Kamis, 28 Agustus 2008

Sayidah Zaenab


Kehadiran seorang figur dan teladan dalam kehidupan manusia adalah suatu hal yang aksiomatis karena merupakan kebutuhan fitri manusia. Hal ini dapat kita saksikan dalam kehidupan manusia dari berbagai tingkat umur mulai masa kanak-kanak sampai manula sekalipun. Manusia akan senantiasa mencari figur yang akan diteladaninya dan menjadikan segala perilaku teladan sebagai cermin dalam kehidupannya. Pada usia muda, manusia mengalami masa transisi dan pencarian jati diri dan ia sangat membutuhkan kehadiran seorang figur di fase ini dibanding fase kehidupannya yang lain. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh oleh musuh Islam dalam rangka merusak kepribadian generasi muda dan menjauhkan mereka dari agama Islam adalah dengan memperkenalkan idola dan figur yang tidak islami kepada mereka.
Salah satu figur agung yang tak banyak dikenal ialah Sayyidah Zainab al-Kubro. Beliau merupakan salah satu cucu Nabi Muhammad saww. Berapa banyak generasi muda yang mengenal kepribadian dan kehidupan beliau? Oleh karena itu, penulis menilai bahwa adalah suatu hal yang penting memperkenalkan Sayyidah Zainab al-Kubro kepada khalayak khususnya generasi muda. Kendati kita tidak dapat mengenal beliau secara utuh sebagaimana adanya karena perbedaan kedudukan beliau dengan kita, namun tak ada salahnya kita mencoba untuk mengenal kepribadian dan keutamaannya. Sebagaimana kaidah mengatakan: “Laa…..laa tarkuhu julluh?” “Tidak dapat dikenal semuanya bukan berarti harus ditinggalkan semuanya”.
Sayyidah Zainab as adalah putri dan anak ketiga dari pasangan manusia suci lagi agung Imam Ali as dan Sayyidah Fathimah Zahro as. 5 Jumadil Awwal tahun 5 Hijriyah, Sayyidah Zainab, cucu Rasulullah SAWW, putri Imam Ali a.s. dan Fathimah Az-Zahra s.a., terlahir ke dunia Ibunya Sayyidah Fathimah Zahro as adalah putri tercinta Rasulullah saww dan wanita yang sangat mirip dengan Rasulullah saww dalam hal kesempurnaan, keutamaan dan akhlak. Sayyidah Fathimah Zahro as memiliki segala kesempurnaan dan keutamaan yang tidak dimiliki oleh ketiga saudari lainnya Zainab, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Ayahnya Imam Ali as adalah orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah saww dan pahlawan dalam berbagai peperangan melawan orang-orang kafir. Kakeknya Nabi Muhammad saww adalah manusia tersuci dan tersempurna di seluruh alam semesta. Sedang neneknya adalah Sayyidah Khadijah, perempuan pertama yang beriman kepada Nabi Muhammad saww. Dalam pangkuan para manusia suci inilah Sayyidah Zainab as dididik dan dibesarkan. Beliau besar di bawah naungan pancaran wahyu Ilahi.
Sayyidah Zainab al-Kubro tumbuh dan berkembang di rumah tempat para malaikat berlalu lalang. Di rumah tempat nama-nama suci Allah selalu dikumandangkan, yang para penghuninya merupakan pengejawantahan segala kesempurnaan; kezuhudan, keberanian, kedermawanan, ahklak mulia, penghambaan, keadilan dan segala sifat sempurna lainnya. Kakeknya Rasulullah saww yang merupakan manusia tersempurna di alam semesta dan penghulu para nabi cukup memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan kepribadian beliau. Nabi Muhammad saww senantiasa memperhatikan para putra dan putri Sayyidah Fathimah Zahro as dengan sepenuhnya serta mengasihi mereka. Tidak ada seorang kakek pun yang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada cucunya lebih dari yang dilakukan Rasulullah saww terhadap cucu-cucunya.
Sejarah tidak menjelaskan secara terperinci masa remaja Sayyidah Zainab as. Namun Thabari menukil ucapan beberapa orang yang melihat beliau: “Seakan-akan aku melihat seorang perempuan bagaikan mentari yang dengan cepat telah keluar dari dalam kemah”. Bahkan sewaktu Sayyidah Zainab as hendak berangkat ke Mesir pasca tragedi Karbala, Abdullah bin Ayub Anshori berkata: “ Sumpah demi Allah swt, aku tidak pernah melihat wajah sepertinya yang bagaikan rembulan”. Padahal waktu itu beliau sudah berumur sekitar lima puluh tahun dan telah mengalami tragedi Karbala yang sangat menyedihkan. Sedikit banyaknya, peristiwa itu pasti mempengaruhi kondisi jasmani dan psikologis beliau. Tentu di masa remajanya, beliau lebih dari ungkapan-ungkapan yang diucapkan oleh orang-orang yang pernah melihat beliau.
Sayidah Zainab adalah seorang perempuan mulia. Seorang perempuan yang ketika gelombang musibah besar menimpanya, dia tetap tidak melupakan Tuhan dan sama sekali tidak beranjak dari keyakinannya. Tidak sedetik pun dia ragu dalam mengemban tugas penyampaian risalah Ilahi.
Zainab sejak kecil senang belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Kecintaannya kepada ilmu inilah yang menyebabkan dia mempunyai pandangan yang mendalam dalam ilmu dan makrifat Islam. Perempuan agung ini juga aktif dalam mendidik agama kaum muslimah di zamannya. Banyak kaum muslimah pada era itu yang berhasil mencapai tahap tinggi spiritual setelah belajar dari Sayyidah Zainab. Kehidupan Zainab dibaktikannya untuk menyebarkan ajaran dan makrifat tauhid dan untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
Zainab senantiasa mengingatkan manusia kepada tanggung jawab mereka terhadap agama yang telah dibawa oleh Rasulullah dan juga keharusan mereka untuk menjadi penganut agama yang suci dan ikhlas. Ketika manusia menggunakan usianya untuk menegakkan kebenaran dan nilai-nilai ilahiah, ia akan menjadi abadi dalam sejarah. Jalan dan cara yang ditempuhnya akan menjadi ilham buat generasi berikutnya. Oleh karena itulah, kita menyaksikan hari ini nama Zainab dan kehidupannya amat meninggalkan pengaruh dalam kehidupan manusiaKesempurnaan dan Keutamaan Sayyidah Zainab al-Qubra
Pada kesempatan ini kita hanya akan menjelaskan beberapa keutamaan saja melalui beberapa gelar beliau:
1.Aqiilah Bani Hasyim
Ibnu Duraid dalam karyanya ‘Jamharotul Loghah’ berkata: “Fulanah Aqiilatul qaum berarti perempuan itu ialah perempuan paling mulia dari kaumnya. Begitu juga pendapat Ibnu Zakaria dalam ‘Mujmal Lughoh’ dan Jauhari dalam ‘Shuhahul Luhgoh’. Pendapat ini merupakan pandangan beberapa sarjana bahasa. Namun sebenarnya dapat kita katakan bahwa ‘Aqiilah’ adalah shighoh mubalaghah (bentuk kata dalam tata bahasa arab yang menunjukkan amat atau sangat) dan memiliki akar kata ‘aqal’, yang artinya sangat berakal atau dengan kata lain kapasitas dan kesempurnaan akalnya amat besar.[10]
2.Berilmu tanpa ada yang Mengajari (Aalimah Ghair Muta’allimah)
Keutamaan lain yang dimiliki Sayyidah Zainab as ialah beliau memiliki ilmu tanpa ada yang mengajari. Gelar kehormatan ini dianugrahkan oleh Imam Ali Zainal Abidin as kepada beliau. Jelas penganugrahan gelar tersebut bukan atas dasar nepotisme karena beliau adalah bibinya akan tetapi atas dasar kedudukan tinggi yang memang dimiliki oleh Sayyidah Zainab as. Imam Ali Zainal Abidin as mengetahui keutamaan, kedudukan dan kemuliaan yang dimiliki bibinya.
3.Kekasih Allah (Waliyatullah)
Sayyidah Zainab as adalah wanita mulia yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga mulia, Ahlul Bayt Nabi para kekasih Ilahi. Beliau besar dalam lingkungan para urafa’ utama yang menjadi kiblat semua urafa’ yang ada. Maka bukanlah suatu hal yang mengherankan jika beliau pun akhirnya menjadi seorang arifah tangguh yang memiliki makrifat yang begitu tinggi.
4.Banyak Beribadah (‘Abiidah)
Maqam penghambaan merupakan salah satu kedudukan tertinggi seorang mukmin sejati. Al-Quran sendiri telah menjelaskan bahwa salah satu falsafah penciptaan manusia dan jin adalah agar manusia dan jin mencapai maqam ubudiyah. “Dan tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Ku” .[20]. Sejarah telah mencatat ibadah beliau lakukan, baik ibadah wajib maupun nafilah yang tidak pernah beliau tinggalkan meskipun dalam kondisi sulit. Bahkan pada malam Asyuro beliau menghabiskan waktunya dengan shalat malam dan bermunajat kepada kekasih sejatinya, Allah swt.
5.Orator Ulung (kata-katanya sangat indah dan sesuai dengan kondisi audiens)
Hal ini dapat kita lihat dalam khutbah beliau baik yang disampaikan di Kufah maupun di hadapan Yazid bin Muawiyah di Syam. Ketika beliau menyampaikan khutbahnya di hadapan penduduk Kufah, khutbah beliau mengingatkan orang-orang akan ayahnya, Imam Ali as.

Ingatlah….

“Untuk menjadi seorang wanita yang cantik, berpikirlah positif”
“Seorang wanita yang berpikir, akan mengubah padang pasir menjadi kebun yang indah”

Tidak ada komentar: