba, Barzanji, puja-puji kepada Rasulullah saw tidak bisa dihilangkan. Partai politik dan ormas bisa dihilangkan atau dilarang, tetapi budaya tidak bisa dihilangkan.<br />Hati umat Islam Indonesia dan dunia sudah terpatri dengan kecintaan kepada Rasulullah dan Ahlulbaitnya secara mendalam, terlepas dia itu Suni atau Syiah. Semuanya mencintai dan menghormati Ahlulbait.<br />Di Indonesia ada syair yang dibacakan kalau ada yang tertimpa musibah atau penyakit menular, yaitu: “li khamsatun utfi biha harral wabai hatimah, al-Mustafa wal murtadha wabna huma wa Fathimah” (Saya mempunyai lima orang yang bisa menolak bala yaitu yang pertama, al-Mustafa Muhammad, yang kedua al-Murtahda Ali, dan kedua anakanya Hasan dan Husain, serta yang kelima Fathimah). Itu dibacakan oleh orang-orang kampung. Luar biasa. Selama itu masih dibaca, selama itu pula budaya Syiah masih ada di Indonesia.<br />Dengan kata lain, Anda ingin mengatakan bahwa Wahabisme tidak bisa masuk ke dalam tradisi NU?<br />Ya. Silahkan mereka membuat yayasan di mana-mana, tetapi karena sudah jadi budaya itu tidak akan lepas dari NU.<br />Bagaimana kasus komunitas Syiah di Bondowoso yang diisukan dekat dengan NU?<br />Itulah yang sangat disayangkan. Saya menghimbau dan mengharapkan kepada teman-teman aktivis Syiah, jangan sekali-sekali memformalisasikan mazhab. NU tidak pernah memusuhi Syiah. Mungkin malah sayang Syiah. Tapi bagaimanapun NU kan Suni yang beraliran Asy'ari dan di bidang tasawufnya adalah al-Ghazali.<br />Jadi, jangan sekali-kali menonjolkan formalitas mazhab. Hubungan kita dengan Ahlulbait (Syiah) sudah sangat indah sekali, tidak bisa dilepaskan atau dijauhkan antara keduanya.<br />Orang-orang awam belum mengetahui sejauh mana budaya Syiah itu. Hanya kita-kita yang berpendidikan sajalah yang memahami semua hal itu. Memformalkan Syiah hanya akan merugikan kita semua.<br />Bagaimana dengan transfer khazanah keilmuan dari Persia ke budaya Indonesia?<br />Sangat luar biasa. Contohnya, huruf terakhir kata Arab yang diserap dalam Bahasa Indonesia yang berakhiran “h” dibaca “t”, seperti “surat”. Ini adalah budaya Persia.<br />Ada lagi budaya Persia yang masuk ke dalam budaya Indonesia. Kalau kita membaca al-Quran, misalnya “Hudan lil-muttaqin” , maka (di akhir ayat pendengar) akan dijawab dengan “Allah” (dengan nada panjang dan lembut). Itu merupakan budaya Iran yang mencirikan kelembutan khas Iran.<br />Mesir tidak begitu. Kalau mereka mendengar kata “Hudan lil-muttaqin” dibacakan maka mereka akan menjawab “Allahu Akbar” (dengan suara lantang). Kalau mereka mendengar orang membaca al-Quran dengan merdu kemudian tersentuh hatinya, seperti bacaan Syekh Abdul Basith, maka mereka akan berucap “Allah” (dengan keras).<br />Konflik antar mazhab semakin mengeras semenjak Wahabisme muncul. Bagaimana NU memahami Wahabi?<br />Saya memahami Wahabi bagian dari Suni, tetapi Suni versi Mazhab Hambali. Hambali sendiri adalah di antara empat (mazhab) yang paling keras. Hambali ini pun kemudian ditafsirkan oleh Ibnu Taimiyah sehingga menjadi lebih keras. Operasionalnya dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, menjadi semakin keras lagi dibandingkan dengan kepala induk dari mazhab ini sendiri. Salah seorang imam yang paling keras adalah Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab lebih keras lagi daripada Ibnu Taimiyah.<br />Apakah yang Anda bisa simpulkan dari fenomena ini?<br />Kesimpulannya yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Islam datang ke Indonesia dulu bil hikmah wal mau'izhah wal mujadalah. Dengan penuh hikmah (wisdom), akhlakul karimah, budaya, mauizhah (ceramah yang bagus), dengan diskusi dan debat yang ideal dan bagus. Semua itu dilakukan oleh Ahlulbait dan diteruskan oleh para mubalig dan para Kyai.<br />Konon ada beberapa kyai yang keturunan Ahlulbait, tapi gelarnya dikesampingkan dan ditutupi. Saya sendiri, katanya, ada (garis) keturunan dari Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati. Kyai Sahal Mahfudz keturunan Sunan Kudus. Dan apalagi Gus Dur keturunan Sunan Ampel. Semua itu kembali kepada Ahlulbait. Orangtua-orangtua kita menghapus atau tidak menyebutkan al-Haddad, al-Habsyi dan sebagainya. Semua leluhur saya bliang begitu. Kakek saya semuanya keturunan Ahlulbait.<br />Kesimpulan kedua, karena dakwahnya bil hikmah, maka budaya itu menyatu dengan kehidupan kita sebagai orang Islam melalui salawatan, puji-pujian dan melalui doa-doa. Jadi kita tidak bisa dipisahkan dengan budaya Ahlulbait. Sekali lagi, budayanya lho, bukan akidah atau politiknya.<br />Cara berpikir Syiah boleh kita ambil meskipun kita berfikih Syafi'i dan berakidah Asy'ari. Lama-lama ini akan menjadi sebuah budaya dan nggak usah ditutup-tutupi.<br />Di Indonesia juga ada tradisi Asyura (seperti upacara Tabut di Padang dan itu adalah budaya Syiah) juga tradisi mencintai Imam Ali. Semua orang tahu bahwa Sayidina Ali adalah seorang yang hebat dan mulia. Semua ini sudah menjadi sebuah budaya yang turun temurun yang diciptakan di komunitas masyarakat Islam Indonesia.<br />TENTANG BUDIDAYA TASAUF<br />Apabila bentuk-bentuk keagamaan yang simbolis malah meruncingkan perbedaan antar mazhab, bisakah tasawuf atau mistisisme menjadi titik temu?<br />Mistisisme merupakan titik temu dan muara dari segala agama, bukan saja antara Islam dengan Islam saja tetapi di luar agama Islam. Seperti inilah yang dipraktikkan tasauf. Tidak ada orang yang tidak suka terhadap nilai-nilai keindahan akhlak seperti sabar, tulus dan sebagainya.<br />Nggak ada orang yang menolak semua nilai itu meskipun kalangan Kristen, Hindu dan Budha dan Kong Hu Chu. Semua (ajaran) mengarah ke sana, kan? Karena dia merupakan puncak dari moralitas dan spiritual. Jadi dengan ini, kita bisa mempertemukan antara agama bukan hanya antara mazhab saja.<br />Mempertahankan tasawuf hanya berarti melalui tradisonalisme, sedangkan tradisi itu adalah masalah utama masyarakat neo-modern. Bisakah kalangan muda NU eksis di dalamnya?<br />Begini, yang namanya budaya atau tradisi itu berangkat dari kampung. Kemudian kita membawanya ke kota dan di sana kita angkat ke atas (permukaan). Ia (tradisi tasauf itu) boleh dikritik, diperbaiki dan ditambal kekurangan-kekurang annya.<br />Apakah hal itu tidak malah menghancurkan basis-basis tradisi yang ada di desa?<br />Tradisi itu kan berasal dari desa (kampung). Akarnya budaya itu berasal dari desa. Saya tidak bisa lepas dari budaya dan tradisi desa di mana saya berasal. Anda yang Sunda juga pasti dia tidak akan bisa lepas dari budaya Sunda yang Anda bawa dari desa ke Jakarta. Karena itu di mana pun Anda berada pasti unsur atau pola pikir Sundanya nggak akan hilang. Yang dari Madura juga tidak akan hilang. Di situlah, silahkan kalau ada kritik atau perbaikan, yang penting tidak bertabrakkan dengan kalimat La Ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah.<br />Salah satu menanamkan nilai-nilai adalah lewat peringatan-peringat an, dan itu juga menjadi momentum persatuan umat.<br />Ya. Dulu Maulid Nabi dimulai pertama kali oleh Khalifah Mu'idz Lidinillah, khalifah Fathimiah, salah satu khalifah keturunan Abdullah dari Tunisia tahun 363 H. Dia lalu masuk Kairo dan mengalahkan Ahmad bin Thulun. Khalifah Mu'idz kemudian menyatukan umat untuk merayakan Maulid Nabi secara besar-besaran.<br />Dia kemudian mendirikan sekolah al-Azhar dengan nama Jauhar ath-Thaqul, lalu membangun kota Qahirah (Kairo) hingga kemudian dikalahkan oleh Dinasti Mamalik dan kemudian oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.<br />Artinya, seremonial-seremoni al seperti itu bisa menyatukan umat, dan menyatakan kepada umat bahwa kita memiliki seorang pemimpin yang namanya Muhammad dan kita harus mengikuti ajaran dan dakwahnya. Hal ini, sama halnya dengan kita memperingati hari 17 Agustus, untuk memperingati bahwa dulu bapak-bapak dan orangtua-orangtua kita telah mengorbankan nyawa, harta dan pikirannya demi kemerdekaan dan membangun Negara Indonesia yang tercinta ini. Adapun bentuk seremonialnya bisa disesuaikan dengan aneka kebudayaan umat yang ada, seperti di Yogyakarta misalnya dengan cirinya sendiri, di Cirebon dengan cirinya sendiri dan di Mesir pun akan lain lagi.<br /><br />TENTANG MENGAJARKAN CINTA NABIBerarti harus adanya pentradisian di dalam keluarga?Ya.<br />Bagaimana kiat Anda dalam mendidik keluarga agar mencintai Nabi dan Ahlulbaitnya?<br />Setiap pagi anak-anak saya mendengar bapaknya melantunkan bait-bait Burdah. Pasti lama-lama mereka pun akan ikut juga. Saya hafal Burdah, Barzanji dan Diba. Nazham-nazhamnya saya hafal, Asyraqal Badru ‘Alaina, dan yang lain-lainnya juga saya hafal. Begitu juga, ketika saya masih kecil di kampung. Begitu saya melek (bangun tidur), saya mendengar bapak saya membaca Burdah, Barjanji, dan Diba. Jadi, saya hafal bait-bait syair berikut nazham-nazhamnya itu dengan itu dengan sendirinya.<br />Nggak usah Maulid Nabi, setiap kita ceramah, khotbah, dan dakwah kita pasti menyampaikan sejarah Nabi. Itu berarti memperingatkan kita bahwa kita punya pemimpin yang harus kita taati.<br />Itu dibaca tiap kapan?<br />Tiap malam. Saya membaca Burdah itu malam sebelum subuh. Dan ini ada kisahnya. Ada seorang dari Alexandria bernama Abu Sa'id al-Busri yang terkena stroke dan mimpi berjumpa Rasulullah saw. Dia meminta izin akan mengubah syair kasidah untuk memuji-muji beliau. Setelah beliau pulang kembali bait syair itu sudah rampung. Lalu Rasulullah saw mempersilakannya. Setelah dia selesai menampilkan syairnya di depan Rasulullah saw, Rasulullah saw mengusap-ucap wajahnya dan keesokan harinya dia sembuh dari penyakit strokenya itu.[] </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-64754744680338021152008-09-04T12:54:00.001-07:002008-09-04T14:00:21.224-07:00REALISASI SYAHADAT<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLZaj54ulQvgVNTp0Z9y5KBvxAwF1L-oSXj6keHFITqjW7_nW8p1zjkf1iD7LID4wXWvjZsGFyI89WUGfIViURLkmxML_fujjxoOaHH33Il5rLCYNFu4eKwL1zqETNPOjDvYZi0hGW97g/s1600-h/4.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242257711602788786" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLZaj54ulQvgVNTp0Z9y5KBvxAwF1L-oSXj6keHFITqjW7_nW8p1zjkf1iD7LID4wXWvjZsGFyI89WUGfIViURLkmxML_fujjxoOaHH33Il5rLCYNFu4eKwL1zqETNPOjDvYZi0hGW97g/s200/4.bmp" border="0" /></a><br /><div>REALISASI SYAHADAT<br />Setelah kita mengucapkan bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah RosulNya maka kita harus memiliki realisasi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari, jangan hanya bisa mengucapkan syahadat tapi juga realisai dalam kehidupan kita harus kita jalankan. Apa saja realisasi yang harus kita lakukan? Disini ada tiga pokok permasalahan yang harus kita realisasikan setelah kita mengucapkan syahadat.<br />1. Adanya ajaran yang benar<br />Kita ketahui bersama pada zaman sekarang ini banyak sekali pertentangan mengenai ajaran yang benar tetapi yang dimaksud disini bukan cabang dari ajaran yang benar melainkan pokok dari ajaran itu, apa pokok dari ajaran yang paling benar itu, kita ketahui semua bahwa Islam adalah ajaran yang dikenal di langit dan di bumi maka hanya Islam lah yang bisa menjawab bahwa ajaran yang paling benar adalah Islam, sudah banyak profesor maupun pemikir barat mengatakan bahwa agama yang paling bisa menjawab tantangan zaman sekarang hanyalah Islam. Dari sinilah kita harus belajar bagaimana kita bisa menjalankan agama yang ajarannya sudah dikenal dimana-mana, karena pokok dari semua prilaku kita sehari-hari hanya agama yang bisa menjawab. Kita ketahui bahwa barat dari dulu mengatakan bahwa mereka adalah negara dan ajaran yang menjunjung tinggi HAM tetapi pada kenyataannya merekalah yang mengghancurkan itu, sedang islam yang sudah dikenal dari negri arab tidak pernah meneriakkan HAM tetapi Islamlah yang memberikan jawaban itu semua kapada tiap manusia yang hidup didunia sampai sekarang ini.<br />2. Keimanan kita terhadapnya<br />Setelah kita menemukan ajaran yang teragung dan tidak akan hilang sepanjang zaman, maka kita harus mengimani ajaran tersebut sebab ketika kita hanya megetahui ajaran yang benar namun tidak mengimaninya, laksana mencari benda dimalam hari tanpa bantuan penyinaran. Perlu anda ketahui bahwa kaum Barat diam – diam mencari kelemahan umat Islam semenjak dahulu kala, bangsa barat tidak mampu melamahkan iman umat Islam dikarenakan dalam diri mereka masih terdapat ajaran yang benar. Dalam proses pemisahan umat Islam dari agamanya para pemikir – pemikit Barat tidak pernah berputus asa, mereka juga bertujuan untuk menghilangkan keimanan dan pemahaman terhadapnya, namun karena iman umat Islam terhadapnya begitu kuat, lebih kuat dari persekongkolan – persekongkolan dan rencana busuk bangsa barat, umat Islam mampu untuk tetap tegar dan menang dalam pertempuran sehingga mereka tetap mengimani ajaran Islam yang agung.<br />3. Pemahaman umat terhadapnya<br />Ketika keimanan sudah menjadi perisai bagi umat Islam para penyerang dan pembenci menggunakan berbagai cara untuk menghancurkan kesadaran umat terhadap pemahaman Islam dan menutup cahayanya, sehingga kita dapatkan disana-sini “titipan” pemahaman – pemahaman dan pemikiran – pemikiran mereka. Demikianlah, umat menjadi terbelenggu oleh musuh – musuhnya dimana mereka berhasil mewujudkan rencana yang busuk sehingga umat tidak mengetahui Islam secara jelas dan mendapatkan berbagai kepalsuan yang disebarkan bangsa barat dari pemikiran – pemikliran mereka yang tidak sehat. Dengan demikian terjadilah kontradiksi yang aneh di tengah –tengah umat sehingga umat tidak memahami Islam dengan penahaman yang benar dan sempurna meskipun mereka mengimani ajarannya. Dan perlu kita sadari bahwa didalam Islam sendiri juga terjadi pertikaian masalah pemahaman itu sendiri bahkan mereka saling sesat menyesatkan. Bangsa-bangsa barat sudah mulai merusak islam dari dalam islam itu sendiri, ini dikarenakan kurangnya kita untuk memahami islam yang hakiki, bangsa-bangsa barat juga mengatakan mereka tidak pernah berhasil merusak islam dari ajarannya dan juga keimanannya tetapi mereka dengan mudah merusak islam dari pemahamannya, inilah yang sudah sangat jelas kita saksikan dizaman yang serba modern ini. Jika kita kembali kepada firman Allah Swt maka kita tidak akan terjerumus kedalam pemahaman yang sesat dan menyesatkan, dimana Allah berfirman didalam Al-Qur’an : “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Q.S al Maaidah: 15-16). Marilah kita tinggalkan pemahaman – pemahaman yang sudah merusak umat Islam seperti sekarang ini dan kita juga kembali kepada tali Allah Swt karena hanya Dia yang dapat menyelamatkan kita dari jurang kesesatan dan bersatulah anda karena sesungguhnya umat Islam adalah satu umat dan orang – orang Islam adalah saudara. Wallahu a’lam bisshawab.<br /><br />Ali Hasyimi Al Mohdhar </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-32184173165561964352008-09-04T12:51:00.000-07:002008-09-04T14:00:34.915-07:0020 Resep Manusia Surga<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Ff6d-bT-l4czDWOy3tatFrWmTEkGJxTInvRLP1UE2YibFhjbnXNvWglN_n4XeihZnJjLHQhkK2UcrRv-QYAPPJYODcqC5WRIijYIol4o06NXsxtS8VWJ0DEiuLY9NfAQZWC1zMo4kQw/s1600-h/Mekkah__Allah__Muhammad_by_Usman6.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242256709755932226" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Ff6d-bT-l4czDWOy3tatFrWmTEkGJxTInvRLP1UE2YibFhjbnXNvWglN_n4XeihZnJjLHQhkK2UcrRv-QYAPPJYODcqC5WRIijYIol4o06NXsxtS8VWJ0DEiuLY9NfAQZWC1zMo4kQw/s200/Mekkah__Allah__Muhammad_by_Usman6.jpg" border="0" /></a><br /><div align="left">1. Pribadi berdzikir, dzikir menjadi kepribadiannya,<br />2. Allah tujuannya,<br />3. Rosulullah adalah teladan dalam hidupnya,<br />4. Dunia inipun menjadi syurga sebelum syurga sebenarnya,<br />5. Bumi menjadi masjid baginya,<br />6. Rumah,kantor bahkan hotel sekalipun menjadi musholla baginya,<br />7. Tempat dia berpijak : Meja kerja, kamar tidur hamparan sajadah baginya,<br />8. Kalau dia bicara, bicaranya Da’wah,<br />9. Kalau dia berdiam dia berdzikir,<br />10. Nafasnya tashbih,<br />11. Matanya penuh rahmat Allah, penuh kasih sayang,<br />12. Telinganya terjaga,<br />13. Fikirannya baik sangka tidak sinis, tidak pesimis, tidak suka memfonis,<br />14. Hatinya diam, diam berdoa dan doanya diam diam,<br />15. Tangannya bersedekah,<br />16. Kakinya berjihad dan tidak mau melangkah sia sia,<br />17. Kekuatannya silaturrahmi,<br />18. Kerinduannya tegaknya syariat Allah, kalau benar tujuannya maka sabar dan kasih sayang strateginya,<br />19. Cita - cita tertingginya syahid dijalan Allah,<br />20. Kesibukannya ia hanya asyik memperbaiki dirinya tidak tertarik mencari kekurangan apalagi aib orang lain</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-48175022100266715702008-09-04T12:47:00.000-07:002008-09-04T14:00:48.960-07:00Dapatkah Sunnah - Syiah saling merangkul???<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAg1koTSHlleR4u7NEChSY3vdvc5haV4iZtF6sHXWH8ijfYbrt03KtTLZqmMtt1LaJTkreLQyoSSkXW9ZqcLAAKiwguM7XwofwnBNM3L_NAA6HzIqprBWpEzwW8dC3aHKFhLQBVWJrmtU/s1600-h/islamic-brotherhood.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242255817609623362" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAg1koTSHlleR4u7NEChSY3vdvc5haV4iZtF6sHXWH8ijfYbrt03KtTLZqmMtt1LaJTkreLQyoSSkXW9ZqcLAAKiwguM7XwofwnBNM3L_NAA6HzIqprBWpEzwW8dC3aHKFhLQBVWJrmtU/s200/islamic-brotherhood.jpg" border="0" /></a><br /><div align="left">Dapatkah Sunnah - Syiah saling merangkul???<br />OLEH: Muhammad Bagir Al-Muhdhar<br /><br />“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”<br /><br />Perbedaan bukanlah perselisihan akan tetapi adalah sebuah rahmat yang Allah berikan kepada manusia, bukanlah suatu masalah yang besar perbedaan antar suatu kelompok dengan kelompok yang lain, yang mempunyai prinsip - prinsip syariah dan aqidah sendiri. Demikian itu secara teori perbedaan – perbedaan itu baru akan berbahaya jika disertai fanatisme buta dan fanatisme tidak hanya dapat menimbulkan perpecahan tapi juga mengakibatkan keterbelakangan.<br />Tetapi apakah pemikiran – pemikiran yang seperti itu dapat diterima oleh penghuni jagat raya ini? Jawabannya sangat simple: “Dapat! kalau kita mau”. Banyak dari para penganut aneka madzhab memberikan pendapat, usulan – usulan dan juga saran untuk menghentikan pertikaian ini salah satu contoh Syaikh Muhammad al-Ghazali dalam bukunya Dustur al-Wihdah ats-Tsaqafiyah baina al-Muslimin yang berisikan memuji pendapat dari syaikh Muhammad Isa Abbasy yaitu tentang memerhatikan pandangan – pandangan hukum yang dicetuskan oleh ulama’ pada masa lalu dengan tujuan, diantaranya:<br />- Menetapkan hukum – hukum yang disepakati oleh seluruh ulama’ berbagai aliran tanpa melihat perbedaan dari segi manapun.<br />- Dalam masalah perbedaan maka semuanya diambil,selama memiliki dasar syariat.tidak mengambil hanya satu dan menolak yang lain.<br />- Ditinggalkan semua pendapat yang telah jelas kesalahan atau kelemahannya.<br />Perlu kita ketehui bahwa madzhab – madzhab dalam islam mepunyai kesamaan dalam prinsip – prinsip ajaran, sedang dalam rinciannya terdapat perbedaan akan tetapi persamaannya lebih banyak. Jika kita bisa menerima kesamaan itu maka kita tidak hanya di selamatkan dari perpecahan saja akan tetapi bencana ukhrawi juga. Dan kita harus mengumandangkan persatuan umat yaitu membiarkan madzhab – madzhab Islam yang ada tumbuh serta melakukan pendekatan agar semua dapat berpelukan, bekerja sama meraih kejayaan islam dan saling membantu dalam melawan musuh – musuh Allah.<br />Dalam upaya menjalin ukhuwwah islamiyah ini telah diadakan beberapa kali pertemuan ,sekali waktu diadakan oleh kalangan Sunni dan di waktu lain oleh kalangan Syiah, Karena keinginan untuk ummat Islam bersatu, tapi dalam realitanya kita lihat di Negara yang penduduknya mayoritas muslim terjadi pengkafiran antara satu dengan yang lain bahkan terjadi saling bunuh membunuh. Salah satu tokoh Syiah terkemuka Ayatullah Muhammad Ali at-Taskhiry mengatakan dalam salah satu konferensi yang diadakan di Doha bahwasanya timbulnya perpecahan dikarenakan:<br />- Kepentingan kelompok sehingga menginjak injak Hak kelompok – kelompok yang lain dan membesar-besarkan perbedaanya.<br />- Prasangka buruk terhadap kelompok lain bahkan mereka yang berusaha melakukan pendekatan antar madzhab.<br />Rector Universitas Al-Azhar Cairo, Ahmad ath-Thayyib dari kalangan sunni menyatakan juga dalam konferensi tersebut bahwa dia tidak termasuk mereka yang suka berdalih ada ketidaksamaan didalam tubuh Islam namun ia mengakui bahwa hal tersebut tidak dapat dipungkiri. Secara panjang lebar rektor Al- azhar ini memuji tentang pandangan Ayatullah at-Taskhiry,dan beliau juga memberikan kritik kepada penganut aliran Syiah yang berada di Mesir yang menyebar luaskan Syiah bukan dengan cara Ulama-ulama Syiah masa lalu, yaitu memperjuangkan Syiah Imamiyah sebagai madzhab kelima yang berdampingan dengan keempat madzhab sunni, seperti yang dilakukan oleh Sayyid Syarifuddin Al-musawi (Syiah) dengan Syekh Salim Al-Bishri (sunni) seorang rektor Mesir pada masa itu yang saling berdialog melalui surat menyurat yang diabadikan dalam buku “Al-Muraja’at”, Dan setelah diadakannya dialog antara tokoh dari kedua belah pihak tersebut yang dimana tokoh Syiah berharap bahwa ajaran Syiah dapat diakui sebagai salah satu Madzhab islam yang benar dan hal tersebut dapat diterima dengan baik oleh kalangan tokoh sunni di Mesir.<br />Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang telah ada pada masa lalu sejak terbentuknya komunitas manusia, perbedaannya tersebut dapat meliputi aspek kehidupan dan termasuk agama dan keyakinan sebagai mana Allah mensinyalir didalam Al-Quran: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”(Q.S Al-Maidah 48)<br />Akan tetapi Allah juga berfirman didalam ayat yang lain:<br />“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.”<br /><br />Ayat ini bermakna bahwa manusia sejak dulu hingga kini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia adalah makhluk sosial mereka harus saling menolong demi mencapai kebahagiaan di dunia sampai ke akhirat. Dengan demikian perbedaan adalah keniscayaan sedang persatuan adalah keharusan yang harus diwujudkan, keragaman dan perbedaan tidak dapat dihindari walau dalam saat yang sama manusia dituntut dengan harusnya dia bersosialisasi. Dari sini kita harus dapat membedakan antara perbedaan dan perselisihan , perbedaan tidak bisa divonis dapat menimbulkan bencana perpecahan karena dia bisa menjadi baik dan bermanfaat. Ia menjadi bencana jika perbedaan mengarah pada perselisihan sambil masing-masing menganggap diri atau Aliranya memonopoli kebenaran sedangkan diluar Aliranya adalah salah.<br />Islam sangat menoleransi aneka perbedaan diantara pemeluknya, penghargaan islam terhadap perbedaan lahir dari keyakinan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk mencapai Ukhuwah Islamiyah. Sunah dan Syiah adalah aliran besar yang lahir dari tubuh Islam sebagai dua saudara masing – masing memiliki persamaan dan juga perbedaan, akan tetapi perbedaan antara keduanya sering kita lihat dari pada persamaannya. Maka dari itu wahai ummat Rosulullah tinggalkanlah busana perselisihan dan kenekanlah busana Ukhuwwah agar kita dapat melawan para musuh Allah yang sekarang sedang menepukkan kedua tangannya karena bahagia melihat para muslimin saling bermusuhan dan saling mengkafirkan, MARI BERSATU!!!!!!!!!! ALLAHU AKBAR!!!!<br />Dikutip dari: SUNNAH SYIAH BERGANDENGAN TANGAN MUNGKINKAH?<br />Oleh : M.Quraisy Syihab</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-33838306387441545572008-09-04T12:41:00.001-07:002008-09-04T14:01:01.730-07:00JATI DIRI ISLAM<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheiMb8b3ai4ANaII2g8Qf7_svH-d0O3XGZzpL8HJgJ8Y6E5T-9VbtD2kThEQ8QHBSkhMeOMmcNvYn-JIBypYdjfaNh48uG0r8lT0tnduHbl8ffXX8SQgyeMFv6gFJrM5EFevhS4BdxQms/s1600-h/2.bmp"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242255056647409666" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheiMb8b3ai4ANaII2g8Qf7_svH-d0O3XGZzpL8HJgJ8Y6E5T-9VbtD2kThEQ8QHBSkhMeOMmcNvYn-JIBypYdjfaNh48uG0r8lT0tnduHbl8ffXX8SQgyeMFv6gFJrM5EFevhS4BdxQms/s200/2.bmp" border="0" /></a><br /><div align="left"><strong>JATI DIRI ISLAM<br /></strong>Ditengah-tengah kaum cendikiawan muslim,terdapat orang-orang yang heran terhadap pembicaraan seputar jati diri islam.Mereka bertanya-tanya tentang apakah terdapat jati diri muslim yang bersumber dari islam? Namun anehnya mereka tidak menampakkan keheranan ketika berbicara tentang jati diri orang arab,orang eropa,orang jawa;tetapi mereka begitu terkejut ketika berbicara tentang jati diri Islam.<br />ini merupakan fenomena penyakit akal yang telah menjalar pada pemuda-pemuda kita yang tumbuh karena terputusnya hubungan yang hakiki antara mereka dan Islam,dan akibat dari terlalu dominanya pemikiran-pemikiran Barat terhadap mereka.<br />Islam adalah aqidah yang univrsal yang mengatur kehidupan manusia yang mana tidak ada satu aspek pun yang dilupakan olehnya. Akidah yang begitu komperensif dan universal ini semestinya menciptakan pada pemeluknya suatu keterkaitan kuat yang tampak pada perilaku mereka.Oleh karena itu,sangatlah aneh jika tidak ada jati diri ialam yang independen.<br />Sesungguhnya seorang muslim mengekspresikan eksistensinya yang khusus melalui muamalah ( hubungan ) dengan Allah SWT dengan apa yang dimilikinya dari kemampuan spiritual, dan melalui interaksi dengan alam dengan apa yang dimilikinya dari kemampuan rasional, dan melalui interaksi dengan masyarakat dengan apa yang dimilikinya dari akhlak. Ketiga unsur ini yaitu spiritual,akal,dan akhlak adalah unsur unsur pertama dalam jati diri Islam. Tidak mungkin terdapat pribadi islam yang tidak memiliki unsur-unsur tersebut, harus ada akal yang hidup,yang bergerak,yang dinamis,yang terbuka;dan harus ada moral yang tinggi,yang ideal;begitu juga harus ada sisi spiritual yang lembut yang suci sehingga menciptakan pribadi muslim yang ideal. Inilah yang berusaha digapai oleh islam dan diperhatikannya sungguh-sungguh,yaitu pembentukan figur muslim yang memiliki kekuatan-kekuatannya yaitu akal dan kemampuanberinteraksidengan dunia dan sekelilingnya,moral yang dengannya ia berinteraksi dengan masyarakat,serta spiritual yang menghubungkannya dengan Sang pencipta Allah SWT.<br />Jadi jelas,tiga kekuatan ini dalam pribadi muslimtidaklah berlawanan,tapi satu sama lain saling berinteraksi dan memiliki ikatan yang kuat serta saling menyempurnakan. Manusia yang eksestensinya tebangun atas tiga fondasi ini adalah manusia yang mengekspresikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari serta pergaulannya dengan orang lain,berdasarkan prinsip-prinsip akhlaknya.Sehingga tidak terdapat dalam keberadaan muslim ini pemisah antara perilaku realistis dan prinsip-prinsip yang diyakininya,sebagaimana kita lihat pada manusia biasanya.<br />Sesungguhnya kepribadian yang bersumber dari pemelukan aqidah akan memuluskan jalan dan meletakkan solusi-solusi serta mendorong untuk bertindak. Hal ini menciptakan pada setiap pribadi muslimsuatu ekstensi yang istimewa dan independen yang tidak ada sekutu didalamnya. Lalu hal ini memberikan kepadanya kekayaan internal dan kesuburan batin. Maka dari itu ia yang menguasai realitas dan menciptakannya bukan sebaliknya.<br />Akibat dari kemerosotan dan hilangnya jati diri pada manusia maka ia tak mampu menciptakan masa depannya dan ia pun tidak dapat memberikan sumbangannya dalam menciptakan masa depan orang lain. Manusia yang kehilangan jati diri akan tenggelam dalam alm dan lingkungan sekitarnya, ia akan dirampok oleh kehidupan dialamnya, ia akn menjadi budak dari realitas,materi,dan orang-orang yang mengelilinginya. Bahkan ia menjadi manusia yang tenggelam ole arus yang tidak ikut serta dalam membentuknya. Dan akibat dari hilangnya jati diri pada masyarakat adalah ketidak mampuan mereka menciptakan suatu model peradaban yang bersumber dari pandangan-pandangan mereka terhadap dunia,kehidupan,dan manusia.<br />Inilah situasi yang dialami oleh kaum muslim sekarang. Mereka telah kehilangan unsur-unsur utama dari jati dirinya yang khusus yang bersumber dari Islam. Oleh karena itu, mereka tidak mampu, dalam batasan-batasan realitasnya yang sekarang,untuk menciptakan suatu peradaban teladan yang islami,dan mereka dari isisi yang lain terpaksa mengadopsi suatu model peradaban yang dominan di dunia,sehingga ini justru membuat mereka jauh dari islam karena tidak mampu mengaktualisasikan prinsip-prinsip islam dalam realitas sehari-hari.<br />Terdapat dampak buruk lain akibat hilangnya jati diri islam pada muslim kontemporer. Hal ini tampak jelas ketika kita mengamati bahwa eksitensi islam di dunia tidak hanya terbatas pada batasan geografis atau ras khusus,namun ia meluas dan mencakup berbagai wilayah geografis dan ras ( bangsa ). Dengan adanya kepribadian islam,maka ia sendiri akn menciptakan arus pemikiran yang kualitatif yang menyusup pada semua masyarakat islam di dunia,sehingga menjadikan ekstitensi islam sebaagai fenomena yang bersatu dan terkait yang tidak ada tandingannya.<br />Meskipun semua kekuatan yang menentang islam bersatu untuk menghancurkankaum muslim dan memecah belah kesatuan mereka,namun di tengah-tengah negeri islam terdapat jati diri islam yang terpancar dari sebagian kaum muslim yang sadar,yang mana pemikiran-pemikiran yang kotor tidak dapat mencemari mereka.Dan mereka yang bekerja di bidang dakwah islam dalam bidang pemikiran hendaklah mencurahkan sebagian besar konsentrasi mereka untuk menghidupkan jati diri ini dan menyebarkan pada kaum muslim sesuai dengan kemampuan.<br /><br />Allah berfirman : "Sesungguhnya seorang mu'min adalah jika disebut nama Allah bergetarlah hatinya dan jika ditampakkan kebesaran-kebesarannya akan bertambah keimanannya dan kepada Allahlah mereka bertawakkal." </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-55100199742911988752008-09-04T12:39:00.000-07:002008-09-04T14:01:15.964-07:00Arti daripada sebuah syahadat<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsXSTumjnpBBsj0kPOG2pZ5hrg2Y1RIo14asF1gH4HAFCBhPDGVxxXroUMWAtmojOX-fgFe70ca_TkOVLFdaeDiIWPn6DZYayhL1rPKZ8p4VD4_KsKpnIrq7c_aJLTTcg0oWcNX98RDhU/s1600-h/awanallah2.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242253505575537890" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsXSTumjnpBBsj0kPOG2pZ5hrg2Y1RIo14asF1gH4HAFCBhPDGVxxXroUMWAtmojOX-fgFe70ca_TkOVLFdaeDiIWPn6DZYayhL1rPKZ8p4VD4_KsKpnIrq7c_aJLTTcg0oWcNX98RDhU/s200/awanallah2.jpg" border="0" /></a><br /><div align="center">Arti daripada sebuah syahadat<br />Maksud dari pada Ashadualla Ilaha illallah, kunci­­­­-kuncinya dunia adalah La ilaha Illallah dan sebagai kuncinya akherat adalah La ilaha Illallah, orang boleh masuk islam diyakinkan dulu diindoktrider, bahwa tiada Tuhan selain Allah. Sebagai mana yg telah kita ketahui sebagian dari maksud-maksud bahwa tiada Tuhan yang ditaati, yang pantas ditaati, pantas disembah, pantas dijadikan maha hakim, penguasa yg dipertuan dan sebagainya, Itu namanya prioritas oleh islam (kuncinya islam) sebab manusia sebelum mengerti sebelum resapkan arti dari pada itu, dia masih akan merupakan manusia yg belum bebas jiwanya, masih terkungkung fikirannya oleh serba benda Islmah dan segala yg fanah dihadapannya.Sesudah ia tempatkan doktrina yang paling utama dan pertama yaitu kalimat tauhid maka dia mulai bebaslah pikirannya dari serba yg fanah, mulailah dia memahami bahwa dia ini hamba dari suatu zat yg telah dipertuan dan sedang dipertuan dan akan dipertuankan oleh segala mahkluk yg ada didunia. Dia merasa bahwa sekarang dia adalah manusia mulai manggon kemanusiaan, simanusia ini kalau dia meresapkan kalimat Laila ha Illallah. Sebab dia sudah tidak lagi meminta dari pada sesuatu selain dari pada Allah, Hidup dan matinya tidak lagi dikerjakan kecuali untuk dia semata, sebagai pantulan dari pada pemberian pertama dari pada zat itu yaitu ruh, jasad dan serba kebutuhan roh dan jasad manusia didunia ini dilengkapi, balasannya tidak boleh dikatakan balasan lebih tepat dikatakan kita pantulkan kembali bahwa kita ya Allah tiada lagi mengenal kecuali Engkau, tidak lagi mencintai, menghormati, dan mentaati kecuali Engkau. Mandhollah Ubudiyyahnya manusia ini, tetapi kalau tidak demikian maka manusia ini nanti kalau sakit yang saya maksudkan meminta-minta hal-hal yang tidak bisa dia kerjakan kecuali oleh Allah, Itu nanti dia minta dari pada lain dari pada Allah, misalnya dia sakit, dia tidak lagi berusaha untuk memohon kepada Allah meminta disembuhkan kemudian setelah itu ikhtiar mencari obat-obatan yang dipahami oleh umat manusia, ia langsung pergi tokoh besar maesannya kuburan dan seterusnya. Ini orang mudah terpengaruh, karena hal itu paling dikenal oleh para dukun dan dukun itu dibagi dua, yang membagi ini sebenarnya orang-orang barat yang mempelajari masalah-masalah ini, kemungkinan kita tidak sampai kesitu mempelajari, ada blaekmedik ada writemediks, ada dukun hitam dan ada juga dukun putih, dukun hitam itu yang dipakai sebagai mana saya katakan dukun hitam itu dipakai untuk kalau ada orang sakit hati pakai blaekmedik untuk membunuh, untuk membawa segala macam khurafat, membawakan kepadanya suatu macam benda katanya ini kukunya macan atau kukunya macan betul lalu kamu nanti ditakuti orang dan sebagainya. Itu semuanya menurut hukum islam buat seorang muslim itu tidak terpakai, saya lihat-lihat tempat penampungan segala wadulan dan keluhan yaitu Allahushomad, Ahad Lamyalid Walam Yulad, jadi segala-segalanya sudah ditumpahkan kepadaNYA dan nanti dia yang mengatur bagaimana pemberesannya. Ini suatu keuntungan kejiwaan yang tidak dimiliki bangsa-bangsa primitif, bangsa-bangsa mundur dan bangsa-bangsa yang tidak ada keinginan untuk maju. Itu merugikan tetapi ingin menguntungkan, tentu saudara-saudara akan bertanya mana buktinya, saya akan bawa satu bukti bahwa ummat yang primitif merupakan tathnya primitif dalam arti kepercayaan adalah ummat arab, zaman sebelum nabi Muhammad SAW diutus, ummat yang menyembah patung sepenuhnya dan percaya kepada segala yang dikatakan orang ingin mempunyai daya kekuatan dipercayai. Insya Allah saudara katakana bahwa kerikil dapat memanjangkan umur saudara dia terus pegang pada kerikil itu, apriori ummat ini begitu kepercayaannya tapi saudara bisa bertanya kepada sejarah bagaimana negaranya, saya jawab negaranya dijajah oleh persi dari sebelah timur dan oleh rum dari sebelah barat, saudara akan bertanya bagaimana Akhlak ummat ini, Akhlak ummat itu adalah kejam. Cukup sampai disini yang bisa saya sampaikan, bila ada kesalahan saya minta maaf beribu maaf. Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sekian……… </div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-66685684234346542642008-09-04T12:36:00.000-07:002008-09-04T14:01:29.158-07:00Ujub adalah sikap kagum dan membanggakan diri sendiri<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz-0eNrka3JQyjompQ5BKt3kBaOR8_H_FTC3KZ5wGVWLtWN0LDhdoI9hXhRg-rpE6SRacqMx2tsN0P4xj-PthVnJTpv7c4fN8qPrreEdHTL2QVx2b7H6F_LK9dcchcWcskatVMfWWCtPY/s1600-h/images.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242252903707283714" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz-0eNrka3JQyjompQ5BKt3kBaOR8_H_FTC3KZ5wGVWLtWN0LDhdoI9hXhRg-rpE6SRacqMx2tsN0P4xj-PthVnJTpv7c4fN8qPrreEdHTL2QVx2b7H6F_LK9dcchcWcskatVMfWWCtPY/s200/images.jpg" border="0" /></a><br /><div>Ujub adalah sikap kagum dan membanggakan diri sendiri. Merasa suatu keberhasilan merupakan hasil ilmunya sendiri. Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga perkara yang membinasakan seseorang. Pertama hawa nafsu yang diperturutkan, kedua kekikiran yang dipatuhi dan ketiga kebanggaan seseorang terhadap dirinya sendiri”. Ujub membuat seseorang lupa daratan, terjebak dalam riya’ dan syirik. Allah SWT berfirman, ''Maka apabila manusia ditimpa bahaya, ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat, ia berkata, 'sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku'. Sesungguhnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.'' (QS Azzumar [39]: 49).<br /><br />Pada dasarnya manusia hidup saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Tanpa bantuan orang lain kita tidak bisa menikmati hidup di masyarakat umum. Pemimpin tanpa bantuan bawahannya tidak mungkin bisa menyelesaikan tugas-tugasnya. Orang kaya tidak akan bisa menikmati kemewahan hidup tanpa bantuan orang miskin. Begitu juga sebaliknya, bawahan tidak akan maju tanpa pemimpin. Orang miskin membutuhkan santunan orang-orang kaya. Allah SWT berfirman, ''Qorun berkata 'sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku'. Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu dipertanyakan kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka.'' (QS Alqasas [28]: 78).<br /><br />Di sini jelas, Allah SWT menganjurkan kepada kita untuk memiliki sikap rendah hati dan rendah diri di hadapan-Nya. Karena apa yang kita peroleh dan miliki di dunia ini, hanyalah semata-mata ujian hidup dalam memegang keteguhan dan keyakinan iman dalam hati tentang eksistensi Allah Azza Wa Jalla. Sifat ujub bisa dihindari dengan cara berbagi kebahagiaan dengan sesama, belajar menghargai pendapat dan pekerjaan orang lain, tidak membeda-bedakan derajat dan membiasakan bersikap tawadhuk. Itu semua merupakan wujud syukur kita kepada Allah atas apa yang telah diberikan-Nya. Sekarang sudah saatnya kita menghilangkan sifat ujub dan mulai menghisab semua yang telah kita perbuat dan bangga-banggakan. Jangan sampai dosa-dosa kita menutupi keberkahan nikmat yang kita peroleh dan miliki. Semoga dengan sikap itu, kita terhindar dari sifat ujub dan menjadikan diri ini lebih peduli dan lebih menghargai sesama</div>Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-14526236746431873162008-09-04T12:17:00.000-07:002008-09-04T14:01:43.177-07:00Fatimah Sang pengukir Sejarah Islam<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTfmdbvL1LgiytsP8RcA76w-ugdnADPUOdAsoVo1Oa6fn1qgVkVLX6B7wO1M4881WoWIykZEgAS65NdNUQh97tB4FBJSwj3QsetgpEWZpKefd61rQ_YRZHSQfqhkGXxDlKtARXkSZFUiM/s1600-h/fatimah%20coin.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5242249497604253730" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTfmdbvL1LgiytsP8RcA76w-ugdnADPUOdAsoVo1Oa6fn1qgVkVLX6B7wO1M4881WoWIykZEgAS65NdNUQh97tB4FBJSwj3QsetgpEWZpKefd61rQ_YRZHSQfqhkGXxDlKtARXkSZFUiM/s200/fatimah%2520coin.jpg" border="0" /></a><br />Fatimah as dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra’ dan Mikraj beliau.<br />Sebelumnya, Jibril as telah memberi kabar gembira kepada Rasulullah akan kelahiran Fatimah. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah as.<br />Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”Ummu Salamah ra, istri Rasulullah, menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah. Demikian juga ‘Aisyah. Ia pernah menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam ucapan dan pikirannya<br /><strong>Pernikahan Fatimah as</strong>Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah as).”<br />Kemudian, Jibril as datang untuk mengkabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib as. Tak lama setelah itu, Ali as datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah as. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?”<br />Fatimah as diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.”Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! ‘Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah.”<br />Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.”<br />Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”<br />Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu”.<br />Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah as melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.<br />Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Az-Zahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.<br />Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah as itu dengan nama-nama tersebutPutra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-41023199524337829492008-09-01T09:45:00.001-07:002008-09-04T14:01:56.917-07:00Adakah Al Quran yang Berbeda?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizll1MTCezGyeNEDimIK8oBm3txfKIkj53O1RkKh_hK1DVBCavnV7jysWiCjr6F-f0ED-SLrVvPxJVlBv0SL_9p-Pjq829fhF5LJ5V-IrigByLwwCo9M8qIreNw3xeTX2-yAJBgUGw8tU/s1600-h/alquran.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241095386672771586" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizll1MTCezGyeNEDimIK8oBm3txfKIkj53O1RkKh_hK1DVBCavnV7jysWiCjr6F-f0ED-SLrVvPxJVlBv0SL_9p-Pjq829fhF5LJ5V-IrigByLwwCo9M8qIreNw3xeTX2-yAJBgUGw8tU/s200/alquran.JPG" border="0" /></a><br />Oleh: Ali Hasyimi al Muhdar<br /><br />Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah-pemelihara-Nya) (QS 15:9). Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw. Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum ‘Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: “Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya.”1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.<br /><br />Sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw, tanpa pergantian atau perubahan tulis, adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, Al-Quran tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2<br />Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3 Huruf-huruf hija’iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab). Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19. Huruf-huruf kaf, ha’, ya’, ‘ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19. Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya’) dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha’) dan (ha’) pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.<br />Huruf-huruf (ha’) dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha’ mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166. Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran dimana Allah berfirman Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau. Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran “Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”.<br /><br />Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari. Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran. (1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab –bahkan sampai kini– dikenal sangat kuat.(2) Masyarakat Arab –khususnya pada masa turunnya Al-Quran– dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.<br />(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.<br />(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.<br />(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.<br />(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.<br />(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita –lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.<br />Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4<br />Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk “kitab” pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5<br />(Refrensi oleh Dr. M. Quraish Shihab)Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-47647061155173079392008-09-01T09:42:00.000-07:002008-09-04T14:02:17.387-07:00Jazirah Islam Portugal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxaYzFRNnA_WsOm6PqXw7qAQyhibTa5WPd7MJpJly-oti5vOii9V2ymb-IUW4135ZMi20Ato78PmSukGbD76HLdTr088K03DR1rF_f-UTg1HsJVF1TjVjq_bW4YcJ1ieql8qJF7hyd8P4/s1600-h/sudut-kota-portugal-1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241094851864996818" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxaYzFRNnA_WsOm6PqXw7qAQyhibTa5WPd7MJpJly-oti5vOii9V2ymb-IUW4135ZMi20Ato78PmSukGbD76HLdTr088K03DR1rF_f-UTg1HsJVF1TjVjq_bW4YcJ1ieql8qJF7hyd8P4/s200/sudut-kota-portugal-1.jpg" border="0" /></a><br />Saat ini jumlah kaum muslimin di Portugal diperkirakan mencapai 30.000 jiwa dari berbagai etnis yang berasal dari beberapa negara terutama negara-negara bekas jajahan Portugal. Kaum muslimin di Portugal terbagi menjadi beberapa kelompok, di antaranya kaum muslimin yang barasal dari Mozambik, Afrika, kaum muslimin dari Makao, dari pulau Goa di India, dari bagian timur Indonesia, dari keturunan orang-orang muslim India yang nenek moyang mereka bekerja di negara-negara bekas jajahan Portugal seperti Mozambik dan lainya, kaum muslimin dari Kenya, bekas jajahan Portugal, kaum muslimin yang datang dari negara-negara Arab, seperti Mesir, Maroko, Aljazair dan lainnya, dan kaum muslimin penduduk asli Portugal yang baru masuk Islam, namun jumlah mereka sangat sedikit.<br /><br />Pada tahun 1968 berdiri secara resmi untuk pertama kalinya sebuah lembaga Islam Portugal di Lisabon dengan nama al-Jama'ah al-Islamiyyah lilisybunah. Lembaga ini menyewa sebuah apatermen yang mereka jadi sebagai secretariat lembaga sekaligus sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah shalat. Namun setelah jumlah kaum muslimin yang datang dari negara-negara jajahan ke Portugal kian bertambah dan banyaknya tuntutan, maka pada tahun 1977 negara bagian………… akhirnya memberikan sebidang tanah untuk kaum muslimin guna membangun mesjid dan islamic center di Lisabon Dan pada tahun 1985 telah berdiri badan pengawas dari beberapa kedutaan besar negara Islam untuk Portugal di bawah kendali kedutaan besar Maroko.<br />Sekarang di Portugal telah berdiri dua mesjid jami' dan 17 mushalla yang sebagian besar terletak di Lisabon dan empat mushalla di kota Coimbra bagian tengah Portugal,Filado kondah di utara, Evoradi di selatan dan di Porto kota tertua di Portugal.<br /><br />Di Lisabon terdapat sekolah Dar al-Ulum al-Islamiyyah, dan di beberapa mesjid dan mushalla telah ada halaqah tahfid al-Quran al-Karim dan beberapa kelas untuk mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam. Saat ini jumlah siswa dan siswi yang belajar di sekolah Dar al-Ulum al-Islamiyyah yang berdiri pada tahun 1995 kurang lebih 70 siswa/I dengan 7 orang tenaga pengajar. Sekolah ini setingkat dengan sekolah menengah pertama dan menengah atas. Di samping itu juga kaum muslimin Portugal menerbitkan sejumlah jurnal berbahasa Portugal dan berbahasa Arab seperti majalah "Islam" yang diterbitkan oleh lembaga al-Jama'ah al-Islamiyyah lilisybunah, majalah "al-Qalam", dan majalah "al-Nur" yang diterbitkan oleh lembaga al-Jama'ah al-Islamiyyah di La ranjiru. dengan menggunakan bahasa Portugal dan terbit dua bulan sekali.<br /><br />Yang patut disebutkan di sini adalah bahwa kaum muslimin pernah menaklukkan Portugal di bawah pimpinan panglima Islam Musa bin Nashir dan diteruskan oleh anaknya, Abdul Aziz, kemudian secara bergiliran kaum muslimin menaklukkan kawasan yang sekarang menjadi negara Portugal dan di akhir abad ke-1 hijriyah kawasan yang sekarang menjadi negara Portugal telah tunduk kepada pemerintahan kaum muslimin dan mereka menamakan kawasan ini dengan nama Portugal. Namun setelah dapat menaklukkan Portugal, kaum muslimin hijrah ke daerah-daerah pegunungan dingin di Utara dan kemudian mereka turun gunung menuju selatan, daerah hangat yang memiliki tanah yang subur dan alam yang indah. Jadi, kawasan utara yang ditinggalkan oleh kaum muslimin menjadi kawasan pertama yang didiami oleh kaum nasrani dan dijadikan sebagai markas mereka untuk menyerang kaum muslimin.<br /><br />Pada tahun 541 H./1147 M., berkecamuk peperangan antara kaum muslimin dan kaum nasrani sampai akhirnya kota Lisabon jatuh ke tangan Alfonso Hendrik yang memproklamirkan dirinya sebagai raja Portugal. Dan akhirnya pada tahun 647 H./1429 M.jatuh pula bagian selatan Portugal dan pusatnya, kota Serpa. Seorang ahli sejarah menyebutkan bahwa ketika itu semua penduduk Portugal yang non muslim, baik yang di kota ataupun di desa, berbicara dengan bahasa Arab, sebagaimana disebutkan oleh al-Idrisi mengenai kota Selpa bahwa penduduk desa dan penduduk kotanya berbicara dengan bahasa Arab.<br /><br />Tokoh Islam asal Portugal<br /><br />Bahkan sejumlah besar penduduk Portugal ketika itu lebih unggul dari orang-orang Arab dan kaum muslimin pada umumnya pada berbagai disiplin ilmu dan sastra, nama-nama mereka tercantum dalam buku-buku bibliografi dan sirah, di antaranya yang terkenal Ibnu Bisam al-Syintuwainy (w. 1147 M.), Abu al-Walid al-Baji, penyair Ibnu 'Ammar, Abu al-Qasim Ahmad bin Qassy, seorang yang pernah memberikan kekuasaan kota Selpa kepada Abdul Mu'min al-Tauhidi dan seorang ahli sejarah terkenal bernama Abu Bakar bin Muhammad bin Idris al-Farabi al-Alusi pengarang kitab al-Durrah al-Maknunah fi Akhbar Lasybunah. Di antara kota-kota terkenal yang pernah berjaya di masa kaum muslimi adalah kota Lisabon dan kota Selpa di bagian selatan Portugal.Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-7997092428524004132008-09-01T09:40:00.000-07:002008-09-04T14:02:31.823-07:00Adakah Kemudahan Setelah Kesulitan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz06O8nnHrVmoOkvIr17dVFQQopa9bB3Kt3lEHFoBIkpkOS0w9dhZ0o8Z737IfE4aDdmg-HCD9uPYIjFNc-cht796EsHaFKDrSsIsOdWMFUY-TWWK3IktVi0VPamb9MnNPh_OD1nl0gnw/s1600-h/convert37.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241094043049928786" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz06O8nnHrVmoOkvIr17dVFQQopa9bB3Kt3lEHFoBIkpkOS0w9dhZ0o8Z737IfE4aDdmg-HCD9uPYIjFNc-cht796EsHaFKDrSsIsOdWMFUY-TWWK3IktVi0VPamb9MnNPh_OD1nl0gnw/s200/convert37.jpg" border="0" /></a><br /><br /><span style="FONT-WEIGHT: bold">Adakah Kemudahan Setelah Kesulitan?</span><br />Oleh: Muhammad Bin Husein Al Muhdhar<br /><br />Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan<br />Sesungguhnya setelah kelaparan ada kenyang, sesudah dahaga ada kesejukan, setelah begadang ada waktu tidur, setelah sakit ada sembuh, pasti yang sesat akan menemukan jalannya, yang telah melalui kegelapan ada secercah cahaya terang benderang. Lihatlah para petualang di sebuah gua yang gelap, setelah berjalan kesana kemari melihat setitik lobang cahaya. Karena apa? Karena Allah berfirman :” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan atau keputusan kepada kita dari sisiNya”. Kata ‘Asa (mudah-mudahan), dalam Firman Allah itu merupakan suatu kepastian, bukan seperti mudah-mudahan dalam bahasa lisan makhluk, yang tak pasti.<br />Beri kabar gembiralah bagi malam yang gelap, bahwa esok lusa akan ada fajar dari puncak gunung, dan celah-celah lembah, beri kabar gembiralah bagi mereka yang dalam keadaan gelisah, goncang, bahwa dalam hati (bashar) menurut pandangan Allah, akan ada kegembiraan, ada kelembutan tersembunyi dibalik penderitaan itu.<br />Apabila kita melihat dan berjalan ditengah padang pasir nan tandus itu,.kita berjalan lagi..masih juga padang pasir,.berjalan terus,..sampai suatu saat kelak kita akan menemukan dedaunan hijau, perkampungan hijau, ada kehidupan disana.Semua itu karena apa,..? Karena setiap ada muara ada hulunya atau sebaliknya. Ada ujung ada pangkalnya, ada kesulitan pasti setelah itu ada kemudahan.<br />Bila kita melihat tali itu kuat dan sambung menyambung ,.lihatlah suatu saat pasti akan ada terputus juga, dibalik kemiskinan, pasti ada kebahagiaan, didalam ketakutan, akan disertai rasa aman, dalam kegoncangan, setelah itu pasti angin itupun tenang kembali. Ombak menderu-deru, tidak selamanya ia berhembus terus, pasti ada masa tenangnya. Karena apa…? Karena Allah sudah berfirman “Allah menggantikan malam kepada siang,siang diganti malam” . Masa regenerasi dan pergantian itu pasti ada.<br /><br />Jadikanlah jeruk nipis itu menjadi manis !!<br />Orang yang cerdas, lagi pintar, akan merubah kerugian-kerugiannya kepada keberuntungan-keberuntungan. Sementara orang yang bodoh lagi selalu dalam keadaan bingung, akan menambah musibah menjadi dua musibah,.bahkan musibah bertingkat-tingkat.<br />Imam Ahmad bin Hanbal dipenjarakan, dicambuk, apa yang terjadi pada beliau setelah itu? Beliau menjadi sandaran umat Islam saat ini. Imam Ibnu Tayyimiyah keluar dalam tahanannya penuh dengan ilmu yang berlimpah ruah. Mengarang 20 jilid buku fiqh. Ibnu Katsir, Ibnu jauzi di Baghdad Dan Imam Malik bin raib di timpa musibah yang hampir mematikan beliau, dengan penderitaannya itu beliau telah menulis qasidah yang benar-benar membuat orang terpukau, sya’ir-sya’ir beliau yang membuat orang membacanya terperangah dapat mengalahkan penyair-penyair Abbasiyyah yang terkenal itu.<br />Apabila seseorang menimpakan kepadamu kemudharatan, dan apabila kamu ditimpa musibah,.maka lihat lah dari sisi lainnya. Bila kamu melihat kegelapan, carilah titik terangnya.<br />Apabila kamu disuguhkan seseorang secangkir jeruk nipis yang asam, maka tambahkanlah gula didalamnya biar terasa manis.<br />Apabila seseorang memberikan serigala yang galak kepadamu, maka ambillah kulitnya yang berharga, tinggalkan yang tak berharga.. Bila kamu benci akan sikap seseorang, jangan jauhi ia, ambil dan lihat sisi baik darinya.<br />(Refrensi buku Laa Tahzan)Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-27146781654279437202008-09-01T09:36:00.000-07:002008-09-04T14:02:46.664-07:00GHIBAH DAN NAMIMAH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixHWGwW7pyAIUzaJE84GX7VpYnLe4v2wctEb6TzhKAL8KIgVlMO8v9sU6Rfuijn-xXb5vIdhMZXqm0Jm5ONzP6U0kXiUdU82HfT1a28c4A7j6Kt9ebcglO6rmEmlX45S5w9q79RU1k4IQ/s1600-h/New+Image.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241093357774877746" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixHWGwW7pyAIUzaJE84GX7VpYnLe4v2wctEb6TzhKAL8KIgVlMO8v9sU6Rfuijn-xXb5vIdhMZXqm0Jm5ONzP6U0kXiUdU82HfT1a28c4A7j6Kt9ebcglO6rmEmlX45S5w9q79RU1k4IQ/s200/New+Image.JPG" border="0" /></a><br /><span style="FONT-WEIGHT: bold">GHIBAH DAN NAMIMAH</span><br />Oleh : Sayyid Muhammad Idrus Bin Syaikh Abubakar<br /><br />“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain, suka salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?! maka tentulah kamu merasa jijik dengannya”<br /><br />Ghibah (Menggunjing)<br />Dalam banyak pertemuan di majlis, sering kali yang dijadikan hidangannya adalah menggunjing umat islam padahal Allah swt melarang hal tersebut dan menyeru agar hamba-hambanya menjauhinya. Allah swt menggambarkan dan mengindentikkan ghibah dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikan, Allah swt berfirman :<br />“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain, apa kalian suka salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?! maka tentulah kamu merasa jijik dengannya” Q.S. Al Hujurat: 12<br />Nabi Muhammad saw menerangkan makna ghibah dengan sabdanya :<br />“Tahukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab : Allah swt dan Rasulnya yang lebih mengetahui” Beliau bersabda: “Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang di bencinya “kemudian sahabat bertanya:” Bagaimana halnya jika yang saya katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?<br />Beliau menjawab: “Jika yang kamu katakan itu (memang) terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta padanya” hadist diriwayatkan muslim<br />Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka jika hal itu disebutkan, baik dalam soal jasmaninya (badannya), agamanya, kekayaannya, hatinya, akhlaknya, tentang keluarganya, kerjaannya dan lain sebagainya. Caranya pun bermacam-macam diantaranya dengan mengumbar aibnya (kejelekannya), menirukan tingkah laku atau gerak gerik tertentu dari orang yang digunjingnya dengan maksud mengolok-olok, banyak orang meremehkan masalah ghibah padahal dalam pandangan Allah swt ia adalah sesuatu yang sangat keji dan kotor.<br /><br /><br />Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw :<br />“Riba itu adalah tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan dari padanya sama dengan seorang laki-laki yang menggauli (bersetubuh) ibunya sendiri, dan yang paling berat adalah pengunjingan seorang laki-laki terhadap kehormatan saudaranya”<br />Wajib bagi yang hadir dalam majlis yang sedang ada ghibah didalamnya untuk mencegah kemungkaran dan membela saudara yang dipergunjingkan. Nabi sangat menganjurkan hal demikia, sebagaimana dalam sabdanya :<br />“Barang siapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah swt akan menghindarkan api neraka dari wajahnya”<br />Dari Amru bin Dinar bahwa ada seorang lelaki penduduk Madinah mempunyai seorang saudara perempuan di pinggiran kota Madinah. Saudara perempuannya sakit dan ia datang menjenguknya. Kemudian saudara perempuannya meninggal dunia lalu ia menguburnya. Ketika ia pulang, ia teringat sesuatu yang tertinggal didalam kuburnya maka ia meminta tolong kepada seorang temannya. Katanya : “kemudian kami bongkar kuburan itu dan kutemukan barang itu” ia berkata kepada temannya “menyingkirlah hingga kulihat bagaimana keadaan saudara perempuanku.” Kemudian ia mengangkat sesuatu yang ada di atas liang lahat itu ternyata ada api menyala didalamnya, lantas ia mengembalikannya seperti semula dan menutup kuburan itu. Setelah itu ia menemui ibunya ia berkata: “Bagaimana kehidupan saudara perempuanku sehai-harinya?” Sang ibu menjawab : “Kenapa engkau menanyakan setelah ia meninggal?” sudaranya menjawab: “Hendaklah engkau beritahu aku” ibunya berkata: “ia dulu sering menunda shalat dan aku rasa ia tidak shalat dengan wudhu. Ia suka mendatangi pintu-pintu para tetangga, lalu mendengarkan kabar mereka dan menceritakannya kepada orang lain (ghibah).<br /><br />Namimah (Mengadu Domba)<br />Yaitu mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak salah satu faktor yang menyebabkan terputusnya ikatan, serta yang menyulut api kebencian dan permusuhan sesama manusia.<br />Allah swt mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firman Nya:<br />“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela yang kemari menghambur fitnah” Q.S Al Qalam 10-11. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Hudzaifah disebutkan: “Tidak akan masuk surga Al Qattat (tukang adu domba).<br />Ibnu Abbas meriwayatkan :<br />“(Suatu hari) Rasulullah saw melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun madinah, tiba-tiba Beiau mendengar dua orang yang sedang disiksa dalam kuburnya. Lalu Nabi bersabda: keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya), lalu bersabda: “Benar”<br />(dalam sebuah riwayat disebutkan: Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan yang besar), salah seorang di antaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya, dan seorang labi (karena) suka mengadu domba”.<br />Diantara bentuk namimah yang paling buruk adalah hasutan yang dilakukan seseorang terhadap seorang lelaki tentang istrinya atau sebaliknya dengan maksud untuk merusak hubungan suami istri tersebut. Demikian pula adu domba yang dilakukan sebagian karyawan kepada teman karyawannya yang lain. Misalnya dengan mengadukan ucapan-ucapan kawan tersebut kepada atasannya dengan maksud untuk memfitnah dan merugikan karyawan tersebut. Semua ini hukumnya Haram dan ia akan pertanggung jawabkan dihadapan Allah swt pada hari kiamat, seperti yang disebutkan dalam firman Allah swt:<br />“Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati akan diminta pertanggung jawaban” Q.S. Al Isra’: 36.<br />Kita memohon kepada Allah swt ampunan atas seseorang dari muslimin dan muslimat yang pernah melakukan hal-hal tersebut dan menjaga kita dari sifat-sifat tersebut, Amin.<br />Penulis adalah mahasiswa Habib Zen bin Smith dan sedang menempuh Pendidikan di Madinah al Munawwarah, berasal dari Balung-Jember.Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8899093915359336109.post-6083961077981427152008-09-01T09:34:00.001-07:002008-09-04T14:03:00.958-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0HGF7FI_F1zoM07NLcSuPydJIfQXuWDHsJ-TWWz9ranWUblHe0zFAhJ6Yi37yKdHEx-iYS3duMtb4WEInXoDjfmi4IJMRMl09DTLQwo9NNzFk0M7c6-sZZSH6-IdzubyCjDR0yJYYGks/s1600-h/maaf.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241092234693569746" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0HGF7FI_F1zoM07NLcSuPydJIfQXuWDHsJ-TWWz9ranWUblHe0zFAhJ6Yi37yKdHEx-iYS3duMtb4WEInXoDjfmi4IJMRMl09DTLQwo9NNzFk0M7c6-sZZSH6-IdzubyCjDR0yJYYGks/s200/maaf.jpg" border="0" /></a><br /><span style="FONT-WEIGHT: bold">Permusuhan NO Tebarkan Maaf YES</span><br />Manusia menurut para ahli ilmu sosial adalah makhluk sosial, dengan demikian, manusia tentu tak dapat hidup terpisah atau terasing, bahkan sebaliknya memiliki ketergantungan yang begitu tinggi, terhadap lingkungan sosialnya. Dalam kehidupan bersama, setiap orang punya beragam keperluan dan kepentingan. Pada titik inilah dibutuhkan berbagai peraturan dan norma-norma tertentu. Kalau kita tidak bisa membawa diri kita sendiri, apa yang akan terjadi! Antara satu dengan yang lainnya akan saling mengedepankan kepentingan atau kebutuhannya masing-masing, dan tak mau saling mengalah. Akibatnya pertikaian (baik antarpribadi, antarsuku, antarbangsa, dan antar-antar lainnya) akan mudah tersulut.<br />Pemberlakuan sistem norma dan aturan-aturan bertujuan antara lain untuk menjadi sarana perekat dan penguat bangunan kehidupan bersama. Lebih dari itu, setiap peraturan, norma, atau kontrak sosial ternyata akan membentuk perkembangan watak manusia. Tidak saja terjadi di seputar persoalan materi. Namun juga pada soal kejiwaan, khususnya jiwa persatuan. Jika suatu masyarakat merasakan persatuan lahir dan batin, yang berbentuk kesatuan jiwa secara menyeluruh, sudah pasti kehidupan ini akan tampak selalu indah, tentram, serta damai.<br />Satu kewajiban yang mendasar harus dipenuhi setiap orang tatkala hendak menjalin hubungan kemanusiaan dengan sesamanya adalah adanya kesiapan jiwa untuk memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain. Dalam al-Quran (3: 134), Allah Swt berfirman, "Yaitu orang-orang yang senantiasa menafkahkan hartanya baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memberi maaf atas kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan".<br />Apa yang termaktub dalam pernyataan al-Quran di atas memang sungguh jelas sekali. Kita tidak menjumpai kata "meminta maaf" disitu, melainkan wal aafiina aninnas (memberi maaf kepada sesama manusia). Memang, pada kenyataannya, kita sering menjumpai orang yang amat mudah meminta maaf kendati itu tak lebih sekadar basa-basi, lantaran diucapkan sebelum ia melakukan apapun!), namun sangat jarang menemukan orang yang mau memberi maaf.<br />Pilihan pernyataan tersebut tentunya memiliki maksud-maksud yang suci, serta implikasi psikologis sangat mendalam. Sifat pemaaf merupakan penjelmaan lahiriah dari kehendak dan mawas diri yang kuat, serta perpaduan antara keteguhan hati dan kekuatan pikiran. Orang yang senantiasa memberi maaf akan merasakan ketenangan batin yang sedemikian indah. Itu terjadi lantaran seluruh tekanan jiwa yang menyumbat segenap pembuluh darah seakan-akan terbuka. Darinya akan segera terasa, bagaimana potensi rohaniah kita menjadi begitu bertenaga sehingga sanggup membebaskan diri dari tirani hawa nafsu. Memaafkan kekurangan orang lain memang bukan pekerjaan ringan. Apalagi bagi mereka yang watak dan karakternya telah dipasung sedemikian rupa oleh sifat kebencian, kekerasan, dan dendam.<br />Selain berpengaruh pada jiwa si pemberi maaf tadi, sifat pemaaf juga akan berpengaruh kuat pada orang yang dimaafkan. Sampai-sampai mampu merubah pikiran serta perilakunya. Apalagi jika ia adalah seorang musuh. Begitu banyak kasus mengenai hubungan yang renggang dan bermusuhan menjadi baik karena sifat pemaaf, kebencian dan permusuhan yang telah berakar sangat dalam berubah menjadi kedamaian dan ketaatan yang menghiasi diri dan pemikirannya. Sayyid Musavi Lari dalam bukunya Psikologi Islam mengatakan, "Bakat terbesar manusia yang tidak dimiliki hewan adalah sifat pemaaf dan melupakan kesalahan-kesalahan orang lain. Ketika Anda dirugikan orang lain, Anda memiliki kesempatan yang baik untuk memaafkan dan menikmati perasaan batin atas sifat yang mulia ini. Kita diajarkan untuk memaafkan musuh-musuh kita.<br />Melakukan tindakan balas dendam terhadap lawan, akan menempatkan diri pada tempat yang sama dengan musuh, karena telah melakukan hal sama dengannya, bahkan telah menjadi pengikutnya. Tetapi Anda akan mendapatkan kemuliaan jika Anda mau memaafkan kesalahannya. Menghadirkan sifat pemaaf memaksa musuh-musuh untuk bertekuk lutut yang akan memiliki pengaruh psykologis dan mengajarkan sifat rendah hati. Adalah wajib bagi kita untuk bersikap baik ketika orang lain melanggar, karena kebaikan merupakan kebajikan surgawi, yang dengan itu alam semesta dan para penghuninya dapat hidup dalam kedamaian dan keharmonisan.<br />Akibat-Akibat Permusuhan dan Kebencian<br />Salah satu beban psikologis yang begitu berat dirasakan dan berbahaya bagi kehidupan manusia adalah permusuhan dan memendam perasaan benci terhadap orang lain. Sedemikian membebaninya sehingga dapat mempengaruhi kebahagiaan dan ketenangan manusia. Benci dan dendam tumbuh dari sifat amarah yang dapat merusak keseimbangan rohani. Bertentangan dengan sifat pemaaf yang merupakan unsur kebaikan, keseimbangan jiwa, kedamaian dan keharmonisan kebencian dan permusuhan adalah penyebab lahirnya perselisihan dan perpecahan yang merupakan wujud nyata dari kejahatan rohani. Permusuhan jika terjadi, memiliki akibat-akibat yang menyakitkan dan sukar untuk mendapatkan pengobatannya. Seseorang dapat mengorbankan kesadarannya karena pengaruh kebencian dan permusuhan dan merambah hampir ke seluruh organ tubuhnya sehingga menimbulkan bencana bagi dirinya sendiri.<br />Menurut para psikolog bahwa, "Benci dan permusuhan berangkat dari kegoncangan mental, yang mempengaruhi seluruh struktur kesadaran berfikir manusia. Manusia akan kelihalangan sensitifitasnya dan berusaha melakukan tindakan balas dendam dengan berbagai cara yang memungkinkan, untuk merugikan orang lain".<br />Imam As-Sajjad Ali Zainal Abidin salah seorang cucu Rasulullah saw yang terkenal karena banyaknya bersujud, suatu hari bersama para sahabatnya didatangi seseorang yang mencerca dan memaki beliau. Imam berkata kepada para sahabatnya, "Kalian mendengar apa yang dikatakan orang ini kepadaku, aku ingin kalian ikut dan mendengar jawabanku padanya". Para sahabatnya berkata,"Kami akan ikut bersamamu". Imam berjalan menuju ke rumah lelaki itu seraya membacakan ayat Al-Quran : "Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan adakah yang mengampuni selain dari pada Allah. Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (QS. 3: 135).<br />Sampai di rumah orang tersebut, Imam memberitahukan kepadanya bahwa dia adalah Ali bin Husain. Lelaki itu keluar dan bersiap-siap. Ia yakin bahwa Imam akan membalasnya. Ketika lelaki itu muncul, Imam as-Sajjad berkata, "Saudaraku! Anda telah datang kepadaku dan telah mengatakan sesuatu tentangku. Apabila yang Anda katakan itu adalah benar aku mohon ampun dari Allah, dan jika yang Anda tuduhkan padaku itu tidak benar, aku memohon kepada Allah untuk mengampunimu". Lelaki itu mendengar seraya menciumi Imam dan berkata: "Sesungguhnya aku menuduhmu padahal engkau tidak bersalah, kata-kata ini telah menyadarkan aku". Kata-kata Imam mempengaruhi rohani lelaki itu dan sekaligus membebaskannya dari penderitaan dan menunjukkan padanya tanda-tanda kesedihan dan penyesalan.<br />Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman, "Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan, tolaklah kejahatan dengan cara terbaik, maka tiba-tiba orang yang diantara mu dan dia ada permusuhan, seolah-olah teman setia". (QS. 41:34). Sifat dendam ketika memiliki kekuatan dalam diri manusia akan memberikan pengaruh yang demikian besar dalam meruntuhkan hubungan kemanusiaan. Dan karenanya keberadaan sifat pemaaf harus dihadirkan sedemikian rupa supaya dapat menjadi senjata pertahanan untuk melawan persekongkolan para pelaku kejahatan (syetan) dalam diri kita.<br />Orang yang dengki dibebani dengan sejenis perasaan tanpa belas kasih dan kekurangan sifatnya pemurah. Disamping sangat mudah marah dan tersinggung juga dapat dapat melumpuhkan semua ruang-ruang kebajikan karena siksaan penderitaan rohani yang mendalam dan terus menerus. Dr. Dale Carniege menulis dalam bukunya, How to win Friends and Influence People, "Ketika kita menyembunyikan kebencian dan permusuhan di dalam hati terhadap musuh-musuh kita, sebenarnya kita memberi mereka kontrol terhadap makan, minum, tidur, kesehatan, kebahagiaan kita, dan bahkan tekanan darah kita. Sebenarnya kita membuat mereka mengendalikan hal ini melalui diri kita. Kebencian kita terhadap mereka tidaklah melukai mereka sedikitpun, kecuali justru mengubah kehidupan kita menjadi neraka yang tidak tertanggungkan".<br />Jalan satu-satunya yang dapat dilakukan untuk memperoleh keharmonisan rohani, kesadaran dan ketinggian mentalitas kita ialah ketika kita telah mampu mengusir dan menghapus noda kebencian dari hati kita. Dan hanya dengan itulah kemudian semua pranata sosial budaya dapat dibangun dalam komunitas manusia. Dengan menghapus kebencian dan dendam maka hati dan akalnya akan lembut dan sejuk. Semakin manusia menjauhkan dirinya dari kemubaziran dan pengumbaran amarah serta kebencian maka kebahagiaan dan kebebasan akan tumbuh dalam dirinya. Manusia akan keluar dari penjara-penjara rohani dan dengan sendirinya menguatkan benteng pertahanan dalam dirinya terhadap hasutan dan propaganda syetan.<br />(dari berbagai sumber)<br />Oleh : M Ali Zainal Abidin Assegaff (Mahasiswa Fisip Unej dan aktivis PPF Jember)Putra Putri Fatimahhttp://www.blogger.com/profile/17802088078149754654noreply@blogger.com1