Sabtu, 23 Agustus 2008

Selamat Datang

Sekilas Tentang Organisasi Putra Putri Fatimah
Ikatan Mahasiswa, Pemuda dan Pelajar alawiyin atau yang dikenal Organisasi Putra Putri Fatimah merupakan perkumpulan generasi muda alawiyin yang berdomisili di Jember yang di bawah naungan Rabithah Alawiyah Jember. Berbagai aktivitas yang dilaksanakan di Organisasi Putra Putri Fatimah bertujuan menjalin dan menjaga tali silaturahmi di antara pemuda alawiyin yang berasal dari berbagai daerah di nusantara. Sehingga diharapkan akan memperkokoh ukhuwah islamiyah, khususnya di kalangan alawiyin, dan kaum muslimin pada umumnya.
PUTRA PUTRI FATIMAH, sebuah organisasi yang terdiri dari ikatan mahasiswa, pemuda, dan pelajar alawiyyin di Jember, diresmikan pada tanggal 17 Desember 2006. Organisasi ini memiliki visi dan misi
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka beberapa program kerja akan kami laksanakan selama kepengurusan pertama ini, antara lain:
1.Pembuatan KTA
Kartu Tanda Anggota berfungsi sebagai tanda bahwa kami adalah anggota PPF dan memiliki kewajiban serta hak yang telah ditetapkan.
2.Pengadaan Diskusi
Diskusi diadakan untuk mengasah kemampuan berpikir kita dengan saling bertukar pendapat serta memecahkan masalah. Diskusi juga dilakukan dengan mengundang Ustadz/Ustadzah.
3.Pembuatan Juklak / Juknis Kegiatan
Juklak/Juknis kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan prosedur saat akan melakukan kegiatan.
4.Menjalin Hubungan dengan Organisasi Luar
Hal ini ditujukan untuk mempererat tali persaudaraan dengan organisasi lain.
5.Penyalur Bantuan Dana Sosial
Hal ini bertujuan untuk membantu sesama yang membutuhkan dana, misalnya ketika dilanda bencana alam.
6.Promosi Hasil Karya
Untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anggota Putera Puteri Fatimah.
7.Pusat Informasi Pendidikan
Kami dapat menjadi tempat untuk mendapatkan informasi pendidikan sehingga dapat mempermudah pendaftaran untuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Perguruan Tinggi.
8.Beasiswa
Hal ini bertujuan untuk membantu sesama yang membutuhkan dana terutama di bidang pendidikan.
9.meringatan Hari Besar Islam
Memperingati hari Besar agama Islam sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karena itu, kami telah merencanakan beberapa acara untuk memperingati hari-hari besar seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, dan lain-lain.
10.Pelatihan Organisasi Dasar
Karena organisasi ini masih baru dibentuk, kami mengadakan pelatihan tentang keorganisasian secara berkala untuk menambah pengetahuan kami dalam berkecimpung di bidang organisasi.
11.IQRA’
Majalah IQRA’ ini merupakan salah satu program kerja kami yang hasilnya sekarang dapat dinikmati semua masyarakat.

Selamat & Sukses

Kepengurusan pertama
PUTRA PUTRI FATIMAH

Susunan Pengurus

PENGURUS INTI
Ketua : M. Ali Zainal Abidin Assegaf
Sekretaris : Rizvyah Alkaff
Bendahara : Kalsum Musawah

BIDANG-BIDANG
-Kesejahteraan Anggota :
Khadijah Yahya
Faisal Alqadrie
Zahra Banu Buftem
Fatimah Bunga BSA
Iva Chodijah Alkaff

-Hubungan Masyarakat :
Muhammad Baqir Almuhdor
Dinah Alkaff
Dina Assegaf
Muhammad Syarif
Rodhiyah Alkaff
Banin Alhabsyi
Samira Alhabsyi

-Jurnalistik :
Ali Hasyimi Almuhdor
Ferishta Alkaff
Nafisah Alkaff
Wasilah Yahya
Berlian Almuhdor
Rithoh Yahya
Syaicha Bilfaqih
Ahmad BSA
Aisyah BSA
Aminah Alkaff

-Pendidikan & Informasi:
Hamzah Aljufri
Zakia Khered
Hamidah Buftem
Aliyah Alkaff
Zainab BSA
Sofia Gamar

Organisasi Putra Putri Fatimah didirikan pertama kali pada tanggal 06oktober 2006 dan terus menjalankan aktivitasnya sampai sekarang. Kegiatan Organisasi Putra Putri Fatimah meliputi berbagai bidang, di antaranya: peringatan hari-hari besar Islam, pengajian rutin, kegiatan-kegiatan olahraga dan Kajian-kajian Ilmiyah
Keberadaan Organisasi Putra Putri Fatimah beserta berbagai aktivitas di dalamnya merupakan sesuatu yang penting dipertahankan dan ditingkatkan, dikarenakan peranannya yang sangat penting bagi generasi muda sayyid dan syarifah yang tinggal di Jember. Suatu hal yang sangat penting diperhatikan, bahwa hampir seluruh anggota Organisasi Putra Putri Fatimah merupakan mahasiswa perantauan yang datang dari seluruh pelosok nusantara. Di lingkungan yang baru, para mahasiswa memasuki suatu sistem kehidupan yang memuat nilai, aturan, dan norma-norma yang sangat mungkin berbeda dengan lingkungan asal (bersama kelurga). Di perantauan, kontrol keluarga (terutama orang tua) sudah merenggang dan mahasiswa yang bersangkutan mulai mendapat otonomi pengendalian diri yang lebih independen.
Menyadari kondisi tersebut , perlu dibentuk suatu wadah dimana pada generasi muda sayyid dan syarifah tersebut dapat mempererat tali silaturahmi, saling mengisi, dan menyalurkan aspirasi dan kreativitas tanpa kehilangan jati diri mereka sebagai zurriat Rasulullah SAW. Terlebih mengingat kondisi Jember sebagai kota pelajar, yang sangat memfasilitasi kebebasan generasi muda, sehingga sangat dikhawatirkan mahasiswa, pemuda dan pelajar yang bersangkutan termasuk di dalamnya generasi muda alawiyin terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya akan merusak masa depan. Dengan adanya Organisasi Putra Putri Fatimah, diharapkan dapat memfasilitasi generasi muda alawiyin untuk menggali dan meninggatkan potensi pada diri mereka masing-masing. Sehingga kelak dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam pembangunan imtaq dan iptek, terlebih mengingat status mereka sebagai mahasiswa, tentu diharapkan memiliki nilai tambah dari segi idealisme dan keilmuan.. Amin

7 komentar:

Sahaff mengatakan...

SEKEDAR NUMPANG INFO DARI ELKAFF
AlKaff Yang Serba Cukup Berlabuh di Barabai
Pelbagai macam versi mengapa Habib Ahmad sampai mendapat gelar AlKaff. Menurut satu keterangan, ketika Ahmad melakukan perjalanan ibadah haji ke Tanah Suci, ia mendapat rintangan di jalan. Ketika melintas di sebuah daerah berbukit, Habib Ahmad dan rombongan jemaah haji mendapati jalan di depan mereka penuh dengan runtuhan (longsoran) batu-batu besar dari bukit. Rombongan tak dapat lewat. Tak ada anggota rombongan yang mampu menyingkirkan batu-batu besar itu, kecuali Habib Ahmad bin Muhammad.

Versi kedua, gara-garanya suatu ketika Habib Ahmad berhasil menaklukkan seseorang jagoan yang mempunyai kekuatan luar biasa. Kekuatan yang luar biasa itu dalam bahasa Hadramaut disebut 'Kaf'.
Ada lagi versi yang lain tentang lahirnya gelar AlKaff. Dalam suatu berperkara di pengadilan, hakim meminta Habib Ahmad bin Muhammad menuliskan suatu kode. Beliau kemudian menuliskan huruf Kaf, maka sejak itu masyarakat memanggilnya dengan gelar AlKaff.

Versi berikutnya, Habibi Ahmad bin Muhammad senang berdo'a menggunakan huruf yang banyak mengandung huruf Kaf.
Do'a tersebut menurut satu keterangan diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW kepada beliau lewat mimpi. Do'a itu berbunyi: "Allah yang mencukupi, telah kudapati kecukupan. Setiap perkara ada yang mencukupi dan telah mencukupi pujian semua itu dari Allah SWT." Dari sini lantas lahir sebutan AlKaff.

Ahmad bin Muhammad AlKaff dilahirkan di Kota Tarim, Hadramaut, dikaruniai 2 orang anak lelaki bernama Abubakar dan Muhammad. Waliyullah Ahmad bin Muhammad AlKaff wafat di Tarim tahun 911 H (1491 M).
Belakangan, banyak anak keturunan Ahmad bin Muhammad AlKaff yang mampir ke Nusantara. Salah satu daerah yang paling banyak disinggahi adalah Palembang. Kota yang terkenal dengan makanan Mpek-mpek ini pada zamannya merupakan kota transit yang sering disinggahi para saudagar dari Hadramaut dan negeri-negeri jauh lainnya.
Salah satu keturunan AlKaff yang bermukim di Palembang adalah seseorang yang juga bernama Ahmad (sama seperti leluhurnya). Ahmad tetap tinggal di Palembang hingga akhir hayatnya. Anaknya yang bernama Salim dari Palembang kemudian merantau ke Tanah Banjar. Entah bagaimana ceritanya Salim kemudian menetap di Barabai. Kemungkinan besar Salim memiliki famili di Kota Apam ini. Namun, Salim kemudian 'pulang kampung' ke tanah kelahirannya di Palembang, dan wafat di sana.

Anak Salim yang bernama Muhammad lahir di kota sejuk yang dulu terkenal dengan sebutan Bandung van Java ini. Muhammad, dikenal dengan panggilan Habib Ci, inilah yang kemudian pindah ke Kampung Sungai Mesa, Banjarmasin.
Kampung Sungai Mesa merupakan kampung tua. Dulu di wilayah ini berdiri rumah keluarga kesultanan Banjar. Di sini pula berdiam sejumlah keluarga Sayyid (Habib) yang ada di Banjar. Antara lain dari marga Assegaf, Alaydrus, dan AlKaff.
Selain Habib Ci (Muhammad), Salim masih memiliki seorang putra bernama Abdullah. Anak-anak keturunan Abdullah saat ini juga tinggal di Banjarmasin.
Muhammad memiliki putra bernama Alwi yang juga kelahiran Barabai. Alwi (telah almarhum) memiliki istri yang juga bermarga AlKaff. Syarifah Fetum, berusia sekitar 70 tahun, kini tinggal bersama putranya yang bernama Ibrahim.
Dari jalur ayah dan ibunya, Ibrahim memiliki darah AlKaff murni. Kakek Ibrahim dari jalur ibu adalah Husin bin Hamid bin Alwi AlKaff. Hamid berasal dari Palembang yakni di wilayah 10 Ilir. Hamid datang merantau dari Palembang ke Banjarmasin.
Sehari-hari Ibrahim bersama ibunya menunggui kios kecilnya di depan rumah mereka di Sungai Mesa. Yang menarik dari karakter Ibrahim adalah ia mengatakan sesuatu apa adanya. "Ana yang haq saja," katanya.
Mungkin karena mewarisi ke-AlKaff-an leluhurnya, Ibrahim memiliki pengetahuan yang cukup tentang persoalan tertentu seperti sejarah dan hukum. Juga ketika disinggung tentang leluhurnya yang bernama Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Ketika berbicara tentang Lailatul Qadar, Ibrahim menyitir ucapan Imam Ali bahwa sebaik-baiknya kedudukan adalah orang yang ikhlas. Orang yang ikhlas akan menjadi kekasih-Nya.
original from algembira.com

Algembira
cerita tentang ahlul bait, habib, sayyid, keluarga Nabi Muhammad SAW
Sunday, February 25, 2007
Ba'agil dan Maulachela Yang 'Bersembunyi'
Jumlah keluarga Ba'alawi mencapai ratusan marga. Diantaranya terdapat fam Assegaf, Alaydrus, Alatas, AlHabsyi, AlHaddad, Bin Syekh Abubakar, Shahab, AlKaff, Barakbah, Bin Yahya, Ba'abud, Bahasyim, AlHinduan, AlHamid, AlHadi dan Aidid. Ahmad bin Umar bin Muhammad Ba'agil tidak terlalu memikirkan soal nasab keturunannya yang bagi pihak tertentu begitu penting dan berarti. "Yang penting kita menjaga diri kita," katanya. Pemilik fam Maulachela di Banjarmasin terbilang langka. Salah satunya adalah Abdullah yang bermukim di Anjir, Km 11, daerah perbatasan Kabupaten Barito Kuala (kalsel)dengan Kabuapten Kapuas (Kalteng).

1 - JUMLAH keluarga Ba'Alawi mencapai ratusan marga. Di antaranya terdapat fam Assegaf, Alaydrus, Alatas, AlHabsyi, AlHaddad, Bin Syekh Abubakar, Shahab, AlKaff, Barakbah, Bin Yahya, Ba'abud, Bahasyim, AlHinduan, AlHamid, AlHadi, dan Aidid.

Di antara sekian ratus fam yang teridentifikasi itu, ada beberapa yang tak ada di Banjar. Bin Jindan, misalnya belum pernah terdengar tinggal di Banjarmasin. Memang sejumlah nama pendakwah dari keluarga ini ada yang pernah singgah ke Banjarmasin. Misalnya Habib Salim bin Jindan dan cucunya Habib Jindan bin Novel. Tapi selesai urusan dakwah mereka kemudian kembali lagi ke tempat asalnya di Jakarta.

Keluarga AlHaddad juga demikian. Tak ada cacatan pemilik fam itu menjadi warga dan berdomisli di negeri Banjar, seperti pendatang-pendatang lainnya dari Hadramaut.

AlHasani, golongan Sayyid (Habaib) dari keturunan Sayyidina Hasan, pun terbilang langka. Pemilik fam ini hanya satu nama yakni Chaidar Hasyim Anggawi AlHasani. Chaidar sehari-hari berbisnis produk telekomunikasi di sekitar wilayah Kayu Tangi.

Leluhur Chaidar dari pihak bapak berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Sedangkan dari pihak ibu ia mewarisi darah AlHabsyi dari Jakarta.

"Ana sudah lima tahun tinggal di Banjarmasin," katanya.

Kepada Mata Banua, Chaidar mengungkapkan akan membuka majelis pengajian usai Lebaran Idul Fitri. Lokasinya di sekitar kediaman Chaidar di Simpang Gusti, Jalan Hassan Basry.

"Antum, ana undang nanti," ujarnya ramah ketika ditemui Mata Banua di counter ponselnya.

Chaidar mengungkapkan selama 5 tahun tinggal di Banjarmasin, belum pernah sekalipun ia berjumpa dengan famili yang memiliki marga sama seperti dirinya.

Salah satu fam yang sedikit jumlahnya di Banjarmasin adalah Ba'agil. Pemilik fam ini yang tertua saat ini adalah Ahmad bin Umar bin Muhammad Ba'agil. Sehari-hari Ahmad menjadi agen penjualan satu merek rokok produksi Sidoarjo. Usianya sekitar 60-an tahun. Ia tinggal di Antasan Kecil Barat, sebuah wilayah di sudut Kota Banjarmasin yang terkenal sebagai pemukiman keturunan Arab.

Ahmad mengungkapkan sang ayah, Umar merupakan kelahiran Hadramaut. Umar datang ke Banjar via Tuban, Jawa Timur. Di Tuban, mereka masih memiliki famili tapi karena kesibukan masing-masing jarang melakukan hubungan.

Ahmad Ba'agil tidak terlalu memikirkan soal nasab keturunannya yang bagi pihak tertentu menjadi begitu penting dan berarti. "Yang penting kita menjaga diri kita," katanya.
Oleh karena itu bagi Ahmad, yang penting untuk diketahui adalah nama ayah hingga kakek. Selebihnya, bagi Ahmad, itu di luar jangkauannya. Ahmad juga lebih fokus menyikapi hidup di masa depan. Untuk itu ia menghargai perlunya belajar dengan menguasai iptek, dan hidup mandiri secara ekonomi.

Pemikiran Ahmad yang demikian dan tidak terlalu berorientasi ke keturunan yang memiliki nama besar secara sejarah dan kultur agak terbilang unik di tengah sebagian besar keluarga Habaib yang menganggap penting persoalan dan kedudukan nasab keturunan mereka sebagai anak cucu Nabi. Soal keturunan, bahkan terkadang memunculkan klaim tertentu dan menimbulkan perdebatan menyangkut asal usul seseorang dengan latar belakang fam-nya

Salah satu fam lain yang 'menyingkir' jauh ke pinggiran Banjar adalah keluarga Maulachella. Abdullah Maulachela berdomisili di Anjir Km 14.

Semula Abdullah membuka sebuah majelis pengajian di sebuah mushalla di depan tempat tinggalnya. Namun karena persoalan dalam hal penghayatan keberagamaan yang ia nilai tidak benar, dia menutup majelisnya.

Sahaff mengatakan...

Kalau memang organisasi Putra Putri Fatimah ini ada (exist) maka perlu dibuatkan Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga (AD/ART) organisasi atau berupa aturan yang mengatur tentang: kepengurusan,mulai dari struktur kepengurusan, masa jabatan pengurus,pemilihan/penunjukan pengurus secara periodik, syarat jadi pengurus secara keseluruhan dan syarat menjadi anggota,batasan usia, pendidikan,pekerjaan. kemudian perlu dicanangkan azas Organisasi, prinsip-prinsipnya, tujuan, maksud, visi dan misi, sehingga diharapkan menjadi organisasi yang terbuka (khusus)sehingga dengan kriteria tertentu orang akan tertarik untuk menjadi anggotanya.Ciri organisasi modern adalah menggunakan azas professional,akuntable,transparan, terbuka (bisa dengan syarat), jelas dan tidak terselubung oleh ontrik-intrik diantara anggota yang terlibat. Setelah itu semua dilakukan baru bicara juklak, dan juknis.Syukron. Afwan

Sahaff mengatakan...

Ada yang mau lewat lagi nih
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الملك القدير القوي المتين، لا إله إلا هو وحده لا شريك له، أرسل إلينا عبده المصطفى المجتبى الأمين، محمداً صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره الكافرون.
أما بعد: فإننا في هذا الشهر الكريم المبارك نوجِّه خطابنا لإخواننا من أهل هذه الملة نلفت أنظارَهم إلى أساسٍ من الأسس في التربية والحفاظ على وجهةِ الأمة وصلتِها بمنهج مولاها تبارك وتعالى وهديِ نبيه صلى الله عليه وآله وسلم واستقامتها على الشريعة التي ارتضاها الله تبارك وتعالى لها في هذه الحياة أمام دواعٍ تدعو تأخذ وتجرف الناسَ إلى أصنافٍ من الانحرافات، نوجه النداء والخطاب إلى شأن الأزمَّة التي يُقاد بها الأبناء والبنات صغارًا وكبارًا من أبناء المسلمين وبناتهم وأحفادهم وأسباطهم ذكورا وإناثا، ونحب أن تتوجه العناية إلى تقويم الزِّمام الذي يقود وجهات الأولاد فينا والأحفاد ذكورًا وإناثًا والمؤثرات التي تؤثر عليهم في اختياراتهم للألفاظ وللأفعال وللوِجهات وللمقاصد، وإننا بذلك نقيم حصونًا أمام ما تُستهدَف به قلوبُ الأمة ووجهات الأمة وأعمال الأمة وأقوال الأمة - أي منهجها واتجاهها - أمام الدواعي والعوامل والمؤثرات الكثيرات الكثيرات، يجب أن لا يُغفل المؤمن دورَه في خضم هذه التأثيرات وهذه الدواعي في هذه الحياة المتنوعات، لا يُغفل دوره في التربية، في التقويم، في المحافظة، في الحراسة للأمانة أمام الأبناء والبنات فإن الكثير مما وقع في المسلمين وأثَّر في سَيرهم ومسارهم وأثَّر في بُعدهم عن قيمهم وأخلاقهم وفي ظهور نماذج من الانحراف والانجراف وراء الشرور بما تحوَّل إلى جنود مع دعوة الفساد ودعوة الشر في الأمة ناتج كل ذلك عن إهمال الأبناء والبنات وعن السماح لأن تُقاد أزمَّتُهم من قادةٍ لا خلاقَ لهم عند الحق تبارك وتعالى، ولا خلاق لهم في الآخرة .
فنحب أن نوجِّه العناية ونحن في هذا الشهر الكريم شهر التقوى والتربية والتزكية وأن نلتفت إلى هذا الواجب والدور الكبير العظيم في حسن النظر في تسليم أزمَّة هؤلاء الأطفال بالرأفة والرحمة والشفقة والحرص وبذل الجهد للإقناع والتبيين بحيث يؤدي كل ذلك إلى أن تُسلَّم أزمَّتُهم في فكرهم ووجهاتهم إلى وحيِ الله ومنهج الله وهدى الله الذي بعث به مصطفاه، فيسمون ويدخلون في الواقع ويعيشون فيه عيشةَ المؤثِّرين بأسسٍ كبرى قوية علوية، لا المتأثرين بما يُلقى عليهم، المنصهرين في التيارات التي تجرفهم إلى أنواع من الانحطاط والخروج عن القيم والمثل وعن السمو والعلو.
اللهم ابعث فينا العزائم والهمم لنقوم بهذا الدور والواجب فتصلح منا الأفراد والأسر فنكفى شرور ما نُدعى إليه على أيدي من فجر ومن كفر، ونحظى بحقيقةٍ من نُصرتك في أنفسنا وأهلينا فتنصرنا كما وعدت وأنت خير الناصرين .. وصلى الله على المصطفى محمد وآله وصحبه وسلم والحمد لله رب العالمين.

Sahaff mengatakan...

Dua Kegembiraan Bagi Orang Yang Berpuasa

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ (صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw :
“Semua Amal adalah untuk keturunan Adam, kecuali puasa, akulah yang membalasnya, dan puasa adalah Benteng, maka jika kalian berpuasa janganlah berjimak, jangan mencela, jangan berbuat hal yang tidak senonoh, jika ia dicela orang lain maka katakanlah : Aku puasa, Demi diri Muhammad yang digenggaman Nya, sungguh bau tak sedap dimulut orang yang berpuasa lebih wangi dihadapan Allah daripada Misik termahal, dan bagi orang yang berpuasa itu dua kegembiraan, gembira ketika buka, dan gembira saat jumpa dengan Allah, gembira dengan puasanya” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Maha Suci Allah, Maha Raja Tunggal yg selalu muncul keindahan Nya bagi hamba hamba Nya yang mendambakan-Nya, Bulan purnama yang kekal dan abadi tiada akan pernah terbenam, Cahaya Keindahan yang Kekal dan Abadi menanti hamba hamba Nya yang mendekat, Cahaya Keagungan yang menerangi para pendosa dengan tawaran pengampunan, Cahaya yang Maha Kekal dan Maha Luhur yang sangat dekat kepada semua daripada semua yang dekat, Lebih dekat dari tali urat leher setiap manusia keturunan Adam, Sebagai kiasan bahwa Dialah yang Maha Dekat dari semua yang dekat, Yang Maha Tidak Meninggalkan ketika semua meninggalkan hamba-Nya,
Ketika semua hamba meninggalkan kita di dalam kubur, Dia Maha Tunggal tiada meninggalkan para kekasih-Nya. Dialah Allah Swt, Maha Raja Alam Semesta Yang Maha Abadi dan Maha Melihat, Maha Memuliakan hamba hambaNya yang berharap, Maha Memuliakan hamba-hamba Nya yang bermunajat, Maha Menyambut Istighfar dan permohonan maaf dari hamba yang penuh dosa dan kesalahan, Dari semua Yang Memaafkan (hanya) Dialah Yang Maha Indah Maaf Nya, Yang Maha Indah menerima maaf dari yang salah, Kita pernah lihat orang orang yang baik dan pemaaf (ketika) memaafkan..?, adakah yang memaafkan kesalahan digantikan dengan pahala dan anugerah..?, Hanya Dialah Allah Swt.., Kesalahan kesalahan berubah menjadi pahala.
Siapa mereka wahai Rabb? Allah Swt berkata “kecuali orang orang yang bertaubat, yang beriman, yang beramal shalih, Mereka adalah orang orang yang Allah Swt gantikan dosanya menjadi pahala".(QS Al Furqan 70) Mereka yang Allah Swt gantikan gunung gunung dosanya menjadi gunung gunung pahala, dosa dosanya sirna berubah menjadi limpahan pahala, Limpahan pahala bagi siapa?, dosa dosa bisa berubah menjadi pahala? Bagi yang meminta maaf (pada Allah).., Alangkah indahnya wahai yang menamakan dirinya Maha Pemaaf, Allah Swt memang Dialah Yang Maha Tunggal mengungguli seluruh sifat pemaaf.., Dialah Allah Swt..
Ya Rahman Ya Dzaljalali Wal Ikram, Yang Maha Menerima taubat hamba hambaNya siang dan malam, Yang Maha Mencatat setiap perbuatan baik hamba Nya untuk dilimpahi kebahagiaan, Dialah Allah Maha Raja Abadi di langit dan di bumi dan seluruh alam, Di alam dunia, di alam akhirat dan di semua kejadian, Dialah Allah Swt Yang Maha Ada di segala alam, dan seluruh alam ada di hadapan Dzat Rabbul Alamin, Dekat tanpa jarak, jauh tanpa jarak dan dekat tanpa sentuhan, Dialah Allah Swt, Dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak, Kedekatan hamba hambaNya akan butuh sentuhan tapi kedekatan Rabb lebih dekat dari sentuhan, Dialah Allah jalla wa alla Maharaja yang menawarkan kedekatan,
Hadirin hadirat di bulan ramadhan inilah malam malam kedekatan, hari hari (untuk) mendekat kehadirat Nya, kau lebih dekat kepada Allah Swt dari pada hari hari lainnya, Dengan shiam wal qiyam, dan keduanya (adalah) hal yang paling agung di hadirat Rabb Jalla wa alla, Hal yang paling bisa mendekatkan kita kepada Allah Swt adalah dengan shalat, puasa dan zakat, Dan ketiganya berpadu di bulan ramadhan,
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Disampaikan kepada idola kita, kekasih kita, Sayyidina Muhammad Saw, Sang pemilik wajah yang bercahaya dengan cahaya keindahan Illahi, Yang dengan memandang wajahnya membuat para sahabat mengingat Yang Maha Indah Allah Swt, Berkata Abu Hurairah ra "jika kami memandangmu wahai Rasul, bergetar hati kami berdzikir kepada Allah Swt”. Kita bisa melihat gunung dan bergetar hati kita mengingat keagungan Allah, kita bisa melihat matahari dan bulan, tapi ternyata getaran terkuat muncul pada wajah Sayyidina Muhammad Saw, Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, berkata Sayyidina Anas bin Malik ra “kami tidak pernah lihat pemandangan yang lebih menggetarkan dan menakjubkan daripada wajah Sayyidina Muhammad Saw”. Wajah orang yang paling khusyu’ dari semua orang yang khusyu’, wajah orang yang paling taqwa dan pemimpin orang yang paling bertaqwa, wajah orang yang paling rindu kepada Allah Swt, wajah orang yang paling mencintai Allah Swt, dialah Nabiyyuna wa Syafi'una Muhammad Saw.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda bahwa kelak manusia akan dipanggil dari pintu pintu masing masing di pintu surga, Orang orang yang banyak shalat akan dipanggil dari gerbang shalat, orang orang yang berjihad akan dipanggil oleh Allah dari gerbang surga di pintu pintu jihad, orang orang yang banyak puasa akan diseru ke pintu gerbang yang bernama gerbang Ar-rayyan, orang yang banyak bershadaqah akan dipanggil dari pintu shadaqah, Ini keempat amal berkumpul di bulan ramadhan al mukarram…., Berkata Sayyidina Abi Bakar Ashshiddiq ra kepada Rasul Saw sebagaimana kelanjutan hadits ini riwayat Shahih Bukhari, “ya Rasulullah bolehkah orang beramal banyak dari keempat amal itu agar ia bisa dipanggil dari semua pintu?”. Rasul saw berkata “bisa, dan mudah mudahan engkau diantara mereka wahai Abu Bakar”. (Shahih Bukhari). Keempat kemuliaan ini muncul di bulan ramadhan.
Orang yang melakukan shalat 5 waktu tentunya, kemudian di bulan ramadhan ia menyempurnakan ibadahnya dengan shalat sunnah tarawih berarti ia ahlusshalat. Di bulan ini pula banyak orang berjihad, jihad apa? karena sebaik – baik jihad adalah menahan hawa nafsu, Maka di bulan ini bulan yang mendapatkan kemuliaan bisa dipanggil dari pintu jihad, Memang hadits dhaif yang mengatakan bahwa jihad hawa nafsu itu haditsnya dhaif, jihad hawa nafsu lebih hebat dari jihad di dalam peperangan, Tapi para muhaddits menjelaskan walaupun haditsnya dhaif tapi maknanya shahih dan tsigah, karena orang yang berjihad fisabilillah itu debu pahala jihadnya (tidak berarti dan sia sia) kalau ia tidak berjihad dengan hawa nafsunya, Karena orang yang berjihad fisabilillah itu harus memerangi hawa nafsu bukan melampiaskan hawa nafsu,
Hadirin hadirat orang yang berjihad itu menahan (nafsu), tidak boleh memukul wajah, tidak boleh memukul wanita, tidak boleh memukul orang yang tidak bersenjata, berarti menahan nafsu di dalam jihad, Kalau ia tidak menahan nafsunya di dalam jihad maka jihadnya bukan jihad tapi adalah perjuangan untuk membela emosi dan hawa nafsunya, maka itu bukanlah jihad, maka jihad fisabilillah pun membutuhkan jihad terhadap hawa nafsu.
Dan jihad pada hawa nafsu muncul pada puasa bulan ramadhan.., Pintu jihad, pintu shalat, pintu ar-rayyan di bulan ramadhan, pintu shadaqah, Kita dengar Rasul saw paling banyak bershadaqah di bulan ramadhan, Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw orang yang paling dermawan dan yang paling dermawan di bulan ramadhan kedermawanannya, Ini hadirin hadirat kita dengar keempat kemuliaan ini muncul kesemuanya di bulan ramadhan al mukarram, Oleh sebab itu hadirin hadirat kita bisa lewati ramadhan ini dipanggil dari pintu sholat, dipanggil dari pintu jihad, dipanggil dari pintu ar-rayyan (untuk orng yg berpuasa), dipanggil dari pintu shadaqah di surga-Nya Allah Jalla wa alla dengan melewati bulan ramadhan, Semuanya tersimpan pada cahaya ramadhan al mukarram, Siang hari dan malam, oleh sebab itu sempurnakan pahala ramadhan.
Kita banyak kekurangan (dalam puasa) tambal dengan kelebihan, sudah melihat bagaimana barangkali buruknya puasa ramadhan kita yang penuh cela lalu benahi, Benahi dengan Alquran, benahi dengan hadir di majelis dzikir, benahi dengan hadir di majelis taklim, itu membenahi dan menambal dengan kemuliaan Alquran, Tentunya harapan kita melewati ramadhan ini nama kita sudah dipastikan oleh Allah Swt mendapat rahmat, mendapat maghfirah, mendapat kebebasan dari neraka, dipanggil dari pintu gerbang shalat, dipanggil dari pintu gerbang jihad, dipanggil dari pintu gerbang ar-rayyan, dipanggil dari pintu gerbang shadaqah dan tidak dipanggil dari pintu pintu neraka.
Karena 10 malam terakhir (waktu waktu dilimpahkannya) bebas dari api neraka, Risau kita kalau nama kita dipanggil juga dari pintu neraka, Pintu hawa nafsu memanggil, pintu zina memanggil, pintu judi memanggil, pintu pintu neraka memanggil, pintu dusta, pintu sombong, pintu riya, pintu ujub dan kesemuanya itu akan tertutup di 10 malam terakhir di bulan ramadhan, Riwayat Shahihul ibn Khuzaimah Rasul saw bersabda “bulan ramadhan yang 10 malam pertama adalah rahmat, 10 malam kedua adalah maghfirah, 10 malam ketiga bebas dari api neraka”. Sirna dan tidak akan datang panggilan api neraka memanggil namamu karena amal ibadah di 10 malam terakhir dan di 10 hari terakhir,
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ketika didalam puasa muncul pertanyaan kepada saya apakah wanita yang haid mengqadha puasanya? Puasanya diqadha yang tidak diqadha adalah shalatnya, demikian di dalam riwayat Shahih Bukhari, Demikian juga bagi mereka yang melahirkan, yang melahirkan berarti nifas maka wajib qadha puasanya, dan yang tidak qadha adalah shalatnya saja. Mereka yang menyusui atau yang hamil, menyusui dan hamil ini hukumnya tidak jauh berbeda, Kalau seandainya ia berbuka karena kelemahan dirinya maka ia qadha puasa ramadhan tanpa fidyah, tapi kalau ia berbuka karena risau akan janinnya maka ia qadha puasa ditambah fidyah 1 mudd setiap 1 harinya, kalau batalnya 5 hari berarti puasanya 5 hari dan shadaqahnya 5 mudd. Yang menyusui sama hukumnya, kalau ia batal puasa karena kelemahan dirinya maka qadha puasanya saja tanpa fidyah dan kalau ia batal puasa karena kelemahan bayinya maka oleh sebab ia risau akan kurang air susunya dan menyebabkan kelemahan bayinya maka ia wajib qadha beserta fidyah.
Jadi kalau merisaukan keselamatan bayinya disaat hamil dan menyusui maka baginya puasa dan fidyah setiap harinya 1 mudd tapi kalau karena keselamatan dirinya hanya qadha puasa tanpa fidyah. Setiap hari 1 mudd itu berapa?, bahan pokok di wilayah kita adalah beras, Kalau wilayah lainnya masing masing, ada roti, kalau jazirah arab tentunya roti, kalau di Indonesia timur adalah sagu. Yakni masing masing bahan pokoknya, bahan pokok makanan setempat. Kalau di wilayah kita beras 1 mudd, beras 1 mudd itu berapa? 1 mudd itu kurang dari 1 liter sedikit. Perhitungannya 12 mudd adalah 10 liter, jadi 1 mudd itu kurang dari 1 liter. Ini pertanyaan yang banyak sekali muncul di website dan lainnya.
Selanjutnya hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita telah mendengar hadits Rasul saw berupa firman Allah swt bahwa “semua amal adalah untuk keturunan Adam, semua ibadah itu adalah untuk keturunan Adam”. Berkata Allah swt “Aku yang membalasnya sendiri”. Maksudnya apa? Sebagian orang bertanya hadits ini dan kalimat ini kita syarahkan dulu, apakah Allah swt memang butuh puasa kita? Kenapa Allah mengatakan puasa ramadhan itu untukku?. Maksudnya Allah butuh puasa?,
Allah tidak butuh puasa dan amal shalih kita, tapi itu hanya kiasan betapa agungnya puasa itu dihadapan Allah, Berkata Allah swt “Aku yang akan mengganjarnya sendiri”. Kalau kita dengar amal 10 hingga 700X lipat pahalanya dilipatgandakan sebagaimana riwayat Shahih Bukhari yang sering saya sampaikan itu adalah amal lainnya terkecuali puasa dan Allah sendiri yang membalasnya, Tentunya kalau sudah Allah sendiri yang membalasnya maka lebih, lebih, dan lebih dari 700X lipat.
Demikian hadirin hadirat dan Rasul saw meneruskannya yaitu puasa itu adalah benteng, Apa maksudnya benteng? benteng dari dosa. Demikian Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari dijelaskan makna benteng itu yang dimaksud adalah meruntuhkan dosa dosa, jika kita membentengi hawa nafsu kita.
Maka (terusan hadits) "ketika datang orang orang kepada kalian untuk memerangi kita atau mencaci kita atau memusuhi kita, katakanlah aku ini orang yang berpuasa". Jangan dibalas caciannya, jangan dibalas kemarahannya, Hal seperti ini diluar jihad fisabilillah, kalau jihad fisabilillah diperbolehkan untuk berjihad (melawan dg kekerasan bahkan membunuh), Karena apa? karena ini jihad bukan pelampiasan emosi, Jihad juga termasuk penawar hawa nafsu, sudah geram melihat musuh yang paling jahat senjatanya jatuh, tidak boleh diteruskan, Sudah geram melihat wajahnya yang sudah terbuka daripada perisainya, tinggal dihantam saja tidak boleh menyerang lagi.
Jadi jihad fisabilillah itu tidak membatalkan puasa, karena apa?, karena menahan emosi. Berbeda dengan orang yang mencaci diri kita. Jangan pula berjimak (berkumpul dengan istrinya) dilarang di bulan ramadhan (saat berpuasa, bukan dimalam hari). Jangan pula mencaci maki dan jangan pula mengucap dengan ucapan ucapan yang buruk, Seperti apa ucapan yang buruk, teriak terbahak bahak terlalu keras dan hal itu tidak membatalkan puasa namun mengurangi kesempurnaan pahala puasanya,
Demikian hadirin hadirat dan Allah swt sendiri yang akan membalas kemuliaan kemuliaan itu. Dan Allah swt memberikan kepada kita dua kegembiraan, pertama adalah bagi mereka orang yang berpuasa adalah kegembiraan saat mereka berbuka puasa dan yang kedua adalah kegembiraan disaat jumpa dengan Allah swt. saat jumpa dengan Allah swt, mereka sangat gembira kata Rasul saw. Dimana kita bisa membeli kegembiraan berjumpa dengan Allah swt?
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Al Imam At-Thabari di dalam tafsirnya, Al Imam At-Thabari saya nukil pendapatnya disini karena beliau seorang yang tsigah, Al Imam Ibn Jarir At-Thabari alaihi rahmatullah, hidup pada abad ke dua Hijriyah, beliau ini lebih dahulu dari Imam Nawawi, lebih dahulu dari Imam Ibn Hajar Al Asqalani dan ucapannya dinukil oleh banyak muhadditsin, Imam At-Thabari adalah seorang muhaddits dan seorang Alhafidh dan beliau telah menukil lebih banyak dari 1000 kitab yang beliau tulis dan yang paling termahsyur adalah tafsir beliau yaitu “Tafsir At-Thabari”. Dikatakan oleh para ulama dimasanya belum pernah ada tafsir yang bisa menyamai kesempurnaan tafsir Imam Ibn Jarir At-Thabari alaihi rahmatullah.
Didalam tafsir Imam At-Thabari dijelaskan bahwa ketika penduduk surga telah masuk kedalam surga dan penduduk neraka telah masuk kedalam neraka dan disaat itu Allah menutup Dzatnya dengan tabir cahaya dan tabir mutiara dan disaat itu Allah menjadikan dipan dipan bercahaya, kursi kursi yang bercahaya, dan mimbar mimbar singgasana yang bercahaya, Para penduduk surga melihat, untuk siapa itu singgasana singgasana bercahaya?, untuk siapa itu dipan dipan bercahaya?, untuk siapa itu kursi kursi bercahaya?.
Maka majulah seorang hamba Allah yang membawa bersamanya gunung gunung cahaya dengan terang benderangnya, Para penduduk surga bertanya, siapakah dia? maka Rasul saw menyebutkan bahwa orang itu adalah yang bersujud kepadanya para malaikat yaitu Adam as. Ia pun duduk disinggasana yang bercahaya lalu Rasul saw meneruskan riwayat haditsnya, muncul pula orang kedua yang membawa cahaya bagaikan gunung gunung cahaya, orang orang bertanya di surga, siapakah orang itu? maka berkatalah para malaikat bahwa ia itu adalah yang sejuk karenanya api api yang membakarnya yaitu Ibrahim Khalilullah, Ketika dibakar oleh api, Allah perintahkan api itu untuk sujud pada Ibrahim Khalilullah.. Kuuniy Bardan wa salaaman ala ibrahim..
(ia Ibrahim as) Datang (pula) dengan gunung gunung cahaya,
bergemuruh para malaikat dengan tasbih menyambut kedatangan Nabi Adam dan Nabi Ibrahim lalu datang Musa Khalilullah, lalu datang Isa bin Maryam, para Nabi dan Rasul duduk di singgasana singgasana cahaya dan kemudian datanglah seseorang dengan membawa seluruh cahaya para Nabi dan Rasul, Sayyidina Muhammad Saw... Duduklah Sang Nabi dan beliau berkata saat itu didudukkan para shiddiqin diatas dipan dipan cahaya dan para syuhada di kursi kursi cahaya, dan didudukkan para hamba Allah dihamparan misik dan disaat itu Allah swt berfirman “Marhaban bi'ibaadiy wa zuwwariy" Selamat datang hamba hamba Ku dan yang datang kepada Ku para tamu Ku.
Allah Jalla wa alla menyambut mereka dengan ucapan salam dan “marhaban”. Kita tahu riwayat Shahih Bukhari bahwa ucapan “marhaban” tidak diucapkan Rasul saw terkecuali kepada yang paling dicintainya. Rasul saw mengucapkan “marhaban” kepada orang orang yang beliau cintai Demikian Allah menyambut dengan marhaban, “selamat datang para tamuku, hamba hambaKu, beri mereka makan dan minum, beri mereka minuman”, maka muncullah para pria pria yang bagaikan mutiara terang benderangnya dari para pelayan surga membawakan nampan dari emas dan berlian, membawakan minuman kepada mereka. Allah swt menjawab lagi “selamat datang hamba hambaKu dan para tamu-Ku, silahkan makan dan minum dan jamu mereka”. Maka mereka dijamu dengan makanan makanan yang belum pernah mereka temukan keledzatannya di muka bumi, Lantas Allah menjawab lagi “beri mereka pakaian”, maka diberikanlah kepada mereka pakaian pakaian yang bercahaya dengan Cahaya Arrahman. Lantas Allah swt berkata “Selamat datang hamba hambaKu dan tamu tamuKu, beri mereka wewangian”, maka berhembuslah angin yang membawa gerimis daripada minyak wangi misik yang mewangikan wajah dan tubuh mereka. Maka Allah swt berkata “sekarang Aku akan memunculkan keindahan Dzat-Ku kepada kalian”. Singkirkan tabir yang menghalangi-Ku, tabir cahaya dan mutiara disingkirkan dan mereka melihat keindahan Dzat Allah, maka menjeritlah seluruh istana surga dan pohon pohon surga ketika memandang keindahan Dzat Rabbul Alamin.
Manusia bersujud, tidak mampu memandang keindahan Keagungan Rabbul Alamin, maka disaat itu Allah swt berkata “angkat kepala kalian dan pandanglah kepada keindahan Dzat-Ku Yang Maha Indah, ini bukan tempat beramal dan tempat bersusah susah, ini adalah tempat pembalasan kebahagiaan dan tempat pemberian pahala”.
ketika hamba hambaNya memandang keindahan DzatNya Allah swt maka mereka terdiam.., maka Allah swt menjawab mereka “wahai hamba – hambaKu kuciptakan surga dan kebahagiaan yang kekal ini untuk kalian. Tiadalah kalian mengingat dan menyebut Nama-Ku di alam dunia terkecuali Aku mengingat kalian". Demikian hadirin hadirat.
Semoga Allah memastikan seluruh wajah kita berada diantara mereka. Ketika teringat indahnya perjumpaan dengan Rabbul Alamin, kita teringat jasa siapa? Sayyidina Muhammad Saw.. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Sang Nabi saw tidak pernah berhenti memintakan syafaat untuk para pendosa seraya berkata tahukah kalian apa itu sayyidul mukminin fiddunnya wal akhirah. Akulah pemimpin orang mukmin dunia dan akhirat, tahukah kalian bagaimana kejadian itu..?, Para sahabat terdiam, Rasul saw berkata di hari kiamat semua orang pergi kepada Adam ayah seluruh manusia. Mereka pergi kepada orang yang bersujud padanya para malaikat. Nabi Adam hanya berkata “diriku, diriku, aku takut kepada Allah, pergilah kepada selainku”. Mereka pergi kepada Ibrahim, kepada Musa, kepada Isa, siapa mereka? para pendosa, barangkali kita. Lantas mereka pergi kepada Nabiyyuna Muhammad saw, Rasul saw berkata ”mereka berdatangan kepadaku”,
Rasul saw sudah menolak dari awal datang , karena apa?, ketika mereka didekatkan ke telaga haudh, ada orang orang yang dijauhkan oleh malaikat, diusir dari telaga haudh, Rasul saw bertanya “wahai malaikat Jibril kenapa engkau jauhkan orang orang ini?, mereka umatku”, maka berkatalah Jibril “mereka ini bermaksiat setelah engkau ya Rasul”, Rasul saw berkata “biarkan, biarkan mereaka pergi, jauhkan mereka”. Tapi setelah mereka pergi kepada para Nabi, mereka tak temukan lagi tempat maka balik lagi kepada Sang Nabi saw, beliau tak tega menolaknya. Melihat wajah wajah para pendosa di hadapan beliau, menjerit dan dilemparkan satu persatu ke dalam api, mereka melolong dan menjerit sebagaimana firman Allah surat tabarak dan disaat itulah Sang Nabi saw bersujud, aku bersujud dibawah Arsy. Allah Maha Tahu siapa yang dibela Sang Nabi, cuma para pendosa, cuma orang yang berhak jadi puntung neraka. Inilah yang dibela sang Nabi dan Allah berkata “silahkan beri syafaat wahai Muhammad pada orang yang masih punya pahala sebutir biji kurma tinggal satu butir biji kurma pahalanya, syafaati mereka”. Rasul saw kembali lihat wajah wajah yang telah hangus di dalam api dan beliau memanggil fulan, fulan, fulan punya amal walau sebutir biji kurma, naik, naik, mungkin amal mereka banyak tapi amal mereka habis karena berbuat dholim kepada orang lain. Maka disaat itu beliau melihat masih banyak yang menjerit dari umatnya. Disaat ayah melupakan anaknya, disaat ibu lari dari anaknya, disaat wanita hamil menggugurkan bayinya untuk tidak mau bertanggung jawab, disaat itu sang Nabi saw kembali bersujud “Rabbiy umatku masih tersiksa”, maka Allah swt berkata “beri syafaat mereka yang mau kau beri syafaat sampai yang punya amal sebutir biji sawi”. Sebutir biji sawi lebih kecil dari butir biji kacang hijau. Beri syafaat mereka, entah telah 100 tahun , entah telah 500 tahun, entah 1000 tahun Sang Nabi saw tidak tenang sampai diberikan syafaat untuk mereka. Masih tersisa didalam yang menggelepar dan menjerit, pasti para pendosa, pasti para penjahat dan sang Nabi saw tidak tenang dengan ini dan sang Nabi saw kembali bersujud “Rabbiy masih ada umatku”, maka wahai yang telah Allah ciptakan sebagai seorang yang rauffurrahim maka Allah memberikan syafaat kepada sang Nabi saw, angkat mereka yang masih punya pahala sekecil – kecil butir biji sawi. Diangkatlah semua mereka ini, siapa yang tersisa? mereka semua yang tidak punya pahala, cuma mempunyai gunung – gunung dosa tapi mereka tidak menyembah selain Allah maka disaat itu Allah berkata “sekarang bagianKu tidak Kubiarkan satupun orang yang menyembah-Ku sama dengan orang yang tidak menyembah-Ku, tidak Kusamakan, keluarkan mereka, masukkan mereka ke dalam surga dengan rahmat-Ku”. Keluarlah orang yang terakhir ke dalam surga, berapa lama ia disiksa, entah telah ratusan ribu tahun ia terpanggang didalam. Dan disaat ia keluar itu Allah menyingkat tabir keindahan Dzat-Nya dan disaat ia melihat keindahan Dzat Allah, Allah tanya kepada hamba-Nya “berapa lama kau disiksa di neraka”, ia berkata “aku lupa wahai Allah aku lupa bahwa aku pernah masuk neraka” . hilang seluruh kepedihannya setelah melihat keindahan Dzat Rabbul Alamin.
Wahai Allah pastikan kami memandang keindahan Dzat-Mu, Wahai ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali Wal Ikram Fakullu Jami’an Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Wahai Yang Maha Berhak Dirindukan Wahai Yang Maha Berhak Dipanggil Wahai Yang Akan Memanggil Nama Kami Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali Wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am tidak rugi kita memanggil Nama Allah.
Hadirin – hadirat Insya Allah pada malam Rabu yang akan datang kita akan mengadakan Haul Ahlul Badr, siapa ahlul badr? Ahlul Badr adalah 313 Syuhada yang derajat mereka melebihi para khutubul auliya diantaranya Sayyidina Ali bin Abi Tholib dan seluruh Khulafaurrasyidin diantaranya Sayyidina Hamzah bin Abdul Mutholib dan juga Sayyidina Ja’far bin Abdul Mutholib dan diantaranya seluruh orang orang mulia dari Muhajirin dan Anshor berpadu Ahlul bayt dan orang orang Quraesy. Bersatu orang orang yang paling mulia dari pengikut umat Sayyidina Muhammad saw.
Yang menghadiri Haul Ahlul Badr maka ia telah menghadiri seluruh Haul Khulafaurrasyidin dan semua orang yang paling agung dimuka bumi dari umat Nabi Muhammad Saw. Acara akan diadakan malam Rabu, memang jarang diadakan Haul Ahlul Badr tapi Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh mengadakan Haul Ahlul Badr di malam 17 Ramadhan karena peristiwa mulia perang badr al kubro itu pada malam 17 Ramadhan. Disini kita menghadiri Haul dari orang orang mulia dari umat ini, dari kalangan ahlul bayt maupun bukan dari kalangan ahlul bayt, pimpinan ahlul bayt hadir disitu, karena pemimpin seluruh ahlul badr adalah Sayyidina Muhammad Saw. Al Badr adalah orang yang ikut perang badr bukan yang wafat di medan badr. Ahlul Badr adalah orang yang wafat dalam perang badr. Khulafaurrasyidin ikut semua dalam perang badr al kubro, demikian juga Imam Ahlul Badr Sayyidina Muhammad saw.
Hadirin hadirat itu malam Rabu, kita berharap jamaah akan mengumpulkan sebanyak banyaknya teman yang hadir, kita gemuruhkan malam mulia ini dari Haul Ahlul Badr, semoga kita bersama Ahlul Badr di yaumal qiyamah, Siapa yang bersama mereka kalau bukan para pecinta mereka, siapa yang bersama mereka kalau bukan orang - orang yang mencintai mereka, maukah kita bersama khulafaurrasyidin?, dimana derajat mereka?, di dipan dipan cahaya dan di kursi kursi cahaya yang masuk surga tanpa hisab...
Siapa mereka? Orang yang mencintai mereka dipastikan hadir di Haul Ahlul Badr yang akan diadakan di MONAS ( Monumen Nasional ) pukul 21.30 WIB acara dimulai. (acara) Seperti ini maulid, tausiyah sebentar, lalu dzikir ya Allah sebanyak 1000X.
Dan sebelum acara itu, ada acara lagi pada hari Ahad yang akan datang, Alhamdulillah kita telah dibukakan keluasan oleh Allah swt untuk menerangi siang hari ramadhan yaitu pada tanggal 14 September 2008, hari Minggu. Waktunya shalat Dhuhur berjamaah di MAsjid Attin, dzikir bersama Ustadz Yusuf Mansyur. Dan disini hadirin hadirat saya mengharapkan kehadirin hadirin hadirat demi meramaikan panggung panggung dzikrullah Allah swt karena semakin banyaknya panggung panggung dzikir di siang hari semakin membuka rahmat bagi kita.
Dana sangat besar kita keluarkan untuk acara acara besar ini, sebenarnya saya tidak pantas berbicara ini tapi perlu saya sampaikan banyak yang bertanya 12 Rabiul Awwal yang lalu di Monas mengeluarkan dana lebih dari Rp. 90.000.000,-, juga dilapangan Banteng, Nishfu Sya’ban dana keluar Rp. 75.000.000,- dan kita tidak meminta bantuan dana dari hadirin tapi kita minta kehadiran, minta kehadiran untuk memakmurkan majelis majelis dzikrullah karena yang paling berhak dimuliakan adalah majelis majelis adalah dzikrullah. Semakin banyak majelis majelis dzikrullah ini diramaikan makin terbenahi bumi Jakarta ini, Oleh sebab itu bantulah dakwah Nabi kita Muhammad Saw dengan kehadiran atau jika tidak bisa hadir sampaikan pada teman dan keluarga dan sahabat supaya bisa meramaikan dzikir ini dan tentunya kita akan terus maju. Semakin maju panggung panggung dzikrullah,
siapa yang kita cintai?, Allah. Siapa yang akan ridho?, Allah..,
siapa yang akan makin dekat pada kita?,
Allah Jalla wa alla.
Oleh sebab itu saya titipkan majelis minggu yang akan datang kepada hadirin, saya tidak bisa menanggungnya sendiri untuk mengajak semua orang, masing masing dari kita yang hadir saya titipkan tanggung jawab untuk mengajak teman teman dan saudaranya untuk hadir. Jika ia bisa hadir atau tidak, demikian pula pada acara haul Badr Al Kubro. Ramaikan ramadhan ini dengan keagungan Nama Allah Jalla wa alla dan yang paling akan memuliakan kita adalah Allah Jalla wa alla. Amin Allahumma Amin.
Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Walhamdulillahi Rabbil Alamin.

Jadwal haul

No Nama Habaib Bulan Tempat
1Al-Habib Hasan Bin Muhammad Al-Hadad Shafar Minggu Terakhir Kota, Jakarta Utara
2 Al-Habib Abdul Qadir Bin Alwi Assegaf Rabiul Awal, Minggu Pertama Tuban
3 Al-Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Bilfaqih Jumadil Akhir, Minggu Terakhir Alun-alun, Malang
4 Al-Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bilfaqih Jumadil Akhir, Minggu Terakhir Alun-alun, Malang
5 Al-Habib Abdullah Bin Ali Al-Haddad 27 Shafar Bangil, Pasuruan
6 Al-Habib Abdullah Bin Muchsin Al-Atthas Rabiul Awal, Rabu Terakhir Empang, Bogor
7 Al-Habib Abubakar Bin Husein Assegaf 27 Muharram Bangil, Pasuruan
8 Al-Habib Abubakar Bin Syofi Al-Habsyi 22 Rabiul Tsani Ampel, Surabaya
9 Al-Habib Ahmad Al-Haddad Rabiul Awal Kalibata, Jakarta Selatan
10 Al-Habib Ahmad Bin Abdullah Al-Aydrus Jumadil Akhir, Minggu Pertama Benhil, Jakarta Pusat
11 Al-Habib Ali Bin Abdulrahman Al-Habsyi Rabiul Awal, Rabu Terakhir Kwitang, Jakarta Pusat
12 Al-Habib Ali Bin Husein Al-Atthas Rabiul Awal, Selasa Terakhir Buluh Condet , Jakarta
13 Al-Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi (Simthuduror) 20 Rabiul Tsani Gurawan, Solo
14 Al-Habib Alwi Bin Salim Al-Aydrus 23 Rabiul Tsani Tanjung, Malang
15 Al-Habib Hadi Bin Abdullah Al-Haddar Minggu, 1 Muharram Lateng, Banyuwangi
16 Al-Habib Husein Bin Hadi Al-Hamid 12 Shafar Brani, Probolinggo
17 Al-Habib Husein Bin Muhammad Al-Haddad Jumadil Akhir, Sabtu Ketiga Ampel, Surabaya
18 Al-Habib Idrus Bin Abubakar Al-Habsyi 22 Rabiul Tsani Ampel, Surabaya
19 Al-Habib Ja’far Bin Syekhon Assegaf Jumadil Akhir, Minggu Ketiga Masjid Jami’, Pasuruan
20 Al-Habib Muchsin Bin Muhammad Al-Atthas Rabiul Awal, Sabtu Pagi Alhawi Condet, Jakarta
21 Al-Habib Muhammad Bin Husein Al-Aydrus Jumadil Awal, Kamis Terakhir Ketapang Kecil, Surabaya
22 Al-Habib Muhammad Bin Idrul Al-Habsyi 22 Rabiul Tsani Ampel, Surabaya
23 Al-Habib Muhammad Bin Thohir Ba’bud Rajab, Minggu Pertama Ds.Paleng Ploso, Kediri
24 Al-Habib Muhdor Bin Muhammad Al-Muhdor 29 Rajab Bondowoso
25 Al-Habib Salim Bin Ahmad Bin Zindan Rabiul Awal, Senin Sore Otista, Jakarta Timur
26 Al-Habib Syeh Bin Salim Al-Atthas 27 Rajab Tipar, Sukabumi
27 Al-Habib Umar Bin Abdulrahman Al-Atthas 23 Rabiul Tsani Petamburan, Jakarta
28 Al-Habib Umar Bin Hud Al-Atthas 29 Rabiul Tsani Cipayung, Jawa Barat
29 AlHabib Muhammad Bin Ahmad Al-Muhdhor 22 Rabiul Tsani Ampel, Surabaya
30 Fakhrul Wujud Syekh Abubakar Bin Syalim Muharram Cidodol, Jakarta Selatan

Anonim mengatakan...

Nashbul Imam dan Kepemimpinan
31/03/2008
Menurut pandangan Islam, pada hakikatnya kekuasaan adalah amanat Allah SWT yang diberikan kepada seluruh manusia. Kemudian kekuasaan itu diwakilkan kepada pihak-pihak yang ahli dalam mengemban dan memikulnya.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi. (QS Al-Ahzab: 72)

Dalam wacana faham Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) bahwa membangun negara (imamah) adalah wajib syar'i. Hal tersebut didasarkan pada dalil-dalil berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisa`: 59)
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِيْ عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مَْيتَةً جَاهِلِيَّةٌ

Barangsiapa yang meninggal tanpa pernah melakukan baiat (janji loyal kepada pemimpin), ia mati secara jahiliyah. (HR Muslim)

Bahwa keahlian memegang amanat kekuasaan mensyaratkan kemampuan, kejujuran, keadilan dan kejuangan yang senantiasa memihak kepada pemberi amanat.
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَاً

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (QS An-Nisa`: 58)
إذَا ضُيِّعَتْ الأمَانَةُ فَانْتَظِرُ السَّاعَةَ. قِيْلَ وَكَيْفَ إضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إذَا وُسِدَ الْأمْرُ إلَى غَيْرِ أهْلِهِ

Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah masa kehancurannya. Rasulullah ditanya seseorang: "Bagaimana menyia-nyiakan amanat itu?" Beliau menjawab: "Apabila suatu pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya." (HR Bukhari)

Proses pengangkatan kepemimpinan negara (nashbul imam) sebagai pengemban dan pemikul amanat kekuasaan, menurut Islam, dapat dilakukan dengan beberapa alternatif/cara yang disepakati oleh rakyat sepanjang tidak bertentangan dengan syari'ah.

Sebuah negara harus dibangun nilai-nilai luhur keislaman yang antara lain meliputi: al-'adalah (keadilan), al-amanah (kejujuran), dan as-syura (kebersamaan).
وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ إِنَّ اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعاً بَصِيراً

Apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS An-Nisa`: 58)

Untuk merealisasikan nilai-nilai luhur tersebut diperlukan wujudnya pemerintahan yang demokratik, bersih dan berwibawa.

Untuk melahirkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa diperlukan adanya kesadaran dan keinginan yang kuat dari rakyat untuk bersama-sama melahirkannya.

Negara yang demokatik yang merupakan perwujudan syura dalam Islam menuntut para pemimpinnya bukan saja bersedia untuk dikontrol, tetapi menyadari sepenuhnya bahwa kontrol sosial merupakan kebutuhan kepemimpinan yang memberi kekuatan moral untuk meringankan beban dalam mewujudkan pemerintahan yang adil, bersih dan berwibawa.

(Bahtsul masa'il diniyyah maudluiyyah pada Munas Alim Ulama di Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Pringgarata, Lombok tengah, Nusa Tenggara Barat, 16-20 Rajab 1418 H / 17 November 1997 M)












Diskusi Seputar Khilafah 2 (Tanggapan atas Tanggapan)
03/12/2007
Alhamdulillah, saya senang sekali banyak yang memberikan respon pada artikel saya berjudul “Mengkonversi Sistem Pemerintahan (Pengantar Diskusi Seputar Khilafah)”. Saya tentu lebih senang lagi apabila para pemberi komentar menulis nama dan alamatnya dengan lengkap agar di antara kita bisa terus bersilaturrahmi. Tidak perlu menggunakan nama samaran agar tidak terkesan takut menyampaikan kebenaran. Jika kita benar kenapa harus takut? Sebagai seorang muslim yang beriman, yang harus kita takuti hanyalah Allah SWT semata.
Beragam pemikiran yang telah disampaikan dalam komentar, walaupun sebahagian berbentuk pertanyaan namun pada hakikatnya adalah pemikiran yang sangat cerdas dan cemerlang baik yang pro maupun yang kontra. Bagi yang sejalan dengan pemikiran saya tentu tidak perlu saya respon dan saya mengucapkan terima kasih atas aplusnya, sedangkan yang masih belum sepaham, mari kita lanjutkan berdiskusi.
Saya salut dengan ghirah islamiyahnya beberapa saudara kita sehingga seolah-olah apa yang sudah diterapkan pada permulaan zaman khilafah bersumber dari sistem atau hukum Islam 100%, tidak pernah mengadopsi secuilpun hukum asing yang kufur. Tidak ada hukum atau teori lain yang terinfiltrasi ke dalam sistem pemerintahan khilafah.
Kalau saja kita mau jujur dan bersabar membaca referensi klasik seperti Adab Al-Kabir dan Adab Ash-Shaghir karya Ibn Al-Muqaffa’ (adab disini berarti tata pemerintahan) atau kitab Khudainamah /Siyar Muluk terjemahan Ibnul-Muqaffa’ tentang cerita raja-raja persia, Al-Bidayah wan Nihayah karangan Ibnu Katsir , Al-Kaamil fit-Tarikh karya Ibnu Al-Atsir, dan kitab-kitab sejarah yang lain bahwa sejak zaman para sahabat r.a. banyak sekali sistem dari luar lingkungan Islam yang kemudian diadopsi oleh sistem khlilafah seperti sistem diwan yang digunakan oleh Sayyidina Umar r.a. untuk administrasi negara, itu berasal dari persia, sistem wizarah (kementrian), hijabah (protokoler), dan sistem-sistem lain umumnya itu berasal dari Persia, Romawi, Arab kuno, dan lain-lain.
Jika memang benar-benar semua bagian sistem yang digunakan oleh para khalifah itu berasal dari Islam sendiri, tentu kita pasti bisa menemukan di dalam Al-Qur’an dan al-Hadits, bahwa sistem pemerintahan yang diridahi Allah SWT itu bagaimana, serta tata cara pemilihan khalifah seperti apa. Ternyata keterangan itu, tidak kita temukan, yang ada hanya hasil ijtihad para ulama atau interpretasi dari teks Al-Qur’an ataupun as-Sunnah bukan teks itu sendiri yang bisa saja masih interpretible. Jika memang ada tek Al-Qur’an dan al-Hadist yang menerangkan model khilafah mendunia tolong ditunjukkan!
Selanjutnya untuk beberapa saudara saya, barangkali lebih tepat tidak menggunakan istilah kufur, sebutlah saja dengan istilah kovensional, sistem madani, atau sistem umum. Jika semua yang dari luar Islam dianggap kufur, bagaimana dengan apa yang sedang kita lakukan saat ini, yaitu berkomunikasi melalui internet. Setujukah anda? Anda menyatakan bahwa kita sedang berkomunikasi dengan cara yang kufur? Karena yang menciptakan komputer, internet, dan lain sebagainya itu adalah orang-orang Non Muslim bahkan Yahudi.
Ikhwan dan akhwat HTI yang saya hormati. Kalau kita membuka lembaran sejarah di dalam piagam Madinah sebagai Dustur Negara Madinah di situ tidak tertera ungkapan bahwa negara berasaskan Al-Qur’an dan al-Hadits (syariat Islam). Yang ada hanya penjelaskan bahwa baik orang Islam atau Yahudi dan Non Muslim yang lain semua adalah umat yang harus menjalankan kewajiban dan menerima persamaan hak kewarganegaraan sama-sama membela negara dari serangan musuh dan sama-sama mendapatkan sanksi jika melanggar sesuai dengan kesepakatan. Subhanallah, Nabi Muhammad SAW itu memang negarawan ulung. Bahwa menurut beliau ada urusan duniawi dan ukhrawi, urusan duniawi ini diserahkan kepada ahlinya antum a’lamu bi umuri dunyakum, tapi negara tetap dinahkodai oleh nilai agama yang esensial dan prinsipil.
NU mentauladani sunnah politik Nabi Muhammad SAW berdasarkan contoh dari Nabi SAW, para sahabat, dan Ulama yang diikuti oleh kaum ahlussunnah tidak terlalu memusingkan sistem pemerintahan dan negara, terserah mau pakai kerajaan terpusat, multi nation, multi dinasti dan lain-lain, tetapi syariat tetap harus diterapkan secara damai, bertahap, tanpa harus dipaksakan dan sesuai dengan kesepakatan anak bangsa.
Maka dari itu, setiap negara yang mayoritas penduduknya muslim menganut sistem fiqih yang berbeda –beda yang disepakati anak bangsa atau keputusan negara, ada yang Hanafi, Syafii, Hanbali dan Maliki. Ulama Indonesiapun termasuk NU memperjuangkan eksistensi peradilan agama dan kementrian agama untuk mengurusi masalah keislaman, bahkan tak sedikit kader NU yang menjabat kepala Kantor Urasan Agama, Kakandepag, Kepala Pengadilan Agama, Kanwil Depag bahkan ada yang menjadi menteri agama.
Tentang pernyataan bahwa “negara akan aman, terentaskan dari kemiskinan, menghilangkan kejahatan dan lain-lain, jika menganut sistem khilafah (Syariah Islam), dengan penuh kerendahan hati,” terpaksa saya ajukan pertanyaan begini: Benarkan sistem khilafah itu menjamin keamanan negara? Sementara dalam catatan sejarah pada masa sayyidina Abu Bakar RA, Sayyidina Usman RA dan Sayyidina Ali RA terjadi kekacauan politik yang luar biasa (chaos).
Bisakah dikatakan aman suatu negara apabila kholifah atau presidennya mati terbunuh ditangan lawan politiknya, lihat saja sayyidina Umar RA wafat tertusuk pedang oleh Abu Lu’luk al-Majusi, sayyidina Usman RA wafat terbunuh sebagai syahid ditangan ribuan demonstran yang menuduh beliau melakukan nepotisme, sayyidina Ali RA wafat sebab tikaman belati oleh Abdurrahman Ibnu al-Muljam yang sebelumnya terjadi dua kali perang saudara yaitu Perang Jamal dan Perang Siffin yang telah menelan ribuan korban sahabat nabi wafat sebagai syuhada karena membela ijtihadnya masing-masing?
Di masa sayyidina Umar terjadi fase kemiskinan dan kelaparan yang dahsyat sampai dihentikan hukum potong tangan, belum lagi cucu Rasulullah SAW Sayyidina Hasan RA, yang sangat kita cintai diduga wafat karena diracun oleh lawan politiknya, begitu juga Sayyidina Husain RA meninggal sebagai syahid dengan sangat mengenaskan karena didzalimi oleh lawan politiknya yang sampai saat ini masih terasa traumatik kesejarahannya. Pembunuhan sayyidana Husaen RA tersebut juga dilakukan oleh Khalifah yang mengatasnamakan syariat Islam dan berdasarkan hadits. Idza buyi’a likhalifataini faqtul al-akhar minhuma (apabila telah dibai’at dua orang khalifah bunuhlah salah seorang di antara keduanya) (HR Muslim No 3444).
Riwayat di atas semakin meneguhkan hati saya bahwa dari catatan sejarah sistem apapun tidak akan menhilangkan kejahatan secara total. Yang wajib bagi kita ialah amar ma’ruf nahi munkar dan implementasinya sesuai dengan hasil ijtihadnya masing-masing, begitu juga mengentaskan kemiskinan dan lain sebaginya yang penting itu bukan sistem tapi supremasi hukum atau penegakkan hukum.
Bagi saya Hulafa’ Al-Rurrasyidun itu tidak bersalah karena mereka semua mujtahid yang berusaha menegakkan hukum semampu mereka dalam pilihan ijtihat yang tegas, jelas dan memperhatikan kemaslahahatan. Sudah barang tentu hukum itu harus ditegakkan bukan diganti, maka NU terus berusaha menegakkan hukum ini sesuai dengan kemempuan ijtihadnya. NU pun mengkampanyekan jihad melawan korupsi, mencerdaskan umat Islam dengan mendirikan pesantren dan sekolah bahkan sampai perguruan tinggi yang berjumlah ribuan lembaga sepanjang untaian kepulauan nusantara. Di dalamnya dikaji Al-Quran dan al-Hadits beserta ilmu-ilmu yang melengkapinya, ikhtiar mengamalkannya secara optimal dimulai dari sholat berjmaah, meninggalkan maksiat dan berakhlaqul karimah.
Dalam amar ma’ruf nahi mungkar NU menggunakan cara pendekatan psikologis mendekati para napi, bromocorah, PSK untuk diajak bertobat kepada Allah SWT, mengkampanyekan anti mo-limo: madon, madat, maling dan lain sebagainya. Sistem apapun tidak mungkin menghilangkan kejahatan manusia, sebab fitrah manusia itu memang bisa berbuat salah dan sebagai buktinya ialah Allah SWT menyediakan neraka walaupun juga menyediakan surga.
Menurut saya ini adalah tantangan bagi kita untuk beramar makruf nahi munkar dan berdakwah sembari mencari strategi yang efektif demi tumbuh kembangnya Islam dan pemancangan akarnya yang kokoh di atas bumi sembari menyadari bahwa kita hanya berusaha dan Allah jua yang menentukan. Innaka la tahdy man ahbabta walakinnallaha yahdy man yasya’ (Al-Qashash: 56). Kejahatan itu bukan sesuatu yang perlu ditakutkan, tapi didekati dengan mauidhah hasanah dan mujadalah billaty hiya ahsan. Walau kunta Fadhdhan gholidhal qolbi lan fadhdhu min haulik (Ali Imran: 159). Kalau engkau keras, orang-orang yang kamu dekati akan lari, jadi harus lembut. Pelan tapi pasti. Basysyiru wa la tunaffiru (HR. Bukhari No 67). Berilah mereka kabar gembira, jangan buat mereka lari. Inilah prinsip ahlussunnah yang dipegang NU.
Tentang pernyataan bahwa pemilihan presiden yang dianggap hanya berdasarkan pada hukum manusia dan khilafah berdasarkan kepada hukum syara’, bukankah khalifah Abu Bakar RA dan Ali RA itu dipilih oleh rakyat sebagaimana wa amruhum syura bainahum (dan persolan mereka dimusyawarahkan di antara mereka pula), lantas apa perbedaannya kalau dalam realita sama-sama dipilih oleh rakyat?
Tentang pernyataan bahwa sistem DPR, DPD yang dianggap sistem kufur, saya kira ini keterlaluan, dan yang menyatakan itu sepertinya merasa menjadi hakim dalam menkafirkan orang. Padahal ketua MPR DPR DPD itu orang baik-baik, baik yang periode ini maupun periode sebelumnya, bahkan untuk ketua DPD, KH. Mahmud Ali Zain, Saya pernah berkumpul dengan beliau selama tujuh tahun. Dalam penilaian saya, beliau itu termasuk orang shalih, baik ibadahnya yang komplit mulai dari yang wajib sampai yang sunnah atau semangat juangnya yang terus berkobar hingga saat ini. Beliau memperjuangkan kemajuan Pondok Pesantren di Indonesia. Saya sebagai orang yang sama-sama tahu dari segi pengamalan keagamaannya. Dan setahu saya tugas-tugas lembaga tersebut adalah tugas mulia yang tidak bertentangan dengan Islam jika ada oknum yang tidak menjalankan tugas dengan baik tentu tidak bisa di generalisasi terhadap semua lembaga tersebut
Tentang harapan diadakannya dialog, alangkah bahagianya andaikata yang mulia Ustadz Ismail Yusanto (Jubir HTI) berkenan hadir dan berdiskusi dengan kami dan teman-teman kami di Lembaga Bahtsul Masail PCNU Jember sambil duduk santai, minum teh hangat dan menikmati kurma ajwah (buah kurma yang konon pohonnya ditanam langsung oleh Rasulullah SAW), dan membuka kitab-kita tafsir dan hadits dengan pikiran jernih. Kami dengan senang hati dan tangan terbuka akan menyambut beliau dengan penuh kehangatan sebagai ikhwan sesama muslim. Mari kita lanjutkan. Saya selalu menungu respon dari semuanya.
KH Muhyiddin Abddusshomad
Penulis buku "Fiqih Tradisionalis" dan Ketua PCNU Jember
« Kembali ke arsip Syariah | Print








Mengkonversi Sistem Pemerintahan (Pengantar Diskusi Seputar Khilafah)
05/11/2007
Dari sudut pandangan agama, pemerintahan Indonesia adalah sah. Pandangan ini didasarkan pada dua dalil. Yaitu: pertama, presiden Indonesia dipilih langsung oleh rakyat. Menurut Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (2001:204), sistem pemilihan langsung oleh rakyat sama dengan pengangkatan Sayyidina Ali karamullah wajhah untuk menduduki jabatan Khalifah.
Kedua, presiden terpilih Indonesia dilantik oleh MPR, sebuah gabungan dua lembaga tinggi, DPR dan DPD yang dapat disepadankan dengan ahlu a-halli wa al-‘aqdi dalam konsep al-Mawardi dalam Al-Ahkam as-Sulthoniyah.
Keabsahan pemerintahan Indonesia bukan hanya dapat dilihat dari sudut sistem pemilihan dan mekanisme pelantikan presiden saja, namun juga bisa dilihat dari terpenuhinya maqashidu al-syari’ah (tujuan syar’i) dari imamah (pemerintahan) Indonesia, dalam rangka menjaga kesejahteraan dan kemashlahatan umum. Terkait dengan ini, Imam al-Ghazali mengungkapkan dalam Al-Iqtishad fil ‘Itiqad (1988:147), menyatakan, “Dengan demikian tidak bisa dipungkiri kewajiban mengangkat seorang pemimpin (presiden) karena mempunyai manfaat dan menjauhkan mudharat di dunia ini”.
Dalam konteks ini, pemerintahan Indonesia telah memenuhi tujuan syar’i di atas dengan adanya institusi pemerintahan, kepolisiaan, pengadilan dan lain sebagainya. Alhasil, menurut Ahlussunnah wal Jama’ah, pemerintahan Indonesia adalah pemerintah yang sah. Siapa pun tidak bisa mengingkarinya.
Karena itu, mengkonversi sistem pemerintahan dengan sistem apa pun, termasuk sistem khilafah sentral dengan memusatkan kepemimpinan umat Islam di dunia pada satu pemimpin, adalah tidak diperlukan. Apalagi jika konversi sistem itu akan menimbulkan mudharat yang lebih besar. Seperti timbulnya chaos dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan keamanan. Lantaran, timbulnya kevakuman pemerintahan atau pemerintah yang tidak mendapatkan dukungan rakyat luas, sehingga membuka peluang perang saudara antar anak bangsa. (Imam al-Ghazali Al-Iqtishad Fil ‘Itiqad, 1988:148)
Terlebih, mendirikan khilafah mendunia terbantahkan oleh dalil-dalil berikut ini: Pertama, khilafah mendunia tidak memiliki akar dalil syar’i yang qath’i. Adapun yang wajib dalam pandangan agama, adalah adanya pemerintahan yang menjaga kesejahteraan dan kemashlatan dunia. Terlepas dari apa dan bagaimana sistem pemerintahannya. Karena itu, kita melihat para ulama di berbagai negara di belahan dunia memperbolehkan, bahkan tak jarang yang ikut terlibat langsung dalam proses membidani pemerintahan di negaranya masing-masing. Beberapa contoh kasus dari sistem pemerintah di jaman klasik, antara lain: Daulah Mamalik di Mesir, Daulah Mungol di India, Daulah Hafshiyyah di Tunis, dan lain sebagainya.
Kedua, persoalan imamah dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama’ah bukanlah bagian dari masalah aqidah, melainkan termasuk persoalan siyayah syar’iyyah atau fiqih mu’amalah. Karena itu, kita boleh berbeda pendapat dalam soal sistem pemerintahan, sesuai dengan kondisi zaman dan masyarakatnya masing-masing dalam mempertimbangkan mashlahah dan mafsadah dari sistem yang dianutnya tersebut.
Ketiga, membentuk pemerintahan agama di suatu daerah, akan membunuh agama itu sendiri di daerah lain. Menegakkan Islam di suatu daerah di Indonesia, sama halnya dengan membunuh Islam di daerah-daerah lain seperti di Irian Jaya, di Flores, di Bali dan lain sebagainya. Daerah basis non Islam akan menuntut hal yang sama dalam proses penegakkan agamanya masing-masing. Bentuk negara nasional adalah wujud kearifan para pemimpin agama di Indonesia, tidak ingin terjebak pada institusionalisasi agama, sebagai tuntutan dari otonomi daerah.
Keempat, masyarakat masih belum siap benar untuk melaksanakan syari’at Islam secara penuh, terutama untuk menerapkan hukum pidana Islam. Seperti bagi pezinah dirajam, pencuri dipotong tangan, sanksi bagi yang tidak melaksanakan sholat dan zakat, dan seterusnya. Penerapan syari’ah Islam secara penuh tanpa mempertimbangkan kesiapan umat Islam akan menyebabkan banyak umat Islam yang tidak mengakui sebagai seorang muslim karena takut terhadap sanksi hukum tersebut. Jumlah 90 persen umat Islam akan mengalami penurunan secara drastis. Sehingga penerapan itu justru merugikan umat Islam sendiri.
Kelima, sulitnya mencari tolok ukur apakah yang dilakukan oleh seorang khalifah itu merupakan suatu langkah politik atau sekedar pelampiasan ambisi kekuasaan, atau itu memang benar-benar melaksanakan perintah Allah ketika terjadi kekerasan dari khalifah yang berkuasa terhadap para ulama sebagaimana dialami oleh imam madzhab yang empat: Imam Maliki, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal dan para pengikut mereka. Sejarah mencatat tidak sedikit dari para ulama yang mendapat perlakuan zalim, diborgol, dipenjara, dan dianiaya, sementara khalifah dalam menjalankan hukuman tersebut melakukannya atas nama agama. Jika demikian yang terjadi maka sudah pasti ulama nahdliyyin akan memenuhi penjara-penjara di seluruh wilayah Indonesia.
Keenam, jika memang disepakati ide formalisasi syari’ah, maka teori syari’ah manakah yang akan diterapkan.Apakah model Wahabi di Saudi Arabia yang memberangus ajaran-ajaran sebagaimana diamalkan oleh kaum nahdliyyin seperti tawassul, tahlil, talqin, dan lain sebagainya atau sistem Syi’ah yang telah membunuh ratusan ulama dan umat Islam, menghancurkan masjid-masjid Ahlus Sunnah sebagaimana yang terjadi di teluk Persi, di bagian wilayah Timur Tengah, atau belahan lain di dunia ini, dan pemerintah yang berkuasa melakukan semua itu, lagi-lagi, atas nama agama. Jika itu yang terjadi, niscaya warga Nahdliyyin akan akan menjadi korban dari pemerintah yang berbeda aqidah tersebut.
Dalil-dalil di atas kian meyakinkan bahwa cita-cita untuk mendirikan khilafah islamiyah akan membawa konsekuensi tersendiri bukan hanya menyangkut tampilan wajah Indonesia tetapi juga kondisi masyarakat yang akan diwarnai oleh konflik dan disistensi dari elemen bangsa yang lain.
Dengan mempertimbangkan pendapat dari Imam al-Ghazali dan al-Baidlawi maka mengkonversi sistem pemerintahan yang ada tidak diperbolehkan menurut syara’, mengingat besarnya ongkos sosial, politik, ekonomi, dan keamanan yang harus ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pandangan ahlusunnah wal jama’ah menghindari mudharat lebih utama dari pada menerapkan kebaikan. Karena itu, menghindari mudharat yang besar lebih kita utamakan dari pada mendapat sedikit kemaslahatan. Sebaliknya, tidak mendapatkan sedikit kebaikan untuk menghindari mudharat yang lebih besar merupakan sebuah bentuk kebaikan yang besar.
Jadi, sistem pemerintahan di dalam pandangan agama bukan sistem untuk sistem melainkan sistem untuk umat. Sehingga sistem apapun yang dianut oleh umat di dalam memenuhi tujuan syar’i dari pemerintahan tidak boleh menimbulkan kerusakan yang mengancam keselamatan jiwa dan harta umat. Sebab sejatinya menurut Imam al-Ghazali, pemerintahan itu didirikan untuk menata umat, agar kehidupan agama dan dunianya aman sentosa dari ancaman dari dalam maupun dari luar (Al-Iqtishad Fil ‘Itiqad, 1988:147).
Senada dengan Imam al-Ghazali di atas, al-Baidlawi juga berpandangan bahwa esensi dari pemerintahan adalah menolak kerusakan dan kerusakan itu tidak dapat ditolak kecuali dengan pemerintahan tersebut. Yaitu sebuah pemerintahan yang menganjurkan ketaatan, mencegah kemaksiatan, melindungi kaum mustad’afin, mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi semua. Esensi dari pemerintahan itu menurutnya adalah keharusan profetik dan intelektual dalam menjaga kedamaian dan mencegah kerusakan dunia (Lihat misalnya dalam Al-Baidlawi, Thawali’ al-Anwar wa Mathali’ al-Andlar, 1998: 348).
KH. MA Sahal Mahfudz menyatakan sikap NU pada saat khutbah iftitah Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Sukolilo Surabaya, 28 Juli 2006: ”NU juga sejak awal mengusung ajaran Islam tanpa melalui jalan formalistik, lebih-lebih dengan cara membenturkannya dengan realitas secara formal, tetapi dengan cara lentur. NU berkeyakinan bahwa syari’at Islam dapat diimplementasikan tanpa harus menunggu atau melalui institusi formal. NU lebih mengidealkan substansi nilai-nilai syari’ah terimplementasi di dalam masyarakat ketimbang mengidealisasikan institusi. Kehadiran institusi formal bukan suatu jaminan untuk terwujudnya nilai-nilai syari’ah di dalam masyarakat”.
Dalam kaitan ini, sikap NU jelas, keinginan untuk mengkonversi sistem pemerintahan, tidak memiliki akar syara’, malahan bertentangan dengan serangkaian hasil ijtihad para ulama NU yang dirumuskan di berbagai institusi pengambilan keputusan dan kebijakan tertinggi organisasi. Bagi NU, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI adalah upaya final umat Islam Indonesia dalam mendirikan negara dan membentuk pemerintahan.
KH Muhyidin Abdusshomad
Penulis buku “Fikih Tradisionalis”, Ketua PCNU Jember

Kritik Pesantren Sidogiri terhadap Quraish Shihab
Monday, March 24, 2008
Belum lama ini saya menerima kiriman berupa sebuah buku terbitan Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Judulnya cukup panjang: ”Mungkinkah Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah? Jawaban atas Buku Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?)” Penulisnya adalah Tim Penulis Buku Pustaka SIDOGIRI, Pondok Pesantren Sidogiri, yang dipimpin seorang anak muda bernama Ahmad Qusyairi Ismail.

Membaca buku ini halaman demi halaman, muncul rasa syukur yang sangat mendalam. Bahwa, dari sebuah pesantren yang berlokasi di pelosok Jawa Timur, terlahir sebuah buku ilmiah yang bermutu tinggi, yang kualitas ilmiahnya mampu menandingi buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab yang dikritik oleh buku ini. Buku dari Pesantren Sidogiri ini terbilang cukup cepat terbitnya. Cetakan pertamanya keluar pada September 2007. Padahal, cetakan pertama buku Quraish Shihab terbit pada Maret 2007. Mengingat banyaknya rujukan primer yang dikutip dalam buku ini, kita patut mengacungi jempol untuk para penulis dari Pesantren tersebut.

Salah satu kesimpulan Quraish Shihab dalam bukunya ialah, bahwa Sunni dan Syiah adalah dua mazhab yang berbeda. ”Kesamaan-kesamaan yang terdapat pada kedua mazhab ini berlipat ganda dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan dan sebab-sebabnya. Perbedaan antara kedua mazhab – dimana pun ditemukan – adalah perbedaan cara pandang dan penafsiran, bukan perbedaan dalam ushul (prinsip-prinsip dasar) keimanan, tidak juga dan Rukun-rukun Islam.” (Cetakan II, hal. 265).

Berbeda dengan Quraish Shihab, pada bagian sampul belakang buku terbitan Pesantren Sidogiri, dikutip sambutan KH. A. Nawawi Abdul Djalil, pengasuh Pesantren Sidogiri yang menegaskan: ”Mungkin saja, Syiah tidak akan pernah habis sampai hari kiamat dan menjadi tantangan utama akidah Ahlusunnah. Oleh karena itu, kajian sungguh-sungguh yang dilakukan anak-anak muda seperti ananda Qusyairi dan kawan-kawannya ini, menurut saya merupakan langkah penting untuk membendung pengaruh aliran sesat semacam Syiah.”

Berikut ini kita kutip sebagian kritik dari Pesantren Sidogiri terhadap Quraish Shihab (selanjutnya Quraish Shihab disingkat ”QS” dan Pondok Pesantren Sidogiri disingkat ”PPS”). Kutipan dan pendapat QS dan PPS diambil dari buku mereka masing-masing.

1. Tentang Abdullah bin Saba’.

QS: ”Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syiah. Ia (Abdullah bin Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain – ilmuwan kenamaan Mesir – adalah salah seorang yang menegaskan ketiadaan Ibnu Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil rekayasa musuh-musuh Syiah.” (hal. 65).

PPS: Bukan hanya sejarawan Sunni yang mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sejumlah tokoh Syiah yang diakui ke-tsiqah-annya oleh kaum Syiah juga mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sa’ad al-Qummi, pakar fiqih Syiah abad ke-3, misalnya, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan sekte Saba’iyah. Dalam bukunya, al-Maqalat wa al-Firaq, (hal. 20), al-Qummi menyebutkan, bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang memunculkan ide untuk mencintai Sayyidina Ali secara berlebihan dan mencaci maki para sahabat Nabi lainnya, khususnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman r.a. Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh guru besar Syiah, An-Nukhbati dan al-Kasyi, yang menyatakan, bahwa, para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar keyahudiannya, ia menggambarkan Ali r.a. setelah wafatnya Rasulullah saw sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa a.s. Kisah Abdullah bin Saba’ juga ditulis oleh Ibn Khaldun dalam bukunya, Tarikh Ibn Khaldun. (hal. 44-46).

2. Tentang hadits Nabi saw dan Abu Hurairah r.a.:

QS: ”Karena itu, harus diakui bahwa semakin banyak riwayat yang disampaikan seseorang, semakin besar potensi kesalahannya dan karena itu pula kehati-hatian menerima riwayat-riwayat dari Abu Hurairah merupakan satu keharusan. Disamping itu semua, harus diakui juga bahwa tingkat kecerdasan dan kemampuan ilmiah, demikian juga pengenalan Abu Hurairah r.a. menyangkut Nabi saw berada di bawah kemampuan sahabat-sahabat besar Nabi saw, atau istri Nabi, Aisyah r.a.” (hal. 160).

QS: “Ulama-ulama Syiah juga berkecil hati karena sementara pakar hadits Ahlusunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka. Imam Bukhari, misalnya, tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Ja’far ash-Shadiq, Imam ke-6 Syiah Imamiyah, padahal hadits-haditsnya cukup banyak diriwayatkan oleh kelompok Syiah.” (hal. 150).

PPS: “Sejatinya, melancarkan suara-suara miring terhadap sahabat pemuka hadits sekaliber Abu Hurairah r.a. dengan menggunakan pendekatan apa pun, tidak akan pernah bisa meruntuhkan reputasi dan kebesaran beliau, sebab sudah pasti akan bertentangan dengan dalil-dalil hadits, pengakuan para pemuka sahabat dan pemuka ulama serta realitas sejarah. Jawaban untuk secuil sentilan terhadap Abu Hurairah r.a. sejatinya telah dilakukan oleh para ulama secara ilmiah dan rasional. Banyak buku-buku yang ditulis oleh para ulama khusus untuk membantah tudingan miring terhadap sahabat senior Nabi saw tersebut, diantaranya adalah al-Burhan fi Tabri’at Abi Hurairah min al-Buhtan yang ditulis oleh Abdullah bin Abdul Aziz bin Ali an-Nash, Dr. Al-A’zhami dalam Abu Hurairah fi Dhau’i Marwiyatih, Muhammad Abu Shuhbah dalam Abu Hurairah fi al-Mizan, Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib dengan bukunya Abu Hurairah Riwayat al-Islam dan lain-lain.”

Dalam Bidayah wa an-Nihayah, Ibn Katsir mengatakan, bahwa Abu Hurairah r.a. merupakan sahabat yang paling kuat hafalannya, kendati beliau bukan yang paling utama. Imam Syafii juga menyatakan, “Abu Hurairah r.a. adalah orang yang memiliki hafalan paling cemarlang dalam meriwayatkan hadits pada masanya.” (hal. 320-322).

Karena kuatnya bukti-bukti keutamaan Abu Hurairah, maka PPS menegaskan: “Dengan demikian, maka keagungan, ketekunan, kecerdasan dan daya ingat Abu Hurairah tidak perlu disangsikan, dan karena itulah posisi beliau di bidang hadits demikian tinggi tak tertandingi. Yang perlu disangsikan justru kesangsian terhadap Abu Hurairah r.a. seperti ditulis Dr. Quraish Shihab: “Karena itu, harus diakui bahwa semakin banyak riwayat yang disampaikan seseorang, semakin besar potensi kesalahannya dan karena itu pula kehati-hatian menerima riwayat-riwayat dari Abu Hurairah merupakan satu keharusan.” (hal. 322).

“Pernyataan seperti yang dilontarkan oleh Dr. Quraish Shihab tersebut sebetulnya hanya muncul dari asumsi-asumsi tanpa dasar dan tidak memiliki landasan ilmiah sama sekali. Sebab jelas sekali jika beliau telah mengabaikan dalil-dalil tentang keutamaan Abu Hurairah dalam hadits-hadits Nabi saw, data-data sejarah dan penelitian sekaligus penilaian ulama yang mumpuni di bidangnya (hadits dan sejarah). Kekurangcakapan Dr. Quraish Shihab di bidang hadits semakin tampak, ketika beliau justru menjadikan buku Mahmud Abu Rayyah, Adhwa’ ‘ala Sunnah Muhammadiyah, sebagai rujukan dalam upaya menurunkan reputasi Abu Hurairah r.a. Padahal, semua pakar hadits kontemporer paham betul akan status dan pemikiran Abu Rayyah dalam hadits.” (hal. 322-323).

Tentang banyaknya hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a., Dr. al-A’zhami melakukan penelitian, bahwa jumlah 5.000 hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah adalah jika dihitung hadits yang substansinya diulang-ulang. Jika penghitungan dilakukan dengan mengabaikan hadits-hadits yang diulang-ulang substansinya, maka hadits dari Abu Hurairah yang ada dalam Musnad dan Kutub as-Sittah tinggal 1336 saja. “Nah, kadar ini, kata Ali as-Salus, bisa dihafal oleh pelajar yang tidak terlalu cerdas dalam waktu kurang dari satu tahun. Bagaimana dengan Abu Hurairah, yang merupakan bagian dari mu’jizat kenabian?” (hal. 324).

Memang dalam pandangan Syiah, seperti dijelaskan oleh Muhammad Husain Kasyif al-Ghitha’ (tokoh Syiah kontemporer yang menjadi salah satu rujukan kaum Syiah masa kini), yang juga dikutip oleh QS: “Syiah tidak menerima hadits-hadits Nabi saw kecuali yang dianggap sah dari jalur Ahlul bait. Sementara hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para perawi semacam Abu Hurairah, Samurah bin Jundub, Amr bin Ash dan sesamanya, maka dalam pandangan Syiah Imamiyah, mereka tidak memiliki nilai walau senilai nyamuk sekalipun.” (hal. 313).

PPS juga menjawab tuduhan bahwa Ahlusunnah diskriminatif, karena tidak mau meriwayatkan hadits dari Imam-imam Syiah. Pernyataan semacam itu hanyalah suatu prasangka belaka dan tidak didasari penelitian ilmiah apa pun. Dalam kitab-kitab Ahlusunnah, riwayat-riwayat Ahlul Bait begitu melimpah. Imam Bukhari memang tidak meriwayatkan hadits dari Imam Ja’far ash-Shadiq, dengan berbagai alasan, terutama karena banyaknya hadits palsu yang disandarkan kaum Syiah kepada Ja’far ash-Shadiq. Bukan karena Imam Bukhari membencinya. Bukhari juga tidak meriwayatkan hadits dari Imam Syafii dan Ahmad bin Hanbal, bukan karena beliau membenci mereka. (hal. 324-330).

3. Tentang pengkafiran Ahlusunnah:

QS: “Apa yang dikemukakan di atas sejalan dengan kenyataan yang terlihat, antara lain di Makkah dan Madinah, di mana sekian banyak penganut aliran Syiah Imamiyah yang shalat mengikuti shalat wajib yang dipimpin oleh Imam yang menganut mazhab Sunni yang tentunya tidak mempercayai imamah versi Syiah itu. Seandainya mereka menilai orang-orang yang memimpin shalat itu kafir, maka tentu saja shalat mereka tidak sah dan tidak juga wajar imam itu mereka ikuti.” (hal. 120).

PPS: “Memperhatikan tulisan Dr. Quraish Shihab di atas, seakan-akan Syiah yang sesungguhnya memang seperti apa yang digambarkannya (tidak menganggap Ahlusunnah kafir dan najis). Akan tetapi siapa mengira bahwa faktanya tidak seperti penggambaran Dr. Quraish Shihab? Jika kita merujuk langsung pada fatwa-fatwa ulama Syiah, maka akan tampak bahwa sebetulnya Dr. Quraish Shihab hendak mengelabui pemahaman umat Islam akan hakikat Syiah. Bahwa sejatinya, Syiah tetap Syiah. Apa yang mereka yakini hari ini tidak berbeda dengan keyakinan para pendahulu mereka.

Dalam banyak literatur Syiah dikemukakan, bahwa orang-orang Syiah yang shalat di belakang (menjadi makmum) imam Sunni tetap dihukumi batal, kecuali dengan menerapkan konsep taqiyyah... “Suatu ketika, tokoh Syiah terkemuka, Muhammad al-Uzhma Husain Fadhlullah, dalam al-Masa’il Fiqhiyyah, ditanya: “Bolehkah kami (Syiah) shalat bermakmum kepada imam yang berbeda mazhab dengan kami, dengan memperhatikan perbedaa-perbedaan di sebagian hukum antar shalat kita dan shalat mereka?” Muhammad Husain Fadhlullah menjawab: “Boleh, asalkan dengan menggunakan taqiyyah.” (348-349).

Seorang dai Syiah, Muhammad Tijani, mengungkapkan, bahwa “Mereka (orang-orang Syiah) seringkali shalat bersama Ahlusunnah wal Jama’ah dengan menggunakan taqiyyah dan bergegas menyelesaikan shalatnya. Dan barangkali kebanyakan mereka mengulangi shalatnya ketika pulang.” (hal. 350-351).

Banyak sekali buku-buku referensi utama kaum Syiah yang dirujuk dalam buku terbitan PPS ini. Karena itu, mereka juga menolak pernyataan Dr. Quraish Shihab bahwa yang mengkafirkan Ahlusunnah hanyalah pernyataan orang awam kaum Syiah. PPS juga mengimbau agar umat Islam berhati-hati dalam menerima wacana ”Persatuan umat Islam” dari kaum Syiah. Sebab, mereka yang mengusung persatuan, ternyata dalam kajiannya justru memojokkan Ahlusunnah dan memposisikannya di posisi zalim, sementara Syiah diposisikan sebagai “yang terzalimi”.

Buku terbitan PPS ini memang banyak memuat fakta dan data tentang ajaran Syiah, baik klasik maupun kontemporer. Terhadap Imam mazhab yang empat, misalnya, dikutip pendapat dalam Kitab Kadzdzabu ‘ala as-Syiah, “Andai para dai Islam dan Sunnah mencintai Ahlul Bait, niscaya mereka mengikuti jejak langkah Ahlul Bait dan tidak akan mengambil hukum-hukum agama mereka dari para penyeleweng, seperti Abu Hanifah, asy-Syafii, Imam Malik dan Ibnu Hanbal.” (hal. 366).

Terlepas dari fakta tentang Syiah dan kritik terhadap Quraish Shihab, terbitnya buku ini telah menjadi momen penting bagi PPS untuk turut berkiprah dalam peningkatan khazanah keilmuan Islam di Indonesia. PPS memang telah didirikan pada tahun 1745. Jadi, usianya kini telah mencapai lebih dari 260 tahun. Jumlah muridnya kini lebih dari 5000 orang. Sejumlah prestasi ilmiah tingkat nasional juga pernah diraihnya. Diantaranya, pada Ramadhan 1425 H, PPS berhasil meraih juara I dan III lomba karya ilmiah berbahasa Arab yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI.

Dalam Jurnal Laporan Tahunan 1425/1426 H, disebutkan bahwa PPS juga cukup sering mendapat kunjungan tamu-tamu dari luar negeri. Termasuk dari kedutaan Australia dan Amerika Serikat. Mereka selalu menerima tamunya dengan baik. Tetapi, dengan sangat berhati-hati, selama ini, PPS senantiasa menolak dana bantuan dan hibah dari Australia dan Amerika.

PPS juga termasuk salah satu pesantren di Jawa Timur yang sangat gigih dalam melawan penyebaran paham Liberal. Ditulis dalam Laporan Tahunan tersebut: ”Tahun ini, PPS menggerakkan piranti dunia maya untuk melestarikan dan menyelamatkan ajaran Ahlusunnah dari serbuan berbagai aliran sesat. Di website www.sidogiri.com secara khusus disediakan rubrik ”Islam Kontra Liberal”. Rubrik ini digunakan oleh Pondok Pesantren Sidogiri untuk meng-counter wacana-wacana pendangkalan akidah yang ramai berkembang saat ini. Liberalisme, humanisme, rasionalisme, pluralisme, feminisme, sekularisme, dekonstruksi syariah dan paham-paham destruktif modern lainnya, menjadi bidikan yang terus ditangkal dengan wacana-wacana salaf yang dipegang Pondok Pesantren Sidogiri.”
Kita berdoa, mudah-mudahan akan terus lahir karya-karya ilmiah yang bermutu tinggi dari PPS. Begitu juga dari berbagai pesantren lainnya. [Depok, 13 Rabiulawwal 1429 H/21 Maret 2008/www.hidayatullah.com]

AWAS BUKU SYI'AH
AWAS Buku Syi’ah
Posted on September 8th, 2002 by admin
Jika kita ke toko buku, terkadang tertarik dengan suatu buku. Namun jangan tergesa-gesa dahulu untuk membelinya. Lihat dulu pengarangnya. Apakah dari Ahlus Sunnah wal jama’ah atau bukan. Kalo perlu, lihat juga penerjemahnya (untuk yang bahasa Indonesia) dan penerbitnya. Jangan sampai kita salah di dalam memilih buku.
Pada kesempatan ini kami bawakan daftar buku-buku syiah yang kami dapatkan dari situs salah satu yayasan syiah di Yogyakarta.

Maksud kami ini tidak lain dan tidak bukan agar kita tidak tersesat dalam memilih buku. Kita tahu dan belajar kejelekan bukan untuk kita amalkan tapi untuk kita jauhi.

PENERBIT JUDUL
BUKU DAN PENGARANG
Lentera 1. Akhlak Keluarga Nabi, Musa Jawad Subhani
2. Ar-Risalah, Syaikh Ja?far Subhani
3. As-Sair Wa As-suluk, Sayid Muhammad Mahdi Thabathaba?i Bahrul Ulum
4. Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, Khalil Al Musawi
5. Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Khalil al-Musawi
6. Bagaimana Menyukseskan Pergaulan, Khalil al-Musawi
7. Belajar Mudah Tasawuf, Fadlullah Haeri
8. Belajar Mudah Ushuluddin, Syaikh Nazir Makarim Syirasi
9. Berhubungan dengan Roh, Nasir Makarim Syirazi
10. Ceramah-Ceramah (1), Murtadha Muthahhari
11. Ceramah-Ceramah (2), Murtadha Muthahhari
12. Dunia Wanita Dalam Islam, Syaikh Husain Fadlullah
13. Etika Seksual dalam Islam, Murtadha Muthahhari
14. Fathimah Az-Zahra, Ibrahim Amini
15. Fiqih Imam Ja?far Shadiq [1], Muhammad Jawad Mughniyah
16. Fiqih Imam Ja?far Shadiq Buku [2], Muh Jawad Mughniyah
17. Fiqih Lima Mazhab, Muh Jawad Mughniyah
18. Fitrah, Murthadha Muthahhari
19. Gejolak Kaum Muda, Nasir Makarim Syirazi
20. Hak-hak Wanita dalam Islam, Murtadha Muthahhari
21. Imam Mahdi Figur Keadilan, Jaffar Al-Jufri (editor)
22. Kebangkitan di Akhirat, Nasir Makarim Syirazi
23. Keutamaan & Amalan Bulan Rajab, Sya?ban dan Ramadhan,Sayid Mahdi al-Handawi
24. Keluarga yang Disucikan Allah, Alwi Husein, Lc
25. Ketika Bumi Diganti Dengan Bumi Yang Lain, Jawadi Amuli
26. Kiat Memilih Jodoh, Ibrahim Amini
27. Manusia Sempurna, Murtadha Muthahhari
28. Mengungkap Rahasia Mimpi, Imam Ja?far Shadiq
29. Mengendalikan Naluri, Husain Mazhahiri
30. Menumpas Penyakit Hati, Mujtaba Musawi Lari
31. Metodologi Dakwah dalam Al-Qur?an, Husain Fadhlullah
32. Monoteisme, Muhammad Taqi Misbah
33. Meruntuhkan Hawa Nafsu Membangun Rohani, Husain Mazhahiri
34. Memahami Esensi AL-Qur?an, S.M.H. Thabatabai
35. Menelusuri Makna Jihad, Husain Mazhahiri
36. Melawan Hegemoni Barat, M. Deden Ridwan (editor)
37. Mengenal Diri, Ali Shomali
38. Mengapa Kita Mesti Mencintai Keluarga Nabi Saw, Muhammad Kadzim Muhammad Jawad
39. Nahjul Balaghah, Syarif Radhi (penyunting)
40. Penulisan dan Penghimpunan Hadis, Rasul Ja?farian
41. Perkawinan Mut?ah Dalam Perspektif Hadis dan Tinjauan Masa Kini, Ibnu Mustofa (editor)
42. Perkawinan dan Seks dalam Islam, Sayyid Muhammad Ridhwi
43. Pelajaran-Pelajaran Penting Dalam Al-Qur?an (1), Murtadha Muthahhari
44. Pelajaran-Pelajaran Penting Dalam Al-Qur?an (2), Murtadha Muthahhari
45. Pintar Mendidik Anak, Husain Mazhahiri
46. Rahasia Alam Arwah, Sayyid Hasan Abthahiy
47. Suara Keadilan, George Jordac
48. Yang Hangat dan Kontroversial dalam Fiqih, Ja?far Subhani
49. Wanita dan Hijab, Murtadha Muthahhari
Pustaka Hidayah 1. 14 Manusia Suci, WOFIS IRAN
2. 70 Salawat Pilihan, Al-Ustads Mahmud Samiy
3. Agama Versus Agama, Ali Syari?ati
4. Akhirat dan Akal, M Jawad Mughniyah
5. Akibat Dosa, Ar-Rasuli Al-Mahalati
6. Al-Quran dan Rahasia angka-angka, Abu Zahrah Al Najdiy
7. Asuransi dan Riba, Murtadha Muthahhari
8. Awal dan Sejarah Perkembangan Islam Syiah, S Husain M Jafri
9. Belajar Mudah Ushuluddin, Dar al-Haqq
10. Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Husain Ali Turkamani
11. Catatan dari Alam Ghaib, S Abd Husain Dastaghib
12. Dari Saqifah Sampai Imamah, Sayyid Husain M. Jafri
13. Dinamika Revolusi Islam Iran, M Riza Sihbudi
14. Falsafah Akhlak, Murthadha Muthahhari
15. Falsafah Kenabian, Murthada Muthahhari
16. Gerakan Islam, A. Ezzati
17. Humanisme Antara Islam dan Barat, Ali Syari?ati
18. Imam Ali Bin Abi Thalib & Imam Hasan bin Ali Ali Muhammad Ali
19. Imam Husain bin Ali & Imam Ali Zainal Abidin Ali Muhammad Ali
20. Imam Muhammad Al Baqir & Imam Ja?far Ash-Shadiq Ali Muhammad Ali
21. Imam Musa Al Kadzim & Imam Ali Ar-Ridha Ali Muhammad Ali
22. Inilah Islam, SMH Thabataba?i
23. Islam Agama Keadilan, Murtadha Muthahhari
24. Islam Agama Protes, Ali Syari?ati
25. Islam dan Tantangan Zaman, Murthadha Muthahhari
26. Jejak-jejak Ruhani, Murtadha Muthahhari
27. Kepemilikan dalam Islam, S.M.H. Behesti
28. Keutamaan Fatimah dan Ketegaran Zainab, Sayyid Syarifuddin Al Musawi
29. Keagungan Ayat Kursi, Muhammad Taqi Falsafi
30. Kisah Sejuta Hikmah, Murtadha Muthahhari
31. Kisah Sejuta Hikmah [1], Murthadha Muthahhari
32. Kisah Sejuta Hikmah [2],Murthadha Muthahhari
33. Memilih Takdir Allah, Syaikh Ja?far Subhani
34. Menapak Jalan Spiritual, Muthahhari & Thabathaba?i
35. Menguak Masa Depan Umat Manusia, Murtadha Muthahhari
36. Menolak Isu Perubahan Al-Quran, Rasul Ja?farian
37. Mengurai Tanda Kebesaran Tuhan, Imam Ja?far Shadiq
38. Misteri Hari Pembalasan, Muhsin Qara?ati
39. Muatan Cinta Ilahi, Syekh M Mahdi Al-syifiy
40. Nubuwah Antara Doktrin dan Akal, M Jawad Mughniyah
41. Pancaran Cahaya Shalat, Muhsin Qara?ati
42. Pengantar Ushul Fiqh, Muthahhari & Baqir Shadr
43. Perayaan Maulid, Khaul dan Hari Besar Islam, Sayyid Ja?far Murtadha al-Amili
44. Perjalanan-Perjalanan Akhirat, Muhammad Jawad Mughniyah
45. Psikologi Islam, Mujtaba Musavi Lari
46. Prinsip-Prinsip Ijtihad Dalam Islam, Murtadha Muthahhari& M. Baqir Shadr
47. Rasulullah SAW dan Fatimah Ali Muhammad Ali
48. Rasulullah: Sejak Hijrah Hingga Wafat, Ali Syari?ati
49. Reformasi Sufistik, Jalaluddin Rakhmat
50. Salman Al Farisi dan tuduhan Terhadapnya, Abdullah Al Sabitiy
51. Sejarah dalam Perspektif Al-Quran, M Baqir As-Shadr
52. Tafsir Surat-surat Pilihan [1], Murthadha Muthahhari
53. Tafsir Surat-surat Pilihan [2], Murthadha Muthahhari
54. Tawasul, Tabaruk, Ziarah Kubur, Karamah Wali, Syaikh Ja?far Subhani
55. Tentang Dibenarkannya Syafa?at dalam Islam, Syaikh Ja?far Subhani
56. Tujuan Hidup, M.T. Ja?fari
57. Ummah dan Imamah, Ali Syari?ati
58. Wanita Islam & Gaya Hidup Modern, Abdul Rasul Abdul Hasan al-Gaffar
MIZAN 1. 40 Hadis [1], Imam Khomeini
2. 40 Hadis [2], Imam Khomeini
3. 40 Hadis [3], Imam Khomeini
4. 40 Hadis [4], Imam Khomeini
5. Akhlak Suci Nabi yang Ummi, Murtadha Muthahhari
6. Allah dalam Kehidupan Manusia, Murtadha Muthahhari
7. Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri, Ibrahim Amini
8. Berhaji Mengikuti Jalur Para Nabi, O.Hasem
9. Dialog Sunnah Syi?ah, A Syafruddin al-Musawi
10. Eksistensi Palestina di Mata Teheran dan Washington, M Riza Sihbudi
11. Falsafah Pergerakan Islam, Murtadha Muthahhari
12. Falsafatuna, Muhammad Baqir Ash-Shadr
13. Filsafat Sains Menurut Al-Quran, Mahdi Gulsyani
14. Gerakan Islam, A Ezzati
15. Hijab Gaya Hidup Wanita Muslim, Murtadha Muthahhari
16. Hikmah Islam, Sayyid M.H. Thabathaba?i
17. Ideologi Kaum Intelektual, Ali Syari?ati
18. Ilmu Hudhuri, Mehdi Ha?iri Yazdi
19. Islam Aktual, Jalaluddin Rakhmat
20. Islam Alternatif, Jalaluddin Rakhmat
21. Islam dan Logika Kekuatan, Husain Fadhlullah
22. Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, Ali Syari?ati
23. Islam Dan Tantangan Zaman, Murtadha Muthahhari
24. Islam, Dunia Arab, Iran, Barat Dan Timur tengah, M Riza Sihbudi
25. Isu-isu Penting Ikhtilaf Sunnah-Syi?ah, A Syafruddin Al Musawi
26. Jilbab Menurut Al Qur?an & As Sunnah, Husain Shahab
27. Kasyful Mahjub, Al-Hujwiri
28. Keadilan Ilahi, Murtadha Muthahhari
29. Kepemimpinan dalam Islam, AA Sachedina
30. Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat Pikir Lainnya, Ali Syari?ati
31. Lentera Ilahi Imam Ja?far Ash Shadiq
32. Manusia dan Agama, Murtadha Muthahhari
33. Masyarakat dan sejarah, Murtadha Muthahhari
34. Mata Air Kecemerlangan, Hamid Algar
35. Membangun Dialog Antar Peradaban, Muhammad Khatami
36. Membangun Masa Depan Ummat, Ali Syari?ati
37. Mengungkap Rahasia Al-Qur?an, SMH Thabathaba?i
38. Menjangkau Masa Depan Islam, Murtadha Muthahhari
39. Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer, Jalaluddin Rakhmat
40. Menyegarkan Islam, Chibli Mallat (*0
41. Menjelajah Dunia Modern, Seyyed Hossein Nasr
42. Misteri Kehidupan Fatimah Az-Zahra, Hasyimi Rafsanjani
43. Muhammad Kekasih Allah, Seyyed Hossein Nasr
44. Muthahhari: Sang Mujahid Sang Mujtahid, Haidar Bagir
45. Mutiara Nahjul Balaghah, Muhammad Al Baqir
46. Pandangan Dunia Tauhid,. Murtadha Muthahhari
47. Para Perintis Zaman Baru Islam,Ali Rahmena
48. Penghimpun Kebahagian, M Mahdi Bin Ad al-Naraqi
49. PersinggahanPara Malaikat, Ahmad Hadi
50. Rahasia Basmalah Hamdalah, Imam Khomeini
51. Renungan-renungan Sufistik, Jalaluddin Rakhmat
52. Rubaiyat Ummar Khayyam, Peter Avery
53. Ruh, Materi dan Kehidupan, Murtadha Muthahhari
54. Spritualitas dan Seni Islam, Seyyed Hossein Nasr
55. Syi?ah dan Politik di Indonesia, A. Rahman Zainuddin (editor)
56. Sirah Muhammad, M. Hashem
57. Tauhid Dan Syirik, Ja?far Subhani
58. Tema-Tema Penting Filsafat, Murtadha Muthahhari
59. Ulama Sufi & Pemimpin Ummat, Muhammad al-Baqir
YAPI
JAKARTA 1. Abdullah Bin Saba? dalam Polemik, Non Mentioned
2. Abdullah Bin Saba? Benih Fitnah, M Hashem
3. Al Mursil Ar Rasul Ar Risalah, Muhammad Baqir Shadr
4. Cara Memahami Al Qur?an, S.M.H. Bahesti
5. Hukum Perjudian dalam Islam, Sayyid Muhammad Shuhufi
6. Harapan Wanita Masa Kini, Ali Shari?ati
7. Hubungan Sosial Dalam Islam, Sayyid Muh Suhufi
8. Imam Khomeini dan Jalan Menuju Integrasi dan Solidaritas Islam, Zubaidi Mastal
9. Islam Dan Mazhab Ekonomi, Muhammad Baqir Shadr
10. Kedudukan Ilmu dalam Islam, Sayyid Muh Suhufi
11. Keluarga Muslim, Al Balaghah Foundation
12. Kebangkitan Di Akhirat, Nasir Makarim Syirazi
13. Keadilan Ilahi, Nasir Makarim Syirazi
14. Kenabian, Nasir Makarim Syirazi
15. Kota Berbenteng Tujuh, Fakhruddin Hijazi
16. Makna Ibadah, Muhammad Baqir Shadr
17. Menuju Persahabatan, Sayyid Muh Suhufi
18. Mi?raj Nabi, Nasir Makarim Syrazi
19. Nasehat-Nasehat Imam Ali, Non Mentioned
20. Prinsip-Prinsip Ajaran Islam, SMH Bahesti
21. Perjuangan Melawan Dusta, Bi?that Foundation
22. Persaudaraan dan Persahabatan, Sayyid Muh Suhufi
23. Perjanjian Ilahi Dalam Al-Qur?an, Abdul Karim Biazar
24. Rasionalitas Islam, World Shi?a Muslim Org.
25. Syahadah, Ali Shari?ati
26. Saqifah Awal Perselisihan Umat, O Hashem
27. Sebuah Kajian Tentang Sejarah Hadis, Allamah Murthadha Al Askari
28. Tauhid, Nasir Makarim Syirazi
29. Wasiat Atau Musyawarah, Ali Shari?ati
30. Wajah Muhammad, Ali Shari?ati
YAPI
Bangil 1. Akal dalam Al-Kafi, Husein al-Habsyi
2. Ajaran- ajaran Al-Quran, Sayid T Burqi & Bahonar
3. Bimbingan Sikap dan Perilaku Muslim, Al Majlisi Al-Qummi
4. Hawa Nafsu, M Mahdi Al Shifiy
5. Konsep Ulul Amri dalam Mazhab-mazhab Islam, Musthafa Al Yahfufi
6. Kumpulan Khutbah Idul Adha, Husein al-Habsyi
7. Kumpulan Khutbah Idul Fitri, Husein al-Habsyi
8. Metode Alternatif Memahami Al-Quran, Bi Azar Syirazi
9. Manusia Seutuhnya, Murtadha Muthahhari
10. Polemik Sunnah-Syiah Sebuah Rekayasa, Izzudddin Ibrahim
11. Pesan Terakhir Rasul, Non Mentioned
12. Pengantar Menuju Logika, Murtadha Muthahhari
13. Shalat Dalam Madzhab AhlulBait, Hidayatullah Husein Al-Habsyi
Rosdakarya 1. Catatan Kang Jalal, Jalaluddin Rakhmat
2. Derita Putri-Putri Nabi, M. Hasyim Assegaf
3. Fatimah Az Zahra, Jalaluddin Rakhmat
4. Khalifah Ali Bin Abi Thalib, Jalaluddin Rakhmat
5. Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat
6. Rintihan Suci Ahlul Bait Nabi, Jalaluddin Rakhmat
7. Tafsir Al fatihah: Mukaddimah, Jalaluddin Rakhmat
8. Tafsir Bil Ma?tsur, Jalaluddin Rakhmat
9. Zainab Al-Qubra, Jalaluddin Rakhmat
Al-Hadi 1. Al-Milal wan-Nihal, Ja?far Subhani
2. Buku Panduan Menuju Alam Barzakh, Imam Khomeini
3. Fiqh Praktis, Hasan Musawa
CV
Firdaus 1. Al-Quran Menjawab Dilema keadilan, Muhsin Qira?ati
2. Imamah Dan Khalifah, Murtadha Muthahhari
3. Keadilan Allah Qadha dan Qadhar, Mujtaba Musawi Lari
4. Kemerdekaan Wanita dalam Keadilan Sosial Islam, Hashemi Rafsanjani(et. al)
5. Pendidikan Anak: Sejak Dini Hingga Masa Depan, Mahjubah Magazine
6. Tafsir Al Mizan: Ayat-ayat Kepemimpinan, S.M.H. Thabathaba?i
7. Tafsir Al-Mizan: Surat Al-Fatihah, S.M.H. Thabathaba?i
8. Tafsir Al-Mizan: Ruh dan Alam Barzakh, S.M.H. Thabathaba?i
9. Tauhid: Pandangan Dunia Alam Semesta, Muhsin Qara?ati
10. Al-Qur?an Menjawab Dilema Keadilan, Muhsin Qara?ati
Pustaka Firdaus 1. Saat Untuk Bicara, Sa?di Syirazi
2. Tasawuf: Dulu dan Sekarang, Seyyed Hossein Nasr
Risalah
Masa 1. Akar Keimanan, Sayyid Ali Khamene?i
2. Dasar-Dasar Filsafat Islam[2], Bahesty & Bahonar
3. Hikmah Sejarah-Wahyu dan Kenabian [3], Bahesty & Bahonar
4. Kebebasan berpikir dan Berpendapat dalam Islam, Murtadha Muthahhari
5. Menghapus Jurang Pemisah Menjawab Buku al Khatib, Al Allamah As Shafi
6. Pedoman Tafsir Modern, Ayatullah Baqir Shadr
7. Kritik Terhadap Materialisme, Murtadha Muthahhari
8. Prinsip-Prinsip Islam [1], Bahesty & Bahonar
9. Syi?ah Asal-Usul dan Prinsip Dasarnya, Sayyid Muh. Kasyful Ghita
10. Tauhid Pembebas Mustadh?afin, Sayyid Ali Khamene?i
11. Tuntunan Puasa, Al-Balagha
12. Wanita di Mata dan Hati Rasulullah, Ali Syari?ati
13. Wali Faqih: Ulama Pewaris Kenabian,
Qonaah 1. Pendekatan
Sunnah Syi?ah, Salim Al-Bahansawiy
Bina Tauhid Memahami Al Qur?an, Murthadha Muthahhari
Mahdi Tafsir Al-Mizan: Mut?ah, S.M.H. Thabathabai
Ihsan Pandangan Islam Tentang Damai-Paksaan, Muhammad Ali Taskhiri
Al-Kautsar 1. Agar Tidak Terjadi Fitnah, Husein Al Habsyi
2. Dasar-Dassar Hukum Islam, Muhsin Labib
3. Nabi Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam, Husein Al Habsyi
4. Sunnah Syi?ah Dalam Ukhuwah Islamiyah, Husain Al Habsyi
5. 60 Hadis Keutamaan Ahlul Bait, Jalaluddin Suyuti
Al-Baqir 1. 560 Hadis Dari Manusia Suci, Fathi Guven
2. Asyura Dalam Perspektif Islam, Abdul Wahab Al-Kasyi
3. Al Husein Merajut Shara Karbala, Muhsin Labib
4. Badai Pembalasan, Muhsin Labib
5. Darah Yang Mengalahkan Pedang, Muhsin Labib
6. Dewi-Dewi Sahara, Muhsin Labib
7. Membela Para Nabi, Ja?far Subhani
8. Suksesi, M Baqir Shadr
9. Tafsir Nur Tsaqalain, Ali Umar Al-Habsyi
Al-Bayan 1. Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri, Ibrahim Amini
2. Mengarungi Samudra Kebahagiaan, Said Ahtar Radhawi
3. Teladan Suci Kelurga Nabi, Muhammad Ali Shabban
As-Sajjad 1. Bersama Orang-orang yang Benar, Muh At Tijani
2. Imamah, Ayatullah Nasir Makarim Syirazi
3. Ishmah Keterpeliharaan Nabi Dari Dosa, Syaikh Ja?far Subhani
4. Jihad Akbar, Imam Khomeini
5. Kemelut Kepemimpinan, Ayatullah Muhammad Baqir Shadr
6. Kasyful Asrar Khomeini, Dr. Ibrahim Ad-Dasuki Syata
7. Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam, Husin Alhabsyi
8. Nabi Tersihir, Ali Umar
9. Nikah Mut?ah Ja?far, Murtadha Al Amili
10. Nikah Mut;ah Antara Halal dan Haram, Amir Muhammad Al-Quzwainy
11. Surat-Surat Revolusi, AB Shirazi
Basrie
Press 1. Ali Bin Abi Thalib di Hadapan Kawan dan Lawan, Murtadha Muthahhari
2. Manusia Dan Takdirnya, Murtadha Muthahhari
3. Fiqh Lima Mazhab, Muhammad Jawad Mughniyah
Pintu Ilmu Siapa,
Mengapa Ahlul Bayt, Jamia?ah Al-Ta?limat Al-Islamiyah Pakistan
Ulsa Press 1. Mengenal Allah, Sayyid MR Musawi Lari
2. Islam Dan Nasionalisme, Muhammad Naqawi
3. Latar Belakang Persatuan Islam, Masih Muhajeri
4. Tragedi Mekkah Dan Masa Depan Al-Haramain, Zafar Bangash
5. Abu Dzar, Ali Syari?ati
6. Aqidah Syi?ah Imamiyah, Syekh Muhammad Ridha Al Muzhaffar
7. Syahadat Bangkit Bersaksi, Ali Syari?ati
Gua Hira 1. Kepemimpinan
Islam, Murtadha Muthahhari
Grafiti 1. Islam Syi?ah: Allamah M.H. Thabathaba?i
2. Pengalaman Terakhir Syah, William Shawcross
3. Tugas Cendikiawan Muslim, Ali Syaria?ti
Effar
Offset Dialog Pembahasan Kembali Antara Sunnah & Syi?ah Sulaim Al-Basyari & Syaraduddien Al ?Amili
Shalahuddin
Press 1. Fatimah Citra Muslimah Sejati, Ali Syari?ati
2. Gerbang Kebangkitan, Kalim Siddiqui
3. Islam Konsep Akhlak Pergerakan, Murtadha Muthahhari
4. Panji Syahadah, Ali Syari?ati.
5. Peranan Cendekiawan Muslim, Ali Syari?ati
Ats-Tsaqalain Sunnah
Syi?ah dalam Dialog, Husein Al Habsyi
Pustaka Kehidupan
Yang Kekal, Morteza Muthahari
Darut
Taqrib Rujuk
Sunnah Syi?ah, M Hashem
Al-Muntazhar 1. Fiqh Praktis Syi?ah Imam Khomeini, Araki, Gulfaigani, Khui
2. Ringkasan Logika Muslim, Hasan Abu Ammar
3. Saqifah Awal Perselisihan Umat, O Hashem
4. Tauhid: Rasionalisme Dan Pemikiran dalam Islam, Hasan Abu Ammar
Gramedia Biografi
Politik Imam Khomeini, Riza Sihbudi
Toha
Putra Keutamaan
Keluarga Rasulullah, Abdullah Bin Nuh
Gerbang
Ilmu Tafsir
Al-Amtsal (Jilid 1), Nasir Makarim Syirazi
Al-Jawad 1. Amalan Bulan Ramadhan Husein Al-Kaff
2. Mi?raj Ruhani [1], Imam Khomeini
3. Mi?raj Ruhani [2] Imam Khomeni
4. Mereka Bertanya Ali Menjawab, M Ridha Al-Hakimi
5. Pesan Sang Imam, Sandy Allison (penyusun)
6. Puasa dan Zakat Fitrah Imam Khomeini & Imam Ali Khamene?i
Jami?ah al-Ta?limat al-Islamiyah Tuntutan Hukum Syari?at, Imam Abdul Qasim
Sinar
Harapan 1. Iran Pasca Revolusi, Syafiq Basri
2. Perang Iran Perang Irak, Nasir Tamara
3. Revolusi Iran, Nasir Tamara
Mulla
Shadra 1. Taman Para Malaikat, Husain Madhahiri
2. Imam Mahdi Menurut Ahlul Sunnah Wal Jama?ah, Hasan Abu Ammar
Duta Ilmu 1. Wasiat Imam Ali, Non Mentioned
2. Menuju Pemerintah Ideal, Non Mentioned
Majlis Ta?lim Amben 114 Hadis Tanaman, Al Syeikh Radhiyuddien
Grafikatama
Jaya Tipologi Ali Syari?ati
Nirmala Menyingkap Rahasia Haji, Syeikh Jawadi Amuli
Hisab Abu
Thalib dalam Polemik, Abu Bakar Hasan Ahmad
Ananda Tentang Sosiologi Islam, Ali Syari?ati
Iqra Islam dalam Perspektif Sosiologi Agama, Ali Shari?ati
Fitrah Tuhan dalam Pandangan Muslim, S Akhtar Rizvi
Lentera
Antarnusa Sa?di Bustan, Sa?di
Pesona Membaca Ali Bersama Ali Bin Abi Thalib, Gh R Layeqi
Rajawali
Press 1. Tugas Cendekiawan Muslim, Ali Shari?ati
Bina
Ilmu Demonstran Iran dan Jum?at Berdarah di Makkah, HM Baharun
Pustaka
Pelita 1. 1. Akhirnya Kutemukan Kebenaran, Muh Al Tijani Al Samawi
2. Cara Memperoleh Haji Mabrur, Husein Shahab
3. Fathimah Az-Zahra: Ummu Abiha, Taufik Abu ?Alama
4. Pesan Terakhir Nabi, Non Mentioned
Pustaka 1. Etika Seksual dalam Islam, Morteza Muthahhari
2. Filsafat Shadra, Fazlur Rahman
3. Haji, Ali Syari?ati
4. Islam dan Nestapa Manusia Modern, Seyyed Hosein Nasr
5. Islam Tradisi Seyyed, Hosein Nasr
6. Manusia Masa Kini Dan Problem Sosial, Muhammad Baqir Shadr
7. Reaksi Sunni-Syi?ah, Hamid Enayat
8. Surat-Surat Politik Imam Ali, Syarif Ar Radhi
9. Sains dan Peradaban dalam Islam, Sayyed Hossein Nasr
Pustaka Jaya Membina Kerukunan Muslimin, Sayyid Murthadha al-Ridlawi
Islamic Center Al-Huda 1. Jurnal Al Huda (1)
2. Jurnal Al Huda (2)
3. Syiah Ditolak, Syiah Dicari, O. Hashem
4. Mutiara Akhlak Nabi, Syaikh Ja?far Hadi
Hudan
Press 1. Tafsir Surah Yasin, Husain Mazhahiri
2. Do?a-Do;a Imam Ali Zainal Abidin
Yayasan Safinatun Najah 1. 1. Manakah Jalan Yang Lurus (1), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan
2. Manakah Jalan Yang Lurus (2), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan
3. Manakah Jalan Yang Lurus (3), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan
4. Manakah Shalat Yang Benar (1), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan
Amanah Press Falsafah Pergerakan Islam, Murtadha Muthahhari
Yayasan Al-Salafiyyah Khadijah Al-Kubra Dalam Studi Kritis Komparatif, Drs. Ali S. Karaeng Putra
Kelompok
Studi Topika Hud-Hud
Rahmaniyyah, Dimitri Mahayana
Muthahhari
Press/Muthahhari Papaerbacks 1. Jurnal Al Hikmah (1)
2. Jurnal Al Hikmah (2)
3. Jurnal Al Hikmah (3)
4. Jurnal Al Hikmah (4)
5. Jurnal Al Hikmah (5)
6. Jurnal Al Hikmah (6)
7. Jurnal Al Hikmah (7)
8. Jurnal Al Hikmah (8)
9. Jurnal Al Hikmah (9)
10. Jurnal Al Hikmah (10)
11. Jurnal Al Hikmah (11)
12. Jurnal Al Hikmah (12)
13. Jurnal Al Hikmah (13)
14. Jurnal Al Hikmah (14)
15. Jurnal Al Hikmah (15)
16. Jurnal Al Hikmah (16)
17. Jurnal Al Hikmah (17)
18. Shahifah Sajjadiyyah, Jalaluddin Rakhmat (penyunting)
19. Manusia dan Takdirnya, Murtadha Muthahhari
20. Abu Dzar, Ali Syariati
21. Pemimpin Mustadha?afin, Ali Syariati
Serambi 1. Jantung Al-Qur?an, Syeikh Fadlullah Haeri
2. Pelita Al-Qur?an, Syeikh Fadlullah Haeri
Cahaya Membangun
Surga Dalam Rumah Tangga, Huzain Mazhahiri
(Non Mentioned) 1. Sekilas Pandang Tentang Pembantain di Masjid Haram, Non Mentioned
2. Jumat Berdarah Pembantaian Kimia Rakyat Halajba 1988, Non Mentioned
3. Al-Quran dalam Islam, MH Thabathabai
4. Ajaran-Ajaran Asas Islam, Behesti
5. Wacana Spiritual, Tabligh Islam Program
6. Keutamaan Membaca Juz Amma, Taufik Yahya
7. Keutamaan Membaca Surah Yasin, Waqiah, Al Mulk, Taufik Yahya
8. Keutamaan Membaca Surah Al-Isra & Al-Kahfi, Taufik Yahya
9. Bunga Rampai Keimanan, Taufik Yahya
10. Bunga Rampai Kehidupan Sosial, Taufik Yahya
11. Bunga Rampai Pendidikan, Husein Al-Habsyi
12. Hikmah-Hikmah Sholawat ,Taufik Yahya
13. Bunga Rampai Pernikahan, Taufik Yahya
14. Hikmah-Hikmah Puasa, Taufik Yahya
15. Hikmah-Hikmah Kematian, Taufik Yahya
16. Wirid Harian, Non Mentioned
17. Do?a Kumay,l Non Mentioned
18. Do?a Harian, Non Mentioned
19. Do?a Shobah, Non Mentioned
20. Do?a Jausyan Kabir, Non Mentioned
21. Keutamaan Shalat Malam Dan Do?anya, Non Mentioned
22. Do?a Nutbah, Non Mentioned
23. Do?a Abu Hamzah Atsimali, Non Mentioned
24. Do?a Hari Arafah (Imam Husain), Non Mentioned
25. Do?a Hari Arafah (Imam Sajjad), Non Mentioned
26. Do?a Tawassul, Non Mentioned
27. Do?a Untuk Ayah dan Ibu, Non Mentioned
28. Do?a Untuk Anak, Non Mentioned
29. Do?a Khatam Qur?an, Non Mentioned
30. Doa Sebelum dan Sesudah Baca Qur?an, Non Mentioned
31. Amalan Bulan Sya?ban dan Munajat Sya?baniyah, Non Mentioned
Diposting oleh qoffa di 7/26/2008 06:18:00 PM 0 komentar

Anonim mengatakan...

Syi'ah Berbeda dengan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Sunday, 23 March 2008
Asal-usul Syiah
Syiah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu Abdullah bin Saba’ mengintrodusir ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa kepemimpinan (baca: imamah) sesudah Nabi saw sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Namun, menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut.
Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain. Aliran Syi’ah pada abad pertama hijriyah belum merupakan aliran yang solid sebagai trend yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 hijriyah dan abad-abad berikutnya.

Pokok-Pokok Penyimpangan Syiah pada Periode Pertama:
1. Keyakinan bahwa imam sesudah Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib ra.
2. Keyakinan bahwa imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa)
3. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari Kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.
4. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Imam.
5. Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut.
6. Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut
7. Keyakinan mencaci maki para Sahabat atau sebagian Sahabat seperti Utsman bin Affan (lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql hal. 237)
8. Pada abad ke-2 hijriyah, perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaini dan dijadikan sebagai aliran resmi negara Iran sejak 1979.

Pokok-Pokok Penyimpangan Syi’ah Secara Umum:
1. Pada Rukun Iman:
Syiah hanya memiliki 5 rukun iman, tanpa menyebut keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qadha dan Qadar- yaitu: 1. Tauhid (keesaan Allah), 2. Al-’Adl (keadilan Allah) 3. Nubuwwah (kenabian), 4. Imamah (kepemimpinan Imam), 5.Ma’ad (hari kebangkitan dan pembalasan). (Lihat ‘Aqa’idul Imamiyah oleh Muhammad Ridha Mudhoffar dll)

2. Pada Rukun Islam:
Syiah tidak mencantumkan Syahadatain dalam rukun Islam, yaitu: 1.Shalat, 2.Zakat, 3.Puasa, 4.Haji, 5.Wilayah (perwalian) (lihat Al-Khafie juz II hal 18)

3. Syi’ah meyakini bahwa Al-Qur’an sekarang ini telah dirubah, ditambahi atau dikurangi dari yang seharusnya, seperti: “wa inkuntum fii roibim mimma nazzalna ‘ala ‘abdina FII ‘ALIYYIN fa`tu bi shuratim mim mitslih (Al-Kafie, Kitabul Hujjah: I/417). Ada ta mbahan “fii ‘Aliyyin” dari teks asli Al-Qur’an yang berbunyi: “wa inkuntum fii roibim mimma nazzalna ‘ala ‘abdina fa`tu bi shuratim mim mits lih” (Al-Baqarah:23)
Karena itu mereka meyakini bahwa: Abu Abdillah a.s (imam Syiah) berkata: “Al-Qur’an yang dibawa oleh Jibril a.s kepada Nabi Muhammad saw adalah 17.000 ayat (Al-Kafi fil Ushul Juz II hal.634). Al-Qur’an mereka yang berjumlah 17.000 ayat itu disebut Mushaf Fatimah (lihat kitab Syi’ah Al-Kafi fil Ushul juz I hal 240-241 dan Fashlul Khithab karangan An-Nuri Ath-Thibrisy)
1. Syi’ah meyakini bahwa para Sahabat sepeninggal Nabi saw, mereka murtad, kecuali beberapa orang saja, seperti: Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifary dan Salman Al-Farisy (Ar Raudhah minal Kafi juz VIII hal.245, Al-Ushul minal Kafi juz II hal 244)
2. Syi’ah menggunakan senjata “taqiyyah” yaitu berbohong, dengan cara menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya, untuk mengelabui (Al Kafi fil Ushul Juz II hal.217)
3. Syi’ah percaya kepada Ar-Raj’ah yaitu kembalinya roh-roh ke jasadnya masing-masing di dunia ini sebelum Qiamat dikala imam Ghaib mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-anaknya untuk balas dendam kepada lawan-lawannya.
4. Syi’ah percaya kepada Al-Bada’, yakni tampak bagi Allah dalam hal keimaman Ismail (yang telah dinobatkan keimamannya oleh ayahnya, Ja’far As-Shadiq, tetapi kemudian meninggal disaat ayahnya masih hidup) yang tadinya tidak tampak. Jadi bagi mereka, Allah boleh khilaf, tetapi Imam mereka tetap maksum (terjaga).
5. Syiah membolehkan “nikah mut’ah”, yaitu nikah kontrak dengan jangka waktu tertentu (lihat Tafsir Minhajus Shadiqin Juz II hal.493). Padahal hal itu telah diharamkan oleh Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib sendiri.



Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah ialah perkawinan antara seorang lelaki dan wanita dengan maskawin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, dimana suami tidak berkewajiban memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, serta tidak menimbulkan pewarisan antara keduanya.
Ada 6 perbedaan prinsip antara nikah mut’ah dan nikah sunni (syar’i):
1. Nikah mut’ah dibatasi oleh waktu, nikah sunni tidak dibatasi oleh waktu.
2. Nikah mut’ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam akad atau fasakh, sedangkan nikah sunni berakhir dengan talaq atau meninggal dunia
3. Nikah mut’ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami istri, nikah sunni menimbulkan pewarisan antara keduanya.
4. Nikah mut’ah tidak membatasi jumlah istri, nikah sunni dibatasi dengan jumlah istri hingga maksimal 4 orang.
5. Nikah mut’ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah sunni harus dilaksanakan dengan wali dan saksi.
6. Nikah mut’ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri, nikah sunni mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri.

Dalil-Dalil Haramnya Nikah Mut’ah
Haramnya nikah mut’ah berlandaskan dalil-dalil hadits Nabi saw juga pendapat para ulama dari 4 madzhab. Dalil dari hadits Nabi saw yang diwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim menyatakan bahwa dari Sabrah bin Ma’bad Al-Juhaini, ia berkata: “Kami bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan haji. Pada suatu saat kami berjalan bersama saudara sepupu kami dan bertemu dengan seorang wanita. Jiwa muda kami mengagumi wanita tersebut, sementara dia mengagumi selimut (selendang) yang dipakai oleh saudaraku itu. Kemudian wanita tadi berkata: “Ada selimut seperti selimut”. Akhirnya aku menikahinya dan tidur bersamanya satu malam. Keesokan harinya aku pergi ke Masjidil Haram, dan tiba-tiba aku melihat Rasulullah saw sedang berpidato diantara pintu Ka’bah dan Hijr Ismail. Beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, aku pernah mengizinkan kepada kalian untuk melakukan nikah mut’ah. Maka sekarang siapa yang memiliki istri dengan cara nikah mut’ah, haruslah ia menceraikannya, dan segala sesuatu yang telah kalian berikan kepadanya, janganlah kalian ambil lagi. Karena Allah azza wa jalla telah mengharamkan nikah mut’ah sampai Hari Kiamat (Shahih Muslim II/1024). Dalil hadits lainnya: Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia berkata kepada Ibnu Abbas ra bahwa Nabi Muhammad saw melarang nikah mut’ah dan memakan daging keledai jinak pada waktu perang Khaibar (Fathul Bari IX/71)

Pendapat Para Ulama
Berdasarkan hadits-hadits tersebut diatas, para ulama berpendapat sebagai berikut:
• Dari Madzhab Hanafi, Imam Syamsuddin Al-Sarkhasi (wafat 490 H) dalam kitabnya Al-Mabsuth (V/152) mengatakan: “Nikah mut’ah ini bathil menurut madzhab kami. Demikian pula Imam Ala Al Din Al-Kasani (wafat 587 H) dalam kitabnya Bada’i Al-Sana’i fi Tartib Al-Syara’i (II/272) mengatakan, “Tidak boleh nikah yang bersifat sementara, yaitu nikah mut’ah”
• Dari Madzhab Maliki, Imam Ibnu Rusyd (wafat 595 H) dalam kitabnya Bidayatul Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid (IV/325 s.d 334) mengatakan, “hadits-hadits yang mengharamkan nikah mut’ah mencapai peringkat mutawatir” Sementara itu Imam Malik bin Anas (wafat 179 H) dalam kitabnya Al-Mudawanah Al-Kubra (II/130) mengatakan, “Apabila seorang lelaki menikahi wanita dengan dibatasi waktu, maka nikahnya batil.”
• Dari Madzhab Syafi’, Imam Syafi’i (wafat 204 H) dalam kitabnya Al-Umm (V/85) mengatakan, “Nikah mut’ah yang dilarang itu adalah semua nikah yang dibatasi dengan waktu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seperti ucapan seorang lelaki kepada seorang perempuan, aku nikahi kamu selama satu hari, sepuluh hari atau satu bulan.” Sementara itu Imam Nawawi (wafat 676 H) dalam kitabnya Al-Majmu’ (XVII/356) mengatakan, “Nikah mut’ah tidak diperbolehkan, karena pernikahan itu pada dasarnya adalah suatu aqad yang bersifat mutlaq, maka tidak sah apabila dibatasi dengan waktu.”
• Dari Madzhab Hambali, Imam Ibnu Qudamah (wafat 620 H) dalam kitabnya Al-Mughni (X/46) mengatakan, “Nikah Mut’ah ini adalah nikah yang bathil.” Ibnu Qudamah juga menukil pendapat Imam Ahmad bin Hambal (wafat 242 H) yang menegaskan bahwa nikah mut’ah adalah haram.
Dan masih banyak lagi kesesatan dan penyimpangan Syi’ah. Kami ingatkan kepada kaum muslimin agar waspada terhadap ajakan para propagandis Syi’ah yang biasanya mereka berkedok dengan nama “Wajib mengikuti madzhab Ahlul Bait”, sementara pada hakikatnya Ahlul Bait berlepas diri dari mereka, itulah manipulasi mereka. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang lurus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih. Lebih lanjut bagi yang ingin tahu lebih banyak, silakan membaca buku kami “Mengapa Kita Menolah Syi’ah”.

Rujukan:
1. Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, Dirasat fil ahwa wal firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minha
2. Drs. KH Dawam Anwar dkk, Mengapa Kita menolak Syi’ah
3. H. Hartono Ahmad Jaiz, Di bawah Bayang-bayang Soekarno-Soeharto
4. Abdullah bin Sa’id Al-Junaid, Perbandingan antara Sunnah dan Syi’ah.
5. Dan lain-lain, kitab-kitab karangan orang Syi’ah

Ditulis oleh Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, A'wan Syuriyah PCNU Kabupaten Pasuruan.

Anonim mengatakan...

PENDAHULUAN PARA PEMBAWA SENGSARA DI ABAD KE-20
Abad ke-20 yang baru saja kita tinggalkan adalah abad peperangan dan pertikaian yang membawa bencana, penderitaan, pembantaian, kemiskinan, dan kerusakan dahsyat. Jutaan orang terbunuh, terbantai, mati kelaparan, terlantar tanpa rumah, tempat bernaung, perlindungan ataupun uluran tangan. Dan semua ini terjadi tanpa tujuan apapun selain demi membela ideologi-ideologi menyimpang. Jutaan orang diperlakuan secara tidak manusiawi yang bahkan binatangpun tidak pantas mendapatkannya. Hampir di setiap waktu dan tempat muncul para penguasa kejam dan diktator yang bertanggung jawab atas segala penderitaan dan bencana ini. Mereka adalah Stalin, Lenin, Trotsky, Mao, Pol Pot, Hitler, Mussolini, Franco.... Sebagian orang-orang ini berideologi sama, sedangkan sebagian lain adalah musuh bebuyutan bagi yang lain. Hanya karena alasan sederhana seperti pertentangan ideologis, mereka menyeret masyarakat ke jurang pertikaian, menjadikan sesama saudara saling bermusuhan, memicu peperangan di antara mereka, melempar bom, membakar dan merusak mobil, rumah, dan pertokoan, serta menggerakkan demonstrasi yang penuh kekerasan. Mereka mempersenjatai orang-orang yang kemudian menggunakannya tanpa belas kasihan untuk memukul pemuda, orang tua, pria, wanita, dan anak-anak hingga mati, atau memaksa orang berdiri menghadap tembok dan menembaknya... Mereka begitu bengis hingga tega mengarahkan senjata ke kepala orang lain dan, dengan menatap matanya, membunuhnya, lalu menginjak kepalanya dengan kaki mereka, hanya karena orang tersebut mendukung paham lain. Mereka mengusir orang-orang dari rumahnya, tidak peduli apakah mereka wanita, anak-anak atau orang tua...
Inilah gambaran singkat tentang bencana di abad ke-20 yang baru saja kita lewati: orang-orang yang mendukung berbagai ideologi yang saling bertentangan, dan yang menenggelamkan umat manusia dalam penderitaan dan genangan darah, dengan mengatasnamakan berbagai ideologi ini.
Fasisme dan Komunisme berada di barisan terdepan dari beragam ideologi yang telah menyebabkan umat manusia menderita di masa suram tersebut. Keduanya seolah terlihat saling bermusuhan, sebagai paham yang berusaha untuk saling menghancurkan. Namun, terdapat fakta yang sungguh menarik di sini: ideologi-ideologi ini tumbuh dan dibesarkan oleh satu sumber ideologis yang sama, serta mendapatkan pengukuhan dan pembenaran dari sumber tersebut. Dan berkat sumberinilah ideologi-ideologi ini mampu menarik masyarakat untuk berpihak kepada mereka. Pada pandangan pertama, sumber ini tidak pernah menarik perhatian siapapun, senantiasa berada di balik layar hingga sekarang, dan selalu menampakkan diri di hadapan umum dengan wajah tak berdosa mereka. Sumber ini adalah filsafat materialisme, dan DARWINISME, yakni bentuk penerapan filsafat materialisme di alam kehidupan.



Darwinisme muncul di abad ke-19 sebagai penghidupan kembali sebuah mitos yang berasal dari bangsa Sumeria dan Yunani Kuno oleh seorang biologiwan amatir Charles Darwin. Sejak saat tersebut, Darwinisme telah menjadi sumber inspirasi utama di balik semua ideologi yang menghancurkan umat manusia. Dengan berkedok ilmiah, Darwinisme memberi jalan bagi ideologi-ideologi tersebut beserta para pendukungnya untuk melakukan tindakan politis demi mendapatkan sebuah pembenaran palsu.
Dengan pembenaran palsu ini, tak lama kemudian teori evolusi meninggalkan bidang ilmu biologi serta palaeontologi, dan mulai merambah ke hubungan antar manusia hingga ke masalah sejarah, serta mempengaruhi bidang-bidang lain, dari politik hingga ke kehidupan sosial. Karena Darwinisme berisi gagasan tertentu yang mendukung sejumlah aliran pemikiran yang mulai mengarah ke pergerakan dan menunjukkan keberadaannya di abad ke-19, Darwinisme mendapatkan dukungan luas dari kalangan ini. Terutama sekali, orang mulai mencoba menerapkan gagasan bahwa terdapat "perjuangan untuk mempertahankan hidup" di antara mahluk hidup di alam, dan, akibatnya, gagasan bahwa "yang kuat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya kalah dan musnah" mulai diterapkan pada pemikiran dan perilaku manusia. Ketika pernyataan Darwinisme tentang "alam adalah arena perjuangan dan pertikaian" mulai diterapkan pada manusia dan masyarakat, maka gagasan Hitler untuk membangun ras manusia pilihan, pernyataan Marx tentang "sejarah umat manusia adalah sejarah perjuangan antarkelas masyarakat", keyakinan kapitalisme bahwa " yang kuat tumbuh lebih kuat dengan mengorbankan yang lemah," penjajahan negara dunia ketiga oleh bangsa-bangsa penjajah seperti Inggris, penderitaan bangsa terjajah akibat perlakuan tak manusiawi dari penjajah, perlakuan rasis dan diskriminasi terhadap orang-orang kulit berwarna, kesemuanya ini mendapatkan semacam pembenaran.
Meskipun seorang evolusionis, Robert Wright, pengarang buku The Moral Animal (Moral Binatang), merangkum berbagai bencana kemanusiaan yang ditimbulkan teori evolusi sebagaimana berikut :
Bagaimanapun juga, teori evolusi memiliki sejarah panjang yang sebagian besarnya kelam pada penerapannya dalam masalah kemanusiaan. Setelah bercampur dengan filsafat politik di sekitar peralihan abad ini untuk membentuk ideologi tidak jelas yang dikenal dengan "Darwinisme sosial", ideologi ini digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis yang tidak memiliki hati nurani.1
Seperti yang akan diuraikan dalam buku ini beserta bukti-bukti yang ada di dalamnya, Darwinisme bukanlah sekedar teori yang berusaha menjelaskan asal mula kehidupan dan hanya terpaku pada bidang ilmu pengetahuan. Darwinisme adalah sebuah dogma yang masih dengan gigih dan keras kepala dipertahankan oleh para pendukung ideologi tertentu, meskipun telah dibuktikan sama sekali keliru dari sudut pandang ilmiah. Di masa kini, banyak ilmuwan, politikus, dan para pemikir, yang menyadari sisi gelap Darwinisme ataupun tidak, mendukung dogma ini.
Jika setiap orang mengetahui ketidakabsahan ilmiah teori ini, yang telah mengilhami para diktator kejam dan mentalitas serta cara berpikir yang bengis, tidak manusiawi dan mementingkan diri sendiri, maka ini akan mengakhiri riwayat ideologi-ideologi berbahaya tersebut. Mereka yang melakukan dan merencanakan kejahatan tidak akan mampu membenarkan tindakan mereka sendiri dengan mengatakan, "Ini adalah hukum alam." Mereka tidak akan lagi memiliki apa yang disebut dengan pembenaran ilmiah bagi cara pandang mereka yang mementingkan diri sendiri dan tidak mengenal belas kasih.
Ketika pemikiran Darwinisme yang menjadi akar berbagai ideologi berbahaya pada akhirnya dirobohkan, maka hanya ada satu kebenaran yang tersisa. Yakni kebenaran bahwa semua manusia dan alam semesta diciptakan oleh Allah (Tuhan). Mereka yang memahami hal ini juga akan menyadari bahwa satu-satunya kenyataan dan kebenaran yang ada terdapat dalam kitab suci yang Allah turunkan untuk kita. Ketika sebagian besar manusia menyadari kebenaran ini, penderitaan, kesulitan, pembantaian, bencana, ketidakadilan, dan kemiskinan di dunia akan tergantikan oleh pencerahan, keterbukaan, kemakmuran, ketercukupan, kesehatan, dan keberlimpahan. Karenanya, setiap pemikiran menyimpang yang berbahaya bagi kemanusiaan harus terkalahkan dan tersingkirkan oleh ajaran mulia yang membawa keindahan dan kedamaian dalam kehidupan manusia. Membalas batu dengan batu, pukulan dengan pukulan, dan serangan dengan serangan yang lain bukanlah sebuah pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang sesungguhnya adalah menghancurkan pola pikir mereka yang melakukan segala tindakan ini, dan dengan sabar dan santun menjelaskan kepada mereka satu-satunya kebenaran untuk menggantikan kesalahan cara berpikir yang mereka anut.
Tujuan penulisan buku ini adalah menunjukkan kepada mereka yang mempertahankan Darwinisme tanpa memahami sisi gelapnya, sadar ataupun tidak, apa yang sebenarnya mereka dukung, dan untuk menjelaskan apa yang akan menjadi tanggung jawab mereka jika tetap berpaling dari kebenaran ini. Tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan dan memberi peringatan kepada mereka yang tidak mempercayai Darwinisme, akan tetapi pada saat yang sama tidak juga melihatnya sebagai ancaman bagi kemanusiaan.

SEJARAH SINGKAT DARWINISME


Sebelum menelaah berbagai penderitaan dan bencana yang ditimpakan Darwinisme kepada dunia, marilah kita mempelajari sejarah Darwinisme secara sekilas. Banyak orang percaya bahwa teori evolusi yang pertama kali dicetuskan oleh Charles Darwin adalah teori yang didasarkan atas bukti, pengkajian dan percobaan ilmiah yang dapat dipercaya. Namun, pencetus awal teori evolusi ternyata bukanlah Darwin, dan, oleh karenanya, asal mula teori ini bukanlah didasarkan atas bukti ilmiah.
Pada suatu masa di Mesopotamia, saat agama penyembah berhala diyakini masyarakat luas, terdapat banyak takhayul dan mitos tentang asal-usul kehidupan dan alam semesta. Salah satunya adalah kepercayaan tentang "evolusi". Menurut legenda Enuma-Elish yang berasal dari zaman Sumeria, suatu ketika pernah terjadi banjir besar di suatu tempat, dan dari banjir ini tiba-tiba muncul tuhan-tuhan yang disebut Lahmu dan Lahamu. Menurut takhayyul yang ada waktu itu, para tuhan ini pertama-tama menciptakan diri mereka sendiri. Setelah itu mereka melingkupi keseluruhan alam semesta dan kemudian membentuk seluruh materi lain dan makhluk hidup. Dengan kata lain, menurut mitos bangsa Sumeria, kehidupan terbentuk secara tiba-tiba dari benda tak hidup, yakni dari kekacauan dalam air, yang kemudian berevolusi dan berkembang.
Kita dapat memahami betapa kepercayaan ini berkaitan erat dengan pernyataan teori evolusi: "makhluk hidup berkembang dan berevolusi dari benda tak hidup." Dari sini kita dapat memahami bahwa gagasan evolusi bukanlah diawali oleh Darwin, tetapi berasal dari bangsa Sumeria penyembah berhala.

Gambar yang memperlihatkan dewa air bangsa Sumeria. Sebagaimana masyarakat Sumeria, para Darwinis juga meyakini bahwa kehidupan muncul secara kebetulan dari air. Dengan kata lain, mereka menganggap air sebagai tuhan yang menciptakan kehidupan.
Di kemudian hari, mitos evolusi tumbuh subur di peradaban penyembah berhala lainnya, yakni Yunani Kuno. Filsuf materialis Yunani kuno menganggap materi sebagai keberadaan satu-satunya. Mereka menggunakan mitos evolusi, yang merupakan warisan bangsa Sumeria, untuk menjelaskan bagaimana makhluk hidup muncul menjadi ada. Demikianlah, filsafat materialis dan mitos evolusi muncul dan berjalan beriringan di Yunani Kuno. Dari sini, mitos tersebut terbawa hingga ke peradaban Romawi.
Kedua pemikiran tersebut, yang masing-masing berasal dari kebudayaan penyembahan berhala ini, muncul lagi di dunia modern pada abad ke-18. Sejumlah pemikir Eropa yang mempelajari karya-karya bangsa Yunani kuno mulai tertarik dengan materialisme. Para pemikir ini memiliki kesamaan: mereka adalah para penentang agama.
Demikianlah, dan yang pertama kali mengulas teori evolusi secara lebih rinci adalah biologiwan Prancis, Jean Baptiste Lamarck. Dalam teorinya, yang di kemudian hari diketahui keliru, Lamarck mengemukakan bahwa semua mahluk hidup berevolusi dari satu ke yang lain melalui perubahan-perubahan kecil selama hidupnya. Orang yang mengulang pernyataan Lamark dengan cara yang sedikit berbeda adalah Charles Darwin.
Darwin mengemukakan teori tersebut dalam bukunya The Origin of Species, yang terbit di Inggris pada tahun 1859. Dalam buku ini, mitos evolusi, yang diwariskan oleh peradaban Sumeria kuno, dipaparkan lebih rinci. Dia berpendapat bahwa semua spesies makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang, yang muncul di air secara kebetulan, dan mereka tumbuh berbeda satu dari yang lain melalui perubahan-perubahan kecil yang terjadi secara kebetulan.
Pernyataan Darwin tidak banyak diterima oleh para tokoh ilmu pengetahuan di masanya. Para ahli fosil, khususnya, menyadari pernyataan Darwin sebagai hasil khayalan belaka. Meskipun demikian, seiring berjalannya waktu, teori Darwin mulai mendapatkan banyak dukungan dari berbagai kalangan. Hal ini disebabkan Darwin dan teorinya telah memberikan landasan berpijak ilmiah - yang dahulunya belum diketemukan- bagi kekuatan yang berkuasa pada abad ke-19.

Sebagaimana masyarakat penyembah berhala, para pengikut Darwin percaya bahwa kehidupan muncul secara kebetulan di dalam air akibat pengaruh alam. Menurut pernyataan yang tidak masuk akal ini, atom-atom yang tidak memiliki kecerdasan yang terdapat dalam "sup purba", sebagaimana tampak pada gambar, bertemu untuk kemudian saling bergabung dan membentuk makhluk hidup.
Alasan Ideologis Penerimaan Darwinisme
Ketika Darwin menerbitkan buku The Origin of Species dan memunculkan teori evolusinya, ilmu pengetahuan kala itu masih sangat terbelakang. Misalnya, sel, yang kini diketahui memiliki sistem teramat rumit, hanya tampak seperti bintik noda melalui mikroskop sederhana waktu itu. Karenanya, Darwin merasa tidak ada yang salah ketika menyatakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan dari materi tak hidup.

Dibandingkan yang ada sekarang, mikroskop abad ke-19 sangatlah kuno dan, karena-nya, sebagaimana terlihat pada gambar, hanya dapat menampakkan sel sebagai bintik-bintik noda.
Demikian pula, catatan fosil yang tidak lengkap waktu itu memberi celah bagi penyataan bahwa mahluk hidup telah terbentuk dari satu spesies ke spesies yang lain melalui perubahan sedikit demi sedikit. Sebaliknya, kini telah jelas bahwa catatan fosil, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tidak memberikan secuil bukti apapun yang mendukung pernyataan Darwin bahwa suatu makhluk hidup muncul dari perkembangan makhluk hidup lain yang telah ada sebelumnya. Hingga baru-baru ini, para evolusionis terbiasa mengelak dari kebuntuan yang menghadang mereka tersebut dengan berdalih, "Ini akan ditemukan suatu saat di masa mendatang." Tetapi, mereka sekarang tidak lagi mendapatkan tempat bersembunyi di balik penjelasan ini (Untuk lebih lengkapnya, silahkan membaca Bab "Kekeliruan Teori Evolusi")
Apapun yang terjadi, keyakinan para Darwinis terhadap teori evolusi tidak berubah sedikitpun. Para pendukung Darwin telah datang dan hadir hingga zaman kita dan, layaknya harta warisan, mereka melimpahkan kesetiaan kepada Darwin ke generasi selanjutnya secara turun-temurun selama 150 tahun terakhir.
Jika demikian, apakah yang menjadikan Darwinisme diminati sejumlah kalangan dan disebarlu-askan melalui propaganda besar-besaran, padahal fakta tentang ketidakabsahan ilmiahnya kini telah nampak jelas?
Yang paling menonjol dari teori Darwin adalah pengingkarannya terhadap keberadaan Pencipta. Menurut teori evolusi, kehidupan membentuk dirinya sendiri tanpa sengaja dari bahan-bahan pembentuknya yang telah ada di alam. Pernyataan Darwin ini memberikan pembenaran ilmiah palsu bagi semua filsafat kaum anti Tuhan, dimulai dari filsafat kaum materialis. Sebab, hingga abad ke-19, sebagian besar para ilmuwan melihat ilmu pengetahuan sebagai sarana mempelajari dan menemukan ciptaan Allah. Karena keyakinan ini tersebar luas, filsafat atheis dan materialis tidak menemukan lahan subur untuk tumbuh berkembang. Namun, pengingkarannya terhadap keberadaan Pencipta dan dukungan 'ilmiah' yang diberikannya kepada keyakinan atheis dan materialis menjadikan teori Evolusi sebagai kesempatan emas bagi mereka. Karena alasan ini, kedua filsafat tersebut berpihak kepada Darwinisme dan menyelaraskan teori ini dengan ideologi mereka sendiri.
Selain penyangkalan Darwinisme terhadap keberadaan Tuhan, terdapat pernyataan lainnya mendukung berbagai ideologi materialistis abad ke-19: "Perkembangan makhluk hidup dipengaruhi oleh perjuangan untuk mempertahankan hidup di alam. Perseteruan ini dimenangkan oleh yang terkuat. Yang lemah akan kalah dan punah."
Kaitan erat Darwinisme dengan ideologi-ideologi yang telah menimpakan penderitaan dan bencana terhadap dunia diungkap dengan jelas dalam bagian ini.
Darwinisme Sosial : Penerapan Hukum Rimba Dalam
Kehidupan Manusia

Charles Darwin
Salah satu pernyataan terpenting teori evolusi adalah "perjuangan untuk mempertahankan hidup" sebagai pendorong utama terjadinya perkembangan makhluk hidup di alam. Menurut Darwin, di alam terjadi perkelahian tanpa mengenal belas kasih demi mempertahankan hidup, ini adalah sebuah pertikaian abadi. Yang kuat selalu mengalahkan yang lemah, dan ini mendorong terjadinya perkembangan. Judul tambahan buku The Origin of Species merangkum pandangan ini. "The Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life" ("Asal-Usul Spesies melalui Seleksi Alam atau Pelestarian Ras-Ras Pilihan dalam Perjuangan untuk Mempertahankan Hidup.")
Yang mengilhami Darwin tentang hal ini adalah buku karya ekonom Inggris, Thomas Malthus: An Essay on The Principle of Population. Buku ini memperkirakan masa depan yang cukup suram bagi umat manusia. Menurut perhitungan Malthus, jika dibiarkan, populasi manusia akan meningkat dengan sangat cepat. Jumlahnya akan berlipat dua setiap 25 tahun. Namun, persediaan makanan tidak akan bertambah pada laju yang sama. Dalam keadaan ini, manusia menghadapi bahaya kelaparan yang tiada henti. Yang mampu menekan jumlah populasi ini adalah bencana, seperti perang, kelaparan, dan penyakit. Singkatnya, agar sebagian orang tetap bertahan hidup, maka sebagian yang lain perlu mati. Kelangsungan hidup berarti "perang tanpa henti".
Menurut Darwin buku Malthuslah yang mejadikannya berpikir tentang perjuangan demi mempertahankan hidup:
Dalam bulan Oktober 1838, yakni 15 bulan setelah saya memulai pengkajian sistematis saya, saya kebetulan membaca buku Malthus tentang kependudukan sekedar untuk hiburan, dan setelah sebelumnya memahami bahwa perjuangan untuk mempertahankan hidup yang terjadi di mana-mana, berdasarkan pengamatan berulang-ulang terhadap kebiasaan pada binatang dan tumbuhan, saya seketika tersadarkan bahwa keadaan ini mendorong variasi menguntungkan untuk cenderung lestari dan yang tidak menguntungkan akan musnah. Hasilnya adalah pembentukan spesies baru. Di sinilah saya pada akhirnya menemukan sebuah teori yang dapat saya pakai.2
Pada abad ke-19, gagasan Malthus telah diterima oleh masyarakat luas. Sejumlah kalangan intelektual Eropa kelas atas secara khusus mendukung gagasan Malthus ini. Perhatian besar yang diberikan Eropa abad ke-19 kepada pemikiran Malthus tentang populasi tercantum dalam artikel The Scientific Background of the Nazi "Race Purification" Programme (Latar Belakang Ilmiah Program "Pemurnian Ras" oleh Nazi ) :
Pada paruh pertama abad ke-19, di seluruh Eropa, para anggota kalangan yang berkuasa berkumpul membicarakan "masalah kependudukan" yang baru ditemukan, dan untuk merumuskan cara menerapkan anjuran Malthus untuk meningkatkan laju kematian orang-orang miskin: "Sebagai ganti ajakan hidup bersih kepada orang-orang miskin, kita harus menganjurkan kebiasaan hidup yang sebaliknya. Di kota-kota kita, kita hendaknya menjadikan jalanan semakin sempit, menjejali lebih banyak orang yang tinggal dalam rumah, dan mendorong munculnya kembali wabah penyakit. Di negeri ini kita harus membangun desa-desa di dekat tempat genangan air, dan secara khusus menganjurkan pemukiman di semua tempat basah rentan banjir dan tidak sehat," dan seterusnya, dan seterusnya.3

Thomas Malthus adalah tokoh yang mempengaruhi pemikiran Darwin. Ia mengemukakan bahwa peperangan dan kekurangan pangan menekan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia.
Akibat kebijakan biadab ini, yang kuat akan mengalahkan yang lemah dalam perseteruan untuk mempertahankan hidup, dan dengan demikian laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan dapat ditekan. Di Inggris pada abad ke-19, program "penjejalan orang-orang miskin" ini telah benar-benar diterapkan. Sebuah sistem industri didirikan sebagai tempat di mana anak-anak berusia delapan atau sembilan tahun bekerja selama 16 jam sehari di pertambangan batubara, di mana ribuan dari mereka meninggal akibat keadaan yang buruk tersebut. Gagasan tentang "perjuangan untuk mempertahankan hidup" yang dianggap penting dalam teori Malthus, telah mengakibatkan jutaan orang miskin di Inggris menjalani hidup penuh penderitaan.
Darwin, yang terpengaruh pemikiran Malthus, menerapkan cara pandang ini ke seluruh alam kehidupan, dan mengatakan bahwa peperangan ini, yang benar-benar ada, akan dimenangkan oleh yang terkuat dan yang paling layak hidup. Pernyataan Darwin tersebut berlaku pada semua tanaman, binatang, danmanusia. Ia juga menekankan bahwa perseteruan untuk mempertahankan hidup ini adalah hukum alam yang senantiasa ada dan tak pernah berubah. Dengan menolak adanya penciptaan, ia mengajak orang-orang menanggalkan keyakinan agama mereka dan dengan demikian berarti pula seruan untuk meninggalkan segala prinsip etika yang dapat menjadi penghalang bagi kebiadaban dalam "perjuangan untuk mempertahankan hidup."
Karena alasan inilah teori Darwin mendapatkan dukungan dari kalangan yang berkuasa, bahkan sejak teori tersebut baru saja didengar, awalnya di Inggris dan selanjutnya di negeri Barat secara keseluruhan. Kaum imperialis, kapitalis, dan materialis lainnya yang menyambut hangat teori ini, yang memberikan pembenaran ilmiah bagi sistem politik dan sosial yang mereka dirikan, tidak kehilangan waktu untuk segera menerimanya. Dalam waktu singkat, teori evolusi telah dijadikan satu-satunya patokan utama dalam berbagai bidang yang menjadi kepentingan masyarakat, dari sosiologi hingga sejarah, dari psikologi hingga politik. Di setiap pokok bahasan, gagasan yang mendasari adalah semboyan "perjuangan untuk bertahan hidup" dan "kelangsungan hidup bagi yang terkuat"; dan partai politik, bangsa, pemerintahan, perusahaan dagang, dan perorangan mulai menjalani kegiatan atau kehidupannya dengan berpedomankan semboyan ini. Karena ideologi-ideologi yang berpengaruh di masyarakat telah menyelaraskan diri dengan Darwinisme, propaganda Darwinisme mulai dilakukan di segala bidang, dari pendidikan hingga seni, dari politik hingga sejarah. Terdapat upaya untuk menghubung-hubungkan setiap bidang yang ada dengan Darwinisme, dan untuk memberikan penjelasan pada tiap bidang tersebut dari sudut pandang Darwinisme. Akibatnya, meskipun orang-orang tidak memahami Darwinisme, berbagai pola masyarakat yang menjalani kehidupan sebagaimana perkiraan Darwinisme mulai terbentuk.


Darwin sendiri menganjurkan agar pandangannya yang didasarkan pada evolusi diterapkan pada pemahaman tentang etika dan ilmu-ilmu sosial. Darwin mengatakan berikut ini kepada H.Thiel dalam sebuah surat pada tahun 1869:
Anda akan segera meyakini betapa tertariknya saya ketika mendapati bahwa dalam masalah-masalah moral dan sosial anda menerapkan pandangan-pandangan yang serupa dengan yang telah saya gunakan dalam masalah perubahan spesies. Awalnya tidak terpikirkan dalam diri saya bahwa pandangan-pandangan saya dapat diperlebar ke bidang-bidang yang demikian luas, berbeda, dan paling penting.4
Dengan diterimanya pula gagasan "pertikaian di alam" dalam kehidupan manusia, peperangan dengan mengatas-namakan rasisme, Fasisme, Komunisme, dan imperialisme, dan tindakan golongan kuat untuk menindas orang-orang yang mereka anggap lebih lemah, kini terbungkus dengan topeng ilmiah. Sejak saat itu, mustahil menyalahkan atau menghalangi mereka yang melakukan pembantaian biadab, yang memperlakukan manusia layaknya binatang, yang mendorong pertikaian di antara sesama, yang merendahkan orang lain karena ras mereka, yang mematikan usaha kecil dengan dalih kompetisi, dan yang enggan membantu orang miskin. Sebab mereka melakukan ini semua sesuai dengan hukum alam yang "ilmiah".
Penjelasan ilmiah baru ini dikenal dengan nama "Darwinisme Sosial".


Salah seorang ilmuwan evolusionis terkemuka zaman kita, paleontolog Amerika, Stephen Jay Gould menerima kebenaran ini dengan menuliskan bahwa, menyusul penerbitan buku The Origin of Species pada tahun 1859, "alasan yang kemudian dipakai untuk membenarkan perbudakan, penjajahan, pembedaan ras, pertikaian antar kelas masyarakat, dan peran jenis kelamin dikemukakan dengan dukungan utama dari ilmu pengetahuan."5

PENINDASAN DI SELURUH DUNIA
Munculnya Darwinisme menjadikan kebohongan bahwa "pertikaian dan peperangan merupakan fitrah dalam diri manusia" diterima secara ilmiah. Akibatnya sungguh mengenaskan: di banyak tempat di dunia, peperangan, pembunuhan, dan kebiadaban dibungkus dengan menggunakan kedok 'ilmiah'. Demikianlah abad ke-20 menjadi abad yang penuh penderitaan dan kebiadaban.
Ada satu hal sangat penting untuk diketahui disini. Di setiap kurun sejarah manusia, terjadi peperangan, kekejaman, kebiadaban, rasime, dan pertikaian. Tetapi, di setiap masa selalu ada agama wahyu yang mengajarkan manusia bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, dan mengajak mereka kepada perdamaian, keadilan, dan ketentraman. Oleh karena manusia mengetahui ajaran agama wahyu ini, mereka setidaknya memahami kekeliruan mereka ketika terjerumus kepada tindak kekerasan.
Tapi sejak abad ke-19, Darwinisme menyatakan bahwa perseteruan dan ketidakadilan demi memperebutkan keuntungan, memiliki unsur pembenaran ilmiah bagi mereka, dan mereka juga mengatakan bahwa semua ini merupakan bagian dari sifat fitrah manusia, bahwa dalam dirinya manusia memiliki kecenderungan bertindak biadab dan agresif yang merupakan peninggalan dari oleh nenek moyangnya, dan seperti halnya dengan binatang yang terkuat dan paling agresif akan bertahan hidup, hukum yang sama ini berlaku pada manusia. Di bawah pengaruh pemikiran ini, peperangan, penderitaan, dan pembantaian mulai terjadi di banyak tempat di seluruh dunia. Darwinisme mendukung dan mendorong semua pergerakan yang mendatang-kan penderitaan, pertumpahan darah, dan penindasan kepada dunia. Paham ini memperlihatkan berbagai tindakan tersebut sebagai hal yang masuk akal dan dapat dibenarkan, dan medukung semua penerapannya. Karena adanya dukungan ilmiah ini, ideologi berbahaya lainnya bermunculan dan tumbuh semakin kuat, dan hasil yang didapat adalah "abad penderitaan" pada abad ke-20.
Dalam bukunya "Darwin, Marx, Wagner" profesor sejarah Jacques Barzun menyelidiki penyebab ilmiah, sosiologis, dan budaya dari kehancuran moral dahsyat yang menimpa dunia modern. Pernyataan dari buku Bazrun ini sungguh menarik jika dilihat dari sudut pandang pengaruh Darwinisme terhadap dunia:
... di setiap negeri Eropa antara tahun 1870 dan 1941 terdapat golongan pro-peperangan yang menuntut persenjataan, golongan individualis yang menuntut kompetisi tanpa belas kasih, golongan imperialis yang menuntut penjajahan atas masyarakat terbelakang, golongan sosialis yang menuntut kekuasaan, dan kelompok rasialis yang menuntut pembersihan internal dari orang-orang asing - kesemuanya ini, ketika dalih keserakahan dan ketenaran telah gagal, atau bahkan sebelumnya, menyebut nama Spencer dan Darwin, yang boleh dikatakan sebagai penjelmaan ilmu pengetahuan... Ras adalah sesuatu yang biologis, yang berkaitan dengan masalah sosiologi, dan juga berhubungan dengan Darwin.6

PENDERITAAN DAN KESENGSARAAN
Menurut Darwinisme Sosial, kaum lemah, miskin, berpenyakit, dan terbelakang sepatutnya dimusnahkan dan disingkirkan tanpa belas kasih. Para penganut paham ini meyakininya sebagai keharusan demi keberlangsungan evolusi umat manusia. Salah satu sebab mengapa di abad ke-20 tidak ada yang sudi mendengar jerit tangis jutaan manusia yang meminta pertolongan, dari Bosnia hingga Ethiopia, adalah ideologi yang dipaksakan secara luas ke masyarakat ini.

Di abad ke-19, ketika Darwin mengajukan pernyataannya bahwa mahluk hidup tidak diciptakan, melainkan telah muncul secara kebetulan, dan bahwa manusia mempunyai nenek moyang yang sama dengan binatang, dan telah muncul sebagai makhluk hidup yang paling berkembang dan maju sebagai hasil peristiwa kebetulan, mungkin kebanyakan orang tidak dapat membayangkan apa akibat dari pernyataan ini. Tetapi di abad ke-20, dampak dari pernyataan ini tampak nyata dalam wujud berbagai pengalaman yang sungguh mengerikan. Mereka yang melihat manusia sebagai binatang yang telah berkembang, tidak ragu untuk bangkit dengan menginjak-injak yang lemah, mencari jalan untuk memusnahkan yang sakit dan lemah, dan melakukan pembantaian untuk menghapuskan ras yang mereka anggap berbeda dan lebih rendah. Semuanya terjadi karena teori mereka yang berkedok ilmu pengetahuan ini mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah "hukum alam."

Jacques Barzun, profesor sajarah yang menulis buku "Darwin, Marx, Wagner,"
Bencana yang ditimpakan Darwinisme kepada dunia bermula dengan cara yang demikian ini, dan dengan cepat tersebar ke seluruh dunia. Sebaliknya, pada abad ke-19, hingga saat materialisme dan atheisme tumbuh semakin kuat dengan dukungan yang mereka dapatkan dari Darwinisme, kebanyakan masyarakat percaya bahwa Tuhan menciptakan semua mahluk hidup dan bahwa manusia, tidak seperti mahluk hidup lainnya, memiliki ruh yang diciptakan Tuhan. Berasal dari ras atau suku bangsa manapun, setiap manusia adalah seorang hamba yang diciptakan oleh Tuhan. Namun, redupnya keimanan terhadap agama yang diakibatkan, dan diperparah, oleh Darwinisme, memunculkan kelompok-kelompok masyarakat dengan cara pandang kompetitif dan tanpa mengenal belas kasih, tidak mengindahkan pentingnya moral, memandang manusia sebagai binatang yang telah berkembang maju.
Orang-orang yang mengingkari kewajiban mereka kepada Tuhan memunculkan pola hidup di mana segala sikap yang mementingkan diri sendiri dapat dibenarkan. Dari pola hidup ini lahirlah banyak paham, dan masing-masing paham ini, dalam penerapannya pada kehidupan dunia yang sesungguhnya, menjadi malapetaka bagi manusia.
Di halaman-halaman berikutnya, kita akan mempelajari beragam ideologi yang mendapatkan pembenaran dari Darwinisme tersebut, hubungan erat antara ideologi-ideologi ini dengan Darwinisme, dan penderitaan yang harus ditanggung dunia akibat persekutuan ini.
RASISME DAN KOLONIALISME DARWIN

Profesor Adam Sedgwick
Teman dekat Darwin, Profesor Adam Sedgwick, termasuk salah seorang yang melihat bahaya yang akan dimunculkan teori evolusi di masa mendatang. Setelah membaca dan menyelami isi The Origin of Species, ia mengatakan: "Jika buku ini diterima masyarakat luas, maka buku ini akan memunculkan kebiadaban terhadap ras manusia yang belum pernah tersaksikan sebelumnya."7 Dan ternyata waktu menunjukkan bahwa kekhawatiran Sedgwick terbukti benar. Abad ke-20 telah tercatat dalam sejarah sebagai zaman kegelapan di mana manusia melakukan pembunuhan masal terhadap sesamanya hanya karena ras atau suku bangsa mereka.
Dalam sejarah manusia, diskriminasi dan pembantaian dengan alasan yang sama tersebut memang telah terjadi sejak sebelum Darwin. Namun Darwinisme telah memberikan alasan ilmiah dan pembenaran palsu atas tindakan tersebut.
"Pelestarian Ras-Ras Pilihan..."
Kebanyakan para pendukung Darwinisme di zaman kita menyatakan bahwa Darwin tidak pernah berpandangan rasis, akan tetapi para rasislah yang mengemukakan pemikiran Darwin secara salah untuk disesuaikan dengan pandangan mereka sendiri. Mereka menegaskan bahwa kalimat "By the Preservation of Favoured Races" (Dengan Pelestarian Ras-Ras Pilihan) yang merupakan judul tambahan dari The Origin of Species hanya berlaku pada binatang. Tetapi, mereka telah mengabaikan perkataan Darwin tentang ras-ras manusia dalam bukunya.
Menurut pandangan yang dikemukakan Darwin dalam buku ini, ras-ras manusia berada pada tahap evolusi yang berbeda, dan sejumlah ras telah berevolusi dan mengalami perkembangan yang lebih cepat dibanding ras-ras lain. Sebaliknya, beberapa dari mereka hampir setingkat dengan kera.
Darwin menyatakan bahwa "perjuangan untuk mempertahankan hidup" juga terjadi antar ras-ras manusia. "Ras-ras pilihan" muncul sebagai pemenang dalam pertarungan ini. Menurut Darwin, ras-ras terpilih adalah bangsa kulit putih Eropa. Sementara ras Asia dan Afrika telah tertinggal dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup. Darwin bahkan melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa ras-ras ini tak lama lagi akan kalah dalam pertarungan untuk mempertahankan hidup di seluruh dunia, dan kemudian musnah. Menurutnya:



Di masa mendatang, tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras menusia beradab hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh dunia. Pada saat yang sama, kera-kera mirip manusia …tidak diragukan lagi akan dimusnahkan, selanjutnya jarak antara manusia dengan padanan terdekatnya akan lebih lebar, karena jarak ini akan memisahkan manusia dalam keadaan yang lebih beradab, sebagaimana yang kita harapkan, dari Kaukasian sekalipun, dengan jenis-jenis kera serendah babon, tidak seperti sekarang yang hanya memisahkan negro atau penduduk asli Australia dengan gorila. 8
Di bagian lain dari buku The Origin of Species, Darwin kembali menyatakan keharusan ras-ras rendah untuk musnah dan tidak perlunya orang-orang lebih maju untuk melindungi dan menjaga mereka agar tetap hidup. Ia membandingkan hal ini dengan orang-orang yang membiakkan binatang ternak:
Orang-orang biadab yang memiliki kelemahan pada tubuh dan akal dengan segera akan terhapuskan; dan mereka yang bertahan hidup biasanya memperlihatkan kondisi kesehatan yang prima. Sebaliknya, kita manusia-manusia beradab justru berusaha keras untuk menghentikan proses penghapusan ini; kita bangun rumah-rumah perawatan bagi orang-orang berpenyakit jiwa, cacat dan sakit; kita terapkan undang-undang bagi kaum miskin; dan para pekerja medis kita berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan nyawa setiap manusia hingga detik yang terakhir. Ada alasan yang memang dapat dipercaya bahwa vaksinasi telah menyelamatkan ribuan orang, yang jika kondisi kesehatannya lemah akan terserang penyakit cacar. Dengan demikian, orang-orang lemah dari masyarakat beradab mampu terus melangsungkan keturunan mereka. Tak seorang pun yang pernah mengetahui cara pembiakan hewan-hewan piaraan akan ragu bahwa tindakan ini pasti sangat merugikan bagi ras manusia. 9
Sebagaimana telah kita ketahui, dalam bukunya The Origin of Species Darwin menganggap masyarakat pribumi Australia dan Negro berada pada tingkatan yang sama dengan gorila, dan menyatakan bahwa ras-ras ini akan lenyap. Sedangkan terhadap ras-ras lain yang dianggapnya ras "rendah", ia berpendapat perlunya mencegah mereka beranak-pinak demi menghantarkan ras-ras ini pada kepunahan. Demikianlah, jejak rasisme dan diskriminasi yang masih kita jumpai di masa kini mendapatkan restu dan pembenaran dari Darwin.
Sedangkan tugas bagi "orang yang beradab" , menurut pandangan rasis Darwin, adalah untuk sedikit mempercepat masa evolusi, sebagaimana akan kita bahas lebih rinci pada bagian selanjutnya. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada keberatan dari sudut pandang "ilmiah" terhadap tindakan pemusnahan ras-ras rendah ini sekarang juga; sebab bagaimanapun juga mereka pada akhirnya akan segera lenyap.
Pandangan rasis Darwin berdampak nyata di banyak tulisan dan hasil pengamatannya. Sebagai contoh, ia secara terbuka memperlihatkan pandangan rasisnya ketika menggambarkan keadaan masyarakat pribumi Teirra del Furo yang disaksikannya selama pelayaran jauh yang ia ikuti sejak tahun 1871. Ia menggambar-kan pribumi tersebut sebagai makhluk hidup yang "sepenuhnya telanjang, seluruh tubuhnya dipenuhi zat warna, memakan apa saja yang mereka temukan layaknya binatang liar, sulit diatur, kejam terhadap siapapun yang bukan sukunya, merasa senang ketika menyiksa musuh, mempersembahkan kurban berdarah, membunuh anak-anak mereka sendiri, memperlakukan istri dengan kasar, meyakini banyak takhayul yang aneh." Sebaliknya, seorang peneliti, W.P. Snow, yang sepuluh tahun sebelumnya telah mengunjungi wilayah yang sama, mengemukakan pemandangan yang sangat berbeda. Menurut Snow, penduduk Tiera Del Fuego adalah "orang-orang yang terlihat sehat dan kuat; sangat mencintai anak-anak mereka; sejumlah barang mereka dibuat dengan sangat ahli; mereka mengenal semacam hak kepemilikan terhadap sesuatu; dan mereka memberikan wewenang dan kuasa kepada beberapa perempuan yang dituakan." 10

Pandangan rasis Darwin terungkap dalam perjalanan yang diikutinya. Misalnya, Darwin menganggap istilah "binatang liar" cocok digunakan untuk menyebut para penduduk asli. Padahal, kebudayaan dan keterampilan warga pribumi ini telah diakui dan dipaparkan oleh para peneliti lain.

Seperti telah dipahami dari contoh-contoh ini, Darwin adalah seorang rasis tulen. Nyatanya, dalam perkataan penulis buku What Darwin Really Said, Benjamin Farrington, Darwin mengemukakan banyak pernyataan tentang "perbedaan-perbedaan lebih besar antar manusia dari ras-ras yang berbeda" dalam bukunya The Descent of Man.11
Selain itu, teori Darwin yang mengingkari keberadaan Tuhan telah menyebabkan orang tidak lagi memandang manusia sebagai ciptaan Tuhan yang telah diciptakan dengan kedudukan yang sama. Dan inilah salah satu penyebab di balik kemunculan rasisme dan pesatnya penerimaan paham ini di seluruh dunia. Ilmuwan Amerika, James Ferguson, menyatakan kaitan erat antara penolakan adanya penciptaan dan kemunculan rasisme sebagaimana berikut:
Antropologi baru dengan segera menjadi latar belakang teoritis antara dua aliran pemikiran yang saling bertentangan tentang asal mula manusia. Yang lebih dahulu dan lebih mapan adalah paham 'monogenisme,' yakni kepercayaan bahwa semua manusia, tanpa membedakan warna kulit dan ciri lainnya, adalah keturunan langsung dari Adam dan melalui penciptaan oleh Tuhan. Monogeisme diajarkan oleh kalangan gereja dan diterima luas hingga abad ke-18, di saat penentangan terhadap kekuasaan kaum agamawan mulai memperkokoh teori tandingan, yakni 'poligenisme' (teori evolusi), yang meyakini bahwa masyarakat ras yang berbeda-beda memiliki asal-usul yang berbeda.12
Antropolog India, Lalita Vidyarthi, menjelaskan bagaimana teori evolusi Darwin menjadikan rasisme dapat diterima oleh ilmu-ilmu sosial:
Teorinya (Darwin) tentang kelangsungan hidup bagi yang terkuat disambut hangat oleh para ilmuwan sosial masa itu, dan mereka percaya bahwa manusia meraih tangga evolusi yang berbeda yang berpuncak pada peradaban bangsa kulit putih. Hingga paruh kedua abad ke-19, rasisme diterima sebagai fakta oleh sebagian besar ilmuwan Barat.13

Stephen Jay Gould dan bukunya yang mengungkap pandangan rasis Darwin.
Setelah masa Darwin, para pendukung Darwinisme mengerahkan segenap daya upaya mereka untuk membuktikan pandangan-pandangan rasisnya. Untuk tujuan ini, mereka tiada ragu membuat berbagai kesalahan dan pemalsuan ilmiah. Mereka beranggapan bahwa ketika mereka telah dapat membuktikan semua ini, maka mereka akan berhasil membuktikan secara ilmiah keunggulan mereka sendiri dan "hak" untuk menindas, menjajah, dan bahkan kalau perlu memusnahkan ras-ras lain.
Pada bab ketiga dari bukunya, The Mismeasure of Man, Stephen Jay Gould mengungkapkan bahwa sejumlah antropolog memalsukan data mereka untuk membuktikan "keunggulan" ras kulit putih. Menurut Gould, metode yang seringkali mereka gunakan adalah dengan memalsukan ukuran otak dari tengkorak-tengkorak fosil yang mereka temukan. Gould menyebutkan dalam bukunya bahwa, dengan menganggap adanya kaitan antara ukuran otak dengan tingkat kecerdasan, banyak antropolog dengan sengaja melebih-lebihkan ukuran tengkorak orang Kaukasia dan merendahkan ukuran tengkorak orang berkulit Hitam dan Indian.14
Dalam bukunya, Ever Since Darwin, Gould menjelaskan sejumlah pernyataan yang sulit dipercaya dari kaum Darwinis yang ingin menunjukkan bahwa sejumlah ras tergolong rendah:
Haeckel dan teman-temannya juga mengemukakan teori rekapitulasi sebagai dalih untuk membenarkan keungggulan ras bangsa kulit putih Eropa bagian utara. Mereka mencari-cari bukti anatomi dan perilaku manusia, dengan memanfaatkan segala sesuatu yang mereka temukan dari otak hingga pusar. Herbert Spencer menulis bahwa "sifat-sifat kecerdasan pada ras manusia tidak beradab... adalah sifat-sifat yang muncul kembali pada anak-anak ras beradab." Carl Vogt mengatakan hal tersebut secara lebih tegas pada tahun 1864: "Negro dewasa, jika dilihat dari kemampuan berpikirnya, memiliki sifat anak-anak... Sejumlah suku telah mendirikan negara dengan tatanan yang khas, akan tetapi selebihnya boleh kita tegaskan bahwa di masa lalu maupun sekarang, keseluruhan ras ini tidak mempersembahkan sesuatu apapun yang mengarah pada kemajuan bagi umat manusia atau yang layak untuk tetap dilestarikan." 15
Ahli anatomi kedokteran Prancis, Etienne Serres, menyatakan secara jelas bahwa pria berkulit hitam termasuk primitif karena pusar mereka terletak lebih rendah.
Evolusionis yang sezaman dengan Darwin, Havelock Ellis, mendukung pembedaan antara ras unggul dan ras rendah dengan suatu penjelasan yang diyakininya sebagai "ilmiah" sebagai berikut:
Anak dari banyak ras Afrika memiliki tingkat kecerdasan yang jarang - itu pun kalau ada - di bawah anak Eropa, namun ketika tumbuh dewasa ia menjadi bodoh dan tumpul, dan seluruh kehidupan sosialnya terperangkap pada pola kebiasaan picik yang tidak berkembang, sebaliknya orang Eropa masih memiliki sebagian besar keaktifan dan kecerdasan yang menyerupai masa kecilnya. 16
Antropolog Darwinis asal Prancis, Vacher de Lapouge, mengatakan dalam karyanya yang berjudul Race et Milin Social Essais d'Anthroposociologie (Paris 1909) bahwa kelas-kelas selain kulit putih adalah keturunan dari orang-orang biadab yang belum pernah belajar untuk beradab, atau mungkin juga mereka mewakili golongan berperangai buruk dari kelas-kelas berdarah campuran. Ia memperoleh data dengan mengukur tengkorak yang ada di kuburan orang-orang kelas atas dan kelas bawah di Paris. Menurut hasil yang ia peroleh, berdasarkan tengkorak mereka, sejumlah orang cenderung kaya, percaya diri, dan merdeka; sedangkan sekelompok yang lain cenderung konservatif, puas dengan sedikit, dan memiliki semua sifat seorang pelayan yang baik. Kelas adalah hasil dari seleksi sosial; golongan kelas atas dalam suatu masyarakat adalah mereka yang memiliki ras unggul. Tingkat kekayaan berbanding dengan indeks tengkoraknya. Lapouge kemudian meramalkan, "Saya berpandangan bahwa di tahun-tahun mendatang, manusia akan saling membunuh dikarenakan bentuk kepala mereka yang bulat atau lonjong," katanya 17. Dan ramalan ini pun menjadi kenyataan, sebagaimana yang akan kita lihat dengan lebih rinci pada halaman-halaman berikutnya dalam buku ini, dan abad ke-20 telah menjadi saksi atas pembunuhan masal yang dilakukan dengan dalih rasisme...!
Pada saat itu ternyata tidak hanya ilmuwan antropologi, ilmuwan entomologi (ilmu tentang serangga) juga tak mau ketinggalan untuk turut serta berpandangan rasis, yang telah diawali oleh Darwinisme, dengan sejumlah pernyataan yang sulit dipercaya. Contohnya, pada tahun 1861, setelah mengumpulkan kutu yang hidup pada tubuh manusia dari berbagai tempat di dunia, seorang ilmuwan entomologi Inggris sampai pada kesimpulan bahwa kutu yang hidup pada tubuh manusia dari ras tertentu tidak dapat hidup pada tubuh manusia dari ras lain. Jika dilihat dari ilmu pengetahuan masa kini, pendapat ini benar-benar menggelikan.18 Ketika orang berkedudukan sebagai ilmuwan membuat pernyataan semacam ini, maka tidaklah mengherankan jika para rasis dogmatis menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak masuk akal, tidak cerdas, dan sama sekali tidak bermakna seperti "kutu orang Negro adalah Negro."
Singkatnya, pandangan rasisme dari teori Darwin mendapatkan sambutan baik di paruh kedua abad ke-19 dikarenakan saat itu orang "kulit putih" Eropa sedang menunggu-nunggu teori yang dapat membenarkan perbuatan jahatnya.
Kolonialisme Inggris dan Darwinisme
Negara yang paling banyak diuntungkan oleh pandangan rasis Darwin adalah tanah air Darwin sendiri, Inggris. Di tahun-tahun ketika Darwin mengemukakan teorinya, Inggris Raya tengah mendirikan imperium kolonialis nomor satu di dunia. Seluruh sumber kekayaan alam dari India hingga Amerika Latin dikeruk oleh Imperium Inggris. Orang "kulit putih" ini sedang menjarah dunia untuk kepentingannya sendiri.
Dipelopori oleh Inggris, tentunya tidak ada negara kolonialis yang mau dianggap sebagai "penjarah", dan tercatat dalam sejarah dengan julukan semacam ini. Karenanya, mereka mencari alasan untuk menunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Salah satu alasan yang mungkin adalah dengan menampilkan rakyat terjajah sebagai "masyarakat primitif" atau "makhluk mirip binatang". Dengan cara seperti ini, mereka yang dibantai dan diperlakukan dengan tidak manusiawi dapat dipandang bukan sebagai manusia, melainkan makhluk separuh manusia separuh binatang. Dengan demikian, perlakuan buruk terhadap mereka tidak dapat dikatakan sebagai bentuk kejahatan.
Sesungguhnya, alasan yang dicari-cari seperti ini bukanlah barang baru. Tersebarnya kolonialisme di dunia telah bermula sejak abad ke-15 dan ke-16. Pernyataan bahwa sejumlah ras memiliki sebagian sifat binatang pertama kali dikemukakan oleh Christopher Columbus dalam penjelajahannya ke benua Amerika. Menurut pernyataan ini, penduduk asli Amerika bukanlah manusia, akan tetapi sejenis binatang yang telah berkembang. Oleh karenanya, mereka dapat dijadikan pelayan bagi para penjajah Spanyol.
Meskipun Columbus digambarkan dalam sejumlah film tentang penemuan benua Amerika sebagai orang yang memiliki rasa persahabatan dan kemanusiaan terhadap penduduk asli, kenyataan membuktikan bahwa Columbus tidak menganggap para penduduk asli tersebut sebagai manusia.19
Christopher Columbus adalah yang pertama kali melakukan pembantaian besar-besaran. Columbus mendirikan daerah jajahan Spanyol di wilayah-wilayah yang ia temukan, dan memperbudak penduduk pribumi. Ia bertanggung jawab atas dimulainya perdagangan budak. Para "penjajah" Spanyol menyaksikan kebijakan penindasan dan pemerasan yang dijalankan Columbus, dan melanjutkan hal yang sama. Akibatnya, pembantaian yang dilakukan mencapai batas yang sulit dipercaya. Misalnya, penduduk sebuah pulau yang pada saat pertama kali dikunjungi Colum bus berjumlah 200.000, setelah 20 tahun berkurang menjadi 50.000, dan pada tahun 1540 hanya 1.000 orang yang masih tersisa. Saat seorang penjajah Spanyol terkenal, Cortes, menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Meksiko di bulan Februari 1519, keseluruhan penduduk aslinya berjumlah 25 juta, namun di tahun 1605 jumlah ini berkurang menjadi 1 juta. Di Pulau Hispaniola, jumlah penduduk yang tadinya 7-8 juta pada tahun 1492, menjadi 4 juta jiwa pada tahun 1496, dan hanya tersisa 125 orang pada tahun 1570. Berdasarkan angka para sejarawan, dalam waktu kurang dari seabad setelah Columbus pertama kali menginjakkan kakinya di benua tersebut, 95 juta manusia dibantai oleh para penjajah. Ketika Columbus menemukan Amerika, 30 juta penduduk asli mendiami benua tersebut. Akibat pembantaian yang terjadi di masa lalu dan masa kini, mereka telah menjadi ras punah dan kurang dari 2 juta orang saja yang masih tersisa.

PEMBANTAIAN PENDUDUK ASLI AMERIKA
Penemuan benua Amerika oleh Christopher Columbus menandai awal pembantaian biadab terhadap penduduk asli benua tersebut.

Yang menyebabkan pembantaian tersebut mencapai tingkat yang sungguh sangat biadab ini adalah anggapan bahwa para penduduk asli tersebut bukanlah manusia sejati, melainkan binatang.
Namun, pernyataan para penjajah ini tidak mendapat dukungan luas. Di Eropa pada saat itu, kebenaran bahwa semua manusia diciptakan sama oleh Tuhan dan bahwa mereka semua adalah keturunan dari satu nenek moyang yang sama - yakni Nabi Adam - diterima sedemikian luas oleh masyarakat sehingga Gereja Katolik secara khusus menyatakan penentangannya terhadap penyerangan dan penjarahan tersebut. Yang terkenal di antaranya adalah pernyataan uskup Chiapas, Bartolome da las Casas, yang menginjakkan kakinya di Dunia Baru bersama Columbus. Ia mengatakan bahwa setiap penduduk asli adalah "manusia sejati" sebagai jawaban terhadap pernyataan para penjajah bahwa mereka termasuk "sejenis binatang". Paus Paulus III mengutuk perlakuan biadab terhadap warga pribumi dalam Pernyataan Paus pada tahun 1537, dan menyatakan bahwa penduduk asli tersebut termasuk manusia sejati yang mampu menjadi orang yang taat beragama.20
Namun keadaannya berubah di abad ke-19. Seiring dengan tersebarnya filsafat kaum materialis dan semakin jauhnya masyarakat dari agama, kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan mulai diingkari. Sebagaimana telah disinggung pada halaman-halaman sebelumnya, hal ini terjadi bersamaan dengan kemunculan rasisme.

Ratu Victoria dan Cortes, tokoh utama asal Spanyol yang bertanggung jawab dalam pembantaian di benua Amerika.
Dengan kebangkitan filsafat Darwinis-materialis pada abad ke-19, rasisme tumbuh semakin kuat, dan ini memberikan dukungan besar bagi sistem imperialisme Eropa.
James Joll, yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun sebagai profesor sejarah di sejumlah universitas seperti Oxford, Standford dan Harvard, dalam bukunya yang menjadi rujukan Europe Since 1870 yang kini masih digunakan sebagai buku pegangan di universitas, menguraikan hubungan ideologis antara Darwinisme, imperialisme dan rasisme:
Kumpulan pemikiran paling berpengaruh yang mengilhami gagasan imperialisme adalah yang secara garis besar dapat digolongkan sebagai 'Darwinisme sosial', dan yang melihat hubungan antar negara sebagai pertarungan abadi untuk memperta-hankan hidup di mana sejumlah ras dianggap 'lebih unggul' dari yang lain dalam proses evolusi di mana yang kuat senantiasa menonjolkan diri mereka sendiri.
Charles Darwin, seorang naturalis Inggris yang bukunya The Origin of Species, terbit pada tahun 1859, dan The Descent of Man, yang menyusul pada tahun 1871, telah memunculkan perdebatan yang mempengaruhi berbagai cabang pemikiran di Eropa... Gagasan Darwin, dan sejumlah tokoh semasanya seperti filsuf Inggris Herbert Spencer,... dengan cepat diterapkan pada bidang-bidang yang sangat jauh berbeda dari hal-hal ilmiah yang lebih berhubungan... Unsur Darwinisme yang terlihat paling mungkin diterapkan untuk pengembangan masyarakat adalah kepercayaan bahwa jumlah penduduk yang melebihi sarana pendukungnya mengharuskan adanya perjuangan untuk mempertahankan hidup secara terus-menerus di mana yang terkuat atau yang paling layaklah yang menang. Dari sini, para pemikir sosial mendapatkan kemudahan untuk memberi pengertian moral pada istilah "paling layak", sehingga jenis atau ras yang akan bertahan hidup adalah mereka yang secara moral memang berhak untuk tetap hidup.
Oleh karenanya, doktrin tentang seleksi alam dapat dengan mudah diselaraskan dengan rangkaian pemikiran lain yang dibangun oleh penulis Prancis, Count Joseph-Arthur Gobineau, yang menerbitkan karya berjudul An Essay on the Inequality of Human Races pada tahun 1853. Gobineau menegaskan bahwa unsur terpenting bagi kemajuan adalah ras; dan ras-ras yang akan tetap unggul adalah mereka yang berhasil mempertahankan kemurnian rasnya secara utuh. Di antara ras-ras ini, menurut Gobineau, adalah ras Arya yang paling mampu bertahan hidup... Adalah.. Houston Chamberlain yang berperan dalam mengembangkan sebagian gagasan ini selangkah lebih jauh... Hitler sendiri mengagumi sang pengarang (Chamberlain) hingga mengunjunginya pada saat kematiannya di tahun 192721
Sebagaimana telah diuraikan, terdapat kaitan ideologis yang menghubungkan Darwin dengan para pemikir rasis dan imperialis, dan bahkan dengan Hitler. Darwinisme adalah landasan ideologis imperialisme, yang menenggelamkan dunia ke dalam kubangan darah pada abad ke-19, dan juga Nazisme, yang melakukan hal yang sama di abad ke-20.
Inggris Raya zaman Victoria juga mendapatkan apa yang disebut dengan "pijakan ilmiah"-nya dari Darwinisme. Inggris Raya mengeruk keuntungan besar dari penjajahan, dan, tanpa merasa bersalah, menimpakan penderitaan terhadap orang-orang yang dijajahnya demi keuntungannya sendiri. Satu contoh politik kotor yang dilakukan imperialisme Inggris adalah "Perang Opium" terhadap Cina. Inggris Raya menyelundupkan opium yang ditanamnya di India ke Cina sejak perempatan pertama abad ke-19. Penyelundupan opium ini dipercepat sejalan dengan waktu untuk membayar kerugian perdagangan luar negerinya. Masuknya obat bius ini ke negara tersebut juga mengakibatkan lemahnya kendali Cina atas wilayah kekuasaanya sendiri. Kehancuran masyarakat dalam waktu singkat mencapai tingkat yang parah. Pelarangan opium, yang diberlakukan pemerintah Cina setelah ketidakpastian yang lama, memicu Perang Opium (1838-1842). Tidak diragukan lagi, perang ini menjadikan negara bangkrut. Cina dipaksa menyerah akibat ketidakcakapan tentaranya setiap kali berhadapan dengan pasukan asing dan diharuskannya mengabulkan permintaan mereka yang terus bertambah. Orang-orang Barat perlahan membentuk pusat-pusat pemukiman di dalam wilayah kekuasaan Cina sejak tahun 1842. Mereka merampas wilayah-wilayah pelabuhan utama dari tangan Cina, menyewakan lahan-lahan mereka, dan mengharuskan negara tersebut membuka diri terhadap dunia luar dengan cara yang paling mendatangkan keuntungan bagi mereka sendiri. Akibat dari ini semua, kemiskinan yang melanda negeri, lemahnya pemerintahan, dan hilangnya secara perlahan-lahan wilayah kekuasaan Cina memicu banyak pemberontakan.
PEMALSUAN MANUSIA PILTDOWN
Salah satu bukti menarik betapa teori evolusi memberikan inspirasi bagi imperialisme Inggris adalah skandal manusia Piltdown.
Pada tahun 1912, sebuah tengkorak aneh ditemukan di daerah Piltdown, Inggris. Charles Dawson, ilmuwan yang menemu-kannya, beserta timnya mengumumkan bahwa tengkorak tersebut berasal dari makhluk separuh kera separuh manusia. Arthur Keith, ahli anatomi evolusionis terkemuka memeriksa fosil tersebut dan membenarkan temuannya.
Namun, Dawson dan Keith menegaskan satu hal penting. Otak fosil tersebut berukuran sama dengan otak manusia modern. Akan tetapi tulang rahangnya memiliki ciri mirip kera.
Tiba-tiba otak manusia Piltdown menjadi kebanggaan masyarakat Inggris. Karena ditemukan di Inggris, tengkorak ini pastilah nenek moyang bangsa Inggris. Menurut masyarakat Inggris, volume otak yang lebih besar menandakan bahwa mereka telah berevolusi lebih dahulu sebelum ras-ras lain, dan, oleh karenanya, mereka lebih unggul.
Inilah alasan mengapa penemuan manusia
Piltdown membangkit-kan kegembiraaan luar biasa di Inggris. Koran-koran menampilkannya sebagai judul utama, dan kerumunan masyarakat bersuka cita merayakan penemuan tersebut. Pemerintah Inggris bahkan memberi gelar kesatria kepada Arthur Keith untuk penemuannya.
Ahli paleontologi evolusionis terkenal, Don Johanson, menjelaskan kaitan antara manusia Piltdown dan imperialisme Inggris:
Penemuan Piltdown sangat Eurosentris. Tidak hanya otaknya yang memiliki "keunggulan", tapi bangsa Inggris juga memiliki keunggulan.*
Inspirasi yang didapatkan Inggris dari penemuan manusia Piltdown berlangsung hanya hingga tahun 1953, ketika Kenneth Oakley, ilmuwan yang memeriksa ulang fosil tersebut dengan lebih teliti, mengungkapnya sebagai pemalsuan terbesar abad ke-20. Fosil tersebut dibuat dengan merekatkan rahang orang utan pada tengkorak manusia.
*Don Johnson, In Search of Human Origins, 1994 WHGB Educational Foundation

Apa yang dialami Cina hanyalah salah satu akibat politik yang dijalankan Inggris. Di sepanjang abad ke-19, penindasan dan beragam penderitaan akibat penjajahan Inggris dialami oleh wilayah-wilayah seperti Afrika Selatan, India dan Australia.
Membenarkan penindasan oleh Inggris ini adalah tugas para sosiolog dan ilmuwan Inggris. Dan Charles Darwin adalah tokoh terpenting dan yang paling berperan dari kelompok tersebut. Darwinlah yang menyatakan bahwa selama evolusi berlangsung terdapat "ras-ras unggul", yakni "ras kulit putih", dan menunjukkan bahwa penindasan oleh bangsa kulit putih terhadap ras-ras lain hanyalah sebuah "hukum alam."
Karena pembenaran Darwin terhadap rasisme penjajah, ilmuwan terkenal keturunan Cina, Kenneth J.Hsü, ketua jurusan Geografi, Swiss Federal Institute of Technology, melukiskan Darwin sebagai "seorang ilmuwan terhormat zaman Victoria, dan tokoh terkemuka masyarakat yang telah mengirim kapal meriam untuk memaksa pengiriman opium ke Cina, semuanya atas nama kompetisi (dalam perdagangan bebas) dan kemampuan bertahan hidup bagi yang terkuat." 22
Kebencian Darwin terhadap Bangsa Turki
Sasaran paling utama bagi penjajahan Inggris di akhir abad ke-19 adalah Kekhalifahan Utsmaniyyah.
Di masa itu, imperium Utsmaniyyah memerintah wilayah sangat luas yang terbentang dari Yaman hingga Bosnia-Herzegovina. Namun hingga saat itu, wilayah yang sebelumnya damai, tentram dan stabil tersebut menjadi sulit untuk diatur. Penduduk Kristen yang berjumlah sedikit mulai melakukan pemberontakan dengan dalih ingin merdeka, dan kekuatan militer raksasa seperti Rusia mulai mengancam kedaulatan Kekhalifahan Utsmaniyyah.
Di seperempat terakhir abad ke-19, Inggris dan Prancis bersekutu dengan sejumlah kekuatan yang ingin menyerang Kekhalifahan Utsmaniyyah. Inggris secara khusus mengincar propinsi-propinsi di bagian selatan Kekhalifahan Utsmaniyyah. Perjanjian Berlin, yang ditandatangani pada tahun 1878, adalah wujud keinginan para penjajah Eropa untuk memecah belah wilayah Utsmaniyyah. Lima tahun kemudian, yakni pada tahun 1882, Inggris menduduki Mesir, yang masih merupakan wilayah Kekhalifahan Utsmaniyyah. Inggris mulai melancarkan siasatnya untuk mengambil alih wilayah kekuasaan Utsmaniyyah di Timur Tengah di kemudian hari.
Seperti biasanya, Inggris mendasarkan politik penjajahan ini pada paham rasisme. Pemerintah Inggris dengan sengaja berusaha menampilkan bangsa Turki, yang menjadi bagian utama penduduk Utsmaniyyah, dan negara Utsmaniyyah secara khusus, sebagai bangsa "terbelakang".
Perdana Menteri Inggris William Ewart Gladstone secara terbuka mengatakan bahwa orang-orang Turki mewakili bagian dari umat manusia yang bukan manusia, dan demi kepentingan peradaban mereka, mereka harus digiring kembali ke padang rumput Asia dan dihapuskan dari Anatolia.23
Perkataan ini, dan semisalnya, digunakan selama puluhan tahun oleh pemerintah Inggris sebagai alat propaganda melawan bangsa Utsmaniyyah. Inggris berupaya menampilkan Turki sebagai bangsa terbelakang yang harus tunduk kepada ras-ras Eropa yang lebih maju.

KEBENCIAN DARWIN TERHADAP BANGSA TURKI SEBAGAIMANA TERTULIS DALAM SURAT PRIBADINYA
Charles Darwin menggunakan teorinya guna memperkokoh rencana politik Inggris melawan Kekhalifahan Utsmaniyyah, dan berupaya menampilkan Turki sebagai bangsa yang berasal dari ras rendah. Di masa kini, musuh bangsa Turki masih saja menjadikan pernyataan Darwin yang tidak masuk akal ini sebagai dalih.

Yang menjadi "landasan ilmiah" bagi propaganda ini adalah Charles Darwin!
Sejumlah pernyataan Darwin tentang bangsa Turki muncul dalam buku berjudul The Life and Letters of Charles Darwin yang terbit pada tahun 1888. Darwin mengemukakan bahwa dengan menghapuskan "ras-ras terbelakang" seleksi alam akan mampu berperan dalam pembangunan peradaban, dan kemudian menuturkan perkataan yang sama persis sebagaimana berikut ini tentang bangsa Turki:
Saya dapat menunjukkan bahwa peperangan dalam rangka seleksi alam telah dan masih lebih memberikan manfaat bagi kemajuan peradaban daripada yang tampaknya cenderung anda akui. Ingatlah bahaya yang harus dialami bangsa-bangsa Eropa, tak sampai berabad-abad yang lalu, karena dikalahkan oleh orang-orang Turki, dan betapa bodohnya jika pandangan seperti ini sekarang masih ada! Ras-ras 'Kaukasia' yang lebih beradab telah mengalahkan bangsa Turki hingga tak berdaya dalam peperangan untuk mempertahankan hidup. Melihat dunia masa depan yang tidak begitu lama lagi, betapa tak terhitung jumlah ras-ras rendah yang akan dimusnahkan oleh ras-ras lebih tinggi dan berperadaban di seluruh dunia.24

PERANG GALLIPOLI
Pada pertempuran Gallipoli, pasukan Turki berperang dengan gagah berani melawan pasukan musuh yang dipimpin oleh Inggris, dan kehilangan 250.000 anggota pasukannya.
Pernyataan Darwin yang tidak masuk akal ini adalah alat propaganda tertulis untuk mendukung politik Inggris yang ingin menghancurkan Kekhalifahan Utsmaniyyah. Dan alat propaganda ini ternyata cukup ampuh. Perkataan Darwin yang pada intinya berarti "Bangsa Turki akan segera musnah, ini adalah hukum evolusi" memberi semacam 'pembenaran ilmiah' bagi propaganda Inggris dengan tujuan menciptakan kebencian terhadap orang-orang Turki.
Keinginan Inggris untuk mewujudkan ramalan Darwin pada intinya terpenuhi dalam Perang Dunia Pertama. Perang besar ini, yang dimula


Stern (No: 40/1992) memberitakan:
Lagu yang dinyanyikan pendukung sayap kanan radikal menjadi musik mars yang membangkitkan tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang-orang asing. Kaum muda, yang semakin hari jumlahnya semakin bertambah, khususnya di negara-negara bagian Jerman yang baru, menjadi tergugah semangatnya oleh ritme musik agresif ini.
ALIANSI MENGERIKAN ANTARA DARWINISME DAN FASISME
Aliansi Berdarah Antara Darwin dan Hitler
Nazisme lahir di tengah kekacauan di Jerman yang menderita kekalahan dalam perang dunia pertama. Pemimpin partai ini adalah Adolf Hitler, sosok pemarah dan agresif. Rasisme melandasi cara pandang Hitler terhadap dunia. Ia meyakini Arya, yang merupakan ras utama bangsa Jerman, sebagai ras paling unggul di atas semua ras lain, sehingga sudah sepatutnya memimpin mereka. Ia memimpikan bahwa ras Arya akan mendirikan imperium dunia yang akan bertahan selama 1000 tahun.
Landasan ilmiah yang digunakan Hitler bagi teori rasis ini adalah teori evolusi Darwin. Tokoh utama yang mempengaruhi pemikiran Hitler, yakni sejarawan rasis Jerman Herinrich Von Treitschke, sangat dipengaruhi teori evolusi Darwin dan mendasarkan pandangan rasisnya pada Darwinisme. Ia sering berkata, "Bangsa-bangsa hanya mampu berkembang melalui persaingan sengit sebagaimana gagasan Darwin tentang kelangsungan hidup bagi yang terkuat," dan memaklumkan bahwa ini berarti peperangan tanpa henti yang tak terhindarkan. Ia berpandangan bahwa, "Penaklukan dengan pedang adalah cara untuk membangun peradaban dari kebiadaban dan ilmu pengetahuan dari kebodohan." Ia berpendapat, "Ras-ras kuning tidak memahami ketrampilan seni dan kebebasan politik. Sudah menjadi takdir ras-ras hitam untuk melayani bangsa kulit putih dan menjadi sasaran kebencian orang kulit putih untuk selamanya..."43



Saat membangun teorinya, Hitler, sebagaimana Treitschke, mendapatkan ilham dari Darwin, terutama gagasan Darwin tentang perjuangan untuk bertahan hidup. Judul bukunya yang terkenal, yakni Mein Kampf (Perjuangan Saya), telah terilhami oleh gagasan tersebut. Seperti halnya Darwin, Hitler memberikan status kera pada ras selain Eropa, dan mengatakan, "Singkirkan bangsa Jerman Nordik dan tidak ada yang tersisa kecuali tarian para kera".44


Dalam rapat umum partai pada tahun 1933 di Nuremberg, Hitler mengatakan bahwa, "ras yang lebih tinggi menjajah ras yang lebih rendah…sebuah kebenaran yang kita saksikan di alam dan yang dapat dianggap sebagai satu-satunya kebenaran yang mungkin," karena didasarkan pada ilmu pengetahuan.45

Hitler dan bukunya Mein Kampf yang berisi ulasan tentang ideologinya.
Hitler, yang meyakini keunggulan ras Arya, mempercayai keunggulan tersebut sebagai pemberian alam. Dalam buku Mein Kampf ia menulis sebagai berikut:
Orang-orang Yahudi membentuk ras pesaing lebih rendah di bawah manusia, yang telah ditakdirkan oleh warisan biologis mereka sebagai yang terhina, sebagaimana ras Nordik telah dinobatkan sebagai yang terhormat… Sejarah akan berpuncak pada sebuah imperium milenium baru dengan kemegahan yang tiada tara, yang berlandaskan pada hirarki baru berdasarkan ras sebagaimana ketentuan alam itu sendiri.46
Hitler, yang menganggap manusia sebagai jenis binatang yang sangat maju, percaya bahwa untuk mengatur proses evolusi, diperlukan pengambil-alihan kendali proses tersebut ke tangannya sendiri dalam rangka membangun ras manusia Arya, daripada membiarkannya diatur oleh kekuatan alam dan peristiwa kebetulan. Dan inilah tujuan akhir pergerakan Nazi. Untuk mewujudkan tujuan ini, langkah awalnya adalah memisahkan, dan mengucilkan ras-ras lebih rendah dari ras Arya yang dianggap paling unggul.
Di sinilah Nazi mulai menerapkan Darwinisme dengan mengambil contoh dari "teori eugenika" yang bersumber pada Darwinisme.
Teori Eugenika Didasarkan pada Gagasan Darwin
Teori eugenika muncul di pertengahan awal abad ke-20. Eugenika berarti membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta "memperbaiki" ras manusia dengan memperbanyak jumlah individu sehat. Sebagaimana hewan jenis unggul dapat dibiakkan dengan mengawinkan induk-induk hewan yang sehat, maka berdasarkan teori ini ras manusia pun dapat diperbaiki melalui cara yang sama.

Francis Galton (kiri) dan Leonard Darwin (kanan).
Seperti telah diduga, yang memunculkan program eugenika adalah para Darwinis. Para pemuka pergerakan eugenika di Inggris adalah sepupu Charles Darwin, Francis Galton, dan anaknya Leonard Darwin.
Telah jelas bahwa gagasan eugenika merupakan akibat alamiah Darwinisme. Bahkan, kebenaran tentang eugenika ini mendapatkan tempat istimewa dalam berbagai penerbitan yang mendukung eugenika, "Eugenika adalah pengaturan mandiri evolusi manusia", bunyi salah satu tulisan tersebut.
Kenneth Ludmerer, ahli sejarah kedokteran di Washington University, mengemukakan bahwa gagasan eugenika seusia dengan gagasan Republik Plato, tapi ia juga menambahkan bahwa Darwinisme merupakan penyebab munculnya ketertarikan terhadap gagasan eugenika di abad ke-19:

Ernst Haeckel
…pemikiran eugenika modern muncul hanya pada abad ke-19. Adanya ketertarikan terhadap eugenika selama abad itu disebabkan oleh banyak hal. Di antara yang terpenting adalah teori evolusi, sebab gagasan Francis Galton tentang eugenika - dan dialah yang menciptakan istilah eugenika - adalah akibat logis langsung dari doktrin ilmiah yang dikemukakan sepupunya, Charles Darwin.47
Di Jerman, orang pertama yang terpengaruh dan kemudian menyebarkan teori eugenika adalah ahli biologi evolusionis terkenal Ernst Haeckel. Haeckel adalah teman dekat sekaligus pendukung Darwin. Untuk mendukung teori evolusi, ia mengemukakan teori "rekapitulasi", yang menyatakan bahwa embrio dari berbagai makhluk hidup menyerupai satu sama lain. Di kemudian hari diketahui ternyata Haeckel telah memalsukan data ketika memunculkan pendapatnya ini.
Selain membuat pemalsuan ilmiah, Haeckel juga menyebarkan propaganda eugenika. Ia menyarankan agar bayi cacat yang baru lahir segera dibunuh karena hal ini akan mempercepat evolusi pada masyarakat manusia. Ia bahkan melangkah lebih jauh dengan mengatakan para penderita lepra dan kanker serta yang berpenyakit mental harus dibunuh dengan tanpa ada masalah, sebab jika tidak, mereka akan membebani masyarakat dan memperlambat evolusi.
Peneliti Amerika George Stein berkesimpulan tentang dukungan buta Haeckel terhadap teori evolusi dalam artikelnya di majalah American Scientist sebagai berikut:
…[Haeckel] berpendapat bahwa Darwin benar…manusia, tanpa perlu dipertanyakan lagi, berevolusi dari dunia hewan. Demikianlah, dari sini langkah maut telah diambil saat Haeckel pertama kali mengemukakan Darwinisme ke seluruh penjuru Jerman, keberadaan manusia secara sosial dan politik dikendalikan oleh hukum-hukum evolusi, seleksi alam, dan biologi, sebagaimana dikemukakan secara jelas oleh Darwin. Untuk berpendapat sebaliknya adalah pandangan takhayyul yang ketinggalan zaman.48
Orang-orang tua dan berpenyakit dibunuh menurut kebijakan eugenika Hitler.
Haeckel meninggal pada tahun 1919. Tapi gagasannya diwarisi oleh kaum Nazi. Segera setelah Hitler meraih kekuasaan, program resmi eugenika mulai diterapkan. Hitler menyatakan kebijakan baru tersebut dalam kalimat berikut ini:
Dalam negara yang populer, pendidikan akal dan jasmani akan memainkan peranan penting, tetapi seleksi manusia pun sama pentingnya…Negara bertanggung jawab memutuskan ketidaklayakan bereproduksi kepada siapapun yang jelas-jelas sakit atau berkelainan secara genetis… dan harus menjalankan tanggung jawab ini tanpa merasa kasihan dengan tidak mempedulikan apakah orang tersebut mengerti atau tidak…. Penghentian kelahiran keturunan yang lemah jasmani atau cacat mental dalam waktu hanya 600 tahun akan berujung pada…perbaikan tingkat kesehatan manusia yang saat ini sulit diwujudkan. Jika tingkat kesuburan anggota paling sehat dari ras ini tercapai dan terencana, yang akan dihasilkan adalah suatu ras yang…telah kehilangan benih-benih cacat jasmani dan ruhani yang untuk saat sekarang masih kita bawa.49
Demi menjalankan kebijakan Hitler ini, penderita kelainan jiwa, orang cacat, orang buta sejak lahir, dan penderita penyakit genetis dalam masyarakat Jerman, dikurung dalam "pusat-pusat sterilisasi" khusus. Mereka dianggap parasit yang membahayakan kemurnian dan kelancaran perjalanan evolusi ras Jerman. Di kemudian hari, mereka yang dikucilkan dari masyarakat ini dibunuh melalui perintah rahasia Hitler.

Pemenang medali emas Olimpiade 1936 di Berlin, Jesse Owens, tidak diberi ucapan selamat oleh Hitler hanya karena kulitnya hitam.
Pembunuhan ini dikemukakan sebagai hal yang sama sekali beralasan dan mereka yang dianggap rendah secara genetis digambarkan sebagai manusia "tidak menguntungkan" yang menghalangi kemajuan bangsa. Sejumlah kelompok masyarakat, termasuk beragam ras dan suku bangsa tertentu, yang dianggap berkelas rendah lambat-laun mulai dijadikan sasaran. Selanjutnya, orang tua berpenyakit, pengidap penyakit kuning, penderita kelainan mental parah, tuli dan bisu, dan bahkan mereka yang berpenyakit parah dijadikan korban. Setelah atlit berkulit hitam Jesse Owens memenangkan empat medali emas di Olimpiade Berlin tahun 1936, Hitler, meskipun mengucapkan selamat kepada semua peserta lomba, menolak untuk mengucapkannya kepada Jesse Owens dan meninggalkan stadion. Sejumlah evolusionis bahkan mengemukakan pandangan bahwa secara evolusi wanita lebih rendah dari pria. Dr. Robert Wartenberg, yang kemudian menjadi profesor neurologi terkemuka di California, berusaha membuktikan hal tersebut dengan beralasan bahwa wanita tidak akan mampu bertahan hidup kecuali 'dilindungi oleh pria'. Ia menyimpulkan, oleh karena wanita yang lemah tersebut tidak tersisihkan dengan cepat akibat perlindungan ini, evolusi pun berjalan lambat, dan karenanya seleksi alam kurang berlaku pada wanita dibanding pada pria. Berdasarkan pemikiran ini, kaum wanita Jerman era Nazi secara terbuka dilarang memiliki jenis pekerjaan tertentu.50

Menyusul perkembangan Darwinisme dan gagasan eugenika di Jerman, "para ilmuwan ras" secara terbuka mendukung pembunuhan anggota atau bagian masyarakat yang tidak diinginkan dari penduduk Jerman. Salah satu ilmuwan ini, Adolf Jost, "mengeluarkan seruan dini bagi pembunuhan medis secara langsung dalam sebuah buku yang terbit pada tahun 1895, Das Recht auf den Tod (The Right to Death). Ia beralasan, "demi mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, negara wajib memikul tanggung jawab atas kematian individu-individunya." Adolf Jost adalah penasehat Adolf Hitler yang menampakkan diri di panggung politik selama hampir 30 tahun kemudian. "Negara wajib memastikan bahwa hanya individu sehat yang melahirkan anak," kata Hitler. "Negara harus menyatakan ketidaklayakan untuk memiliki keturunan bagi mereka yang terlihat berpenyakit atau yang menderita penyakit keturunan sehingga dapat mewariskan ke keturunannya."51

Menurut undang-undang yang dikeluarkan pada tahun 1933, 350.000 penderita cacat mental, 30.000 orang jipsi, dan ratusan anak berkulit hitam dimandulkan dengan cara pengebirian, penggunaan sinar X, penyuntikan, dan kejutan listrik pada alat kelamin. Seorang perwira Nazi berkata, "Sosialisme kebangsaan tidak lain hanyalah biologi terapan".52

Hitler mengumpulkan wanita-wanita berambut pirang dan bermata biru, dan menjaga agar mereka selalu bergaul dengan para perwira SS Nazi. Dengan cara ini ia bermimpi membangun ras paling unggul.

Selain upaya percepatan pembangunan ras Jerman dengan cara membunuh dan menerapkan berbagai kebijakan kejam terhadap masyarakat tak berdosa, Hitler juga menerapkan hal lain yang diperlukan bagi eugenika. Pria dan wanita berambut pirang dan bermata biru, yang dianggap mewakili ras Jerman, dianjurkan untuk saling berhubungan dan melahirkan keturunan. Pada tahun 1935 ladang-ladang reproduksi khusus didirikan untuk tujuan tersebut. Ladang-ladang ini, di mana para wanita muda yang memenuhi persyaratan ras Jerman ditempatkan, seringkali dikunjungi oleh satuan pasukan SS Nazi. Bayi-bayi zina yang lahir di tempat tersebut dibesarkan agar kelak menjadi prajurit imperium Jerman yang diharapkan akan berusia 1.000 tahun.
Pemurnian Ras Arya oleh Nazi

PENYIMPANGAN RAS INDUK
Para perwira Nazi, yang telah dididik dengan pemikiran evolusi, berusaha mencari ras induk dengan mengukur tempurung kepala, hidung dan dahi.
Kaum Nazi kembali menggunaan pemikiran Darwinis untuk menyatakan tanpa bukti tentang keunggulan ras Arya. Darwin mengemukakan bahwa saat manusia sedang berevolusi, tengkorak mereka tumbuh membesar. Kaum Nazi sangat meyakini gagasan ini dan mulai melakukan pengukuran tengkorak untuk menunjukkan ras Jerman sebagai yang paling unggul. Di seluruh penjuru Jerman Nazi, pembandingan dilakukan demi membuktikan tengkorak Jerman lebih besar dibanding ras-ras lain. Gigi, mata, rambut, dan ciri tubuh lainnya diperiksa berdasarkan ketentuan evolusi. Mereka yang kedapatan tidak bersesuaian dengan ketentuan ras Jerman dibinasakan menurut kebijakan eugenika.

Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan" (QS. Al-Baqarah, 2:205)

Segala kekejaman ini dilaksanakan dalam rangka menerapkan prinsip Darwinis dalam masyarakat manusia. Sejarawan Amerika Michael Gordin, pengarang buku The Nazi Doctors and The Nuremberg Code, mengungkap kenyataan tersebut sebagai berikut:
Saya pikir apa yang telah terjadi adalah adanya kesesuaian sempurna antara ideologi Nazi dan Darwinisme Sosial dan pemurnian ras saat terjadi perkembangan di peralihan abad ke-20.53
Perihal ini, George Stein menjelaskan:

Sebagaimana Hitler, Heinrich Himmler, pemimpin Gestapo, serta para perwira Nazi lainnya berpandangan Darwinis, sehingga menjadikan mereka berpola pikir rasis dan bengis.
Sosialisme kebangsaan, atau apapun namanya, pada intinya adalah usaha pertama kali yang dilakukan secara sadar untuk membangun masyarakat politik di atas landasan kebijakan biologis yang jelas: kebijakan biologis yang sejalan penuh dengan fakta ilmiah revolusi Darwin.54
Evolusionis terkenal Sir Arthur Keith berkata tentang Hitler sebagaimana berikut:
Pemimpin Jerman adalah seorang evolusionis; ia telah dengan sadar menjadikan Jerman sejalan dengan teori evolusi.55
Pengarang buku Darwin: Before and After, Robert Clarke menyimpulkan bahwa Adolf Hitler: " … terpikat oleh pelajaran tentang evolusi - mungkin sejak ia masih anak-anak. Hitler beralasan…bahwa ras lebih unggul akan selalu menaklukkan ras lebih rendah."56 Filsafat politik Jerman Nazi terbentuk di bawah pengaruh gagasan Hitler ini.
Pengarang buku Race and Reich, Joseph Tenenbaum mengemukakan filsafat politik Jerman dibangun di atas keyakinan bahwa yang diperlukan bagi perkembangan evolusi adalah:
…perjuangan, seleksi, dan keberlangsungan hidup bagi yang terkuat, semua gagasan dan pemikiran dirumuskan … oleh Darwin … tetapi telah mulai tumbuh subur dalam filsafat sosial Jerman abad ke-19. … Sehingga memunculkan doktrin tentang hak alamiah Jerman untuk memerintah dunia berdasarkan kekuatan yang lebih unggul …imperium Jerman di atas bangsa-bangsa yang lebih lemah, sebagaimana hubungan "palu dan landasan tempa".57
Di antara para pemimpin Nazi, Adolf Hitler bukanlah satu-satunya yang melancarkan "peperangan evolusi ideologis". Heinrich Himmler, pemimpin Gestapo, "menyatakan hukum alam harus dibiarkan menjalankan perannya pada kelangsungan hidup bagi yang terkuat". Bahkan, seluruh pemimpin Nazi menaruh keyakinan kuat pada evolusi dan rasisme Jerman, sebagaimana kebanyakan para ilmuwan dan pengusaha Jerman selama tahun-tahun suram tersebut.


Kebencian Hitler Terhadap Agama


Alasan lain mengapa Hitler sangat menekankan pentingnya teori evolusi adalah karena ia memahami teori ini sebagai senjata melawan kepercayaan agama. Hitler memiliki kebenciaan mendalam terhadap agama-agama wahyu. Nilai moral seperti cinta, belas kasih, dan kerendahan hati, yang diajarkan agama, merupakan halangan besar bagi kemunculan sosok manusia Arya yang beringas dan ahli perang yang ingin diciptakan oleh kaum Nazi. Oleh karenanya, setelah Nazi meraih kekuasaan pada tahun 1933 mereka berusaha mengembalikan masyarakat Jerman kepada keyakinan paganisme mereka di masa lalu. Swastika, lambang yang berasal dari kebudayaan pagan kuno, adalah tanda kembalinya kebudayaan ini. Upacara Nazi yang diadakan di setiap penjuru tempat di Jerman adalah penghidupan kembali upacara keagamaan paganisme kuno. Jadi, tidaklah mengherankan bila ternyata gagasan evolusi, yang merupakan warisan kebudayaan paganisme, sangat bersesuaian dengan ideologi Nazisme. Hitler pernah mengungkapkan sikapnya terhadap agama Kristen saat ia menyatakan secara terbuka bahwa agama adalah suatu:
… kebohongan terorganisir [yang] mesti dihancurkan. Negara harus tetap menjadi penguasa mutlak. Ketika masih muda, saya berpendapat tentang perlunya memulai [penghancuran agama] … dengan dinamit. Sejak itu saya menyadari pentingnya kehati-hatian dalam hal ini …Pada akhirnya… di kursi Kepausan di St. Peter, akan duduk seorang lelaki sangat tua dan lemah; dan sejumlah perempuan tua berwajah buruk yang mengelilinginya… Yang muda dan sehat adalah kami … Bangsa kita sebelumnya telah mampu hidup dengan baik tanpa agama ini. Saya mempunyai enam divisi pasukan SS yang sama sekali tidak mempedulikan ajaran agama.59

Swastika yang digunakan Hitler adalah lambang yang berasal dari kebudayaan pagan kuno.
Daniel Gasman mengungkap alasan tentang kebencian Hitler terhadap agama dalam bukunya The Scientific Origins of National Socialism:
Hitler menegaskan dan memberikan perhatian khusus kepada gagasan evolusi biologis sebagai senjata paling ampuh melawan agama tradisional dan ia berulang kali menyalahkan agama Kristen karena penentangannya terhadap pengajaran evolusi… Bagi Hitler, evolusi adalah simbul bagi ilmu pengetahuan modern dan peradaban.60
Sebenarnya, penyebab utama berbagai bencana dunia di abad ke-20 yang tak terhitung jumlahnya adalah perilaku manusia seperti Hitler dan kaum Nazi yang tidak beragama. Orang-orang yang mengingkari keberadaan Allah ini dan percaya bahwa manusia telah berevolusi menjadi binatang yang lebih maju dan berkembang, merasa dirinya tidak diawasi, dan tidak perlu bertanggung jawab kepada siapapun. Ketiadaan rasa takut kepada Allah dan hari kemudian menjadikan mereka melakukan kebiadaban dan kedzaliman tanpa batas; mereka membunuh jutaan orang tanpa belas kasih. Kesengsaraan dan penderitaan yang terjadi dalam masyarakat tak beragama dapat terlihat dengan jelas pada kasus Hitler. Dan tidak hanya Hitler: seperti yang akan kita lihat; Stalin, Mao, Pol Pot, Franco, Mussolini dan para tokoh lain yang telah menjadikan abad ke-20 bermandikan darah, adalah mereka yang sama sekali tidak mengenal agama. Sebuah pelajaran sudah sepatutnya diambil dari mimpi buruk ini, yang berpangkal dari pengingkaran terhadap agama.

Pertemuan akbar Nazi menyerupai upacara-upacara pagan kuno.

Sebaliknya, mereka yang takut kepada Allah dan hidup dalam naungan Alquran akan selalu membawa kedamaian, ketenangan, keamanan, kemakmuran, dan pencerahan bagi masyarakat. Manusia yang beriman kepada agama Allah tidak akan pernah mengusik kedamaian di belahan dunia manapun, sebaliknya mereka selalu menganjurkan kasih sayang, persahabatan, kesetiaan dan kerja sama.

Hitler bertanggung jawab atas terbunuhnya jutaan manusia, dan jutaan lagi yang terlantar tanpa pertolongan dan tempat bernaung. Ideologi biadabnya didasarkan pada gagasan Darwin tentang ras unggul dan ras rendah. Dan ia tidak ragu-ragu untuk membunuh mereka yang dianggap berasal dari ras-ras rendah.







Gambar-gambar ini memperlihatkan dengan sekilas penderitaan, ketakutan, kengerian, dan kesedihan yang ditimpakan Hitler dan mereka yang sepaham dengannya kepada umat manusia. Darwinisme, yang menjadi sumber utama mimpi buruk ini, masih terus menimbulkan penderitaan bagi manusia di seluruh penjuru dunia.
Bencana Dasyat yang Ditimbulkan oleh Si Darwinis-Fasis Mussolini
Sebagamana Hitler yang menentukan kebijakannya berdasarkan Darwinisme, rekan sezaman dan sekutunya Benito Mussolini juga berpijak pada pendapat dan konsep Darwinisme untuk membangun Italia di atas landasan imperialis dan Fasis.
Mussolini adalah Darwinis tulen, yang meyakini kekerasan sebagai kekuatan pendorong dalam sejarah, dan bahwa peperangan mendorong terjadinya revolusi. Menurutnya, "Keengganan Inggris untuk turut berperang hanya membuktikan kemunduran evolusi imperium Inggris."61
Di bagian kepala majalah The People Of Italy (Il Popolo d'Italia), yang didirikannya dengan bantuan dana dari pemerintah Prancis, ia mencantumkan frase, "Seseorang yang memiliki besi juga akan memiliki roti." Dengan kata lain ia mengatakan kepada masyarakat bahwa agar dapat mengisi perut mereka, mereka perlu kekuatan untuk berperang.
Mussolini menjadikan kapak sebagai lambang Fasisme dan Partai Fasis. Sebab kapak melambangkan peperangan, kekerasan, kematian, dan pembantaian.


Perilaku Mussolini, yang agresif dan cenderung pada kekerasan sebagaimana Fasis lainnya, diulas dalam buku karya Denis Mack Smith. Dalam bukunya, Smith menyatakan bahwa salah satu yang sangat diyakini Mussolini adalah agresi, dan naluri dasarnya adalah cenderung kepada kekerasan.62
Seperti halnya para Darwinis-Fasis lainnya, kebijakan Mussolini yang cenderung menyukai perang, agresif, dan menindas menyebabkan banyak manusia terbantai, terlunta-lunta tanpa tempat tinggal dan keluarga, serta negara yang hancur lebur. Kekerasan dan penindasan yang dilakukan, oleh para Blackshirts (pasukan Berbaju Hitam), tidak hanya di negerinya sendiri, tapi juga di negara lain. Pada tahun 1935 ia menduduki Etopia, dan hingga tahun 1941 telah memusnahkan 15.000 orang. Ia dengan segera mendukung dan membenarkan pendudukannya atas Etiopia berdasarkan pandangan rasialis Darwinisme. Menurut Mussolini, orang-orang Etopia berkedudukan lebih rendah karena berasal dari ras hitam, dan diperintah oleh ras lebih unggul seperti bangsa Italia sudah sepatutnya menjadi kehormatan bagi mereka.
Di sisi lain, ia melanjutkan penindasan terhadap kaum Muslimin sejak pendudukan Italia atas Libia pada tanggal 3 Oktober 1911, dan bahkan meningkatkan serangan yang ditujukan kepada umat Islam. Pendudukan tersebut berakhir dengan kematian Mussolini melalui kesepakatan yang dibuat pada tanggal 10 Februari 1947. Dalam rentang waktu ini, 1,5 juta kaum Muslimin meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya terluka.

Pasukan pembunuh bentukan Mussolini, the Blackshirts.

Mussolini, yang terkenal dalam sejarah karena kekejaman dan penindasannya, menjelaskan Fasisme yang ia bela dan ia terapkan dalam sebuah pidato:
Fasisme bukan lagi berarti pembebasan akan tetapi kedzaliman, bukan lagi sebagai pelindung negara tapi pengaman kepentingan individu.63
Seperti yang telah kita pahami dari apa yang terjadi pada masa Hitler dan Mussolini, Fasisme - di mana yang kuat dan kejam adalah yang benar dan paling unggul, di mana satu-satunya cara mencapai keberhasilan dan kemajuan adalah melalui keberingasan, penyerangan, kekerasan, dan peperangan - adalah penerapan gagasan Darwin tentang "Yang kuat hidup, yang lemah mati" dan mengakibatkan penderitaan jutaan manusia.

Seorang anggota Parlemen yang berbicara menentang Mussolini diculik dan dibunuh di siang hari. Gambar di atas memperlihatkan pemindahan mayatnya dari hutan tempat di mana ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Franco dan Penindasan Rakyat Spanyol


Satu lagi pemimpin berhaluan fasis yang menyebabkan abad ke-20 banjir darah adalah Franco. Ia membentuk gerakan "Falange" di Spanyol dengan dukungan para tokoh Darwinis Fasis, yakni Hitler dan Mussolini, dan menyebabkan terjadinya penderitaan dan penindasan bagi warga Spanyol. Franco menyeret rakyatnya kepada perang sipil, membangkitkan permusuhan atar saudara, bapak melawan anaknya.
Selama perang sipil Spanyol, rata-rata 250 orang terbunuh setiap harinya di Madrid, 150 di Barcelona, dan 80 di Seville. Sejumlah hukuman mati dilakukan dengan menancapkan paku ke kepala. Pembantaian tanpa belas kasihan terjadi hampir di seluruh pelosok negeri. Misalnya, di desa kecil di kawasan pengunungan sebelah Utara Madrid, 31 warganya ditahan karena tidak memberikan suaranya pada Franco, dan 13 di antaranya diangkut keluar dari desa menggunakan truk dan dibunuh di pinggir jalan. Para fasis memasuki sebuah kota berpenduduk 11.000 jiwa dekat Seville, dan membunuh lebih dari 300 orang. Akibat kekejaman yang terus berlangsung seperti ini, 800.000 orang terbunuh dalam perang sipil ini, 200.000 lebih dihukum mati atas perintah Franco, dan jutaan orang lainnya terluka atau cacat.
Franco Memberi Hitler Penduduk sebuah Desa secara Keseluruhan untuk melakukan uji senjata


Pendukung paling utama Franco dalam perang sipil tersebut adalah Hitler dan Mussolini. Franco tidak begitu saja menerima dukungan sekutunya tanpa imbalan apapun. Ia membuat salah satu persetujuan paling biadab dan paling kejam dalam sejarah dengan menghadiahkan kota-kota kecil seperti Guernica kepada Nazi untuk dijadikan sasaran pengujian senjata baru mereka:
Di pagi hari tanggal 5 Mei 1937, penduduk kota kecil Guernica terjaga dan kemudian menemui ajal akibat pesawat-pesawat pembom raksasa beserta berton-ton bomnya, begitulah keajaiban baru teknologi Nazi. Kota kecil tersebut telah dibiarkan oleh Franco untuk dijadikan tempat uji coba pesawat-pesawat Nazi.64
Peristiwa ini hanyalah salah satu akibat filsafat menyesatkan yang menganggap manusia sebagai binatang percobaan. Filsafat ini - yang menyebabkan ribuan orang mati hanya untuk dijadikan sarana uji coba kekuatan senjata dan yang menjadikan ribuan lainnya cacat, terluka dan tersiksa - masih hidup hingga sekarang dengan beragam penampakan yang berbeda. Hal ini akan terus berlanjut selama filsafat para Darwinis serta kedzaliman serupa, yang melihat manusia sebagai sejenis binatang dan perang sebagai jalan terbaik bagi kemajuan, senantiasa dipelihara agar tetap hidup.






Tidak ada belas kasih, bahkan terhadap anak-anak sekalipun, dalam perang sipil Spanyol, di mana Franco adalah tokoh yang paling bertanggung jawab. Orang-orang dipaksa keluar dari rumah-rumah mereka tanpa alasan apapun dan ditembak mati. Rakyat tak berdosa mati terbunuh, cacat dan kehilangan keluarga serta orang yang mereka cintai. Ini semua adalah wujud kebiadaban kaum fasis dalam kehidupan sehari-hari.

Peran Darwinisme dalam Mempersiapkan Perang Dunia
Pertama dan Kedua
Dalam bukunya Europe since 1870, Profesor sejarah terkenal asal Inggris James Joll menjelaskan salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia Pertama adalah keyakinan para pemimpin Eropa saat itu terhadap pemikiran Darwinis:
Kita telah melihat bagaimana gagasan Darwin sangat berpengaruh pada ideologi penjajahan di akhir abad ke-19, tapi penting untuk disadari bagaimana doktrin tentang perjuangan untuk bertahan hidup dan kelangsungan hidup bagi yang terkuat menjadi diyakini secara harfiah oleh sebagian besar pemimpin Eropa di tahun-tahun menjelang Perang Dunia Pertama. Misalnya, kepala staf angkatan bersenjata Austro-Hungaria, Franz Baron Conrad von Hoetzendorff, menulis dalam catatanya seusai perang tersebut:
Agama yang menganjurkan kasih sayang, pengajaran akhlak, dan doktrin filosofis terkadang justru melemahkan perjuangan manusia untuk bertahan hidup hingga titik terendah, tapi semua ini takkan pernah berhasil menghilangkannya sebagai kekuatan pendorong di dunia … Sejalan dengan prinsip utama ini, bencana perang dunia terjadi sebagai akibat adanya kekuatan pendorong dalam kehidupan negara dan rakyat, seperti halilintar yang sesuai sifat alaminya harus melepaskan energinya sendiri.
Dilihat dari latar belakang ideologis semacam ini, tuntutan Conrad tentang perlunya perang pencegahan demi mempertahankan kerajaan Austro-Hungaria dapat dipahami.
Kita telah melihat pula bagaimana pandangan ini tidak hanya diyakini oleh para tokoh militer, dan Max Weber, misalnya, sanga terlibat dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup dalam skala internasional. Ada lagi, Kurt Riezler, tangan kanan dan orang kepercayaan pribadi kanselir Jerman Theobald von Bethmann-Hollweg, pada tahun 1914 menulis: "Permusuhan yang abadi dan pasti pada dasarnya merupakan sifat bawaan yang telah ada dalam hubungan antar masyarakat; dan permusuhan yang kita saksikan di manapun... bukanlah akibat penyimpangan fitrah manusia akan tetapi itulah intisari (kehidupan) dunia dan sumber kehidupan itu sendiri.65
Friedrich von Bernhardi, seorang jenderal Perang Dunia Pertama dan penganut Darwinisme Sosial, tergolong pemimpin yang demikian pula. "Perang" menurutnya "adalah kebutuhan biologis"; ini "sama pentingnya dengan perjuangan oleh unsur-unsur alam lainnya"; perang "memberikan keputusan yang adil secara biologis", sebab keputusannya berpijak pada sifat paling mendasar dari segala sesuatu."66

Gambar halaman di sebelah kiri: pemandangan di London akibat pemboman pesawat tempur Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Seperti yang telah kita lihat, Perang Dunia Pertama terjadi karena para pemikir, jenderal, dan pemimpin Eropa menganggap berperang, menumpahkan darah, mengalami penderitaan, serta menimpakan penderitaan sebagai satu bentuk "kemajuan" dan hukum alam yang tak berubah. Inspirasi ideologis yang menyeret seluruh masyarakat masa itu kepada kehancuran melalui gagasan yang sama sekali palsu ini tidak lain adalah teori Darwin tentang "perjuangan untuk mempertahankan hidup" dan "ras-ras pilihan". Dua tahun setelah Bernardi mengucapkan perkataan tersebut, Perang Dunia Pertama, yang bertujuan mendorong perkembangan biologis, dimulai (!). Perang ini menyebabkan 8 juta orang mati, ratusan kota hancur, serta jutaan korban lain yang terluka, cacat, tuna wisma, dan kehilangan pekerjaan. Sumber utama peperangan yang dilancarkan Nazi, yang terjadi 21 tahun setelahnya dan menelan sekitar 50 korban jiwa, juga berasal dari Darwinisme.

Peperangan abad ke-20 menyebabkan kehancuran dasyat bagi umat manusia.
Hitler seringkali menghubungkan kebijakan perang dan pembantaian etnis yang dilakukannya dengan Darwinisme. Ia melihat perang tidak sekedar untuk melenyapkan ras-ras lemah, tapi juga untuk menyingkirkan anggota-anggota lemah dari ras induk. Jerman Nazi memuja perang sebagiannya karena alasan tersebut, sebab dalam benak mereka perang merupakan satu tahapan sangat penting bagi kemajuan ras.
Evolusionis A. E. Wiggam menjelaskan tentang "kepercayaan bahwa perang akan membuat manusia berkembang", sebagaimana yang menjadi dasar kebijakan Hitler, dalam buku yang terbit pada tahun 1922:
… pada satu masa manusia memiliki otak sedikit lebih besar dibanding sepupu antropoidnya, yaitu kera. Tapi, dengan menendang, menggigit, berkelahi…dan mengalahkan musuh-musuh yang kurang pintar darinya, dan dengan kenyataan bahwa mereka yang tidak memiliki cukup kemampuan dan kekuatan untuk melakukannya akan binasa, maka otak manusia menjadi besar dan berkembang lebih baik dalam hal kearifan dan kecerdasan, jikalau tidak dalam hal ukuran…67
Hitler mendapatkan dukungan dari para evolusionis seperti Wiggam dan menganggap perang sebagai keharusan bagi mereka yang ingin tetap hidup. Ia menyatakan ini secara terbuka dalam Mein Kampf:
Keseluruhan alam kehidupan adalah peperangan dasyat antara yang kuat dan yang lemah - dan kemenangan abadi ada pada pihak kuat atas pihak lemah. Bila tidak demikian, maka tiada sesuatupun kecuali kerusakan meliputi seluruh alam. Siapapun yang ingin hidup harus berjuang. Siapapun yang enggan berjuang di dunia ini, di mana perjuangan tanpa henti telah menjadi kaidah kehidupan, tidak berhak untuk tetap hidup. Untuk berpandangan di luar ini berarti "menghina" alam. Kesedihan, kesengsaraan, dan penyakit adalah balasan untuknya.68



Para Darwinis menyatakan bahwa yang kuat tetap bertahan setelah berjuang demi kelangsungan hidup, dan spesies yang dikembangkan melalui cara ini menjadi teradaptasikan ke masyarakat manusia. Dengan pandangan seperti ini, peperangan juga mulai dianggap sebagai keharusan demi kemajuan umat manusia. Misalnya, Hitler menganggap kehebatan Jerman bersumber pada pemusnahan warganya yang lemah melalui peperangan selama berabad-abad. Meskipun bangsa Jerman tidak asing dengan peperangan, pembenaran "ilmiah" baru merupakan dukungan terhadap kebijakan mereka yang suka perang.

Di lain tempat, Hitler juga menyatakan, "Peradaban manusia sebagaimana kita saksikan tidak akan ada kalau bukan karena perang yang terus-menerus."69

Para diktator dan penguasa Darwinis, yang meyakini perang sebagai jalan menuju kemajuan umat manusia, menghempaskan abad ke-20 ke kubangan darah. Mereka menebar kerusakan ke seluruh penjuru dunia.

Mengenai peperangan, Haeckel mengusulkan cara-cara biadab bangsa Sparta, salah satu negara kota yang membentuk Yunani kuno, harus dilaksanakan. Ia menulis, "dengan membunuh semuanya kecuali 'anak-anak sehat dan kuat' bangsa Spartan senantiasa dalam keadaan kuat dan prima."70
Perang dipandang sebagai "sesuatu yang sangat diperlukan untuk mengatur" populasi di seluruh Eropa, dan bukan hanya di Jerman. "Jika tidak dikarenakan peperangan", tulis tokoh Darwinis Sosial asal Jerman Friedrich Von Bernhardi, "kita mungkin akan mendapati ras rendah dan lemah mental menguasai mereka yang sehat dan bugar dengan kekayaan dan jumlah mereka. Pentingnya peperangan terletak pada kemampuannya mendorong terjadinya seleksi, karenanya peperangan menjadi keharusan biologis."71
Sebagaimana telah kita pahami sejauh ini, Hitler dan para penganut setia Nazi pendukungnya melihat perang sebagai sebuah keharusan berdasarkan inspirasi yang mereka peroleh dari Darwinisme. Dan dengan melaksanakan keharusan ini, mereka menimpakan berbagai penderitaan pada rakyaknya sendiri, dan pada masyarakat di negara lain. Dari sudut pandang ini, sungguh beralasan untuk mengatakan Charles Darwin sebagai salah seorang yang paling bertanggung jawab terhadap semua penderitaan yang terjadi dalam Perang Dunia Kedua.
Perang di Seluruh Dunia


PERANG VIETNAM
Pasca Perang Vietnam, di mana lebih dari sejuta orang terbunuh atau terluka di kedua belah pihak yang bertikai, telah meninggalkan banyak orang menderita. Banyak dari orang ini disuruh berperang ribuan mil jauhnya dari tempat tinggal mereka.

Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.
(QS. Asy Syuura, 42:42)





Seorang bapak memperlihatkan kepada tentara Vietnam Selatan anaknya yang terbunuh saat tentara pemerintah memburu gerilyawan Viet Cong.

BOSNIA AND KOSOVO


Pengalaman pahit yang terjadi di Bosnia dan Kosovo hendaknya tidak dilupakan. Kurangnya kepedulian terhadap masyarakat tak berdosa yang dibunuh hanya karena mereka Muslim atau berasal dari suku atau ras yang berbeda sungguh memprihatinkan. Kegagalan mengulurkan bantuan, dan penindasan terhadap rakyat yang tak berdosa di jantung Eropa selama bertahun-tahun hanya mengungkapkan secara terbuka betapa moralitas dan rasa belas kasih telah sirna di kalangan masyarakat abad ke-20.




PERANG KOREA



Perang Korea, yang meletus antara tahun 1950 hingga 1953, membawa bencana bagi rakyat tak berdosa, orang tua dan anak-anak. Betapa manusia tumbuh menjadi sedemikian kejam hingga tega menghujani bom pada warga tak berdosa tanpa merasa kasihan.

JAKARTA




Selama kerusuhan Mei di Jakarta, kamar mayat dipenuhi oleh jenazah. Pada kerusuhan yang terjadi di negeri ini, sejumlah kota rusak berat dan mobil-mobil dibakar.

IRLANDIA UTARAda


Masyarakat hidup dalam ketakutan dan kemelaratan. Jalanan rusak akibat serangan teroris dalam perseteruan yang telah berlangsung puluhan tahun antara pasukan Inggris dan Tentara Republik Irlandia (IRA). Gambar paling atas memperlihatkan keadaan pada tahun 1972; sedangkan di samping pada tahun 1986.

LIBERIA


Kekerasan yang terjadi akibat pertikaian di dalam negeri.

Professor Dr. Jerry Bergman menggambarkan pengaruh Darwinisme sehingga memunculkan Perang Dunia Kedua:
Bukti yang ada sangatlah jelas bahwa gagasan Darwin berpengaruh besar pada pemikiran dan perilaku bangsa Jerman…Nyatanya, gagasan Darwin berpengaruh besar hingga menyebabkan Perang Dunia Kedua, hilangnya 40 juta jiwa, dan terbuangnya uang sekitar 6 milyar dolar. Merasa sangat yakin bahwa evolusi adalah benar, Hitler melihat dirinya sebagai juru selamat modern umat manusia… Dengan membiakkan ras unggul, dunia akan melihatnya sebagai tokoh yang mengangkat martabat kemanusiaan ke tingkat evolusi yang lebih tinggi.72
Sudah pasti bahwa peperangan yang tak terhitung jumlahnya telah terjadi di dunia ini sebelum Darwin mengemukakan teorinya. Tetapi akibat pengaruh teorinya, peperangan untuk pertama kalinya telah mendapatkan pembenaran dari ilmu pengetahuan. Max Nordau menggarisbawahi peran buruk Darwin dalam masalah perang dalam sebuah artikel berjudul The Philosophy and Morals of War, yang menimbulkan masalah di Amerika:
Tokoh utama di atas semua para pendukung perang adalah Darwin. Sejak teori evolusi disebarkan, mereka menutupi kebiadaban alamiah mereka dengan mengatasnamakan Darwin dan mengemukakan dorongan naluri yang bersumber dari hati mereka yang terdalam ini sebagai kesimpulan ilmiah.73
Bukanlah kebetulan jika abad ke-20 harus menyaksikan peperangan paling berdarah yang pernah diketahui di dunia, yang terjadi setelah abad ke-19, dan yang sangat dipengaruhi oleh gagasan para pendukung utama materialisme seperti Darwin, Marx, dan Freud. Darwinisme telah menyediakan landasan berpijak teoritis dan 'ilmiah' yang berujung pada peperangan, dan para penguasa bengis, yang menganggap perang sebagai suatu keharusan bagi perkembangan dan kemajuan umat manusia, telah membunuh secara keseluruhan 60 juta manusia di kedua perang dunia tersebut.
Neo-Nazi
Meskipun para pemimpin fasis seperti Hitler dan Mussolini, dan organisasi Nazi yang memiliki hubungan dengan mereka (seperti SA, SS, Gestapo) atau pasukan "blackshirts" Mussolini kini hanya tampak sebagai sesuatu di masa lalu, organisasi Neo-Nazi yang mengikuti gagasan mereka masih hidup hingga sekarang. Di tahun-tahun belakangan ini khususnya, pergerakan rasis dan fasis mengalami kebangkitan kembali di banyak negara Eropa. Berdiri di barisan terdepan dari pergerakan ini adalah kaum Neo-Nazi di Jerman.

Fasisme masih hidup hingga sekarang. Serangan dan kebrutalan kelompok Neo-Nazi, khususnya di Jerman, seringkali menjadi permasalahan serius. Para pengikut Neo-Nazi, yang memuji Darwin dalam situs internet mereka, memusuhi bangsa Turki.
Neo-Nazi beranggotakan para preman pengangguran, pencandu narkoba, dan berandalan, dan mereka memiliki semua ciri mentalitas fasis. Sebuah artikel berita tentang Neo-Nazi menunjukkan betapa mereka mudah tergerak untuk melakukan tindak kekerasan dan menumpahkan darah:
Darah, kehormatan, dan fanatisme….Untuk merangkum sifat para anggota perkumpulan the Fascist Olympia Group ini mungkin cukup hanya dalam tiga kata ini. Kini perkumpulan tersebut memiliki 35.000 anggota. Dan pada mata mereka dapat terlihat adanya keinginan kuat untuk bangkit. 74
Neo-Nazi telah terpengaruhi oleh pemahaman tentang Darwinis yang sama sebagaimana "pendahulu" mereka, yakni Hitler dan para pemimpin selainnya. Di situs-situs internet yang mereka buat untuk propaganda Nazi dan rasis, dapat ditemukan perkataan Darwin and pujian terhadapnya, karena Darwin memberikan dukungan kepada semua pergerakan dan pemikiran Neo-Nazi. Oleh karenanya di situs-situs ini, mereka mengemukakan Darwinisme sebagai teori yang wajib diterima tanpa merasa perlu bukti apapun.
Penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Neo-Nazi sungguh sangat biadab. Neo-Nazi merasakan kepuasan ketika membakar orang hingga mati, menakuti-nakuti mereka, dan menyiksa anak-anak kecil; dan bangsa Turki adalah salah satu sasaran utama mereka. Neo-Nazi menyatakan kebencian dan rasa permusuhan mereka terhadap bangsa Turki di banyak tempat dalam situs internet mereka, dan melampiaskan kebencian ini dengan perbuatan keji. Penyataan tentang Turki sebagaimana tercantum di salah satu Neo-Nazi website:






Misalnya, seandainya saat ini kekuasaan ada di tangan saya, saya ingin melihat sebagian besar bangsa Turki berada dalam kamar gas beracun.75
Yang menjadi inspirasi bagi kebencian kaum Neo-Nazi terhadap bangsa Turki adalah sekali lagi Charles Darwin. Neo-Nazi yakin mereka mengemukakan penjelasan 'ilmiah' untuk membenarkan kebencian mereka terhadap bangsa Turki dengan mengambil inti sari pernyataan Darwin yang keliru dan tidak masuk akal tentang bangsa Turki. Pada halaman terakhir dari bab ini, anda dapat melihat beberapa situs internet Neo-Nazi yang menyanjung Darwin dan yang memperlihatkan sejumlah pernyataan mereka tentang bangsa Turki.
Kekerasan Neo-Nazi terhadap bangsa Turki dan orang lain akhir-akhir ini cukup meningkat. Harian Turki Sabah edisi 12 Agustus 2000 memberikan daftar penyerangan oleh Neo-Nazi selama musim panas 2000:
- Di bulan Juni, jendela Masjid El Rahman di kota Gera, negara bagian Thüringen, dirusak.
- Dua bom molotov dilempar ke Masjid Turki di kota kecil Eppigen, negara bagian Baden-Württemberg.
- Sebuah bom molotov dilempar ke Masjid Hijau di daerah Utersen, Pinneberg.
- Bangunan yang dihuni orang-orang Turki dibakar di Memingen.
- Di Bolcholt sebuah kafe Turki dan sebuah gedung yang dihuni orang-orang Lebanon dibakar. Empat Belas orang terluka, satu di antaranya serius.
- Di kota Chemnitz, Jerman Timur, bayi berumur tujuh bulan dari keluarga berkebangsaan Irak dilempar keluar ke tanah. Muka bayi tersebut terluka ketika membentur beton. 76

Kaum Neo-Nazi melakukan serangan terhadap warga Turki di kota Möln pada tahun 1992
Terdapat sejumlah peristiwa yang jauh lebih mengenaskan lagi beberapa waktu yang lalu. Dengan menjadikan permusuhan Darwin terhadap bangsa Turki sebagai pedoman, Neo-Nazi mengatur dan melancarkan serangan terhadap warga Turki di Möln pada bulan Nopember 1992. Selanjutnya, di tahun 1993, lima warga Turki dibakar oleh orang-orang Neo-Nazi di Solingen.77 Media masa menggambarkan kejadian ini sebagai "Serangan rasis paling berdarah dalam sejarah Jerman sejak era Nazi." Serangan seperti ini sering terjadi di tahun-tahun setelahnya. Kebakaran menimpa rumah-rumah orang Turki, warga Turki dipukuli dan mengalami cedera. Selain di Jerman, penyerangan serupa terjadi pula di Belanda. Dalam suatu serangan yang ditujukan kepada warga Turki, seorang wanita beserta lima orang anaknya terbunuh. Orang-orang yang turut serta dalam pawai belasungkawa menerima surat ancaman yang diberi tanda swastika.
Beberapa peristiwa ini hanya sebagian kecil dari serangan rasis yang ditujukan kepada warga Turki. Penyerangan dan pembunuhan oleh keompok fasis ini, yang merupakan generasi penerus Darwin dan Fasis seperti Hitler, masih terus berlanjut. Tindakan hukum tidak akan cukup untuk menghentikan serangan berkelompok yang biadab ini. Jalan yang tepat untuk menghentikan mereka adalah dengan melancarkan perang ideologis secara serius seiring dengan tindakan hukum. Kebiadaban yang dilakukan oleh orang-orang yang menganggap rasisme sebagai hukum alam tidak akan berhenti selama pemikiran Darwinis yang dianggap sebagai ilmu pengetahuan tidak dihancurkan.


Stern (No: 40/1992) memberitakan:
JERMAN DALAM KEJATUHAN
Setiap hari terjadi serangan terhadap para kamp-kamp pengungsi dengan menggunakan batu dan bom api. Kebencian terhadap orang asing meningkat, dan terdapat kekhawatiran terhadap pemerintahan masa depan. Para politikus tidak mampu berbuat apapun. Dari luar negeri, pergerakan sayap kanan di Jerman dicermati dengan rasa was-was. Akan dibawa ke manakah negeri ini?


Stern (No: 40/1992) memberitakan:
Lagu yang dinyanyikan pendukung sayap kanan radikal menjadi musik mars yang membangkitkan tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang-orang asing. Kaum muda, yang semakin hari jumlahnya semakin bertambah, khususnya di negara-negara bagian Jerman yang baru, menjadi tergugah semangatnya oleh ritme musik agresif ini.

DARWINISME: SUMBER KEKEJAMAN KOMUNIS
Abad yang baru saja kita tinggalkan dipenuhi dengan berbagai tindak kekerasan dan kebiadaban. Tidak diragukan lagi, ideologi pembawa bencana terbesar bagi umat manusia di abad tersebut adalah Komunisme, paham yang paling tersebar luas di seluruh dunia. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Mark dan Friedrich Engels pada abad ke-19, telah begitu banyak menumpahkan darah di berbagai belahan bumi, melebihi apa yang dilakukan oleh kaum Nazi dan para penjajah. Paham ini telah merenggut nyawa orang-orang yang tidak berdosa, memunculkan gelombang kekerasan, dan menebarkan rasa ketakutan serta putus asa di kalangan umat manusia. Bahkan kini, ketika orang menyebut-nyebut negara Tirai Besi dan Rusia, segera muncul gambaran tentang masyarakat yang terselimuti kegelapan, kabut, rasa putus asa, beragam persoalan, dan ketakutan; serta jalanan yang tidak menampakkan tanda-tanda kehidupan. Tidak menjadi soal, seberapa dahsyat Komunisme dianggap telah hancur di tahun 1991, puing-puing yang ditinggalkannya masih tetap ada. Tak peduli, meskipun orang-orang Komunis dan Marxis yang "tak pernah jera" tersebut telah menjadi "liberal", filsafat materialis, yang merupakan sisi gelap Komunisme dan Maxisme, dan yang memalingkan manusia dari agama dan nilai-nilai akhlak, masih tetap berpengaruh pada mereka.


Ideologi yang menebarkan ketakutan ke seluruh penjuru dunia ini sebenarnya mewakili pemikiran yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Dialektika meyakini bahwa seluruh perkembangan di jagat raya terjadi akibat adanya konflik. Berdasarkan kepercayaan ini, Marx dan Engels melakukan pengkajian terhadap sejarah dunia. Marx menyatakan bahwa sejarah manusia adalah berupa konflik, dan konflik yang ada sekarang adalah antara kaum buruh dan kaum kapitalis. Para buruh ini akan segera bangkit dan memunculkan revolusi Komunis.
Sebagaimana orang-orang materialis, kedua pendiri komunisme ini memendam kebencian yang mendalam terhadap agama. Marx dan Engels, keduanya adalah atheis tulen yang memandang perlunya menghapuskan keyakinan terhadap agama dilihat dari sudut pandang Komunisme.
Tetapi, ada satu hal yang belum dimiliki Marx dan Engels: agar dapat menarik pengikut di kalangan masyarakat secara lebih luas, mereka perlu membungkus ideologi mereka dengan penampakan ilmiah. Inilah awal dari terbentuknya ideologi gabungan berbahaya yang kemudian memunculkan penderitaan, kekacauan, pembunuhan masal, pertikaian sesama saudara, dan perpecahan di abad ke-20. Darwin mengemukakan teorinya tentang evolusi dalam bukunya The Origin of Species. Dan sungguh menarik bahwa pernyataan utama yang ia kemukakan adalah penjelasan yang sedang dicari-cari oleh Marx dan Engels. Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada sebagai hasil dari "perjuangan untuk mempertahankan hidup" atau "konflik dialektika". Lebih dari itu, ia mengingkari penciptaan dan menolak keyakinan terhadap agama. Bagi Marx dan Engels hal ini merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
Kekaguman Marx dan Engels Terhadap Darwin
Sedemikian pentingnya Darwinisme bagi komunisme sehingga hanya beberapa bulan setelah buku Darwin terbit, Engels menulis kepada Marx, "Darwin, yang (bukunya) kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan."78
Marx menjawab tulisan Engels pada tanggal 19 Desember 1860, dengan mengatakan, "Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita."79

Bapak pendiri Komunisme: Karl Marx dan Friedrich Engels.

KEHANCURAN TEORI SEJARAH MARXIS
Karl Mark, bapak pendiri Komunisme, sangat terpengaruh oleh gagasan Dawin, dan meng-gunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah, dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi. Berda-sarkan pandangan ini, ekonomi menjadi penentu segala sesuatu yang lain. Sejarah melewati beberapa tahapan evolusi: Masyarakat primitif, masyarakat budak, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis, dan masyarakat Komunis sebagai tahapan yang terakhir.
Namun, sejarah telah membuktikan sendiri bahwa periode evolusi yang dikemukakan Marx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat manapun yang melalui tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya, berbagai sistem yang diyakini Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula. Di saat satu wilayah dari suatu negara sedang mengalami sistem yang menyerupai masyarakat feodal, sistem kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam negara yang sama. Jadi, pernyataan bahwa tahapan dari satu sistem ke sistem berikutnya mengikuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak dapat dibuktikan sama sekali.
Sebaliknya, tak satupun ramalan Marx tentang masa depan menjadi kenyataan. Akhirnya disadari bahwa teori-teori Marx tidak dapat diterapkan dalam waktu 10 tahun setelah kematiannya. Marx menyatakan bahwa secara bergantian, negara-negara maju kapitalis akan mengalami revolusi Komunis. Namun, periode ini tidak pernah terjadi. Lenin, salah seorang pengikut setia Marx, mencoba menjelaskan mengapa revolusi ini belum juga terjadi, dan kemudian membuat ramalan lain bahwa revolusi Komunis akan dialami oleh negara-negara Dunia Ketiga. Namun, sejarah membuktikan ketidakbenaran seluruh pernyataan Lenin. Di masa kini, jumlah negara-negara yang berada di bawah kekuasaan Komunisme dapat dihitung dengan jari tangan sebelah. Selain itu, Maxisme menggunakan kekerasan di setiap wilayah di mana mereka meraih kekuasaan, dan ia berkuasa bukan melalui gerakan yang didukung masyarakat luas, seperti yang diakuinya, melainkan dengan kekuatan diktator.
Singkatnya, sejarah yang baru saja berlalu benar-benar membuktikan kekeliruan periode evolusi sejarah sebagaimana perkiraan filsafat Marxis. Teori seperti "dialektika sejarah" dan "evolusi sejarah" dalam berjilid-jilid buku yang ditulis oleh para ideolog materialis seperti Marx dan Engels, hanyalah hasil khayalan mereka.
Dalam sebuah surat yang ditulis Marx pada tanggal 16 Januari 1861 kepada Lassalle, seorang teman sosialis lainnya, ia mengatakan: "Buku Darwin sangatlah penting dan membantu saya meletakkan dasar berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan kelas dalam sejarah."80 Begitulah, pernyataan ini mengungkap betapa pentingnya teori evolusi bagi Komunisme.
Marx menunjukkan rasa simpatinya terhadap Darwin dengan mempersembahkan karya terpentingnya, Das Kapital, kepada Darwin. Salinan buku jilid pertama karya Marx yang dimiliki Darwin dibubuhi tulisan tangan Marx sendiri, yang menggambarkan dirinya sebagai "pengagum tulus" sang Naturalis Inggris, yakni Darwin.81
Engels juga mengakui kekagumannya pada Darwin dalam pernyataannya:
Alam adalah ujian bagi dialektika, dan perlu dikemukakan...bahwa pada akhirnya, alam berjalan secara dialektik dan bukan secara metafisik...Dalam hal ini, nama Darwin mesti disebut sebelum yang lain82
Engels memuji Darwin dan Marx sebagai dua orang yang memiliki kesamaan, "Sebagaimana Darwin menemukan hukum evolusi pada alam kehidupan, Marx menemukan hukum evolusi pada sejarah manusia," katanya83
Dalam karyanya yang lain, Engels menekankan betapa pentingnya usaha yang dilakukan Darwin dalam membangun sebuah teori yang menentang agama:
Ia (Darwin) telah memberikan pukulan paling keras terhadap gambaran metafisik tentang alam melalui pembuktiannya bahwa alam kehidupan yang ada sekarang - tumbuhan, binatang, dan juga manusia tentunya - adalah hasil dari proses evolusi yang terus berlangsung selama jutaan tahun.84
Selain itu, Engels dengan segera menunjukkan penerimaannya terhadap teori Darwin dengan menulis artikel berjudul "The Part Played by Labour in the Transition from Ape to Man" ("Peran yang Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia".)
Peneliti Amerika, Conway Zirckle, menjelaskan mengapa para pendiri Komunisme segera menerima teori Darwin:
Marx dan Engels menerima evolusi segera setelah Darwin menerbitkan buku The Origin of Species. Evolusi, sudah pasti, hanyalah sesuatu yang dibutuhkan para pendiri komunisme untuk menjelaskan bagaimana manusia muncul menjadi ada tanpa perlu campur tangan kekuatan supernatural apapun, dan karenanya dapat digunakan untuk mengukuhkan landasan filsafat materialistis mereka. Tambahan pula, penafsiran Darwin tentang evolusi - bahwa evolusi telah berlangsung melalui hasil kerja seleksi alam - memberi mereka penjelasan lain di luar penjelasan teologis yang berlaku umum terhadap fakta bahwa semua bentuk kehidupan teradaptasi dengan lingkungan mereka.85
Tom Bethell, dari majalah Harper's, menjelaskan kaitan mendasar antara Marx dan Darwin sebagaimana berikut:
Marx mengagumi buku Darwin bukan karena alasan ekonomis, namun karena alasan yang lebih mendasar bahwa alam semesta menurut Darwin sepenuhnya bersifat materialistik, dan penjelasan tentang hal ini tidak lagi merujuk kepada penyebab yang tidak nampak, yang bukan materi di luar atau di 'balik' alam semesta. Berkenaan dengan hal yang penting ini, Darwin dan Marx benar-benar kawan sejati.86
Kini hubungan antara Darwinisme dan Marxisme adalah kebenaran yang nyata dan diakui setiap orang. Buku-buku yang mengisahkan riwayat hidup Karl Marx senantiasa mengemukakan hal ini secara jelas. Misalnya, sebuah biografi Karl Marx memaparkan hubungan tersebut sebagaimana berikut:
"Darwinisme memunculkan serangkaian kebenaran yang utuh yang mendukung Marxisme, dan membuktikan serta mengembangkan kebenarannya. Penyebaran pemikiran evolusi Darwinis telah menciptakan lahan subur bagi pemikiran Marxis secara keseluruhan untuk diterima oleh kalangan buruh... Marx, Engels, dan Lenin memberikan perhatian sangat besar terhadap pemikiran Darwin dan menekankan nilai ilmiahnya, dengan demikian penyebaran pemikiran ini mengalami percepatan."87
Seperti yang telah kita pahami, Marx dan Engels senang karena merasa yakin bahwa gagasan evolusi Darwin memberikan dukungan ilmiah bagi cara pandang atheis mereka. Namun kegembiraan ini terbukti terlalu dini. Teori evolusi nampak mendapatkan penerimaan yang luas karena dikemukakan di abad ke-19. Teori ini masih penuh dengan kekeliruan karena ketiadaan bukti ilmiah apapun yang mendukungnya. Ilmu pengetahuan, yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20, telah mengungkap ketidakabsahan teori evolusi. Ini berarti keruntuhan pemikiran Komunis dan Materialis sebagaimana halnya yang menimpa Darwinisme. (Untuk lebih jelasnya silakan membaca buku Keruntuhan Teori Evolusi karya Harun Yahya). Tetapi, karena para ilmuwan yang berpandangan materialis tahu bahwa keruntuhan Darwinisme juga berarti keruntuhan ideologi-ideologi mereka sendiri, mereka mengusahakan berbagai cara yang mungkin untuk menyembunyikan keruntuhan Darwinisme tersebut dari pandangan masyarakat.
Kekaguman Pengikut Marx dan Engels terhadap Darwin
Para pengikut Marx dan Engels, yang bertanggung jawab atas kematian jutaan orang dan ratusan juta lainnya yang hidup dalam penderitaan, ketakutan, dan kekerasan, menyambut hangat teori evolusi dengan penuh kegembiraan.
John N. Moore berbicara mengenai kaitan antara evolusi dan para pemimpin Uni Soviet yang menerapkan gagasan Marx dan Engels di Rusia:
Pemikiran para pemimpin Uni Soviet berakar kuat pada cara pandang evolusi.88
Adalah Lenin yang menjadikan proyek revolusi Komunis Marx sebagai kenyataan. Lenin, pemimpin pergerakan Bolshevik Komunis di Rusia, bertujuan menjatuhkan rezim Tsar di Rusia dengan kekuatan bersenjata. Kekacauan pasca Perang Dunia I memberi kesempatan yang selama ini dinanti-nantikan kaum Bolshevik. Di bawah pimpinan Lenin, kaum Komunis merebut kekuasaan melalui perjuangan bersenjata dalam bulan Oktober 1917. Menyusul revolusi ini, Rusia menjadi ajang perang sipil berdarah selama 3 tahun antara pihak Komunis melawan para pendukung Tsar.
Seperti para pemimpin Komunis lainnya, Lenin seringkali menegaskan bahwa teori Darwin merupakan landasan berpijak yang sangat penting bagi filsafat materialis dialektika.



Salah satu pernyataannya mengungkap pandangannya tentang Darwinisme:
Darwin mengakhiri keyakinan bahwa spesies binatang dan tumbuhan tidak berkaitan satu sama lain, kecuali secara kebetulan, dan bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan, dan karenanya tidak mengalami perubahan.89

Lenin ve Trotsky
Trotsky, yang dianggap tokoh paling penting dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin, kembali menekankan pentingnya Darwinisme. Ia menyatakan kekagumannya atas Darwin sebagaimana berikut:
Penemuan Darwin adalah kemenangan terbesar dialektika di segala bidang kehidupan.90
Menyusul kematian Lenin di tahun 1924, Stalin, yang dikenal luas sebagai diktator paling berdarah sepanjang sejarah dunia, menggantikannya menduduki jabatan pemimpin Partai Komunis. Selama 30 tahun masa pemerintahannya, apa yang dilakukan Stalin hanyalah pembuktian atas kekejaman sistem Komunisme.
Kebijakan penting Stalin yang pertama adalah mengambil alih lahan-lahan milik petani yang berjumlah 80% dari keseluruhan penduduk Rusia atas nama negara. Atas nama kebijakan pengambilalihan dan pengumpulan tanah ini, yang ditujukan untuk menghilangkan kepemilikan pribadi, semua hasil panen para petani Rusia dikumpulkan oleh aparat bersenjata. Akibat yang ditimbulkan adalah bencana kelaparan yang mengenaskan. Jutaan wanita, anak-anak dan orang tua yang tidak mampu mendapatkan apapun untuk dimakan, terpaksa menggeliat kelaparan hingga meninggal. Korban meninggal di Kaukasus saja mencapai 1 juta jiwa.


Stalin mengirim ratusan ribu orang yang mencoba melawan kebijakan ini ke kamp-kamp kerja paksa Siberia yang mengerikan. Kamp-kamp ini, di mana para tahanan dipekerjakan hingga mati, menjadi kuburan bagi kebanyakan mereka. Selain itu, puluhan ribu orang dibunuh oleh polisi rahasia Stalin. Jutaan orang dipaksa mengungsi ke daerah-daerah terpencil di Rusia, termasuk warga Krimea dan Turki Turkestan.
Melalui kebijakan berdarah ini, Stalin telah membunuh sekitar 20 juta orang. Para sejarawan telah mengungkap bahwa kebiadaban ini memberikan kenikmatan tersendiri baginya. Ia merasa sangat senang untuk duduk di mejanya di Kremlin sembari memeriksa daftar mereka yang mati di kamp-kamp konsentrasi atau yang telah dihukum mati.
Selain karena kondisi kejiwaannya, yang paling berpengaruh hingga menjadikannya pembunuh yang demikian kejam adalah filsafat materialis yang ia yakini. Dalam perkataan Stalin sendiri, pijakan utama bagi filsafat ini adalah teori evolusi Darwin. Ia menjelaskan betapa pentingnya pemikiran Darwin:
Tiga hal yang kita lakukan agar tidak melecehkan akal para pelajar seminari kita. Kita harus mengajarkan mereka usia bumi, asal-usul bumi, dan ajaran-ajaran Darwin.91
Ketika Stalin masih hidup, teman dekat semasa kecilnya mengisahkan bagaimana Stalin menjadi seorang atheis dalam buku Landmarks in the life of Stalin (Peristiwa Penting dalam Kehidupan Stalin):

Stalin termasuk diktator paling berdarah sepanjang sejarah. Ia bertanggung jawab atas terbunuhnya puluhan juta manusia, kematian akibat kelaparan dan kemiskinan, dan jutaan lagi yang terlantar tanpa tempat tinggal dan mata pencaharian.

Di usia yang sangat dini, ketika masih sebagai seorang murid di sekolah Kristen, kawan saya Stalin telah memiliki pola pikir yang kritis dan revolusioner. Ia mulai membaca buku Darwin dan menjadi seorang atheis.92
Dalam buku yang sama, G. Glurdjidze, teman Stalin semasa kecil, mengisahkan bagaimana Stalin berhenti mengimani Tuhan dan mengatakan kepadanya bahwa alasannya adalah buku Darwin. Stalin juga memaksanya untuk membaca buku tersebut.93
Salah satu bukti penting tentang keyakinan buta Stalin terhadap teori evolusi adalah penolakan sistem pendidikan Soviet terhadap hukum genetika Mendel di saat ia masih berkuasa. Hukum ilmiah yang telah diterima di seluruh dunia ilmu pengetahuan sejak awal abad ke-20 ini menolak gagasan Lamarck yang menyatakan bahwa "sifat dapatan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya." Ilmuwan Rusia Lysenko melihat hal ini sebagai pukulan hebat terhadap teori evolusi dan, oleh karenanya, merupakan bahaya besar. Ia menyampaikan gagasannya kepada Stalin. Stalin terkesan dengan pemikiran Lysenko dan menempatkannya sebagai kepala sejumlah organisasi ilmiah milik pemerintah. Demikianlah, ilmu genetika, yang telah memberikan pukulan berat bagi evolusi, tidak diterima di organisasi ilmiah atau sekolah manapun di Uni Soviet hingga kematian Stalin.
Di masa Stalin, Uni Soviet telah berubah menjadi wilayah yang penuh kekacauan di mana jutaan nyawa manusia senantiasa terancam. Meski bersih dari kesalahan apapun, mereka dapat diciduk kapanpun untuk menerima siksaan yang belum pernah terbayangkan. Tidak hanya Komunisme, sejarah Fasisme juga dipenuhi dengan perlakuan serupa.
Ketika mengkaji berbagai peristiwa ini, para pengamat sejarah terjebak dalam kesalahan saat mengemukakan bahwa penyebab utama dari segala kebiadaban dan kejahatan ini adalah dikarenakan Lenin, Stalin, Mao, Hitler, dan Mussolini memiliki kepribadian yang tidak stabil dan menderita penyakit kejiwaan. Namun, kebetulan macam apakah ini jika seluruh dunia harus jatuh ke tangan orang-orang yang jiwanya terganggu pada saat yang bersamaan?
Adalah sebuah kebenaran yang jelas dan pasti bahwa orang-orang ini beserta ideologi yang dianutnya, semuanya meminum dari mata air yang sama. Segala kebijakan yang mereka terapkan dikemukakan sebagai sesuatu yang sah dan satu-satunya yang benar berdasarkan sumber yang sama. Singkatnya, di belakang orang-orang ini ada satu pihak lain yang paling bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi. Penyebab munculnya para pemimpin yang tidak manusiawi dan berpenyakit kejiwaan, yang menyeret jutaan manusia untuk mengikuti mereka, dan yang membolehkan mereka melakukan kejahatan, adalah pembenaran dan dukungan yang seolah tampak ilmiah tersebut, yang diberikan kepada mereka oleh filsafat materialis dan Darwinisme.
Mao Tse Tung: Duta Besar Darwin dan Marx di Cina
Ketika Stalin masih memerintah rezim totaliternya, rezim Komunis lain yang menganggap Darwinisme sebagai landasan berpijak ilmiahnya didirikan di Cina. Komunis di bawah pimpinan Mao Tse Tung meraih kekuasaan pada tahun 1949 setelah perang sipil yang panjang. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah, persis seperti sekutunya Stalin, yang memberinya dukungan penuh. Hukuman mati dengan alasan politis yang tak terhitung jumlahnya terjadi di Cina. Di tahun-tahun berikutnya, kelompok pemuda militan Mao yang dikenal sebagai "Pasukan Pengawal Merah" menghempaskan negeri ini dalam tirani ketakutan.
Mao secara terbuka mengumumkan dasar filosofis dari sistem yang ia bangun dengan mengatakan: "Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi."94
Sebagai Marxis, atheis, dan penganut setia evolusionisme, Mao menetapkan bahwa bahan bacaan yang digunakan dalam program "Lompatan Besar ke Depan" dalam literatur masa kini adalah karya-karya Darwin serta bahan bacaan lain yang mendukung cara pandang evolusi.95
Ketika Komunis Cina meraih kekuasaan di tahun 1950, mereka menggunakan teori evolusi sebagai landasan ideologis mereka. Bahkan pada kenyataannya, kalangan intelektual Cina telah menerima teori evolusi jauh-jauh hari sebelumnya:
Selama abad ke-19, Barat menganggap Cina sebagai raksasa yang sedang tidur, terkungkung dan terjebak oleh tradisi kuno. Beberapa orang Eropa mengetahui betapa bersemangatnya kaum intelektual Cina dalam menangkap gagasan evolusi Darwin, dan melihat di dalamnya terdapat dorongan penuh harapan bagi kemajuan dan perubahan. Menurut penulis Cina Hu Shih (Living Philosophies, 1931), ketika buku Thomas Huxley Evolution and Ethics (Evolusi dan Etika) diterbitkan pada tahun 1898, buku tersebut segera dikagumi dan diterima oleh kalangan intelektual Cina. Orang-orang kaya mendanai penerbitan edisi berbahasa Cina dari buku tersebut agar dapat tersebar luas ke masyarakat.96

Mao Tse Tung

Jadi, orang-orang yang beralih kepada Komunisme dan memimpin revolusi Komunis adalah para intelektual ini, yang "dengan bersemangat telah terpengaruhi" pemikiran Darwin.
Tidaklah sulit bagi Cina waktu itu, bahkan dengan beragam kepercayaan yang mendalam dan sejarah panteistiknya, untuk masuk ke dalam dekapan Darwinisme dan Komunisme. Dalam sebuah artikel di majalah New Scientist, filsuf Darwinis asal Kanada, Michael Ruse, berkata tentang Cina di awal abad ke-20:
Pemikiran ini langsung mengakar, karena Cina secara tabiatnya tidak memiliki hambatan intelektual maupun relijius terhadap evolusi sebagaimana yang seringkali ada di Barat. Sungguh, dalam beberapa hal, Darwin terlihat hampir mirip orang Cina!... pemikiran para penganut Taoisme dan Neo-Konghucu selalu menitikberatkan pada "kebendaan" manusia. Kekerabatan kita dengan binatang bukanlah hal yang mengejutkan... Kini, filsafat yang resmi adalah Leninisme Marxis (atau sejenisnya). Namun, tanpa pendekatan materialis sekuler dari Darwinisme (di sini diartikan sebagai filsafat sosial secara lebih umum), tidak akan tersedia lahan subur bagi Mao dan para pendukung revolusinya untuk menebarkan benih dan menuai hasil panen mereka.97
Sebagaimana pernyataan Michael Ruse di atas, dengan berakar kuatnya pemikiran Darwin, Cina dengan mudah menganut Komunisme. Masyarakat Cina, yang terpedaya oleh pemikiran Darwinis, berdiam diri dan menyaksikan semua pembantaian oleh Mao Tse Tung, salah seorang pembunuh kejam yang tercatat dalam sejarah.
Komunisme menyebabkan perang gerilya, aksi terorisme berdarah, dan perang sipil di banyak negara, tidak hanya di Cina. Turki termasuk salah satu di antaranya. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, kelompok-kelompok yang mengangkat senjata melawan negara telah menyeret Turki ke kancah terorisme dengan tujuan mengadakan revolusi Komunis di negara tersebut. Setelah tahun 1980, terorisme Komunis bergabung dengan arus separatisme dan menjadi penyebab atas kematian puluhan ribu warga Turki, polisi, serta tentara selama menjalankan tugas mereka.
Ideologi Komunis, yang telah menyebabkan pertumpahan darah di dunia selama 150 tahun senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme. Bahkan kini, kalangan Komunis adalah pendukung terdepan Darwinisme. Kapanpun seseorang mengamati kelompok-kelompok yang keras kepala mendukung teori evolusi, di hampir setiap negara, ia akan menyaksikan para penganut Marxisme di barisan terdepan kelompok tersebut. Sebab, sebagaimana perkataan Karl Marx, teori evolusi memberikan dasar berpijak bagi ideologi Komunis dari segi ilmu alam, dan memberikan pembenaran ilmiah terpenting, meskipun keliru, bagi pengingkaran kaum Komunis terhadap agama.
Di Balik Eratnya Hubungan antara Darwinisme dan Komunisme: Kebencian terhadap Agama
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, alasan terpenting yang menjadikan kuatnya keyakinan kaum materialis dan Komunis terhadap Darwinisme adalah dukungan yang nyata-nyata diberikan Darwinisme kepada atheisme. Filsafat Materialis telah ada sepanjang sejarah, tetapi hingga abad ke-19 kebanyakan pemikiran para filsuf terbatas hanya pada teori semata. Alasan terpenting mengapa demikian adalah hingga saat itu para ilmuwan yang ada beriman kepada Tuhan dan meyakini adanya penciptaan. Namun pada abad ke-19 filsafat materialis dan teori Darwin mulai diterapkan pada ilmu-ilmu kealaman. Darwinisme adalah landasan utama bagi budaya anti agama kaum materialis yang terjadi pada abad ke-19 dan yang paling terasa dampaknya di abad ke-20.
Berbagai ideologi yang lahir dari budaya materialis ini, sebagaimana yang telah kami ulas sebelumnya, menyulut pecahnya dua perang dunia, perang sipil yang tak terhitung, tindakan terorisme, pembasmian etnis, pemusnahan dan kebiadaban. Akibat serangkaian bencana ini, puluhan juta manusia kehilangan nyawa, ratusan juta orang tertindas dan harus menderita perlakuan paling buruk.
Para teroris yang terpengaruh oleh pandangan materialis-Darwinis, sebagaimana binatang yang mereka yakini sebagai asal-usul mereka, pergi jauh ke gunung dan tinggal di gua-gua dalam keadaan yang memprihatinkan. Mereka dapat membunuh manusia tanpa perlu berpikir panjang, dan menghabisi nyawa bayi, orang tua dan orang tak berdosa. Tanpa memandang diri sendiri dan orang lain sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan ruh, akal, hati, dan pemahaman, mereka memperlakukan satu sama lain sebagaimana halnya binatang memperlakukan sesamanya. Penghancuran lusinan gereja dan masjid oleh Stalin hanyalah satu bentuk kebencian Komunis terhadap agama.
Dalam bukunya "The Long War Against God" (Perang Panjang Melawan Tuhan), Henry Morris menjelaskan kaitan tersebut sebagaimana berikut ini:



Meskipun secara ilmiah memiliki banyak kekurangan, sifat ilmiah yang dianggap ada pada evolusi telah biasa digunakan untuk membenarkan semua bentuk sistem beserta penerapannya yang anti-Tuhan. Yang paling berhasil, sejauh ini, tampaknya adalah komunisme, dan para pengikutnya di seluruh dunia telah terperdaya untuk berpikir bahwa komunisme pasti benar karena didasarkan pada ilmu evolusi.98

Selama dan setelah revolusi Bolshevik, terjadi banyak pengrusakan terhadap simbul-simbul keagamaan. Gereja dan masjid dihancurkan. Benda-benda bernilai seni di dalam gereja dijarah, sebagaimana tampak dalam gambar.
Permusuhan Komunisme dan materialisme terhadap agama menjelma dalam berbagai bentuk kekerasan selama pemberontakan Bolshevik. Bangunan gereja dan masjid dihancurkan. Di antara yang tidak diakui keberadaannya dan tidak digolongkan dalam "masyarakat sosialis baru", terutama adalah kaum agamawan. Meskipun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat adalah agamis, mereka dipersulit untuk melaksanakan kewajiban agama mereka. Dalam rangka menjadikan Minggu, saat orang Kristiani pergi ke gereja, bukan sebagai hari suci, gagasan tentang hari libur bersama dihilangkan. Setiap orang bekerja selama 5 hari, tapi hari libur mingguan dapat diambil kapan saja. Kebijakan ini sengaja diberlakukan kaum komunis "untuk membantu usaha penghapusan agama".99 Menyusul kebijakan ini, pada tahun 1928 dan 1930, pajak yang wajib dibayar oleh kaum agamawan dinaikkan 10 kali lipat, kupon untuk mendapatkan jatah makanan ditarik , dan mereka tidak lagi diperbolehkan mendapatkan layanan kesehatan. Ini berarti mereka tidak lagi menikmati hak-hak mereka sebagai warga sipil. Mereka seringkali ditangkap, dipindahkan dari tempat tugas mereka dan diasingkan. Hingga tahun 1936, sekitar 65 persen masjid dan 70 persen gereja yang ada telah dihancurkan.
Perlakuan paling kejam terhadap kaum agamawan terjadi di Albania. Pemimpin Komunis di Albania, yang dikenal tidak beragama, adalah Enver Hodja, yang pada tahun 1967 mengumumkan Albania sebagai negara pertama "tanpa agama". Para agamawan dipenjarakan tanpa alasan apapun, dan beberapa dari mereka dibunuh selama dalam tahanan. Pada tahun 1948 dua orang uskup dan 5.000 orang agamawan ditembak. Orang-orang Muslim juga mendapat perlakuan yang sama. Lembaran berita bulanan Nendori¬ mengumumkan bahwa 2.169 masjid dan gereja telah ditutup, 327 di antaranya adalah tempat ibadah Katolik.
Alasan dari semua kebijakan ini, tidak diragukan lagi, adalah cita-cita Komunisme dalam rangka membentuk masyarakat yang secara buta mengingkari keberadaan Tuhan, yang tidak lagi bersentuhan dengan agama, dan hanya meyakini dan menghargai segala yang bersifat materi. Pada kenyataannya, inilah sasaran utama yang ingin dicapai Komunisme. Sebab, para pemimpin Komunis paham bahwa mereka hanya dapat memerintah sekehendak hati mereka orang-orang yang berkepribadian seperti mesin, tidak lagi memiliki kepekaan, tidak berperasaan, dan, di atas itu semua, yang tidak lagi merasa takut kepada Tuhan. Dengan masyarakat seperti ini, para pemimpin Komunis dapat mendorong mereka melakukan pembunuhan dan penindasan sebanyak dan sekejam yang mereka kehendaki. Darwinisme telah mengukuhkan paham atheisme dan membenarkan segala bentuk penindasan, kekejaman, pertikaian, dan pembunuhan yang kesemuanya dilarang dalam agama. Segala tindakan inilah yang dianjurkan Darwinisme agar dilaksanakan oleh semua ideologi yang telah menumpahkan darah dan menganggap kehidupan tidak berharga di abad ke-20. Itulah sebabnya mengapa abad yang lalu dipenuhi peperangan, pembantaian, pemberontakan, tindak kekerasan, pertikaian dan permusuhan yang tak berkesudahan.


Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (QS. Al Baqarah, 2:114).
Penindasan dan Kekerasan oleh Kaum Komunis-Darwinis
Memunculkan kekacauan dan ketakutan adalah dua senjata sangat penting yang selalu digunakan Marxisme dan komunisme. Kecenderungan Marxisme kepada terorisme dan kekerasan tampak dalam percobaan di distrik Paris ketika Marx masih hidup. Terorisme, secara khusus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ideologi Komunis dengan Lenin, ketika ia sedang menerapkan teori Marx. Kaum komunis menumpahkan darah jutaan manusia di setiap tempat di bumi, dan membuat orang mengalami penderitaan, ketakutan, dan kekejaman dengan mendirikan organisasi-organisasi teroris. Sebagaimana yang akan tampak di halaman-halaman berikutnya, kini semua pemimpin Komunis dikenang karena penindasan dan pembunuhan yang mereka lakukan. Meskipun demikian, masih saja ada sejumlah kalangan yang memajang foto para pembunuh kejam yang bersimbah darah ini pada dinding-dinding mereka, dan masih menerima orang-orang bengis ini sebagai guru mereka.
Orang-orang Komunis menegaskan bahwa kekejaman dan terorisme bukanlah perbuatan mereka dan bahwa tindakan biadab ini hanya terjadi dalam penerapan Komunisme oleh sejumlah perorangan. Mereka juga berupaya memutihkan nama Komunisme. Namun, apapun usaha mereka, terdapat sebuah kebenaran yang tidak dapat disangkal: Para Pendiri Komunisme secara pribadi membela kekerasan dan terorisme dan memandangnya sangat penting bagi ideologi mereka. Pakar ilmu politik Amerika, Samuel Francis, mengatakan tentang hal ini:
Marx dan Engels pada dasarnya menegaskan secara khusus bahwa revolusi akan selalu diwarnai kekerasan dan para pelaku revolusi harus menggunakan kekerasan melawan para penguasa, dan dalam beberapa hal mereka benar-benar menampakan dukungan terhadap terorisme.100






La revolución comunista fue muy sangrienta. Decenas de millones de personas fueron masacradas y asesinadas brutalmente. Los líderes comunistas ordenaron que todo el que se le opusiese sea liquidado.

Karl Marx mengatakan "pemberontakan adalah seni sebagaimana halnya berperang" dan menggunakan perkataan Danton, salah seorang tokoh terpenting dalam "politik revolusioner", sebagai pegangan utama: de l'audace, de l'audace, encore de l'audace" (Serang, serang, dan serang lagi!)101 Terdapat pernyataan yang jelas oleh Lenin tentang keharusan menggunakan terorisme secara sistematis. Di bawah ini beberapa di antaranya:
Pada kenyataannya, negara tidak lain adalah mesin untuk menekan kebebasan satu kelas oleh kelas lain. Pemerintahan diktator adalah kekuasaan yang didasarkan secara langsung pada kekuatan dan tidak dibatasi oleh hukum... Pemerintahan diktator revolusioner kaum buruh adalah kekuasaan yang dimenangkan dan dipertahankan dengan menggunakan kekerasan oleh kaum buruh terhadap kaum kaya, sebuah pemerintahan yang tidak dibatasi oleh hukum apapun.102
Kita sama sekali tidak menentang pembunuhan politis... Hanya ketika berkaitan langsung dan erat dengan pergerakan massa, aksi teroris perorangan benar-benar mampu dan pasti membuahkan hasil.103
Agar menjadi sebuah kekuatan, para buruh yang sadar akan kedudukannya harus memperoleh mayoritas yang mendukungnya. Selama tidak ada kekerasan yang digunakan untuk melawan masyarakat, maka tidak ada cara lain untuk meraih kekuasaan.104
Ketika berbicara pada pertemuan para buruh, Lenin melontarkan pernyataan mengerikan tentang betapa terorisme sangat penting bagi mereka:
Jika massa tidak bangkit secara tiba-tiba, tak satupun yang akan tercapai... Sebab, selama kita gagal menghukum para spekulan seperti yang sepatutnya mereka terima - dengan menembakkan peluru di kepala mereka - kita tidak akan meraih apapun. 105
Salah seorang pemimpin utama Revolusi Oktober di Rusia, Trotsky, mengatakan berikut ini untuk membenarkan perkataan Lenin:
Tetapi revolusi benar-benar memerlukan kaum revolusioner sehingga ia meraih tujuannya dengan segala cara yang ada - jika perlu dengan mengangkat senjata, bahkan Terorisme.106

PENINDASAN DI RUSIA
Gambar di samping melukiskan kekejaman yang berlangsung selama revolusi di Rusia.

Trotsky bahkan melangkah lebih jauh lagi dalam pidatonya yang lain,
Satu-satunya pilihan kita sekarang adalah perang sipil. Perang sipil adalah perjuangan untuk mendapatkan makanan... Hidup perang sipil!107
Prinsip-prinsip para perumus teori Komunis seperti Lenin dan Trotsky ini diterapkan dalam revolusi Bolshevik di Rusia. Selama masa revolusi di musim gugur tahun 1917, mulailah terjadinya pembantaian secara meluas, perampasan, dan kekerasan yang sulit dipercaya. Orang-orang yang menentang atau dicurigai menentang revolusi dikumpulkan tanpa alasan, ditangkap dan ditembak. Rumah-rumah dirampok dan dihancurkan. Terorisme, yang dimulai dengan Lenin dan Trotsky, berlanjut terus dan menjadi semakin buruk pada masa Stalin.


Akibat kelaparan yang terjadi pada tahun 1921-1922 karena ulah rezim Komunis. Pemandangan di atas memperlihatkan korban bencana kelaparan ini.

Harrison E. Salisbury dari The New York times melukiskan kamp-kamp penjara Soviet sebagaimana berikut:
...sebuah benua yang keseluruhannya adalah teror... Dibanding dengan mereka yang telah menyebabkan ratusan ribu hukuman mati dan jutaan orang mati selama masa teror Soviet, pemerintahan Tsar terlihat lebih baik... Otak kita sulit membayangkan kejahatan rutin dan sistematis di mana tiga atau empat juta, atau bahkan lebih, pria dan wanita dihukum setiap tahun dengan kerja paksa dan pengasingan untuk selamanya - dan sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja sehingga seringkali para tahanan tidak diberitahu tentang hukuman mereka...108
Orang-orang selain Rusia, dan khususnya Turki Krimea, Turki Asia Tengah, dan Kazakh, tak luput dari terorisme Soviet. Pengadilan khusus, troiki, didirikan untuk membersihkan masyarakat Rusia dari orang-orang Kazakh. Di bulan Oktober 1920 para troiki ini menghukum mati lebih dari 6.000 orang, dan perintah ini dilaksanakan dengan segera. Keluarga, dan kadang kala tetangga, dari mereka yang menentang rezim dan yang tidak tertangkap, disandera secara sistematis dan dikirim ke kamp-kamp penampungan. Martin Latsis, kepala salah satu kamp ini di Ukraina dalam salah satu laporannya mengakui bahwa ini adalah kamp kematian:

Pengambilan hasil panen pertanian warga Ukraina oleh pemerintah Rusia menyebabkan mereka mati kelaparan.

Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau". (QS. An-Nisaa, 4:75)
Dikumpulkan bersama-sama di kamp dekat Maikop, para sandera, wanita, anak-anak dan orang tua bertahan hidup dalam keadaan yang paling mengenaskan, dalam dingin dan lumpur di bulan Oktober... Mereka sekarat seperti lalat. Para wanita bersedia melakukan apa saja agar tidak mati. Para tentara penjaga kamp memanfaatkan kesempatan ini dan menjadikan mereka pelacur.109
Pengaruh Darwin menjadikan para pelaku revolusi Komunis membunuh manusia dengan penuh kegilaan. Dokumen-dokumen yang ada waktu itu memperlihatkan bahwa tujuan utama mereka adalah pemusnahan masyarakat secara keseluruhan. Seolah mereka percaya bahwa semakin banyak orang yang mereka bunuh, semakin besar keberhasilan yang akan mereka raih. Rencana mereka untuk melenyapkan setiap orang yang mereka curigai menentang revolusi terungkap dalam salah satu keputusan mereka:
Pyatigorsk Cheka (Panitia Luar Biasa untuk Perang Melawan Anti-Revolusi) dengan seketika memutuskan untuk menghukum mati 300 orang per hari. Mereka membagi kota menjadi sejumlah distrik dan mengambil kuota orang dari tiap-tiap distrik, dan memerintahkan Partai untuk menuliskan daftar hukuman mati...Di Kislovodsk, karena kehabisan ide yang lebih baik, diputuskan untuk membunuh orang-orang yang ada di rumah sakit.110
Sebagaimana diumumkan dalam artikel utama surat kabar Krasnyi Mech (Pedang Merah) yang pro-Komunis, orang-orang Komunis melihat segala hal diperbolehkan dan percaya bahwa darah harus ditumpahkan agar terbentuk warna pada bendera Merah .
Bagi kita, segalanya diperbolehkan, sebab kitalah yang pertama kali mengangkat pedang bukan untuk menindas ras-ras dan menjadikan mereka budak, namun untuk membebaskan umat manusia dari belenggunya... Darah? Biarkan darah mengalir seperti air! Biarkan darah untuk selamanya membasahi bendera hitam bajak laut yang dikibarkan orang-orang kaya, dan biarkan bendera kita berwarna merah darah selamanya! Sebab, hanya dengan kematian dunia lama kita dapat membebaskan diri kita sendiri selamanya dari kembalinya orang-orang kaya itu!111
Disamping segala bentuk penyiksaan ini, Stalin juga membentuk "satuan petugas pengumpul" untuk mengumpulkan hasil panen para petani secara paksa. Satuan ini bertanggungjawab atas segala bentuk penindasan yang mereka lakukan. Pada tanggal 14 Februari 1922 seorang petugas pengawas menulis:
Penyalahgunaan kedudukan oleh satuan petugas pengumpul, secara jujur, kini telah mencapai tingkat yang sungguh sulit dipercaya. Secara sistematis, para petani yang ditahan semuanya disekap dalam gudang-gudang besar tanpa diberi penghangat ruangan; mereka kemudian dicambuk dan diancam dengan hukuman mati. Mereka yang belum memenuhi seluruh kuota mereka diikat dan dipaksa berlari dengan telanjang di sepanjang jalanan utama desa dan kemudian disekap di gudang lain tanpa penghangat ruangan. Sejumlah besar wanita dipukuli hingga pingsan dan kemudian dilemparkan ke dalam lubang yang digali di salju dalam keadaan telanjang...112


"Satuan Petugas Pengumpul" hasil panen dibentuk oleh Stalin; selain menyiksa, mereka juga merampas hasil panen para petani. Mereka yang tidak mampu mendapatkan hasil panen yang cukup untuk diserahkan kepada petugas pemerintah, disiksa dengan beragam cara hingga tewas. Gambar di samping memperlihatkan nasib rakyat yang mengenaskan di bawah pemerintahan Komunis.

Stalin percaya bahwa Spanyol adalah negeri yang memberi banyak kesempatan baik bagi Uni Sovyet, dan turut campur dalam urusan negara tersebut akan mendatangkan keuntungan. Karena itu ia memihak dan mendukung kaum Komunis pada Perang Sipil Spanyol. Namun, dengan begitu wabah terorisme di Uni Sovyet merebak ke Spanyol. Salah satu contoh penindasan dan penyiksaan yang ada di sana adalah kamp konsentrasi yang menampung 200 orang anti Stalin di awal tahun 1938. "Ketika para Stalinis memutuskan untuk membentuk Cheka," salah seorang korban mengisahkan:


Ada sebuah pekuburan kecil yang dibersihkan di dekat sini. Para Chekis memiliki gagasan yang sangat jahat: mereka akan membiarkan makam-makam di pekuburan itu terbuka, dengan tulang-belulang dan tubuh membusuk yang terlihat jelas. Di sinilah mereka menyekap orang dengan pelanggaran-pelanggaran paling berat. Mereka memiliki beberapa cara penyiksaan tertentu yang sangat keji. Banyak tahanan yang digantung terbalik pada bagian kakinya selama berhari-hari . Sebagian yang lain mereka kunci dalam lemari kecil dengan hanya satu lubang kecil di dekat wajah untuk bernapas... Salah satu perlakuan paling buruk dikenal dengan "laci"; para tahanan dipaksa berjongkok di dalam kotak kecil selama beberapa hari. Beberapa di antaranya ada yang dibiarkan di sana dan tidak dapat bergerak selama delapan hingga sepuluh hari.113
Pada tahun 1931 Paus Pius XI menuturkan pendapatnya tentang kekejaman yang ditimbulkan Komunisme kepada dunia dalam sebuah surat yang diedarkan ke semua uskup Katolik Roma di seluruh dunia, Quadragesimo Anno:
Komunisme mengajarkan dan berusaha mewujudkan dua hal: peperangan antar kelas yang tanpa henti dan penghapusan penuh kepemilikan pribadi. Ini dilakukan tidak secara rahasia atau dengan cara tersembunyi, tapi secara terbuka, dan menggunakan sarana apapun yang mungkin, bahkan yang paling kejam sekalipun. Untuk mencapai tujuan ini, Komunisme merasa tidak ada yang perlu ditakuti untuk dilaksanakan, dan tidak menghormati dan menghargai apapun. Ketika berkuasa, kebiadaban dan perlakuannya yang tidak manusiawi sungguh melampaui batas. Paham ini meninggalkan puing-puing pembantaian dan penghancuran yang mengerikan. Wilayah Eropa Timur dan Asia yang terbentang luas menjadi bukti akan hal ini.114
Sebagaimana tertera dalam kutipan di atas, tujuan utama Komunisme adalah perang antar kelas yang tidak mengenal belas kasih, dan penghapusan total kepemilikan pribadi. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk menerapkan teori evolusi, yang telah diterapkan Darwin dalam bidang biologi, kepada masyarakat manusia, dan agar umat manusia berada dalam keadaan bertikai, berperang, layaknya binatang-binatang liar di alam.
Bencana akibat Komunisme tidak hanya berlaku di Rusia. Di antara sekian negara yang menjadi lahan penyebaran Komunisme dan yang sekaligus menderita bencana terburuk akibat paham ini adalah Cina.
Sang Darwinis Mao Tse Tung dan Pembantaian yang Dilakukannya


Pemimpin Komunis Cina, Mao, memiliki dua orang panutan: Darwin dan Stalin. Kedua nama ini, yang menyatu dalam kepribadian Mao, telah menyebabkan bencana besar dan meninggalkan jejak mereka pada masa kegelapan yang cukup lama dalam sejarah Cina. Sekitar 6 hingga10 juta orang dibunuh secara langsung di bawah arahan Mao Tse Tung. Puluhan juta para penentang revolusi menghabiskan sebagian besar masa hidup mereka di penjara, di mana 20 juta di antaranya meninggal. Antara 20 dan 40 juta orang meninggal karena kelaparan pada tahun 1959-1961, dalam masa yang dinamakan "Lompatan Besar ke Depan," akibat kebijakan kejam Mao. Pembantaian di lapangan Tianamen pada bulan Juni 1989 (yang menewaskan sekitar 1.000 orang) memberikan satu gambaran tentang apa yang dialami Cina dalam sejarah masa kininya. Pembunuhan dan pembersihan etnis terhadap penduduk Turki Mus lim di Turkistan Timur masih terus berlangsung.
Kebiadaban dahsyat dan hal-hal yang suilt dipercaya terjadi ketika revolusi Komunis berlangsung di Cina. Rakyatnya, yang berada dalam pengaruh hipnotisme massal, mendukung segala jenis pembantaian dan menunjukkan dukungan mereka dengan berteriak-teriak saat menyaksikan pembunuhan. Buku Le Livre Noir du Communisme (Buku Hitam Komunisme), yang disusun oleh sekelompok sejarawan dan pengajar, menjelaskan tindakan biadab Komunisme sebagai berikut:


Kaum Komunis pendukung Mao menghukum dengan sangat kejam siapapun yang melawan mereka dalam perang sipil. Mereka dihina di hadapan masyarakat sebelum akhirnya dibunuh.

Seluruh warga diundang untuk menghadiri pengadilan terbuka terhadap "orang-orang yang menentang revolusi," yang hampir dipastikan akan dihukum mati. Setiap orang turut serta menghadiri hukuman mati tersebut, dan berteriak "bunuh, bunuh" kepada Pasukan Penjaga Merah yang tugasnya memotong-motong tubuh korban. Kadang potongan-potongan ini dimasak dan dimakan, atau secara paksa diberikan untuk dimakan oleh anggota keluarga korban yang masih hidup dan yang menyaksikan peristiwa tersebut. Setiap orang kemudian diundang dalam sebuah perjamuan, di mana hati dan jantung dari para bekas pemilik tanah dimakan secara bersama-sama, dan ke pertemuan di mana para pembicaranya akan beridato di hadapan barisan potongan kepala yang masih tertancap segar di atas tiang-tiang. Kesenangan pada kanibalisme kejam ini, yang di kemudian hari menjadi sesuatu yang lazim di bawah rezim Pol Pot, seolah menghidupkan kembali sosok pemimpin dari Asia Tenggara yang hidup di masa silam yang seringkali muncul di saat-saat terjadinya malapetaka dalam sejarah Cina.115


Sejumlah pemimpin partai di Cina dituduh sebagai kapitalis. Rambut kepala mereka dicukur di hadapan masyarakat dan kemudian dihukum mati.


Hukuman mati terhadap seorang wanita Cina bernama Wang Souxin. Uang untuk membayar peluru yang digunakan dalam hukuman mati ini diambil dari keluarga korban.

MEDAN PEMBANTAIAN POL POT DAN KHMER MERAH
Antara tahun 1975 dan 1979, selama pemerintahan Pol Pot, dua dari tujuh juta penduduk Kamboja terbunuh. Ketika kita menyaksikan pembu-nuhan yang dilakukan Pol Pot, yang bermimpi mendi-rikan negara Komunis yang sempurna, dari segi persen-tasi jumlah penduduk, pembunuhan yang dilakukannya jauh lebih besar dari yang dilakukan Hitler dan Stalin. Yang menjadi sasaran utama Pol Pot adalah anggota masyarakat seperti para dokter, insinyur, ilmuwan, singkatnya para intelektual negeri tersebut, yang telah ia bunuh. Bahkan ia memerintahkan agar "setiap orang yang berkacamata" dibunuh. Akibat pembunuhan yang tidak manusiawi ini, terciptalah "ladang-ladang pembantaian" yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Alur berpikir yang digunakan oleh para petinggi Khmer Merah untuk membenarkan pembantaian mereka terangkum dalam perkataan ini: "Mempertahankan anda tidak ada untungnya, kehilangan anda tidak ada ruginya". Mereka membunuh setiap orang yang mereka anggap, atau mereka curigai sebagai, tidak berguna atau berbahaya. Setidaknya setiap keluarga telah kehilangan salah satu anggotanya dalam pembantaian in.
Pol Pot, yang menganggap hidup manusia tidak berharga, percaya bahwa keberadaan keluarga merupakan hambatan bagi rencana radikalnya untuk mewujudkan sosialisme di masa depan. Ia berusaha menghapuskan gagasan tentang keluarga dengan mencerai-beraikan keluarga dan mewajibkan masyarakat untuk hidup di tempat-tempat hunian milik bersama. Kebijakan yang sama telah diterapkan oleh Stalin di Rusia. Pertama-tama, tanah-tanah milik para petani diambil alih, kemudian petak-petak tanah berukuran kecil dikembalikan di daerah yang sengaja terpencar dan terpisah sangat jauh satu sama lain. Akibat dari semua ini, suatu keluarga yang hendak menggarap lahan mereka, yang hanya terdiri dari petak-petak lahan yang sempit, diharuskan hidup terpisah satu sama lain.
Robert Templer, Pol Pot's Legacy of Horror, The Age, April 18, 1998, http://dithpran.org/PolPotegacy.htm




Rezim Pol Pot dan Khmer Merah menjadikan negerinya "Ladang-Ladang Pembantaian".
Pengalaman Pahit Kebiadaban Komunis
Kebiadaban serupa juga dialami di setiap negara yang dikuasai Komunisme, di antaranya adalah Kamboja, Korea Selatan, Laos, Vietnam. Eropa Timur dan negara-negara Afrika. Akibat kekejaman berdarah ini dilukiskan dalam buku The Black Book of Communism (Buku Hitam Komunisme) sebagaimana berikut ini:
Kejahatan-kejahatan ini cenderung mengikuti suatu pola yang dapat dikenali meskipun dilakukan oleh rezim dengan cara yang berbeda-beda hingga tingkat tertentu. Pola tesebut termasuk: hukuman mati dengan berbagai cara, seperti ditembak, digantung, ditenggelamkan, pemukulan, dan, pada sejumlah kasus, pemberian gas beracun, zat racun atau "kecelakaan mobil"; penghancuran penduduk dengan memunculkan bencana kelaparan, dengan cara kelaparan yang sengaja dibuat, penimbunan bahan makanan, atau keduanya sekaligus; pengusiran, yang dengannya kematian dapat terjadi dalam perjalanan (akibat keletihan jasmani, atau penyekapan di ruangan tertutup), di tempat tinggal seseorang, atau dengan cara kerja paksa (keletihan, penyakit, kelaparan, dan kedinginan). Periode yang digambarkan sebagai masa "perang sipil" keadaannya lebih parah lagi - tidak selalu mudah untuk membedakan peristiwa yang disebabkan oleh peperangan antara para penguasa dan pemberontak, dan kejadian-kejadian yang pantas disebut sebagai pembantaian penduduk sipil.
Meskipun demikian, kita harus dapat mengira-ngira. Perkiraan kasar berikut, berdasarkan perkiraan tidak resmi, memberikan kita gambaran tentang tingkat kejahatan ini:
Uni Soviet: 20 juta korban jiwa
Cina: 65 juta korban jiwa
Vietnam: 1 juta korban jiwa
Korea Utara: 2 juta korban jiwa
Kamboja: 2 juta korban jiwa
Eropa timur: 1 juta korban jiwa
Amerika Latin: 150.000 korban jiwa
Afrika: 1,7 juta korban jiwa
Afghanistan: 1,5 juta korban jiwa
Pergerakan Komunis dunia dan partai-partai Komunis yang tidak berkuasa: sekitar 10,000 korban jiwa
Total mendekati 100 juta korban jiwa. 116
Semua rezim dan organisasi Komunis yang berbeda-beda ini memiliki kondisi kejiwaan yang sama: mereka telah sama sekali kehilangan segala rasa kemanusiaan seperti rasa iba, keadilan, dan kasih sayang. Tiba-tiba saja, masyarakat manusia telah menjadi ladang-ladang peperangan dan pembantaian, tempat para binatang buas berjuang untuk hidup dan mendapatkan makanan. Sebagaimana seekor binatang buas yang berkelahi dengan sesama jenisnya demi memperebutkan makanan dan wilayah kekuasaan, orang-orang ini pun berperilaku sama, layaknya "binatang". Karena kemunculan Darwin telah mengajarkan kepada mereka bahwa mereka pada dasarnya adalah binatang, dan karena binatang berkelahi agar dapat bertahan hidup, maka mereka pun mesti melakukan hal yang sama.
Pergerakan yang tidak berperikemanusiaan ini merasa bahwa mereka telah memperoleh kehormatan dengan mengenakan topeng ilmiah palsu. Satu-satunya alasan mengapa para pemimpin Bolshevik mampu berbicara lantang dan terbuka mengenai penyerangan, terorisme, dan pembantaian adalah pembenaran yang mereka dapatkan dari teori evolusi Darwin. Dalam bukunya Evolution for Naturalists (Evolusi untuk Kaum Naturalis), P.J. Darlington sebagai seorang evolusionis mengakui bahwa kebiadaban adalah akibat alamiah teori evolusi, dan perilaku ini malah dibenarkan:
Butir pertama adalah bahwa mengutamakan kepentingan pribadi dan kekerasan adalah sifat bawaan yang telah ada dalam diri kita, yang diturunkan dari binatang nenek moyang kita yang paling awal... Jika demikian, kekerasan adalah sesuatu yang alamiah bagi manusia, suatu hasil dari evolusi117
Seperti yang jelas terungkap dari pengakuan evolusionis, sangatlah wajar dan alamiah bagi ideologi komunis, yang menjadikan teori evolusi Darwin sebagai pedoman utamanya, untuk menganggap manusia lain sebagian hewan, memperlakukan mereka seperti layaknya binatang, dan menindas mereka. Karena orang yang menerima ideologi komunis-darwinis lupa bahwa ia memiliki Pencipta, ia lalai dari tujuan keberadaannya di dunia, dan bahwa ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Sang pencipta di hari perhitungan. Sebagai hasilnya, seperti setiap manusia yang tidak punya rasa takut pada Allah, ia menjadi makhluk yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, menjadi penguasa yang tidak berbelas kasihan, bahkan pembunuh kejam. Allah menggambarkan kondisi orang -orang ini dan apa yang akan menimpa pada mereka dalam Alquran:
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih (QS. Asy Syuura, 42:42)



Pada tahun 1968, ideologi kiri menyebar dan diterima luas di seluruh penjuru dunia, khususnya oleh para pemuda di kampus-kampus universitas. Berbagai pertemuan diselenggarakan, dan para pemuda dihasut untuk melawan saudara mereka sendiri, polisi, dan tentara. Akibat peristiwa ini, sesama saudara saling bertikai, kota-kota menjadi porak-poranda, dan seluruh dunia terjerembab ke lembah kekacauan.

PENINDASAN DI TURKISTAN TIMUR
Meskipun pembubaran Uni Soviet telah diterima sebagai simbul kematian Komunisme sebagai rezim politis, ideologi dan penerapan Komunis masih terus berlanjut. Rusia dan China adalah negara di mana mentalitas Tentara Merah ini masih sangat berpengaruh. Kebijakan Rusia di Chechnya, dan perlakuan pemerintah Cina di Turkistan Timur, adalah bukti paling penting tentang hal ini. Warga Turki Muslim yang kini hidup di Turkistan Timur, tengah mengalami penindasan yang tiada hentinya di bawah kekuasaan Cina yang didirikan Mao. Para pemuda ditahan tanpa alasan, dihukum mati dengan tuduhan melawan rezim, dan ditembak. Umat Islam dilarang menjalankan kewajiban agama secara berjamaah, dan pendapatan mereka diambil dengan cara menerapkan pajak yang tidak manusiawi. Orang-orang hidup di ambang kematian karena kelaparan, dan uji nuklir yang dilakukan persis di depan mereka; akibatnya merekapun terjangkiti penyakit mematikan.
Umat Turki Muslim di Turkistan Timur telah hidup dibawah penjajahan Cina selama 250 tahun. Cina memberi nama "Sinkiang" atau "tanah terjajah" kepada Turkistan Timur, yang merupakan wilayah Muslim, dan menyatakannya sebagai wilayah kekuasaan mereka. Setelah kaum Komunis yang dipimpin Mao mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 1949, penindasan terhadap warga Turkistan Timur meningkat bahkan lebih kejam dari sebelumnya. Kebijakan rezim Komunis bertujuan untuk menghancurkan kaum Muslimin yang menolak asimilasi. Mereka yang terbunuh mencapai jumlah yang mengerikan. Jumlah korban yang meninggal antara tahun 1949 dan 1952 mencapai 2.800.000 orang; antara 1952 dan 1957, 3.509.000 jiwa; antara 1958 dan 1960, 6.700.000 orang; antara 1961 dan 1965, 13.300.000 orang terbunuh oleh Tentara Merah Cina atau mati kekurangan pangan akibat ulah rezim tersebut. Bersama dengan pembantaian setelah tahun 1965, jumlah warga Turkistan Timur yang terbunuh mencapai jumlah yang mencengangkan: 35 juta jiwa.
Selain membantai warga Muslim sejak tahun 1949, rezim Cina juga secara sistematis memindahkan orang-orang keturunan Cina untuk menetap di Turkistan. Dampak dari kebijakan ini, yang dilaksanakan pemerintah Cina sejak tahun 1953, sungguh di luar perkiraan. Pada tahun 1953, warga Muslim berjumlah 75% dan Cina 9%, namun hingga tahun 1982 jumlah ini menjadi Muslim 43% dan Cina 40%. Sensus tahun 1990, yang memperlihatkan jumlah populasi Muslim 40% dan Cina 53%, merupakan petunjuk paling penting yang menunjukkan tingkat pembersihan etnis tersebut.
Sementara itu, pemerintahan Cina menggunakan Muslim Turkistan Timur sebagai hewan percobaan dalam uji nuklir mereka. Akibat berbagai uji nuklir, yang dimulai pada tahun 1964, para penduduk setempat telah terjangkiti penyakit mematikan, dan 20.000 bayi cacat telah dilahirkan. Diketahui bahwa jumlah Muslim yang telah meninggal akibat uji nuklir ini adalah 210.000 jiwa. Ribuan orang mengalami cacat anggota tubuh, dan ribuan lainnya terkena penyakit seperti kuning dan kanker.



Antara tahun 1964 hingga kini, Cina telah meledakkan sekitar 50 bom atom dan bom hidrogen. Para ahli Swedia berhasil mengungkap fakta bahwa pengujian nuklir bawah tanah pada tahun 1984 dengan menggunakan bom berkekuatan 150 ton telah mengakibatkan gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter.
Penindasan Cina terhadap bangsa Turki Uighur tidak berhenti sampai di sini. Apa yang dialami selama bulan Februari 1997, saat berbagai peristiwa menyedihkan sedang pecah, merangkum penindasan yang dilakukan oleh Cina. Menurut berita yang sampai ke masyarakat, pada tanggal 4 September, yang merupakan hari raya keagamaan, tentara milisi Cina memukul lebih dari 30 wanita yang sedang berkumpul di mesjid dan membaca Alquran dengan tongkat besi dan menyeret mereka ke markas besar keamanan. Penduduk setempat mendatangi markas tersebut dan meminta agar mereka dibebaskan. Seketika itu tiga tubuh wanita yang telah disiksa hingga tewas dilempar ke hadapan mereka. Hal ini memicu kemarahan, dan bentrokan pun pecah antara mereka dengan pihak keamanan Cina. Antara tanggal 4 hingga 7 September, 200 orang Turkistan Timur kehilangan nyawanya dan lebih dari 3.500 orang Turki Uighur disekap di kamp-kamp. Di pagi hari tanggal 8 September, orang-orang dilarang melakukan sholat hari raya di masjid-masjid di mana mereka telah berkumpul. Menyusul peristiwa ini, bentrokan pun terjadi lagi sehingga jumlah orang yang ditahan, yang telah mencapai 58.000 orang antara April hingga Desember 1996, meningkat menjadi 70.000 orang. Sekitar 100 pemuda ditembak di tempat-tempat umum , dan 5.000 orang warga Turki Uighur ditelanjangi dan dipertontonkan di depan umum secara berkelompok yang masing-masingnya beranggotakan 50 orang.
Apa yang terjadi di Turkistan Timur ini hanyalah satu di antara berbagai penderitaan di abad ke-20. Di setiap penjuru dunia pada abad ke-20, orang-orang dengan agama, ras, atau ideologi yang berbeda-beda membunuh, atau membantai satu sama lain. Bukanlah suatu kebetulan jika pola pikir Darwin berada di balik semua ideologi yang melakukan pembunuhan ini. Sebab, dengan teorinya, Darwin telah memudahkan orang untuk saling membunuh dan membenarkan tindakan mereka.
Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh. (QS. An-Nahl, 16:85)
Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun. (QS. Ar-Ruum, 30:29)


(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali 'Imraan, 3:173)


PENINDASAN TIADA HENTI DI CHECHNYA
Meskipun telah diruntuhkan oleh Dzhokar Dudayev, pendudukan Rusia atas Chechnya pada tahun 1991 telah berubah menjadi perang yang sesungguhnya pada tanggal 11 Desember 1994. Hal ini dipicu oleh kerusuhan serius pada bulan Nopember di tahun yang sama. Lebih dari 100.000 warga Chechnya kehilangan nyawa dalam peperangan tersebut, sedangkan puluhan ribu lainnya dipaksa mengungsi. Dalam perang tersebut, Chechnya kehilangan ratusan sumber-sumber bersejarah dan ekonominya. Ketika Rusia mengumumkan bahwa Chechnya adalah "urusan dalam negeri" mereka, tidak terdengar kecaman dari luar. Berton-ton bom dijatuhkan di setiap meter persegi wilayah Chechnya. Terjadi pembersihan etnis, sebagaimana yang belum pernah disaksikan dalam sejarah dunia, dengan menggunakan senjata kimia yang sebenarnya telah dilarang hingga saat ini. Namun, meskipun menghadapi berbagai macam kesulitan yang ada, di bulan Agustus 1996, pasukan Rusia harus mengakui kekalahannya di tangan para pejuang Chechnya, yang sama sekali tidak merasa gentar dan berjuang demi tanah air mereka dengan segenap kekuatan yang mereka miliki.
Rusia, yang harus menerima Chechnya sebagai negara terpisah dalam perjanjian yang ditandangani para pejabat tinggi di bulan Agustus 1996 dan Mei 1997, tampak telah menerima keadaan tersebut. Namun di bulan Oktober 1997, pasukan Rusia memasuki wilayah Chechnya dan mulai melakukan pembunuhan, tanpa membedakan wanita, anak-anak, dan orang tua. Penduduk sipil menjadi sasaran pengeboman yang tiada henti selama berbulan-bulan. Untuk mematahkan perlawanan penduduk, rumah sakit, pasar dan iring-iringan pengungsi secara khusus dipilih sebagai sasaran. Pada akhirnya terungkap bahwa Rusia telah menggunakan bom kimia, rudal scud, dan peluru Napalm dalam perangnya melawan Chechnya. Di samping itu, pihak Rusia mencemari sungai Argun, yang biasa digunakan oleh warga di banyak desa di Chechnya, dengan menggunakan racun. Kebanyakan wanita dan anak-anak yang meminum air yang tercemar tersebut meninggal, sedangkan ratusan lagi menanti ajal mereka di pintu-pintu rumah sakit. Karena air sungai tersebut mengandung racun, maka penduduk sipil yang tidak mampu menemukan sumber air untuk minum atau keperluan lainnya terpaksa menjalani masa-masa yang teramat sulit.
Keadaan para pengungsi juga sangat mengkhawatirkan. Penelitian yang dilakukan di tempat-tempat pengungsian menunjukkan sudah terlampau banyaknya jumlah pelanggaran hak-hak asasi manusia. Sekitar 250.000 pengungsi Chechnya yang menyelamatkan diri dari peperangan mendapatkan perlindungan di Ingushetya, sedangkan sisanya di wilayah-wilayah tetangga lainnya. Diberitakan bahwa Rusia telah menghabiskan dana 385 juta dolar untuk membiayai perang tersebut. Pihak Chechnya mengatakan, antara bulan September 1999 dan 25 Juli 2000, sebanyak 1.460 pejuang dan 45.000 penduduk sipil Chechnya telah tewas. Rusia berencana menyapu bersih seluruh pejuang Chechnya yang telah berperang melawan mereka hingga bulan Nopember 2000.




PENGARUH LUAS IDEOLOGI DARWINIS KOMUNIS
Komunisme adalah ideologi yang dimunculkan oleh orang-orang yang hidup di tahun 1800-an. Mereka boleh dikatakan sebagai kalangan yang "tidak memiliki pemahaman yang cukup" tentang ilmu pengetahuan. Karenanya, tidak mengherankan jika kajian dan pernyataan dari ideologi ini telah berulang-ulang terbukti keliru. Di samping itu, ideologi ini telah jelas-jelas memunculkan bencana bagi umat manusia, dan, karenanya, tidak membawa kebaikan. Jadi, salah satu alasan terpenting mengapa pengaruhnya dengan cepat dapat diterima oleh masyarakat luas di banyak negara adalah ketiadaan pemahaman yang memadai tentang ilmu pengetahuan pada mereka yang menerima ideologi tersebut.
Setelah Revolusi Industri, sebagian masyarakat hidup dalam keadaan sangat miskin, sementara di pihak lain terdapat kalangan yang hidup sangat berkecukupan. Jurang pemisah yang sangat lebar ini memunculkan ketegangan yang rentan terhadap segala bentuk kekacauan yang sengaja dimunculkan dalam kelompok-kelompok masyarakat di sebagian besar negara. Ketegangan terjadi di negara-negara seperti Rusia, yang masih hidup di tingkat masyarakat agraris, dan Cina. Kelompok- kelompok masyarakat yang mendambakan hak dan keadilan pun mengekor di belakang mereka. Akan tetapi, buah yang dihasilkan malah bertentangan yang mereka inginkan. Mereka hidup dalam kondisi ekonomi yang jauh lebih parah dari sebelumnya. Di satu sisi mereka harus menghindarkan diri dari mati kelaparan, sedangkan di sisi lain mereka menjalani hidup dalam ketakutan dan ancaman pembunuhan yang dapat terjadi kapanpun; juga penyiksaan, pengusiran, dan perampokan.
Telah jelas bahwa ideologi yang didasarkan pada pengingkaran terhadap agama; yang meyakini pertikaian, perseteruan, dan peperangan sebagai satu-satunya landasan berpijak bagi perkembangan dan kemajuan; yang percaya bahwa manusia pada dasarnya adalah binatang; dan yang didasarkan pada gagasan menyimpang bahwa nilai-nilai moral seperti keluarga, kesetiaan, dan persaudaraan yang erat tidaklah perlu dan tidak penting; tidak akan mendatangkan kedamaian, keamanan, kebahagiaan, dan keadilan. Namun kelompok-kelompok masyarakat ini tidak memiliki pandangan ke depan dan pemahaman untuk menilai dan mengkaji hal ini. Mereka melihat foto Karl Marx dan Friedrich Engels, dan menganggapnya sebagai pemikir yang "paling mendalam", "paling susah dimengerti", dan "paling tahu". Mereka melihat penampakan ilmiah yang sebenarnya palsu, kesan mendalam yang hanya di kulit luarnya saja, dan wajah-wajah memukau dari mereka yang mendukung kedua tokoh tersebut, dan terpedaya oleh sihir Komunisme dan materialisme. Padahal, jika mereka masih hidup, mereka akan mengetahui bahwa setiap pemimpin Komunis memiliki pemahaman yang dangkal dan terbelakang, dan mereka adalah orang-orang yang tidak memahami ilmu pengetahuan.
Tak seorang pun yang mereka anggap sebagai pemimpin memiliki pandangan jauh ke depan. Mereka hanya mampu menjalin ikatan dengan kelompok-kelompok masyarakat tersebut dengan mengancam dan menebarkan rasa takut. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan kekerasan, kebiadaban, kekejaman, dan pembunuhan sebagai cara dan berpikir sangat dangkal dan terbelakang. Kini banyak orang-orang yang dulunya Komunis telah menyadari betapa sangat besar kesalahan yang telah mereka perbuat di masa lalu, dan menyesalinya. Mereka telah paham bahwa mereka telah mengikuti secara buta cita-cita yang tak akan pernah terwujud, sesuatu yang tak lebih dari sekedar suara lantang namun kosong tak bermakna. Sebagian yang lain menghabiskan waktu dengan berusaha menunjukkan bahwa mereka masih belum meninggalkan ideologinya. Mereka melakukan ini karena tidak mau mengakui kekalahan dan tidak mau menerima kebenaran. Mereka berkata, "Kami suatu saat akan menang."
Suatu masa akan datang ketika ilmu pengetahuan akan mampu menjangkau ke pelosok manapun dan kapanpun, di mana manusia akan mampu mengetahui kebenaran dan kenyataan lebih banyak serta jauh lebih mudah dari sebelumnya. Dengan keadaan seperti ini, berbagai cara untuk mempengaruhi orang, yang menyerupai mantera sihir, dari orang-orang Komunis, Materialis, dan Darwinis, berikut perkataan memikat dan seruan untuk berperang kini telah kehilangan pengaruhnya. Berbagai ideologi rapuh tersebut, yang kekuatannya dapat dihilangkan dengan pengajaran ilmu pengetahuan, akan kehilangan daya pengaruhnya dengan cepat. Sehingga hari-hari yang menyenangkan, damai dan bahagia menanti umat manusia. Yang paling penting lagi, pemahaman tentang kebohongan Darwinisme, dengan bukti yang kokoh, akan mengakhiri riwayat ideologi-ideologi ini.
Kesimpulan: Komunisme adalah Kebiadaban akibat
Berpaling dari Agama
Siapapun yang mencermati pembantaian, pembunuhan, dan penderitaan yang sengaja ditimpakan terhadap manusia oleh orang-orang Komunis, Nazi, atau Kolonialis, akan bertanya-tanya bagaimana para pendukung berbagai paham ini dapat menjauhkan diri mereka sendiri dari sifat-sifat yang umumnya ada dalam diri manusia. Alasan satu-satunya dari kebiadaban dan penindasan yang dilakukan oleh para pemimpin ini adalah hilangnya agama dalam diri mereka dan ketiadaan rasa takut kepada Tuhan. Manusia yang takut kepada Tuhan dan memiliki keimanan yang mantap kepada hari akhir, sudah pasti tidak akan mampu melakukan segala bentuk penindasan, kejahatan, ketidakadilan, dan pembunuhan sebagaimana yang telah kami paparkan. Selain itu, betapapun ia dipengaruhi, seseorang yang beriman kepada Tuhan dan hari akhir tidak akan pernah terseret untuk mengikuti ideologi yang sedemikian menyesatkan.
Namun orang yang tidak beragama dan tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan tidak mengenal batas apapun. Seseorang yang meyakini bahwa ia dan makhluk hidup lainnya berevolusi secara kebetulan dari materi tak hidup, yang percaya bahwa nenek moyangnya adalah binatang, dan yang menerima bahwa tiada sesuatu pun selain materi, dapat dengan mudah dipengaruhi untuk melakukan segala bentuk kekejaman. Pada pandangan pertama, orang-orang ini mungkin tampak tidak akan menyakiti siapapun. Namun, pada keadaan tertentu mereka dapat berubah menjadi seorang jagal yang melakukan pembantaian. Mereka mampu menjelma menjadi sosok pembunuh yang memukul atau menjadikan orang-orang kelaparan hanya karena tidak mau mengikuti paham mereka. Mereka dapat berubah menjadi orang-orang yang dipenuhi rasa kebencian, muak, dan permusuhan. Ini dikarenakan cara pandang mereka terhadap dunia mengharuskan hal yang demikian ini terjadi.
Pada tahun 1983, Alexander I. Solzhenitsyn, pemenang hadiah Nobel tahun 1970 untuk bidang literatur, memberikan pidato di London di mana ia berusaha menjelaskan mengapa banyak sekali malapetaka buruk yang telah menimpa rakyatnya:
Lebih dari setengah abad yang lalu, ketika saya masih kecil, saya teringat saat mendengarkan sejumlah orang-orang tua memberikan penjelasan berikut ini atas bencana dahsyat yang menimpa Rusia: "Manusia telah melupakan Tuhan; itulah mengapa semua ini terjadi."

MEREKA YANG TERANIAYA
Pemandangan yang mengisahkan sekelumit tentang kekejaman Komunis terhadap umat manusia. Orang-orang terbaring lemah akibat kelaparan, kehausan, dan rasa putus asa. Mereka hidup dalam kemelaratan, mereka membutuhkan...
Sejak saat itu saya menghabiskan hampir 50 tahun untuk menulis tentang sejarah revolusi kami; dalam proses tersebut saya telah membaca ratusan buku, mengumpukan ratusan kesaksian dari orang-orang, dan telah menyumbangkan delapan jilid karya saya dalam upaya membersihkan puing-puing reruntuhan yang tertinggal akibat petaka tersebut. Tapi, jika sekarang saya diminta untuk mengatakan seringkas mungkin penyebab utama revolusi yang menghancurkan tersebut, yang menelan sekitar 60 juta rakyat kami, saya tidak mampu mengungkapkannya dengan lebih tepat kecuali mengulang perkataan: "Manusia telah melupakan Tuhan; itulah mengapa semua ini terjadi."118
Kesimpulan Solzhenitsyn di atas benar-benar sungguh tepat. Sungguh, satu-satunya hal yang mampu menenggelamkan masyarakat ke jurang kebiadaban sedalam itu, yang menjadikan mereka berpaling dari berbagai bentuk penindasan dan tidak mau berbuat apa-apa, adalah berpalingnya mereka dari Tuhan. Sementara Tuhan tidak pernah lupa dan tidak pernah berbuat salah. Para pemimpin Komunis yang bengis tersebut menyangka bahwa mereka telah membangun sistem mereka sendiri untuk mengatur masyarakat dunia. Mereka beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan dan kekuatan yang luar biasa. Mereka bahkan mengadakan berbagai pertemuan rahasia, di mana meraka berbisik satu sama lain tentang kebiadaban berikutnya yang akan mereka lakukan terhadap rakyat guna memperbesar kekuasaan dan kekuatan mereka. Namun ketika mereka melakukan semua ini, Tuhan mengetahuinya, dan Dia akan memberikan balasan terhadap apa yang telah mereka perbuat. Dia menyatakan hal ini dalam Alquran:
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Tidakkan kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya.Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada.Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Mujaadilah, 58:6-7)

Kemudian terdapat golongan orang-orang yang mengikuti para pemimpin kejam ini, yang menjilat dibelakang mereka. Keadaan mereka ini dinyatakan dalam Alquran dalam ayat
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS.Yuunus, 10:44).
Dengan kata lain, orang-orang ini menzalimi dirinya sendiri dengan melalaikan ajaran Allah dan mengikuti pemimpin-pemimpin Darwinis. Di ayat Alquran lainnya dinyatakan bahwa manusia sendirilah yang sebenarnya memunculkan bencana kejahatan dan kerusakan yang terjadi di dunia:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum, 30:41)
Satu-satunya cara guna mencegah bencana ini agar tidak terulang lagi adalah agar manusia menjalani hidup dengan beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, dan tanpa melupakan bahwa mereka akan mempertanggungjawabkan segala yang telah mereka perbuat. Dan agar manusia hidup di bawah cahaya Alquran, yang Allah turunkan untuk seluruh manusia agar mereka menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia seperti cinta, kasih sayang, kedermawanan, dan kesetiaan, sebagaimana diperintahkan dalam Alquran.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl, 16:97)



Rezim berhaluan Komunis-Darwinis tidak menghargai rakyatnya. Mereka diterlantarkan hingga melarat, dan meninggal dengan mata terbuka. Rusia adalah contoh nyata kekejaman ini.

<< kembali
lanjut >>





DARWINISME: SUMBER KEKEJAMAN KOMUNIS
Abad yang baru saja kita tinggalkan dipenuhi dengan berbagai tindak kekerasan dan kebiadaban. Tidak diragukan lagi, ideologi pembawa bencana terbesar bagi umat manusia di abad tersebut adalah Komunisme, paham yang paling tersebar luas di seluruh dunia. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Mark dan Friedrich Engels pada abad ke-19, telah begitu banyak menumpahkan darah di berbagai belahan bumi, melebihi apa yang dilakukan oleh kaum Nazi dan para penjajah. Paham ini telah merenggut nyawa orang-orang yang tidak berdosa, memunculkan gelombang kekerasan, dan menebarkan rasa ketakutan serta putus asa di kalangan umat manusia. Bahkan kini, ketika orang menyebut-nyebut negara Tirai Besi dan Rusia, segera muncul gambaran tentang masyarakat yang terselimuti kegelapan, kabut, rasa putus asa, beragam persoalan, dan ketakutan; serta jalanan yang tidak menampakkan tanda-tanda kehidupan. Tidak menjadi soal, seberapa dahsyat Komunisme dianggap telah hancur di tahun 1991, puing-puing yang ditinggalkannya masih tetap ada. Tak peduli, meskipun orang-orang Komunis dan Marxis yang "tak pernah jera" tersebut telah menjadi "liberal", filsafat materialis, yang merupakan sisi gelap Komunisme dan Maxisme, dan yang memalingkan manusia dari agama dan nilai-nilai akhlak, masih tetap berpengaruh pada mereka.


Ideologi yang menebarkan ketakutan ke seluruh penjuru dunia ini sebenarnya mewakili pemikiran yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Dialektika meyakini bahwa seluruh perkembangan di jagat raya terjadi akibat adanya konflik. Berdasarkan kepercayaan ini, Marx dan Engels melakukan pengkajian terhadap sejarah dunia. Marx menyatakan bahwa sejarah manusia adalah berupa konflik, dan konflik yang ada sekarang adalah antara kaum buruh dan kaum kapitalis. Para buruh ini akan segera bangkit dan memunculkan revolusi Komunis.
Sebagaimana orang-orang materialis, kedua pendiri komunisme ini memendam kebencian yang mendalam terhadap agama. Marx dan Engels, keduanya adalah atheis tulen yang memandang perlunya menghapuskan keyakinan terhadap agama dilihat dari sudut pandang Komunisme.
Tetapi, ada satu hal yang belum dimiliki Marx dan Engels: agar dapat menarik pengikut di kalangan masyarakat secara lebih luas, mereka perlu membungkus ideologi mereka dengan penampakan ilmiah. Inilah awal dari terbentuknya ideologi gabungan berbahaya yang kemudian memunculkan penderitaan, kekacauan, pembunuhan masal, pertikaian sesama saudara, dan perpecahan di abad ke-20. Darwin mengemukakan teorinya tentang evolusi dalam bukunya The Origin of Species. Dan sungguh menarik bahwa pernyataan utama yang ia kemukakan adalah penjelasan yang sedang dicari-cari oleh Marx dan Engels. Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada sebagai hasil dari "perjuangan untuk mempertahankan hidup" atau "konflik dialektika". Lebih dari itu, ia mengingkari penciptaan dan menolak keyakinan terhadap agama. Bagi Marx dan Engels hal ini merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
Kekaguman Marx dan Engels Terhadap Darwin
Sedemikian pentingnya Darwinisme bagi komunisme sehingga hanya beberapa bulan setelah buku Darwin terbit, Engels menulis kepada Marx, "Darwin, yang (bukunya) kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan."78
Marx menjawab tulisan Engels pada tanggal 19 Desember 1860, dengan mengatakan, "Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita."79

Bapak pendiri Komunisme: Karl Marx dan Friedrich Engels.

KEHANCURAN TEORI SEJARAH MARXIS
Karl Mark, bapak pendiri Komunisme, sangat terpengaruh oleh gagasan Dawin, dan meng-gunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah, dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi. Berda-sarkan pandangan ini, ekonomi menjadi penentu segala sesuatu yang lain. Sejarah melewati beberapa tahapan evolusi: Masyarakat primitif, masyarakat budak, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis, dan masyarakat Komunis sebagai tahapan yang terakhir.
Namun, sejarah telah membuktikan sendiri bahwa periode evolusi yang dikemukakan Marx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat manapun yang melalui tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya, berbagai sistem yang diyakini Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula. Di saat satu wilayah dari suatu negara sedang mengalami sistem yang menyerupai masyarakat feodal, sistem kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam negara yang sama. Jadi, pernyataan bahwa tahapan dari satu sistem ke sistem berikutnya mengikuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak dapat dibuktikan sama sekali.
Sebaliknya, tak satupun ramalan Marx tentang masa depan menjadi kenyataan. Akhirnya disadari bahwa teori-teori Marx tidak dapat diterapkan dalam waktu 10 tahun setelah kematiannya. Marx menyatakan bahwa secara bergantian, negara-negara maju kapitalis akan mengalami revolusi Komunis. Namun, periode ini tidak pernah terjadi. Lenin, salah seorang pengikut setia Marx, mencoba menjelaskan mengapa revolusi ini belum juga terjadi, dan kemudian membuat ramalan lain bahwa revolusi Komunis akan dialami oleh negara-negara Dunia Ketiga. Namun, sejarah membuktikan ketidakbenaran seluruh pernyataan Lenin. Di masa kini, jumlah negara-negara yang berada di bawah kekuasaan Komunisme dapat dihitung dengan jari tangan sebelah. Selain itu, Maxisme menggunakan kekerasan di setiap wilayah di mana mereka meraih kekuasaan, dan ia berkuasa bukan melalui gerakan yang didukung masyarakat luas, seperti yang diakuinya, melainkan dengan kekuatan diktator.
Singkatnya, sejarah yang baru saja berlalu benar-benar membuktikan kekeliruan periode evolusi sejarah sebagaimana perkiraan filsafat Marxis. Teori seperti "dialektika sejarah" dan "evolusi sejarah" dalam berjilid-jilid buku yang ditulis oleh para ideolog materialis seperti Marx dan Engels, hanyalah hasil khayalan mereka.
Dalam sebuah surat yang ditulis Marx pada tanggal 16 Januari 1861 kepada Lassalle, seorang teman sosialis lainnya, ia mengatakan: "Buku Darwin sangatlah penting dan membantu saya meletakkan dasar berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan kelas dalam sejarah."80 Begitulah, pernyataan ini mengungkap betapa pentingnya teori evolusi bagi Komunisme.
Marx menunjukkan rasa simpatinya terhadap Darwin dengan mempersembahkan karya terpentingnya, Das Kapital, kepada Darwin. Salinan buku jilid pertama karya Marx yang dimiliki Darwin dibubuhi tulisan tangan Marx sendiri, yang menggambarkan dirinya sebagai "pengagum tulus" sang Naturalis Inggris, yakni Darwin.81
Engels juga mengakui kekagumannya pada Darwin dalam pernyataannya:
Alam adalah ujian bagi dialektika, dan perlu dikemukakan...bahwa pada akhirnya, alam berjalan secara dialektik dan bukan secara metafisik...Dalam hal ini, nama Darwin mesti disebut sebelum yang lain82
Engels memuji Darwin dan Marx sebagai dua orang yang memiliki kesamaan, "Sebagaimana Darwin menemukan hukum evolusi pada alam kehidupan, Marx menemukan hukum evolusi pada sejarah manusia," katanya83
Dalam karyanya yang lain, Engels menekankan betapa pentingnya usaha yang dilakukan Darwin dalam membangun sebuah teori yang menentang agama:
Ia (Darwin) telah memberikan pukulan paling keras terhadap gambaran metafisik tentang alam melalui pembuktiannya bahwa alam kehidupan yang ada sekarang - tumbuhan, binatang, dan juga manusia tentunya - adalah hasil dari proses evolusi yang terus berlangsung selama jutaan tahun.84
Selain itu, Engels dengan segera menunjukkan penerimaannya terhadap teori Darwin dengan menulis artikel berjudul "The Part Played by Labour in the Transition from Ape to Man" ("Peran yang Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia".)
Peneliti Amerika, Conway Zirckle, menjelaskan mengapa para pendiri Komunisme segera menerima teori Darwin:
Marx dan Engels menerima evolusi segera setelah Darwin menerbitkan buku The Origin of Species. Evolusi, sudah pasti, hanyalah sesuatu yang dibutuhkan para pendiri komunisme untuk menjelaskan bagaimana manusia muncul menjadi ada tanpa perlu campur tangan kekuatan supernatural apapun, dan karenanya dapat digunakan untuk mengukuhkan landasan filsafat materialistis mereka. Tambahan pula, penafsiran Darwin tentang evolusi - bahwa evolusi telah berlangsung melalui hasil kerja seleksi alam - memberi mereka penjelasan lain di luar penjelasan teologis yang berlaku umum terhadap fakta bahwa semua bentuk kehidupan teradaptasi dengan lingkungan mereka.85
Tom Bethell, dari majalah Harper's, menjelaskan kaitan mendasar antara Marx dan Darwin sebagaimana berikut:
Marx mengagumi buku Darwin bukan karena alasan ekonomis, namun karena alasan yang lebih mendasar bahwa alam semesta menurut Darwin sepenuhnya bersifat materialistik, dan penjelasan tentang hal ini tidak lagi merujuk kepada penyebab yang tidak nampak, yang bukan materi di luar atau di 'balik' alam semesta. Berkenaan dengan hal yang penting ini, Darwin dan Marx benar-benar kawan sejati.86
Kini hubungan antara Darwinisme dan Marxisme adalah kebenaran yang nyata dan diakui setiap orang. Buku-buku yang mengisahkan riwayat hidup Karl Marx senantiasa mengemukakan hal ini secara jelas. Misalnya, sebuah biografi Karl Marx memaparkan hubungan tersebut sebagaimana berikut:
"Darwinisme memunculkan serangkaian kebenaran yang utuh yang mendukung Marxisme, dan membuktikan serta mengembangkan kebenarannya. Penyebaran pemikiran evolusi Darwinis telah menciptakan lahan subur bagi pemikiran Marxis secara keseluruhan untuk diterima oleh kalangan buruh... Marx, Engels, dan Lenin memberikan perhatian sangat besar terhadap pemikiran Darwin dan menekankan nilai ilmiahnya, dengan demikian penyebaran pemikiran ini mengalami percepatan."87
Seperti yang telah kita pahami, Marx dan Engels senang karena merasa yakin bahwa gagasan evolusi Darwin memberikan dukungan ilmiah bagi cara pandang atheis mereka. Namun kegembiraan ini terbukti terlalu dini. Teori evolusi nampak mendapatkan penerimaan yang luas karena dikemukakan di abad ke-19. Teori ini masih penuh dengan kekeliruan karena ketiadaan bukti ilmiah apapun yang mendukungnya. Ilmu pengetahuan, yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20, telah mengungkap ketidakabsahan teori evolusi. Ini berarti keruntuhan pemikiran Komunis dan Materialis sebagaimana halnya yang menimpa Darwinisme. (Untuk lebih jelasnya silakan membaca buku Keruntuhan Teori Evolusi karya Harun Yahya). Tetapi, karena para ilmuwan yang berpandangan materialis tahu bahwa keruntuhan Darwinisme juga berarti keruntuhan ideologi-ideologi mereka sendiri, mereka mengusahakan berbagai cara yang mungkin untuk menyembunyikan keruntuhan Darwinisme tersebut dari pandangan masyarakat.
Kekaguman Pengikut Marx dan Engels terhadap Darwin
Para pengikut Marx dan Engels, yang bertanggung jawab atas kematian jutaan orang dan ratusan juta lainnya yang hidup dalam penderitaan, ketakutan, dan kekerasan, menyambut hangat teori evolusi dengan penuh kegembiraan.
John N. Moore berbicara mengenai kaitan antara evolusi dan para pemimpin Uni Soviet yang menerapkan gagasan Marx dan Engels di Rusia:
Pemikiran para pemimpin Uni Soviet berakar kuat pada cara pandang evolusi.88
Adalah Lenin yang menjadikan proyek revolusi Komunis Marx sebagai kenyataan. Lenin, pemimpin pergerakan Bolshevik Komunis di Rusia, bertujuan menjatuhkan rezim Tsar di Rusia dengan kekuatan bersenjata. Kekacauan pasca Perang Dunia I memberi kesempatan yang selama ini dinanti-nantikan kaum Bolshevik. Di bawah pimpinan Lenin, kaum Komunis merebut kekuasaan melalui perjuangan bersenjata dalam bulan Oktober 1917. Menyusul revolusi ini, Rusia menjadi ajang perang sipil berdarah selama 3 tahun antara pihak Komunis melawan para pendukung Tsar.
Seperti para pemimpin Komunis lainnya, Lenin seringkali menegaskan bahwa teori Darwin merupakan landasan berpijak yang sangat penting bagi filsafat materialis dialektika.



Salah satu pernyataannya mengungkap pandangannya tentang Darwinisme:
Darwin mengakhiri keyakinan bahwa spesies binatang dan tumbuhan tidak berkaitan satu sama lain, kecuali secara kebetulan, dan bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan, dan karenanya tidak mengalami perubahan.89

Lenin ve Trotsky
Trotsky, yang dianggap tokoh paling penting dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin, kembali menekankan pentingnya Darwinisme. Ia menyatakan kekagumannya atas Darwin sebagaimana berikut:
Penemuan Darwin adalah kemenangan terbesar dialektika di segala bidang kehidupan.90
Menyusul kematian Lenin di tahun 1924, Stalin, yang dikenal luas sebagai diktator paling berdarah sepanjang sejarah dunia, menggantikannya menduduki jabatan pemimpin Partai Komunis. Selama 30 tahun masa pemerintahannya, apa yang dilakukan Stalin hanyalah pembuktian atas kekejaman sistem Komunisme.
Kebijakan penting Stalin yang pertama adalah mengambil alih lahan-lahan milik petani yang berjumlah 80% dari keseluruhan penduduk Rusia atas nama negara. Atas nama kebijakan pengambilalihan dan pengumpulan tanah ini, yang ditujukan untuk menghilangkan kepemilikan pribadi, semua hasil panen para petani Rusia dikumpulkan oleh aparat bersenjata. Akibat yang ditimbulkan adalah bencana kelaparan yang mengenaskan. Jutaan wanita, anak-anak dan orang tua yang tidak mampu mendapatkan apapun untuk dimakan, terpaksa menggeliat kelaparan hingga meninggal. Korban meninggal di Kaukasus saja mencapai 1 juta jiwa.


Stalin mengirim ratusan ribu orang yang mencoba melawan kebijakan ini ke kamp-kamp kerja paksa Siberia yang mengerikan. Kamp-kamp ini, di mana para tahanan dipekerjakan hingga mati, menjadi kuburan bagi kebanyakan mereka. Selain itu, puluhan ribu orang dibunuh oleh polisi rahasia Stalin. Jutaan orang dipaksa mengungsi ke daerah-daerah terpencil di Rusia, termasuk warga Krimea dan Turki Turkestan.
Melalui kebijakan berdarah ini, Stalin telah membunuh sekitar 20 juta orang. Para sejarawan telah mengungkap bahwa kebiadaban ini memberikan kenikmatan tersendiri baginya. Ia merasa sangat senang untuk duduk di mejanya di Kremlin sembari memeriksa daftar mereka yang mati di kamp-kamp konsentrasi atau yang telah dihukum mati.
Selain karena kondisi kejiwaannya, yang paling berpengaruh hingga menjadikannya pembunuh yang demikian kejam adalah filsafat materialis yang ia yakini. Dalam perkataan Stalin sendiri, pijakan utama bagi filsafat ini adalah teori evolusi Darwin. Ia menjelaskan betapa pentingnya pemikiran Darwin:
Tiga hal yang kita lakukan agar tidak melecehkan akal para pelajar seminari kita. Kita harus mengajarkan mereka usia bumi, asal-usul bumi, dan ajaran-ajaran Darwin.91
Ketika Stalin masih hidup, teman dekat semasa kecilnya mengisahkan bagaimana Stalin menjadi seorang atheis dalam buku Landmarks in the life of Stalin (Peristiwa Penting dalam Kehidupan Stalin):

Stalin termasuk diktator paling berdarah sepanjang sejarah. Ia bertanggung jawab atas terbunuhnya puluhan juta manusia, kematian akibat kelaparan dan kemiskinan, dan jutaan lagi yang terlantar tanpa tempat tinggal dan mata pencaharian.

Di usia yang sangat dini, ketika masih sebagai seorang murid di sekolah Kristen, kawan saya Stalin telah memiliki pola pikir yang kritis dan revolusioner. Ia mulai membaca buku Darwin dan menjadi seorang atheis.92
Dalam buku yang sama, G. Glurdjidze, teman Stalin semasa kecil, mengisahkan bagaimana Stalin berhenti mengimani Tuhan dan mengatakan kepadanya bahwa alasannya adalah buku Darwin. Stalin juga memaksanya untuk membaca buku tersebut.93
Salah satu bukti penting tentang keyakinan buta Stalin terhadap teori evolusi adalah penolakan sistem pendidikan Soviet terhadap hukum genetika Mendel di saat ia masih berkuasa. Hukum ilmiah yang telah diterima di seluruh dunia ilmu pengetahuan sejak awal abad ke-20 ini menolak gagasan Lamarck yang menyatakan bahwa "sifat dapatan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya." Ilmuwan Rusia Lysenko melihat hal ini sebagai pukulan hebat terhadap teori evolusi dan, oleh karenanya, merupakan bahaya besar. Ia menyampaikan gagasannya kepada Stalin. Stalin terkesan dengan pemikiran Lysenko dan menempatkannya sebagai kepala sejumlah organisasi ilmiah milik pemerintah. Demikianlah, ilmu genetika, yang telah memberikan pukulan berat bagi evolusi, tidak diterima di organisasi ilmiah atau sekolah manapun di Uni Soviet hingga kematian Stalin.
Di masa Stalin, Uni Soviet telah berubah menjadi wilayah yang penuh kekacauan di mana jutaan nyawa manusia senantiasa terancam. Meski bersih dari kesalahan apapun, mereka dapat diciduk kapanpun untuk menerima siksaan yang belum pernah terbayangkan. Tidak hanya Komunisme, sejarah Fasisme juga dipenuhi dengan perlakuan serupa.
Ketika mengkaji berbagai peristiwa ini, para pengamat sejarah terjebak dalam kesalahan saat mengemukakan bahwa penyebab utama dari segala kebiadaban dan kejahatan ini adalah dikarenakan Lenin, Stalin, Mao, Hitler, dan Mussolini memiliki kepribadian yang tidak stabil dan menderita penyakit kejiwaan. Namun, kebetulan macam apakah ini jika seluruh dunia harus jatuh ke tangan orang-orang yang jiwanya terganggu pada saat yang bersamaan?
Adalah sebuah kebenaran yang jelas dan pasti bahwa orang-orang ini beserta ideologi yang dianutnya, semuanya meminum dari mata air yang sama. Segala kebijakan yang mereka terapkan dikemukakan sebagai sesuatu yang sah dan satu-satunya yang benar berdasarkan sumber yang sama. Singkatnya, di belakang orang-orang ini ada satu pihak lain yang paling bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi. Penyebab munculnya para pemimpin yang tidak manusiawi dan berpenyakit kejiwaan, yang menyeret jutaan manusia untuk mengikuti mereka, dan yang membolehkan mereka melakukan kejahatan, adalah pembenaran dan dukungan yang seolah tampak ilmiah tersebut, yang diberikan kepada mereka oleh filsafat materialis dan Darwinisme.
Mao Tse Tung: Duta Besar Darwin dan Marx di Cina
Ketika Stalin masih memerintah rezim totaliternya, rezim Komunis lain yang menganggap Darwinisme sebagai landasan berpijak ilmiahnya didirikan di Cina. Komunis di bawah pimpinan Mao Tse Tung meraih kekuasaan pada tahun 1949 setelah perang sipil yang panjang. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah, persis seperti sekutunya Stalin, yang memberinya dukungan penuh. Hukuman mati dengan alasan politis yang tak terhitung jumlahnya terjadi di Cina. Di tahun-tahun berikutnya, kelompok pemuda militan Mao yang dikenal sebagai "Pasukan Pengawal Merah" menghempaskan negeri ini dalam tirani ketakutan.
Mao secara terbuka mengumumkan dasar filosofis dari sistem yang ia bangun dengan mengatakan: "Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi."94
Sebagai Marxis, atheis, dan penganut setia evolusionisme, Mao menetapkan bahwa bahan bacaan yang digunakan dalam program "Lompatan Besar ke Depan" dalam literatur masa kini adalah karya-karya Darwin serta bahan bacaan lain yang mendukung cara pandang evolusi.95
Ketika Komunis Cina meraih kekuasaan di tahun 1950, mereka menggunakan teori evolusi sebagai landasan ideologis mereka. Bahkan pada kenyataannya, kalangan intelektual Cina telah menerima teori evolusi jauh-jauh hari sebelumnya:
Selama abad ke-19, Barat menganggap Cina sebagai raksasa yang sedang tidur, terkungkung dan terjebak oleh tradisi kuno. Beberapa orang Eropa mengetahui betapa bersemangatnya kaum intelektual Cina dalam menangkap gagasan evolusi Darwin, dan melihat di dalamnya terdapat dorongan penuh harapan bagi kemajuan dan perubahan. Menurut penulis Cina Hu Shih (Living Philosophies, 1931), ketika buku Thomas Huxley Evolution and Ethics (Evolusi dan Etika) diterbitkan pada tahun 1898, buku tersebut segera dikagumi dan diterima oleh kalangan intelektual Cina. Orang-orang kaya mendanai penerbitan edisi berbahasa Cina dari buku tersebut agar dapat tersebar luas ke masyarakat.96

Mao Tse Tung

Jadi, orang-orang yang beralih kepada Komunisme dan memimpin revolusi Komunis adalah para intelektual ini, yang "dengan bersemangat telah terpengaruhi" pemikiran Darwin.
Tidaklah sulit bagi Cina waktu itu, bahkan dengan beragam kepercayaan yang mendalam dan sejarah panteistiknya, untuk masuk ke dalam dekapan Darwinisme dan Komunisme. Dalam sebuah artikel di majalah New Scientist, filsuf Darwinis asal Kanada, Michael Ruse, berkata tentang Cina di awal abad ke-20:
Pemikiran ini langsung mengakar, karena Cina secara tabiatnya tidak memiliki hambatan intelektual maupun relijius terhadap evolusi sebagaimana yang seringkali ada di Barat. Sungguh, dalam beberapa hal, Darwin terlihat hampir mirip orang Cina!... pemikiran para penganut Taoisme dan Neo-Konghucu selalu menitikberatkan pada "kebendaan" manusia. Kekerabatan kita dengan binatang bukanlah hal yang mengejutkan... Kini, filsafat yang resmi adalah Leninisme Marxis (atau sejenisnya). Namun, tanpa pendekatan materialis sekuler dari Darwinisme (di sini diartikan sebagai filsafat sosial secara lebih umum), tidak akan tersedia lahan subur bagi Mao dan para pendukung revolusinya untuk menebarkan benih dan menuai hasil panen mereka.97
Sebagaimana pernyataan Michael Ruse di atas, dengan berakar kuatnya pemikiran Darwin, Cina dengan mudah menganut Komunisme. Masyarakat Cina, yang terpedaya oleh pemikiran Darwinis, berdiam diri dan menyaksikan semua pembantaian oleh Mao Tse Tung, salah seorang pembunuh kejam yang tercatat dalam sejarah.
Komunisme menyebabkan perang gerilya, aksi terorisme berdarah, dan perang sipil di banyak negara, tidak hanya di Cina. Turki termasuk salah satu di antaranya. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, kelompok-kelompok yang mengangkat senjata melawan negara telah menyeret Turki ke kancah terorisme dengan tujuan mengadakan revolusi Komunis di negara tersebut. Setelah tahun 1980, terorisme Komunis bergabung dengan arus separatisme dan menjadi penyebab atas kematian puluhan ribu warga Turki, polisi, serta tentara selama menjalankan tugas mereka.
Ideologi Komunis, yang telah menyebabkan pertumpahan darah di dunia selama 150 tahun senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme. Bahkan kini, kalangan Komunis adalah pendukung terdepan Darwinisme. Kapanpun seseorang mengamati kelompok-kelompok yang keras kepala mendukung teori evolusi, di hampir setiap negara, ia akan menyaksikan para penganut Marxisme di barisan terdepan kelompok tersebut. Sebab, sebagaimana perkataan Karl Marx, teori evolusi memberikan dasar berpijak bagi ideologi Komunis dari segi ilmu alam, dan memberikan pembenaran ilmiah terpenting, meskipun keliru, bagi pengingkaran kaum Komunis terhadap agama.
Di Balik Eratnya Hubungan antara Darwinisme dan Komunisme: Kebencian terhadap Agama
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, alasan terpenting yang menjadikan kuatnya keyakinan kaum materialis dan Komunis terhadap Darwinisme adalah dukungan yang nyata-nyata diberikan Darwinisme kepada atheisme. Filsafat Materialis telah ada sepanjang sejarah, tetapi hingga abad ke-19 kebanyakan pemikiran para filsuf terbatas hanya pada teori semata. Alasan terpenting mengapa demikian adalah hingga saat itu para ilmuwan yang ada beriman kepada Tuhan dan meyakini adanya penciptaan. Namun pada abad ke-19 filsafat materialis dan teori Darwin mulai diterapkan pada ilmu-ilmu kealaman. Darwinisme adalah landasan utama bagi budaya anti agama kaum materialis yang terjadi pada abad ke-19 dan yang paling terasa dampaknya di abad ke-20.
Berbagai ideologi yang lahir dari budaya materialis ini, sebagaimana yang telah kami ulas sebelumnya, menyulut pecahnya dua perang dunia, perang sipil yang tak terhitung, tindakan terorisme, pembasmian etnis, pemusnahan dan kebiadaban. Akibat serangkaian bencana ini, puluhan juta manusia kehilangan nyawa, ratusan juta orang tertindas dan harus menderita perlakuan paling buruk.
Para teroris yang terpengaruh oleh pandangan materialis-Darwinis, sebagaimana binatang yang mereka yakini sebagai asal-usul mereka, pergi jauh ke gunung dan tinggal di gua-gua dalam keadaan yang memprihatinkan. Mereka dapat membunuh manusia tanpa perlu berpikir panjang, dan menghabisi nyawa bayi, orang tua dan orang tak berdosa. Tanpa memandang diri sendiri dan orang lain sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan ruh, akal, hati, dan pemahaman, mereka memperlakukan satu sama lain sebagaimana halnya binatang memperlakukan sesamanya. Penghancuran lusinan gereja dan masjid oleh Stalin hanyalah satu bentuk kebencian Komunis terhadap agama.
Dalam bukunya "The Long War Against God" (Perang Panjang Melawan Tuhan), Henry Morris menjelaskan kaitan tersebut sebagaimana berikut ini:



Meskipun secara ilmiah memiliki banyak kekurangan, sifat ilmiah yang dianggap ada pada evolusi telah biasa digunakan untuk membenarkan semua bentuk sistem beserta penerapannya yang anti-Tuhan. Yang paling berhasil, sejauh ini, tampaknya adalah komunisme, dan para pengikutnya di seluruh dunia telah terperdaya untuk berpikir bahwa komunisme pasti benar karena didasarkan pada ilmu evolusi.98

Selama dan setelah revolusi Bolshevik, terjadi banyak pengrusakan terhadap simbul-simbul keagamaan. Gereja dan masjid dihancurkan. Benda-benda bernilai seni di dalam gereja dijarah, sebagaimana tampak dalam gambar.
Permusuhan Komunisme dan materialisme terhadap agama menjelma dalam berbagai bentuk kekerasan selama pemberontakan Bolshevik. Bangunan gereja dan masjid dihancurkan. Di antara yang tidak diakui keberadaannya dan tidak digolongkan dalam "masyarakat sosialis baru", terutama adalah kaum agamawan. Meskipun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat adalah agamis, mereka dipersulit untuk melaksanakan kewajiban agama mereka. Dalam rangka menjadikan Minggu, saat orang Kristiani pergi ke gereja, bukan sebagai hari suci, gagasan tentang hari libur bersama dihilangkan. Setiap orang bekerja selama 5 hari, tapi hari libur mingguan dapat diambil kapan saja. Kebijakan ini sengaja diberlakukan kaum komunis "untuk membantu usaha penghapusan agama".99 Menyusul kebijakan ini, pada tahun 1928 dan 1930, pajak yang wajib dibayar oleh kaum agamawan dinaikkan 10 kali lipat, kupon untuk mendapatkan jatah makanan ditarik , dan mereka tidak lagi diperbolehkan mendapatkan layanan kesehatan. Ini berarti mereka tidak lagi menikmati hak-hak mereka sebagai warga sipil. Mereka seringkali ditangkap, dipindahkan dari tempat tugas mereka dan diasingkan. Hingga tahun 1936, sekitar 65 persen masjid dan 70 persen gereja yang ada telah dihancurkan.
Perlakuan paling kejam terhadap kaum agamawan terjadi di Albania. Pemimpin Komunis di Albania, yang dikenal tidak beragama, adalah Enver Hodja, yang pada tahun 1967 mengumumkan Albania sebagai negara pertama "tanpa agama". Para agamawan dipenjarakan tanpa alasan apapun, dan beberapa dari mereka dibunuh selama dalam tahanan. Pada tahun 1948 dua orang uskup dan 5.000 orang agamawan ditembak. Orang-orang Muslim juga mendapat perlakuan yang sama. Lembaran berita bulanan Nendori¬ mengumumkan bahwa 2.169 masjid dan gereja telah ditutup, 327 di antaranya adalah tempat ibadah Katolik.
Alasan dari semua kebijakan ini, tidak diragukan lagi, adalah cita-cita Komunisme dalam rangka membentuk masyarakat yang secara buta mengingkari keberadaan Tuhan, yang tidak lagi bersentuhan dengan agama, dan hanya meyakini dan menghargai segala yang bersifat materi. Pada kenyataannya, inilah sasaran utama yang ingin dicapai Komunisme. Sebab, para pemimpin Komunis paham bahwa mereka hanya dapat memerintah sekehendak hati mereka orang-orang yang berkepribadian seperti mesin, tidak lagi memiliki kepekaan, tidak berperasaan, dan, di atas itu semua, yang tidak lagi merasa takut kepada Tuhan. Dengan masyarakat seperti ini, para pemimpin Komunis dapat mendorong mereka melakukan pembunuhan dan penindasan sebanyak dan sekejam yang mereka kehendaki. Darwinisme telah mengukuhkan paham atheisme dan membenarkan segala bentuk penindasan, kekejaman, pertikaian, dan pembunuhan yang kesemuanya dilarang dalam agama. Segala tindakan inilah yang dianjurkan Darwinisme agar dilaksanakan oleh semua ideologi yang telah menumpahkan darah dan menganggap kehidupan tidak berharga di abad ke-20. Itulah sebabnya mengapa abad yang lalu dipenuhi peperangan, pembantaian, pemberontakan, tindak kekerasan, pertikaian dan permusuhan yang tak berkesudahan.


Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (QS. Al Baqarah, 2:114).
Penindasan dan Kekerasan oleh Kaum Komunis-Darwinis
Memunculkan kekacauan dan ketakutan adalah dua senjata sangat penting yang selalu digunakan Marxisme dan komunisme. Kecenderungan Marxisme kepada terorisme dan kekerasan tampak dalam percobaan di distrik Paris ketika Marx masih hidup. Terorisme, secara khusus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ideologi Komunis dengan Lenin, ketika ia sedang menerapkan teori Marx. Kaum komunis menumpahkan darah jutaan manusia di setiap tempat di bumi, dan membuat orang mengalami penderitaan, ketakutan, dan kekejaman dengan mendirikan organisasi-organisasi teroris. Sebagaimana yang akan tampak di halaman-halaman berikutnya, kini semua pemimpin Komunis dikenang karena penindasan dan pembunuhan yang mereka lakukan. Meskipun demikian, masih saja ada sejumlah kalangan yang memajang foto para pembunuh kejam yang bersimbah darah ini pada dinding-dinding mereka, dan masih menerima orang-orang bengis ini sebagai guru mereka.
Orang-orang Komunis menegaskan bahwa kekejaman dan terorisme bukanlah perbuatan mereka dan bahwa tindakan biadab ini hanya terjadi dalam penerapan Komunisme oleh sejumlah perorangan. Mereka juga berupaya memutihkan nama Komunisme. Namun, apapun usaha mereka, terdapat sebuah kebenaran yang tidak dapat disangkal: Para Pendiri Komunisme secara pribadi membela kekerasan dan terorisme dan memandangnya sangat penting bagi ideologi mereka. Pakar ilmu politik Amerika, Samuel Francis, mengatakan tentang hal ini:
Marx dan Engels pada dasarnya menegaskan secara khusus bahwa revolusi akan selalu diwarnai kekerasan dan para pelaku revolusi harus menggunakan kekerasan melawan para penguasa, dan dalam beberapa hal mereka benar-benar menampakan dukungan terhadap terorisme.100






La revolución comunista fue muy sangrienta. Decenas de millones de personas fueron masacradas y asesinadas brutalmente. Los líderes comunistas ordenaron que todo el que se le opusiese sea liquidado.

Karl Marx mengatakan "pemberontakan adalah seni sebagaimana halnya berperang" dan menggunakan perkataan Danton, salah seorang tokoh terpenting dalam "politik revolusioner", sebagai pegangan utama: de l'audace, de l'audace, encore de l'audace" (Serang, serang, dan serang lagi!)101 Terdapat pernyataan yang jelas oleh Lenin tentang keharusan menggunakan terorisme secara sistematis. Di bawah ini beberapa di antaranya:
Pada kenyataannya, negara tidak lain adalah mesin untuk menekan kebebasan satu kelas oleh kelas lain. Pemerintahan diktator adalah kekuasaan yang didasarkan secara langsung pada kekuatan dan tidak dibatasi oleh hukum... Pemerintahan diktator revolusioner kaum buruh adalah kekuasaan yang dimenangkan dan dipertahankan dengan menggunakan kekerasan oleh kaum buruh terhadap kaum kaya, sebuah pemerintahan yang tidak dibatasi oleh hukum apapun.102
Kita sama sekali tidak menentang pembunuhan politis... Hanya ketika berkaitan langsung dan erat dengan pergerakan massa, aksi teroris perorangan benar-benar mampu dan pasti membuahkan hasil.103
Agar menjadi sebuah kekuatan, para buruh yang sadar akan kedudukannya harus memperoleh mayoritas yang mendukungnya. Selama tidak ada kekerasan yang digunakan untuk melawan masyarakat, maka tidak ada cara lain untuk meraih kekuasaan.104
Ketika berbicara pada pertemuan para buruh, Lenin melontarkan pernyataan mengerikan tentang betapa terorisme sangat penting bagi mereka:
Jika massa tidak bangkit secara tiba-tiba, tak satupun yang akan tercapai... Sebab, selama kita gagal menghukum para spekulan seperti yang sepatutnya mereka terima - dengan menembakkan peluru di kepala mereka - kita tidak akan meraih apapun. 105
Salah seorang pemimpin utama Revolusi Oktober di Rusia, Trotsky, mengatakan berikut ini untuk membenarkan perkataan Lenin:
Tetapi revolusi benar-benar memerlukan kaum revolusioner sehingga ia meraih tujuannya dengan segala cara yang ada - jika perlu dengan mengangkat senjata, bahkan Terorisme.106

PENINDASAN DI RUSIA
Gambar di samping melukiskan kekejaman yang berlangsung selama revolusi di Rusia.

Trotsky bahkan melangkah lebih jauh lagi dalam pidatonya yang lain,
Satu-satunya pilihan kita sekarang adalah perang sipil. Perang sipil adalah perjuangan untuk mendapatkan makanan... Hidup perang sipil!107
Prinsip-prinsip para perumus teori Komunis seperti Lenin dan Trotsky ini diterapkan dalam revolusi Bolshevik di Rusia. Selama masa revolusi di musim gugur tahun 1917, mulailah terjadinya pembantaian secara meluas, perampasan, dan kekerasan yang sulit dipercaya. Orang-orang yang menentang atau dicurigai menentang revolusi dikumpulkan tanpa alasan, ditangkap dan ditembak. Rumah-rumah dirampok dan dihancurkan. Terorisme, yang dimulai dengan Lenin dan Trotsky, berlanjut terus dan menjadi semakin buruk pada masa Stalin.


Akibat kelaparan yang terjadi pada tahun 1921-1922 karena ulah rezim Komunis. Pemandangan di atas memperlihatkan korban bencana kelaparan ini.

Harrison E. Salisbury dari The New York times melukiskan kamp-kamp penjara Soviet sebagaimana berikut:
...sebuah benua yang keseluruhannya adalah teror... Dibanding dengan mereka yang telah menyebabkan ratusan ribu hukuman mati dan jutaan orang mati selama masa teror Soviet, pemerintahan Tsar terlihat lebih baik... Otak kita sulit membayangkan kejahatan rutin dan sistematis di mana tiga atau empat juta, atau bahkan lebih, pria dan wanita dihukum setiap tahun dengan kerja paksa dan pengasingan untuk selamanya - dan sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja sehingga seringkali para tahanan tidak diberitahu tentang hukuman mereka...108
Orang-orang selain Rusia, dan khususnya Turki Krimea, Turki Asia Tengah, dan Kazakh, tak luput dari terorisme Soviet. Pengadilan khusus, troiki, didirikan untuk membersihkan masyarakat Rusia dari orang-orang Kazakh. Di bulan Oktober 1920 para troiki ini menghukum mati lebih dari 6.000 orang, dan perintah ini dilaksanakan dengan segera. Keluarga, dan kadang kala tetangga, dari mereka yang menentang rezim dan yang tidak tertangkap, disandera secara sistematis dan dikirim ke kamp-kamp penampungan. Martin Latsis, kepala salah satu kamp ini di Ukraina dalam salah satu laporannya mengakui bahwa ini adalah kamp kematian:

Pengambilan hasil panen pertanian warga Ukraina oleh pemerintah Rusia menyebabkan mereka mati kelaparan.

Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau". (QS. An-Nisaa, 4:75)
Dikumpulkan bersama-sama di kamp dekat Maikop, para sandera, wanita, anak-anak dan orang tua bertahan hidup dalam keadaan yang paling mengenaskan, dalam dingin dan lumpur di bulan Oktober... Mereka sekarat seperti lalat. Para wanita bersedia melakukan apa saja agar tidak mati. Para tentara penjaga kamp memanfaatkan kesempatan ini dan menjadikan mereka pelacur.109
Pengaruh Darwin menjadikan para pelaku revolusi Komunis membunuh manusia dengan penuh kegilaan. Dokumen-dokumen yang ada waktu itu memperlihatkan bahwa tujuan utama mereka adalah pemusnahan masyarakat secara keseluruhan. Seolah mereka percaya bahwa semakin banyak orang yang mereka bunuh, semakin besar keberhasilan yang akan mereka raih. Rencana mereka untuk melenyapkan setiap orang yang mereka curigai menentang revolusi terungkap dalam salah satu keputusan mereka:
Pyatigorsk Cheka (Panitia Luar Biasa untuk Perang Melawan Anti-Revolusi) dengan seketika memutuskan untuk menghukum mati 300 orang per hari. Mereka membagi kota menjadi sejumlah distrik dan mengambil kuota orang dari tiap-tiap distrik, dan memerintahkan Partai untuk menuliskan daftar hukuman mati...Di Kislovodsk, karena kehabisan ide yang lebih baik, diputuskan untuk membunuh orang-orang yang ada di rumah sakit.110
Sebagaimana diumumkan dalam artikel utama surat kabar Krasnyi Mech (Pedang Merah) yang pro-Komunis, orang-orang Komunis melihat segala hal diperbolehkan dan percaya bahwa darah harus ditumpahkan agar terbentuk warna pada bendera Merah .
Bagi kita, segalanya diperbolehkan, sebab kitalah yang pertama kali mengangkat pedang bukan untuk menindas ras-ras dan menjadikan mereka budak, namun untuk membebaskan umat manusia dari belenggunya... Darah? Biarkan darah mengalir seperti air! Biarkan darah untuk selamanya membasahi bendera hitam bajak laut yang dikibarkan orang-orang kaya, dan biarkan bendera kita berwarna merah darah selamanya! Sebab, hanya dengan kematian dunia lama kita dapat membebaskan diri kita sendiri selamanya dari kembalinya orang-orang kaya itu!111
Disamping segala bentuk penyiksaan ini, Stalin juga membentuk "satuan petugas pengumpul" untuk mengumpulkan hasil panen para petani secara paksa. Satuan ini bertanggungjawab atas segala bentuk penindasan yang mereka lakukan. Pada tanggal 14 Februari 1922 seorang petugas pengawas menulis:
Penyalahgunaan kedudukan oleh satuan petugas pengumpul, secara jujur, kini telah mencapai tingkat yang sungguh sulit dipercaya. Secara sistematis, para petani yang ditahan semuanya disekap dalam gudang-gudang besar tanpa diberi penghangat ruangan; mereka kemudian dicambuk dan diancam dengan hukuman mati. Mereka yang belum memenuhi seluruh kuota mereka diikat dan dipaksa berlari dengan telanjang di sepanjang jalanan utama desa dan kemudian disekap di gudang lain tanpa penghangat ruangan. Sejumlah besar wanita dipukuli hingga pingsan dan kemudian dilemparkan ke dalam lubang yang digali di salju dalam keadaan telanjang...112


"Satuan Petugas Pengumpul" hasil panen dibentuk oleh Stalin; selain menyiksa, mereka juga merampas hasil panen para petani. Mereka yang tidak mampu mendapatkan hasil panen yang cukup untuk diserahkan kepada petugas pemerintah, disiksa dengan beragam cara hingga tewas. Gambar di samping memperlihatkan nasib rakyat yang mengenaskan di bawah pemerintahan Komunis.

Stalin percaya bahwa Spanyol adalah negeri yang memberi banyak kesempatan baik bagi Uni Sovyet, dan turut campur dalam urusan negara tersebut akan mendatangkan keuntungan. Karena itu ia memihak dan mendukung kaum Komunis pada Perang Sipil Spanyol. Namun, dengan begitu wabah terorisme di Uni Sovyet merebak ke Spanyol. Salah satu contoh penindasan dan penyiksaan yang ada di sana adalah kamp konsentrasi yang menampung 200 orang anti Stalin di awal tahun 1938. "Ketika para Stalinis memutuskan untuk membentuk Cheka," salah seorang korban mengisahkan:


Ada sebuah pekuburan kecil yang dibersihkan di dekat sini. Para Chekis memiliki gagasan yang sangat jahat: mereka akan membiarkan makam-makam di pekuburan itu terbuka, dengan tulang-belulang dan tubuh membusuk yang terlihat jelas. Di sinilah mereka menyekap orang dengan pelanggaran-pelanggaran paling berat. Mereka memiliki beberapa cara penyiksaan tertentu yang sangat keji. Banyak tahanan yang digantung terbalik pada bagian kakinya selama berhari-hari . Sebagian yang lain mereka kunci dalam lemari kecil dengan hanya satu lubang kecil di dekat wajah untuk bernapas... Salah satu perlakuan paling buruk dikenal dengan "laci"; para tahanan dipaksa berjongkok di dalam kotak kecil selama beberapa hari. Beberapa di antaranya ada yang dibiarkan di sana dan tidak dapat bergerak selama delapan hingga sepuluh hari.113
Pada tahun 1931 Paus Pius XI menuturkan pendapatnya tentang kekejaman yang ditimbulkan Komunisme kepada dunia dalam sebuah surat yang diedarkan ke semua uskup Katolik Roma di seluruh dunia, Quadragesimo Anno:
Komunisme mengajarkan dan berusaha mewujudkan dua hal: peperangan antar kelas yang tanpa henti dan penghapusan penuh kepemilikan pribadi. Ini dilakukan tidak secara rahasia atau dengan cara tersembunyi, tapi secara terbuka, dan menggunakan sarana apapun yang mungkin, bahkan yang paling kejam sekalipun. Untuk mencapai tujuan ini, Komunisme merasa tidak ada yang perlu ditakuti untuk dilaksanakan, dan tidak menghormati dan menghargai apapun. Ketika berkuasa, kebiadaban dan perlakuannya yang tidak manusiawi sungguh melampaui batas. Paham ini meninggalkan puing-puing pembantaian dan penghancuran yang mengerikan. Wilayah Eropa Timur dan Asia yang terbentang luas menjadi bukti akan hal ini.114
Sebagaimana tertera dalam kutipan di atas, tujuan utama Komunisme adalah perang antar kelas yang tidak mengenal belas kasih, dan penghapusan total kepemilikan pribadi. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk menerapkan teori evolusi, yang telah diterapkan Darwin dalam bidang biologi, kepada masyarakat manusia, dan agar umat manusia berada dalam keadaan bertikai, berperang, layaknya binatang-binatang liar di alam.
Bencana akibat Komunisme tidak hanya berlaku di Rusia. Di antara sekian negara yang menjadi lahan penyebaran Komunisme dan yang sekaligus menderita bencana terburuk akibat paham ini adalah Cina.
Sang Darwinis Mao Tse Tung dan Pembantaian yang Dilakukannya


Pemimpin Komunis Cina, Mao, memiliki dua orang panutan: Darwin dan Stalin. Kedua nama ini, yang menyatu dalam kepribadian Mao, telah menyebabkan bencana besar dan meninggalkan jejak mereka pada masa kegelapan yang cukup lama dalam sejarah Cina. Sekitar 6 hingga10 juta orang dibunuh secara langsung di bawah arahan Mao Tse Tung. Puluhan juta para penentang revolusi menghabiskan sebagian besar masa hidup mereka di penjara, di mana 20 juta di antaranya meninggal. Antara 20 dan 40 juta orang meninggal karena kelaparan pada tahun 1959-1961, dalam masa yang dinamakan "Lompatan Besar ke Depan," akibat kebijakan kejam Mao. Pembantaian di lapangan Tianamen pada bulan Juni 1989 (yang menewaskan sekitar 1.000 orang) memberikan satu gambaran tentang apa yang dialami Cina dalam sejarah masa kininya. Pembunuhan dan pembersihan etnis terhadap penduduk Turki Mus lim di Turkistan Timur masih terus berlangsung.
Kebiadaban dahsyat dan hal-hal yang suilt dipercaya terjadi ketika revolusi Komunis berlangsung di Cina. Rakyatnya, yang berada dalam pengaruh hipnotisme massal, mendukung segala jenis pembantaian dan menunjukkan dukungan mereka dengan berteriak-teriak saat menyaksikan pembunuhan. Buku Le Livre Noir du Communisme (Buku Hitam Komunisme), yang disusun oleh sekelompok sejarawan dan pengajar, menjelaskan tindakan biadab Komunisme sebagai berikut:


Kaum Komunis pendukung Mao menghukum dengan sangat kejam siapapun yang melawan mereka dalam perang sipil. Mereka dihina di hadapan masyarakat sebelum akhirnya dibunuh.

Seluruh warga diundang untuk menghadiri pengadilan terbuka terhadap "orang-orang yang menentang revolusi," yang hampir dipastikan akan dihukum mati. Setiap orang turut serta menghadiri hukuman mati tersebut, dan berteriak "bunuh, bunuh" kepada Pasukan Penjaga Merah yang tugasnya memotong-motong tubuh korban. Kadang potongan-potongan ini dimasak dan dimakan, atau secara paksa diberikan untuk dimakan oleh anggota keluarga korban yang masih hidup dan yang menyaksikan peristiwa tersebut. Setiap orang kemudian diundang dalam sebuah perjamuan, di mana hati dan jantung dari para bekas pemilik tanah dimakan secara bersama-sama, dan ke pertemuan di mana para pembicaranya akan beridato di hadapan barisan potongan kepala yang masih tertancap segar di atas tiang-tiang. Kesenangan pada kanibalisme kejam ini, yang di kemudian hari menjadi sesuatu yang lazim di bawah rezim Pol Pot, seolah menghidupkan kembali sosok pemimpin dari Asia Tenggara yang hidup di masa silam yang seringkali muncul di saat-saat terjadinya malapetaka dalam sejarah Cina.115


Sejumlah pemimpin partai di Cina dituduh sebagai kapitalis. Rambut kepala mereka dicukur di hadapan masyarakat dan kemudian dihukum mati.


Hukuman mati terhadap seorang wanita Cina bernama Wang Souxin. Uang untuk membayar peluru yang digunakan dalam hukuman mati ini diambil dari keluarga korban.

MEDAN PEMBANTAIAN POL POT DAN KHMER MERAH
Antara tahun 1975 dan 1979, selama pemerintahan Pol Pot, dua dari tujuh juta penduduk Kamboja terbunuh. Ketika kita menyaksikan pembu-nuhan yang dilakukan Pol Pot, yang bermimpi mendi-rikan negara Komunis yang sempurna, dari segi persen-tasi jumlah penduduk, pembunuhan yang dilakukannya jauh lebih besar dari yang dilakukan Hitler dan Stalin. Yang menjadi sasaran utama Pol Pot adalah anggota masyarakat seperti para dokter, insinyur, ilmuwan, singkatnya para intelektual negeri tersebut, yang telah ia bunuh. Bahkan ia memerintahkan agar "setiap orang yang berkacamata" dibunuh. Akibat pembunuhan yang tidak manusiawi ini, terciptalah "ladang-ladang pembantaian" yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Alur berpikir yang digunakan oleh para petinggi Khmer Merah untuk membenarkan pembantaian mereka terangkum dalam perkataan ini: "Mempertahankan anda tidak ada untungnya, kehilangan anda tidak ada ruginya". Mereka membunuh setiap orang yang mereka anggap, atau mereka curigai sebagai, tidak berguna atau berbahaya. Setidaknya setiap keluarga telah kehilangan salah satu anggotanya dalam pembantaian in.
Pol Pot, yang menganggap hidup manusia tidak berharga, percaya bahwa keberadaan keluarga merupakan hambatan bagi rencana radikalnya untuk mewujudkan sosialisme di masa depan. Ia berusaha menghapuskan gagasan tentang keluarga dengan mencerai-beraikan keluarga dan mewajibkan masyarakat untuk hidup di tempat-tempat hunian milik bersama. Kebijakan yang sama telah diterapkan oleh Stalin di Rusia. Pertama-tama, tanah-tanah milik para petani diambil alih, kemudian petak-petak tanah berukuran kecil dikembalikan di daerah yang sengaja terpencar dan terpisah sangat jauh satu sama lain. Akibat dari semua ini, suatu keluarga yang hendak menggarap lahan mereka, yang hanya terdiri dari petak-petak lahan yang sempit, diharuskan hidup terpisah satu sama lain.
Robert Templer, Pol Pot's Legacy of Horror, The Age, April 18, 1998, http://dithpran.org/PolPotegacy.htm




Rezim Pol Pot dan Khmer Merah menjadikan negerinya "Ladang-Ladang Pembantaian".
Pengalaman Pahit Kebiadaban Komunis
Kebiadaban serupa juga dialami di setiap negara yang dikuasai Komunisme, di antaranya adalah Kamboja, Korea Selatan, Laos, Vietnam. Eropa Timur dan negara-negara Afrika. Akibat kekejaman berdarah ini dilukiskan dalam buku The Black Book of Communism (Buku Hitam Komunisme) sebagaimana berikut ini:
Kejahatan-kejahatan ini cenderung mengikuti suatu pola yang dapat dikenali meskipun dilakukan oleh rezim dengan cara yang berbeda-beda hingga tingkat tertentu. Pola tesebut termasuk: hukuman mati dengan berbagai cara, seperti ditembak, digantung, ditenggelamkan, pemukulan, dan, pada sejumlah kasus, pemberian gas beracun, zat racun atau "kecelakaan mobil"; penghancuran penduduk dengan memunculkan bencana kelaparan, dengan cara kelaparan yang sengaja dibuat, penimbunan bahan makanan, atau keduanya sekaligus; pengusiran, yang dengannya kematian dapat terjadi dalam perjalanan (akibat keletihan jasmani, atau penyekapan di ruangan tertutup), di tempat tinggal seseorang, atau dengan cara kerja paksa (keletihan, penyakit, kelaparan, dan kedinginan). Periode yang digambarkan sebagai masa "perang sipil" keadaannya lebih parah lagi - tidak selalu mudah untuk membedakan peristiwa yang disebabkan oleh peperangan antara para penguasa dan pemberontak, dan kejadian-kejadian yang pantas disebut sebagai pembantaian penduduk sipil.
Meskipun demikian, kita harus dapat mengira-ngira. Perkiraan kasar berikut, berdasarkan perkiraan tidak resmi, memberikan kita gambaran tentang tingkat kejahatan ini:
Uni Soviet: 20 juta korban jiwa
Cina: 65 juta korban jiwa
Vietnam: 1 juta korban jiwa
Korea Utara: 2 juta korban jiwa
Kamboja: 2 juta korban jiwa
Eropa timur: 1 juta korban jiwa
Amerika Latin: 150.000 korban jiwa
Afrika: 1,7 juta korban jiwa
Afghanistan: 1,5 juta korban jiwa
Pergerakan Komunis dunia dan partai-partai Komunis yang tidak berkuasa: sekitar 10,000 korban jiwa
Total mendekati 100 juta korban jiwa. 116
Semua rezim dan organisasi Komunis yang berbeda-beda ini memiliki kondisi kejiwaan yang sama: mereka telah sama sekali kehilangan segala rasa kemanusiaan seperti rasa iba, keadilan, dan kasih sayang. Tiba-tiba saja, masyarakat manusia telah menjadi ladang-ladang peperangan dan pembantaian, tempat para binatang buas berjuang untuk hidup dan mendapatkan makanan. Sebagaimana seekor binatang buas yang berkelahi dengan sesama jenisnya demi memperebutkan makanan dan wilayah kekuasaan, orang-orang ini pun berperilaku sama, layaknya "binatang". Karena kemunculan Darwin telah mengajarkan kepada mereka bahwa mereka pada dasarnya adalah binatang, dan karena binatang berkelahi agar dapat bertahan hidup, maka mereka pun mesti melakukan hal yang sama.
Pergerakan yang tidak berperikemanusiaan ini merasa bahwa mereka telah memperoleh kehormatan dengan mengenakan topeng ilmiah palsu. Satu-satunya alasan mengapa para pemimpin Bolshevik mampu berbicara lantang dan terbuka mengenai penyerangan, terorisme, dan pembantaian adalah pembenaran yang mereka dapatkan dari teori evolusi Darwin. Dalam bukunya Evolution for Naturalists (Evolusi untuk Kaum Naturalis), P.J. Darlington sebagai seorang evolusionis mengakui bahwa kebiadaban adalah akibat alamiah teori evolusi, dan perilaku ini malah dibenarkan:
Butir pertama adalah bahwa mengutamakan kepentingan pribadi dan kekerasan adalah sifat bawaan yang telah ada dalam diri kita, yang diturunkan dari binatang nenek moyang kita yang paling awal... Jika demikian, kekerasan adalah sesuatu yang alamiah bagi manusia, suatu hasil dari evolusi117
Seperti yang jelas terungkap dari pengakuan evolusionis, sangatlah wajar dan alamiah bagi ideologi komunis, yang menjadikan teori evolusi Darwin sebagai pedoman utamanya, untuk menganggap manusia lain sebagian hewan, memperlakukan mereka seperti layaknya binatang, dan menindas mereka. Karena orang yang menerima ideologi komunis-darwinis lupa bahwa ia memiliki Pencipta, ia lalai dari tujuan keberadaannya di dunia, dan bahwa ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Sang pencipta di hari perhitungan. Sebagai hasilnya, seperti setiap manusia yang tidak punya rasa takut pada Allah, ia menjadi makhluk yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, menjadi penguasa yang tidak berbelas kasihan, bahkan pembunuh kejam. Allah menggambarkan kondisi orang -orang ini dan apa yang akan menimpa pada mereka dalam Alquran:
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih (QS. Asy Syuura, 42:42)



Pada tahun 1968, ideologi kiri menyebar dan diterima luas di seluruh penjuru dunia, khususnya oleh para pemuda di kampus-kampus universitas. Berbagai pertemuan diselenggarakan, dan para pemuda dihasut untuk melawan saudara mereka sendiri, polisi, dan tentara. Akibat peristiwa ini, sesama saudara saling bertikai, kota-kota menjadi porak-poranda, dan seluruh dunia terjerembab ke lembah kekacauan.

PENINDASAN DI TURKISTAN TIMUR
Meskipun pembubaran Uni Soviet telah diterima sebagai simbul kematian Komunisme sebagai rezim politis, ideologi dan penerapan Komunis masih terus berlanjut. Rusia dan China adalah negara di mana mentalitas Tentara Merah ini masih sangat berpengaruh. Kebijakan Rusia di Chechnya, dan perlakuan pemerintah Cina di Turkistan Timur, adalah bukti paling penting tentang hal ini. Warga Turki Muslim yang kini hidup di Turkistan Timur, tengah mengalami penindasan yang tiada hentinya di bawah kekuasaan Cina yang didirikan Mao. Para pemuda ditahan tanpa alasan, dihukum mati dengan tuduhan melawan rezim, dan ditembak. Umat Islam dilarang menjalankan kewajiban agama secara berjamaah, dan pendapatan mereka diambil dengan cara menerapkan pajak yang tidak manusiawi. Orang-orang hidup di ambang kematian karena kelaparan, dan uji nuklir yang dilakukan persis di depan mereka; akibatnya merekapun terjangkiti penyakit mematikan.
Umat Turki Muslim di Turkistan Timur telah hidup dibawah penjajahan Cina selama 250 tahun. Cina memberi nama "Sinkiang" atau "tanah terjajah" kepada Turkistan Timur, yang merupakan wilayah Muslim, dan menyatakannya sebagai wilayah kekuasaan mereka. Setelah kaum Komunis yang dipimpin Mao mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 1949, penindasan terhadap warga Turkistan Timur meningkat bahkan lebih kejam dari sebelumnya. Kebijakan rezim Komunis bertujuan untuk menghancurkan kaum Muslimin yang menolak asimilasi. Mereka yang terbunuh mencapai jumlah yang mengerikan. Jumlah korban yang meninggal antara tahun 1949 dan 1952 mencapai 2.800.000 orang; antara 1952 dan 1957, 3.509.000 jiwa; antara 1958 dan 1960, 6.700.000 orang; antara 1961 dan 1965, 13.300.000 orang terbunuh oleh Tentara Merah Cina atau mati kekurangan pangan akibat ulah rezim tersebut. Bersama dengan pembantaian setelah tahun 1965, jumlah warga Turkistan Timur yang terbunuh mencapai jumlah yang mencengangkan: 35 juta jiwa.
Selain membantai warga Muslim sejak tahun 1949, rezim Cina juga secara sistematis memindahkan orang-orang keturunan Cina untuk menetap di Turkistan. Dampak dari kebijakan ini, yang dilaksanakan pemerintah Cina sejak tahun 1953, sungguh di luar perkiraan. Pada tahun 1953, warga Muslim berjumlah 75% dan Cina 9%, namun hingga tahun 1982 jumlah ini menjadi Muslim 43% dan Cina 40%. Sensus tahun 1990, yang memperlihatkan jumlah populasi Muslim 40% dan Cina 53%, merupakan petunjuk paling penting yang menunjukkan tingkat pembersihan etnis tersebut.
Sementara itu, pemerintahan Cina menggunakan Muslim Turkistan Timur sebagai hewan percobaan dalam uji nuklir mereka. Akibat berbagai uji nuklir, yang dimulai pada tahun 1964, para penduduk setempat telah terjangkiti penyakit mematikan, dan 20.000 bayi cacat telah dilahirkan. Diketahui bahwa jumlah Muslim yang telah meninggal akibat uji nuklir ini adalah 210.000 jiwa. Ribuan orang mengalami cacat anggota tubuh, dan ribuan lainnya terkena penyakit seperti kuning dan kanker.



Antara tahun 1964 hingga kini, Cina telah meledakkan sekitar 50 bom atom dan bom hidrogen. Para ahli Swedia berhasil mengungkap fakta bahwa pengujian nuklir bawah tanah pada tahun 1984 dengan menggunakan bom berkekuatan 150 ton telah mengakibatkan gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter.
Penindasan Cina terhadap bangsa Turki Uighur tidak berhenti sampai di sini. Apa yang dialami selama bulan Februari 1997, saat berbagai peristiwa menyedihkan sedang pecah, merangkum penindasan yang dilakukan oleh Cina. Menurut berita yang sampai ke masyarakat, pada tanggal 4 September, yang merupakan hari raya keagamaan, tentara milisi Cina memukul lebih dari 30 wanita yang sedang berkumpul di mesjid dan membaca Alquran dengan tongkat besi dan menyeret mereka ke markas besar keamanan. Penduduk setempat mendatangi markas tersebut dan meminta agar mereka dibebaskan. Seketika itu tiga tubuh wanita yang telah disiksa hingga tewas dilempar ke hadapan mereka. Hal ini memicu kemarahan, dan bentrokan pun pecah antara mereka dengan pihak keamanan Cina. Antara tanggal 4 hingga 7 September, 200 orang Turkistan Timur kehilangan nyawanya dan lebih dari 3.500 orang Turki Uighur disekap di kamp-kamp. Di pagi hari tanggal 8 September, orang-orang dilarang melakukan sholat hari raya di masjid-masjid di mana mereka telah berkumpul. Menyusul peristiwa ini, bentrokan pun terjadi lagi sehingga jumlah orang yang ditahan, yang telah mencapai 58.000 orang antara April hingga Desember 1996, meningkat menjadi 70.000 orang. Sekitar 100 pemuda ditembak di tempat-tempat umum , dan 5.000 orang warga Turki Uighur ditelanjangi dan dipertontonkan di depan umum secara berkelompok yang masing-masingnya beranggotakan 50 orang.
Apa yang terjadi di Turkistan Timur ini hanyalah satu di antara berbagai penderitaan di abad ke-20. Di setiap penjuru dunia pada abad ke-20, orang-orang dengan agama, ras, atau ideologi yang berbeda-beda membunuh, atau membantai satu sama lain. Bukanlah suatu kebetulan jika pola pikir Darwin berada di balik semua ideologi yang melakukan pembunuhan ini. Sebab, dengan teorinya, Darwin telah memudahkan orang untuk saling membunuh dan membenarkan tindakan mereka.
Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh. (QS. An-Nahl, 16:85)
Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun. (QS. Ar-Ruum, 30:29)


(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali 'Imraan, 3:173)


PENINDASAN TIADA HENTI DI CHECHNYA
Meskipun telah diruntuhkan oleh Dzhokar Dudayev, pendudukan Rusia atas Chechnya pada tahun 1991 telah berubah menjadi perang yang sesungguhnya pada tanggal 11 Desember 1994. Hal ini dipicu oleh kerusuhan serius pada bulan Nopember di tahun yang sama. Lebih dari 100.000 warga Chechnya kehilangan nyawa dalam peperangan tersebut, sedangkan puluhan ribu lainnya dipaksa mengungsi. Dalam perang tersebut, Chechnya kehilangan ratusan sumber-sumber bersejarah dan ekonominya. Ketika Rusia mengumumkan bahwa Chechnya adalah "urusan dalam negeri" mereka, tidak terdengar kecaman dari luar. Berton-ton bom dijatuhkan di setiap meter persegi wilayah Chechnya. Terjadi pembersihan etnis, sebagaimana yang belum pernah disaksikan dalam sejarah dunia, dengan menggunakan senjata kimia yang sebenarnya telah dilarang hingga saat ini. Namun, meskipun menghadapi berbagai macam kesulitan yang ada, di bulan Agustus 1996, pasukan Rusia harus mengakui kekalahannya di tangan para pejuang Chechnya, yang sama sekali tidak merasa gentar dan berjuang demi tanah air mereka dengan segenap kekuatan yang mereka miliki.
Rusia, yang harus menerima Chechnya sebagai negara terpisah dalam perjanjian yang ditandangani para pejabat tinggi di bulan Agustus 1996 dan Mei 1997, tampak telah menerima keadaan tersebut. Namun di bulan Oktober 1997, pasukan Rusia memasuki wilayah Chechnya dan mulai melakukan pembunuhan, tanpa membedakan wanita, anak-anak, dan orang tua. Penduduk sipil menjadi sasaran pengeboman yang tiada henti selama berbulan-bulan. Untuk mematahkan perlawanan penduduk, rumah sakit, pasar dan iring-iringan pengungsi secara khusus dipilih sebagai sasaran. Pada akhirnya terungkap bahwa Rusia telah menggunakan bom kimia, rudal scud, dan peluru Napalm dalam perangnya melawan Chechnya. Di samping itu, pihak Rusia mencemari sungai Argun, yang biasa digunakan oleh warga di banyak desa di Chechnya, dengan menggunakan racun. Kebanyakan wanita dan anak-anak yang meminum air yang tercemar tersebut meninggal, sedangkan ratusan lagi menanti ajal mereka di pintu-pintu rumah sakit. Karena air sungai tersebut mengandung racun, maka penduduk sipil yang tidak mampu menemukan sumber air untuk minum atau keperluan lainnya terpaksa menjalani masa-masa yang teramat sulit.
Keadaan para pengungsi juga sangat mengkhawatirkan. Penelitian yang dilakukan di tempat-tempat pengungsian menunjukkan sudah terlampau banyaknya jumlah pelanggaran hak-hak asasi manusia. Sekitar 250.000 pengungsi Chechnya yang menyelamatkan diri dari peperangan mendapatkan perlindungan di Ingushetya, sedangkan sisanya di wilayah-wilayah tetangga lainnya. Diberitakan bahwa Rusia telah menghabiskan dana 385 juta dolar untuk membiayai perang tersebut. Pihak Chechnya mengatakan, antara bulan September 1999 dan 25 Juli 2000, sebanyak 1.460 pejuang dan 45.000 penduduk sipil Chechnya telah tewas. Rusia berencana menyapu bersih seluruh pejuang Chechnya yang telah berperang melawan mereka hingga bulan Nopember 2000.




PENGARUH LUAS IDEOLOGI DARWINIS KOMUNIS
Komunisme adalah ideologi yang dimunculkan oleh orang-orang yang hidup di tahun 1800-an. Mereka boleh dikatakan sebagai kalangan yang "tidak memiliki pemahaman yang cukup" tentang ilmu pengetahuan. Karenanya, tidak mengherankan jika kajian dan pernyataan dari ideologi ini telah berulang-ulang terbukti keliru. Di samping itu, ideologi ini telah jelas-jelas memunculkan bencana bagi umat manusia, dan, karenanya, tidak membawa kebaikan. Jadi, salah satu alasan terpenting mengapa pengaruhnya dengan cepat dapat diterima oleh masyarakat luas di banyak negara adalah ketiadaan pemahaman yang memadai tentang ilmu pengetahuan pada mereka yang menerima ideologi tersebut.
Setelah Revolusi Industri, sebagian masyarakat hidup dalam keadaan sangat miskin, sementara di pihak lain terdapat kalangan yang hidup sangat berkecukupan. Jurang pemisah yang sangat lebar ini memunculkan ketegangan yang rentan terhadap segala bentuk kekacauan yang sengaja dimunculkan dalam kelompok-kelompok masyarakat di sebagian besar negara. Ketegangan terjadi di negara-negara seperti Rusia, yang masih hidup di tingkat masyarakat agraris, dan Cina. Kelompok- kelompok masyarakat yang mendambakan hak dan keadilan pun mengekor di belakang mereka. Akan tetapi, buah yang dihasilkan malah bertentangan yang mereka inginkan. Mereka hidup dalam kondisi ekonomi yang jauh lebih parah dari sebelumnya. Di satu sisi mereka harus menghindarkan diri dari mati kelaparan, sedangkan di sisi lain mereka menjalani hidup dalam ketakutan dan ancaman pembunuhan yang dapat terjadi kapanpun; juga penyiksaan, pengusiran, dan perampokan.
Telah jelas bahwa ideologi yang didasarkan pada pengingkaran terhadap agama; yang meyakini pertikaian, perseteruan, dan peperangan sebagai satu-satunya landasan berpijak bagi perkembangan dan kemajuan; yang percaya bahwa manusia pada dasarnya adalah binatang; dan yang didasarkan pada gagasan menyimpang bahwa nilai-nilai moral seperti keluarga, kesetiaan, dan persaudaraan yang erat tidaklah perlu dan tidak penting; tidak akan mendatangkan kedamaian, keamanan, kebahagiaan, dan keadilan. Namun kelompok-kelompok masyarakat ini tidak memiliki pandangan ke depan dan pemahaman untuk menilai dan mengkaji hal ini. Mereka melihat foto Karl Marx dan Friedrich Engels, dan menganggapnya sebagai pemikir yang "paling mendalam", "paling susah dimengerti", dan "paling tahu". Mereka melihat penampakan ilmiah yang sebenarnya palsu, kesan mendalam yang hanya di kulit luarnya saja, dan wajah-wajah memukau dari mereka yang mendukung kedua tokoh tersebut, dan terpedaya oleh sihir Komunisme dan materialisme. Padahal, jika mereka masih hidup, mereka akan mengetahui bahwa setiap pemimpin Komunis memiliki pemahaman yang dangkal dan terbelakang, dan mereka adalah orang-orang yang tidak memahami ilmu pengetahuan.
Tak seorang pun yang mereka anggap sebagai pemimpin memiliki pandangan jauh ke depan. Mereka hanya mampu menjalin ikatan dengan kelompok-kelompok masyarakat tersebut dengan mengancam dan menebarkan rasa takut. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan kekerasan, kebiadaban, kekejaman, dan pembunuhan sebagai cara dan berpikir sangat dangkal dan terbelakang. Kini banyak orang-orang yang dulunya Komunis telah menyadari betapa sangat besar kesalahan yang telah mereka perbuat di masa lalu, dan menyesalinya. Mereka telah paham bahwa mereka telah mengikuti secara buta cita-cita yang tak akan pernah terwujud, sesuatu yang tak lebih dari sekedar suara lantang namun kosong tak bermakna. Sebagian yang lain menghabiskan waktu dengan berusaha menunjukkan bahwa mereka masih belum meninggalkan ideologinya. Mereka melakukan ini karena tidak mau mengakui kekalahan dan tidak mau menerima kebenaran. Mereka berkata, "Kami suatu saat akan menang."
Suatu masa akan datang ketika ilmu pengetahuan akan mampu menjangkau ke pelosok manapun dan kapanpun, di mana manusia akan mampu mengetahui kebenaran dan kenyataan lebih banyak serta jauh lebih mudah dari sebelumnya. Dengan keadaan seperti ini, berbagai cara untuk mempengaruhi orang, yang menyerupai mantera sihir, dari orang-orang Komunis, Materialis, dan Darwinis, berikut perkataan memikat dan seruan untuk berperang kini telah kehilangan pengaruhnya. Berbagai ideologi rapuh tersebut, yang kekuatannya dapat dihilangkan dengan pengajaran ilmu pengetahuan, akan kehilangan daya pengaruhnya dengan cepat. Sehingga hari-hari yang menyenangkan, damai dan bahagia menanti umat manusia. Yang paling penting lagi, pemahaman tentang kebohongan Darwinisme, dengan bukti yang kokoh, akan mengakhiri riwayat ideologi-ideologi ini.
Kesimpulan: Komunisme adalah Kebiadaban akibat
Berpaling dari Agama
Siapapun yang mencermati pembantaian, pembunuhan, dan penderitaan yang sengaja ditimpakan terhadap manusia oleh orang-orang Komunis, Nazi, atau Kolonialis, akan bertanya-tanya bagaimana para pendukung berbagai paham ini dapat menjauhkan diri mereka sendiri dari sifat-sifat yang umumnya ada dalam diri manusia. Alasan satu-satunya dari kebiadaban dan penindasan yang dilakukan oleh para pemimpin ini adalah hilangnya agama dalam diri mereka dan ketiadaan rasa takut kepada Tuhan. Manusia yang takut kepada Tuhan dan memiliki keimanan yang mantap kepada hari akhir, sudah pasti tidak akan mampu melakukan segala bentuk penindasan, kejahatan, ketidakadilan, dan pembunuhan sebagaimana yang telah kami paparkan. Selain itu, betapapun ia dipengaruhi, seseorang yang beriman kepada Tuhan dan hari akhir tidak akan pernah terseret untuk mengikuti ideologi yang sedemikian menyesatkan.
Namun orang yang tidak beragama dan tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan tidak mengenal batas apapun. Seseorang yang meyakini bahwa ia dan makhluk hidup lainnya berevolusi secara kebetulan dari materi tak hidup, yang percaya bahwa nenek moyangnya adalah binatang, dan yang menerima bahwa tiada sesuatu pun selain materi, dapat dengan mudah dipengaruhi untuk melakukan segala bentuk kekejaman. Pada pandangan pertama, orang-orang ini mungkin tampak tidak akan menyakiti siapapun. Namun, pada keadaan tertentu mereka dapat berubah menjadi seorang jagal yang melakukan pembantaian. Mereka mampu menjelma menjadi sosok pembunuh yang memukul atau menjadikan orang-orang kelaparan hanya karena tidak mau mengikuti paham mereka. Mereka dapat berubah menjadi orang-orang yang dipenuhi rasa kebencian, muak, dan permusuhan. Ini dikarenakan cara pandang mereka terhadap dunia mengharuskan hal yang demikian ini terjadi.
Pada tahun 1983, Alexander I. Solzhenitsyn, pemenang hadiah Nobel tahun 1970 untuk bidang literatur, memberikan pidato di London di mana ia berusaha menjelaskan mengapa banyak sekali malapetaka buruk yang telah menimpa rakyatnya:
Lebih dari setengah abad yang lalu, ketika saya masih kecil, saya teringat saat mendengarkan sejumlah orang-orang tua memberikan penjelasan berikut ini atas bencana dahsyat yang menimpa Rusia: "Manusia telah melupakan Tuhan; itulah mengapa semua ini terjadi."

MEREKA YANG TERANIAYA
Pemandangan yang mengisahkan sekelumit tentang kekejaman Komunis terhadap umat manusia. Orang-orang terbaring lemah akibat kelaparan, kehausan, dan rasa putus asa. Mereka hidup dalam kemelaratan, mereka membutuhkan...
Sejak saat itu saya menghabiskan hampir 50 tahun untuk menulis tentang sejarah revolusi kami; dalam proses tersebut saya telah membaca ratusan buku, mengumpukan ratusan kesaksian dari orang-orang, dan telah menyumbangkan delapan jilid karya saya dalam upaya membersihkan puing-puing reruntuhan yang tertinggal akibat petaka tersebut. Tapi, jika sekarang saya diminta untuk mengatakan seringkas mungkin penyebab utama revolusi yang menghancurkan tersebut, yang menelan sekitar 60 juta rakyat kami, saya tidak mampu mengungkapkannya dengan lebih tepat kecuali mengulang perkataan: "Manusia telah melupakan Tuhan; itulah mengapa semua ini terjadi."118
Kesimpulan Solzhenitsyn di atas benar-benar sungguh tepat. Sungguh, satu-satunya hal yang mampu menenggelamkan masyarakat ke jurang kebiadaban sedalam itu, yang menjadikan mereka berpaling dari berbagai bentuk penindasan dan tidak mau berbuat apa-apa, adalah berpalingnya mereka dari Tuhan. Sementara Tuhan tidak pernah lupa dan tidak pernah berbuat salah. Para pemimpin Komunis yang bengis tersebut menyangka bahwa mereka telah membangun sistem mereka sendiri untuk mengatur masyarakat dunia. Mereka beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan dan kekuatan yang luar biasa. Mereka bahkan mengadakan berbagai pertemuan rahasia, di mana meraka berbisik satu sama lain tentang kebiadaban berikutnya yang akan mereka lakukan terhadap rakyat guna memperbesar kekuasaan dan kekuatan mereka. Namun ketika mereka melakukan semua ini, Tuhan mengetahuinya, dan Dia akan memberikan balasan terhadap apa yang telah mereka perbuat. Dia menyatakan hal ini dalam Alquran:
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Tidakkan kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya.Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada.Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Mujaadilah, 58:6-7)

Kemudian terdapat golongan orang-orang yang mengikuti para pemimpin kejam ini, yang menjilat dibelakang mereka. Keadaan mereka ini dinyatakan dalam Alquran dalam ayat
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS.Yuunus, 10:44).
Dengan kata lain, orang-orang ini menzalimi dirinya sendiri dengan melalaikan ajaran Allah dan mengikuti pemimpin-pemimpin Darwinis. Di ayat Alquran lainnya dinyatakan bahwa manusia sendirilah yang sebenarnya memunculkan bencana kejahatan dan kerusakan yang terjadi di dunia:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum, 30:41)
Satu-satunya cara guna mencegah bencana ini agar tidak terulang lagi adalah agar manusia menjalani hidup dengan beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, dan tanpa melupakan bahwa mereka akan mempertanggungjawabkan segala yang telah mereka perbuat. Dan agar manusia hidup di bawah cahaya Alquran, yang Allah turunkan untuk seluruh manusia agar mereka menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia seperti cinta, kasih sayang, kedermawanan, dan kesetiaan, sebagaimana diperintahkan dalam Alquran.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl, 16:97)



Rezim berhaluan Komunis-Darwinis tidak menghargai rakyatnya. Mereka diterlantarkan hingga melarat, dan meninggal dengan mata terbuka. Rusia adalah contoh nyata kekejaman ini.







KAPITALISME DAN PERJUANGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN
HIDUP DI BIDANG EKONOMI
Istilah kapitalisme berarti kedaulatan kapital atau modal, yakni sistem ekonomi bebas tanpa batas yang didasarkan secara penuh pada keuntungan, di mana masyarakat bersaing atau berkompetisi dalam batasan-batasan ini. Terdapat tiga unsur penting dalam kapitalisme: individualisme, persaingan (kompetisi) dan perolehan keuntungan. Individualisme penting dalam kapitalisme sebab manusia melihat diri mereka sendiri bukan sebagai bagian dari masyarakat, tetapi sebagai "individu-individu" yang berdiri sendiri di atas kedua kakinya dan harus memenuhi kebutuhan pribadi dengan kerja kerasnya sendiri. "Masyarakat kapitalis" adalah arena dimana para individu bersaing satu sama lain dalam lingkungan yang keras dan tanpa belas kasih. Ini adalah arena yang persis sebagaimana penjelasan Darwin, yang menempatkan hanya yang kuat yang tetap hidup, sedangkan kaum lemah dan tak berdaya akan terinjak-injak dan tersingkirkan; ini juga tempat di mana kompetisi sengit merajalela.
Menurut pola pikir yang dijadikan dasar berpijak kapitalisme, setiap individu - dan ini dapat berupa perorangan, sebuah perusahaan atau suatu bangsa - harus berjuang demi kemajuan dan kepentingannya sendiri. Hal terpenting dalam peperangan ini adalah produksi. Produsen terbaik akan bertahan hidup, sedangkan yang lemah dan tidak cakap akan tersingkir dan lenyap. Beginilah sosok sistem kapitalisme, yang telah melupakan kenyataan bahwa yang tersingkirkan dalam peperangan sengit ini, yang terinjak-injak dan jatuh miskin adalah "manusia". Yang menjadi pusat perhatian kapitalisme bukanlah manusia, akan tetapi pertumbuhan ekonomi, dan barang, yakni hasil dari pertumbuhan ekonomi ini. Karena alasan tersebut, pola pikir kapitalis tidak lagi merasakan tanggung jawab etis atau memiliki hati nurani terhadap orang-orang yang terinjak di bawah kakinya, yang harus mengalami berbagai kesulitan hidup. Ini adalah Darwinisme yang diterapkan secara menyeluruh pada masyarakat di bidang ekonomi



Dengan menyatakan perlunya mendorong kompetisi di berbagai bidang kehidupan, dan memaklumkan tidak perlunya menyediakan kesempatan atau bantuan bagi golongan masyarakat lemah dalam hal apapun, baik di bidang kesehatan hingga ekonomi, para perumus Darwinisme Sosial terkemuka telah memberikan dukungan "filosofis" dan "ilmiah" bagi kapitalisme. Misalnya, menurut Tille, sosok terkemuka yang mewakili mentalitas kapitalis-Darwinis, adalah kesalahan besar untuk mencegah kemiskinan dengan cara membantu "kelompok-kelompok yang tersingkirkan", sebab ini berarti turut mencampuri seleksi alam yang mendorong terjadinya evolusi.119
Dalam pandangan Herbert Spencer, perumus utama teori Darwiniwme Sosial, yang memasukkan ajaran pokok Darwinisme ke dalam kehidupan masyarakat, jika seseorang miskin maka ini adalah kesalahannya sendiri; orang lain tidak sepatutnya menolong agar ia bangkit. Jika seseorang kaya, bahkan jika ia mendapatkan kekayaannya melalui cara yang tidak bermoral, maka ini adalah berkat kecakapannya. Oleh karena itu, orang kaya akan bertahan hidup, sedangkan yang miskin akan lenyap. Ini adalah pemandangan yang telah berlaku hampir secara menyeluruh pada masyarakat sekarang dan gambaran ringkas tentang moralitas kapitalis-Darwinis.

Herbert Spencer
Spencer, yang mendukung moralitas ini, menyelesaikan karyanya Social Statistics pada tahun 1850, dan menolak segala bentuk bantuan bagi masyarakat yang diusulkan oleh negara, seperti program pencegahan untuk melindungi kesehatan, sekolah-sekolah negeri, dan vaksinasi wajib. Sebab menurut Darwinisme Sosial, tatanan kemasyarakatan terbangun berdasarkan keberlangsungan hidup bagi yang kuat. Pemberdayaan masyarakat lemah yang menjadikan mereka mampu bertahan hidup adalah pelanggaran terhadap asas ini. Si kaya adalah kaya karena mereka lebih layak hidup; sebagian bangsa menjajah sebagian yang lain dikarenakan pihak penjajah lebih unggul dari pihak terjajah, manusia dengan ras-ras tertentu menjadi bawahan dari ras-ras lain karena tingkat kecerdasannya yang lebih tinggi. Spencer menerapkan doktrin ini dengan sungguh-sungguh pada masyarakat manusia, "Jika mereka benar-benar layak untuk hidup, mereka akan hidup, dan memang sebaiknya mereka harus hidup. Jika mereka benar-benar tidak layak untuk hidup, mereka akan mati, dan adalah yang terbaik jika mereka harus mati"120
Graham Sumner, Professor Ilmu Politik dan Sosial di Universitas Yale, adalah juru bicara Darwinisme Sosial di Amerika. Dalam salah satu tulisannya, ia merangkum pandangannya tentang masyarakat manusia sebagai berikut:
...jika kita mengangkat seseorang ke atas kita harus memiliki tumpuan, yakni titik reaksi. Dalam masyarakat ini berarti bahwa untuk mengangkat seseorang ke atas maka kita harus mendorong seseorang yang lain ke bawah.121
Richard Milner, editor senior pada Majalah Natural History terbitan American Museum of Natural History, New York, menulis:
Salah satu juru bicara terkemuka Darwinisme Sosial, William Graham Sumner dari Princeton, berpandangan bahwa kaum jutawan adalah individu-individu 'paling cakap' dalam masyarakat dan berhak mendapatkan perlakuan istimewa. Mereka "secara alamiah telah terseleksi di arena kompetisi"122
Sebagaimana telah kita ketahui dari pernyataan ini, para pendukung Darwinisme Sosial menggunakan teori evolusi Darwin sebagai pernyataan "ilmiah" bagi masyarakat kapitalis. Akibat dari hal ini, masyarakat telah kehilangan akhlak mulia yang diajarkan agama seperti saling membantu, kedermawanan, dan kerjasama. Sebaliknya, ajaran ini telah tergantikan oleh sifat mementingkan diri sendiri, kikir dan oportunisme. Menurut salah seorang perumus teori Darwinisme Sosial terkemuka, Profesor E.A. Ross asal Amerika, "Bantuan kemanusiaan yang dikelola kaum Kristiani sebagai sarana amal kebajikan telah memunculkan tempat berlindung di mana orang-orang dungu tumbuh dan berkembang biak." Lagi menurut Ross, "Negara mengumpulkan orang bisu dan tuli di tempat-tempat penampungannya, dan ras manusia bisu dan tuli sedang dalam proses pembentukan." Ross menolak semua ini karena dianggap mencegah kemajuan proses evolusi di alam dan berkata, "Jalan paling pintas untuk menjadikan dunia ini surga adalah dengan membiarkan mereka yang tergesa-gesa cenderung ingin ke neraka berjalan dalam langkah mereka sendiri."123
Sebagaimana telah kita pahami, Darwinisme telah membangun dasar filosofis bagi semua sistem ekonomi kapitalis di dunia dan sistem politik yang terwarnai oleh sistem ekonomi ini.
Inilah alasan mengapa para pendukung utama Darwinisme Sosial adalah para pemilik modal. Kemenangan pihak kuat dengan menginjak-injak golongan lemah dan penerapan kebijakan ekonomi yang sangat jauh dari rasa kasih sayang, saling membantu dan mencintai tidak lagi menjadi perbuatan yang terkutuk. Sebab perilaku seperti ini dianggap sejalan dengan "penjelasan ilmiah" dan "hukum alam".
Menurut Richard Hofstadter, penulis buku Social Darwinism in American Thought, yang juga seorang pengusaha besar kereta api di abad ke-19 Chauncey Depew mengatakan bahwa kalangan yang meraih ketenaran, keberuntungan dan kekuasaan di kota New York mewakili prinsip kelangsungan hidup bagi yang terkuat, melalui keahlian unggul mereka, kemampuan berpikir ke depan dan kemampuan beradaptasi."124 Raja perkeretaapian yang lain, James J. Hill, mengatakan bahwa "keberuntungan perusahaan-perusahaan kereta api ditentukan oleh hukum kelangsungan hidup bagi yang terkuat"125
Dalam biografinya, Andrew Carnegie, pemilik modal terkemuka lainnya di Amerika, menyatakan keyakinannya terhadap evolusi dengan mengatakan, "Saya telah menemukan kebenaran evolusi."126 Di bagian lain ia menuliskan perkataan berikut ini:
(Hukum kompetisi) itu berlaku di sini; kita tidak dapat menghindarinya; teori yang dapat menggantikannya belum ditemukan; dan kendatipun hukum ini mungkin terkadang terasa berat bagi individu, namun ini yang terbaik bagi ras, sebab hal ini menjamin kelangsungan hidup bagi yang paling kuat di segala bidang (kehidupan). 127
Dalam artikelnya Darwin's Three Mistakes, ilmuwan evolusionis Kenneth J. Hsü, mengungkap pemikiran Darwinis kaum kapitalis Amerika terkemuka:
Darwinisme juga dijadikan pembenaran bagi individualisme kompetitif dan dampak alamiahnya di bidang ekonomi berupa kapitalisme bebas di Inggris dan di Amerika. Andrew Carnegie menulis bahwa "hukum kompetisi, secara sehat ataupun tidak, berlangsung dalam kehidupan ini; dan kita tidak dapat menghindarkannya". Rockefeller melangkah lebih jauh ketika menyatakan bahwa "pertumbuhan bisnis besar hanyalah keberlangsungan hidup bagi yang terkuat; ini sekedar cara kerja hukum alam."128

PARA GELANDANGAN TIDUR DI JALANAN
Di negara-negara kaya dan makmur, kaum miskin terlantar di jalanan...

Sungguh sangat menarik, di Amerika, lembaga-lembaga seperti Rockefeller Foundation dan the Carnegie Institution, yang didanai oleh kerajaan kapitalis seperti Rockefeller dan Carnegie, memberikan bantuan dana cukup besar untuk penelitian di bidang evolusi.
Sebagaimana telah dipahami dari uraian di atas, kapitalisme telah menyeret manusia untuk menyembah hanya uang dan kekuatan yang bersumber dari uang. Dengan sama sekali tidak mengindahkan nilai agama dan etika, masyarakat yang terpengaruh pemikiran evolusi akan lebih mengutamakan materi, dan menjadi semakin jauh dari perasaan seperti cinta, kasih sayang dan pengorbanan.
Akhlak kapitalis ini telah merajalela hampir di seluruh lapisan masyarakat sekarang. Akibatnya, kaum miskin, lemah dan tak berdaya tidak mendapatkan bantuan, perhatian ataupun perlindungan. Bahkan jika mereka menderita penyakit parah dan mematikan, mereka tidak mampu mendapatkan seseorang yang bersedia membantu mengobati mereka. Kaum papa terlantar begitu saja hingga sakit dan meninggal. Di banyak negara, seringkali dijumpai ketidakadilan dan perilaku tidak manusiawi seperti anak-anak di bawah umur yang dipaksa bekerja dan diterlantarkan tanpa mendapatkan hak mereka secara wajar.
Kini, alasan mengapa negara-negara seperti Etiopia menderita bencana kekeringan dan kelaparan adalah merajalelanya moral kapitalis ini. Kendatipun bantuan dan dukungan dari banyak negara sebenarnya mampu menyelamatkan penduduk yang kelaparan ini, mereka tetap saja dibiarkan kelaparan dan miskin begitu saja.
Ciri masyarakat kapitalis lainnya adalah tersebarnya kekayaan dengan tidak adil dan merata. Dalam masyarakat seperti ini, perbedaan antara si kaya dan si miskin semakin hari semakin melebar. Ketika si miskin semakin miskin, harta kekayaan si kaya semakin bertambah. Munculnya jutaan tuna wisma yang hidup terlantar dan sangat memprihatinkan, bahkan di Amerika yang merupakan negara paling maju di dunia, merupakan akibat dari moralitas kapitalis. Sudah pasti masyarakat Amerika cukup kaya untuk memberi bantuan dan perlindungan kepada semua orang ini, termasuk memberi mereka pekerjaan. Tetapi karena mentalitas yang berlaku bukanlah memberi kesempatan kaum miskin untuk bangkit, tapi untuk tumbuh berkembang dengan menginjak si miskin, maka jalan keluar tidak diberikan bagi kaum miskin ini. Inilah hasil penerapan ajaran Darwinisme Sosial yang menyatakan bahwa "Untuk tumbuh berkembang, diperlukan suatu batu loncatan bagi seseorang untuk berpijak".



MANUSIA YANG MENDERITA KELAPARAN
Meskipun sekarang masih terdapat sumber-sumber alam yang berlimpah di seluruh dunia, jutaan anak-anak dibiarkan kelaparan akibat mentalitas kapitalis.

Di sini, perhatian hendaknya dialihkan pada satu hal penting: Sepanjang sejarah senantiasa terdapat masyarakat di mana golongan miskin dan lemah tertindas, di mana hanya hal-hal bersifat materi yang dianggap penting, dan di mana sifat mementingkan diri sendiri, mendahulukan kepentingan pribadi, dan berlaku curang dianggap satu-satunya jalan untuk menjadi kaya. Begitulah, di masa lalu pun terdapat orang-orang yang dalam hidupnya hanya menganggap materi sebagai sesuatu yang bernilai. Mereka berada jauh akhlak mulia. Namun, sejak paruh kedua abad ke-19, orang-orang berpandangan seperti ini memasuki zaman yang sungguh berbeda. Selama 150 tahun terakhir orang-orang dan masyarakat yang tidak memiliki hati nurani ini tidak lagi dikutuk dan dicemooh sebagaimana yang lain. Perilaku seperti ini pada akhirnya mulai diterima sebagai hukum alam. Dan di sinilah Darwinisme telah menjadi agama palsu yang membenarkan tindakan tak bermoral dan tanpa belas kasih.
Robert E. D. Clark menjelaskan keadaan tersebut sebagaimana berikut:

Evolusi, secara singkat, memberi kesempatan kepada pelaku kejahatan untuk berhenti menggunakan hati nuraninya. Perilaku paling tidak jujur terhadap pesaing kini dapat diterima secara akal; kejahatan dapat disebut sebagai kebaikan."129
Dan H. Enoch menulis dalam bukunya Evolution or Creation :
Prof J. Holmes berkata, "Darwinisme yang diterapkan secara konsekuen akan menilai kebaikan dalam hal kemampuan bertahan hidup"... Inilah hukum rimba di mana "yang kuat adalah yang benar", dan yang terkuat tetap bertahan hidup. Apakah kecurangan dan kekejaman, ketakutan dan kebohongan, cara apapun yang dapat membantu seseorang untuk tetap hidup adalah baik dan benar bagi orang atau masyarakat tersebut.130
Seperti telah kita pahami, keingkaran terhadap agama, dan Darwinisme yang menjadi sumber keingkaran ini, berada di balik semua orang, sistem dan ideologi yang membawa dunia kepada kehidupan yang penuh kegelisahan, kesulitan, penderitaan dan keputusasaan, khususnya dalam kurun 150 tahun terakhir. Mereka yang mengira dapat melindungi kepentingan mereka sendiri dengan mengutamakandiri pribadi dan berperilaku kasar tanpa belas kasih terhadap orang lain akibat pengingkaran terhadap agama, memandang Darwinisme sebagai juru selamat bagi mereka. Mereka mempercayai pendapat Darwin tentang "yang lemah musnah ketika yang kuat hidup" sebagai pedoman hidup.
Mereka tidak menyadari hal ini, namun orang-orang tersebut, yang berpikir bahwa mereka tengah merancang makar besar bagi seluruh umat manusia, sebenarnya sedang mempersiapkannya untuk diri mereka sendiri. Sebab, tak menjadi soal seberapa besar perjuangan mereka untuk mempertahankan hidup, yang pasti terdapat satu-satunya Hakim, satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Penguasa atas diri mereka sendiri, seluruh alam, segala yang mereka coba untuk memilikinya, para pemimpin yang mereka patuhi, atau ideologi dan "isme-isme" yang mereka yakini. Dialah Allah, satu-satunya Hakim dan Penguasa. Kekuasaan sementara dan berbagai kesempatan yang diberikan kepada manusia di dunia ini bukan mereka peroleh secara kasar melalui perjuangan sendiri, penindasan terhadap orang lain, atau kerja kerasnya sendiri. Kekayaan, kedudukan dan kekuasaan yang menurutnya diperoleh melalui usaha sendiri pada hakikatnya adalah pemberian Allah sebagai ujian baginya.Tidak menjadi masalah, seberapa jauh ia meyakini keberadaan dirinya di arena perjuangan, yakni tempat di mana yang lemah tersingkirkan dan yang kuat akan berkuasa. Yang pasti, setiap manusia menjalani hidup sebagai ujian yang telah ditentukan untuk dirinya. Allah menyatakan dalam sebuah ayat Alquran bahwa Dia menguji manusia dengan memberikan kesempatan hidup bagi mereka:Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di ntara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS. Al Kahfi, 18:7)
Mereka yang merasa telah mendapatkan segala yang mereka miliki sebagai hasil dari "perjuangan untuk bertahan hidup" akan benar-benar merasakan siksaan pedih yang tiada hentinya, dan kesedihan yang mendalam saat berhadapan langsung dengan kenyataan di akhirat dan menyadari betapa tak bermaknanya ajaran yang mereka ikuti:Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami engansebenarnya telah menperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (adzab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dzalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan mengimginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir terhadap kehidupan akhirat." .... Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu." (QS. Al A'raaf: 44-45,48)
Bagi mereka yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Darwinis-kapitalis dan yang tidak melupakan tujuan keberadaan mereka di dunia serta keberadaan Allah, mereka ini memandang sesama manusia lain sebagai mahluk hidup yang Allah ciptakan. Sebagaimana Allah perintahkan, mereka selalu memperlakukan orang lain dengan baik, merasa kasihan dan terharu, dan berbuat apa saja yang mungkin untuk mengatasi kesulitan dan kegelisahan yang ia alami. Mereka selalu mengucapkan perkataan yang sopan, memelihara anak yatim, menolong yang sakit, serta melindungi dan menjaga mereka. Manusia seperti ini menghindari perbuatan dosa dan senantiasa menjalankan kewajiban mereka kepada Allah sebagaimana yang diajarkan Alquran. Merekalah yang paling mulia dalam pandangan Allah dikarenakan mereka tidak mementingkan kekayaan, ras, warna kulit, golongan, ideologi, atau filsafat.



Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
(QS. Adz Dzaariyaat, 51:19)


KAPITALISME DAN PERJUANGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN
HIDUP DI BIDANG EKONOMI
Istilah kapitalisme berarti kedaulatan kapital atau modal, yakni sistem ekonomi bebas tanpa batas yang didasarkan secara penuh pada keuntungan, di mana masyarakat bersaing atau berkompetisi dalam batasan-batasan ini. Terdapat tiga unsur penting dalam kapitalisme: individualisme, persaingan (kompetisi) dan perolehan keuntungan. Individualisme penting dalam kapitalisme sebab manusia melihat diri mereka sendiri bukan sebagai bagian dari masyarakat, tetapi sebagai "individu-individu" yang berdiri sendiri di atas kedua kakinya dan harus memenuhi kebutuhan pribadi dengan kerja kerasnya sendiri. "Masyarakat kapitalis" adalah arena dimana para individu bersaing satu sama lain dalam lingkungan yang keras dan tanpa belas kasih. Ini adalah arena yang persis sebagaimana penjelasan Darwin, yang menempatkan hanya yang kuat yang tetap hidup, sedangkan kaum lemah dan tak berdaya akan terinjak-injak dan tersingkirkan; ini juga tempat di mana kompetisi sengit merajalela.
Menurut pola pikir yang dijadikan dasar berpijak kapitalisme, setiap individu - dan ini dapat berupa perorangan, sebuah perusahaan atau suatu bangsa - harus berjuang demi kemajuan dan kepentingannya sendiri. Hal terpenting dalam peperangan ini adalah produksi. Produsen terbaik akan bertahan hidup, sedangkan yang lemah dan tidak cakap akan tersingkir dan lenyap. Beginilah sosok sistem kapitalisme, yang telah melupakan kenyataan bahwa yang tersingkirkan dalam peperangan sengit ini, yang terinjak-injak dan jatuh miskin adalah "manusia". Yang menjadi pusat perhatian kapitalisme bukanlah manusia, akan tetapi pertumbuhan ekonomi, dan barang, yakni hasil dari pertumbuhan ekonomi ini. Karena alasan tersebut, pola pikir kapitalis tidak lagi merasakan tanggung jawab etis atau memiliki hati nurani terhadap orang-orang yang terinjak di bawah kakinya, yang harus mengalami berbagai kesulitan hidup. Ini adalah Darwinisme yang diterapkan secara menyeluruh pada masyarakat di bidang ekonomi



Dengan menyatakan perlunya mendorong kompetisi di berbagai bidang kehidupan, dan memaklumkan tidak perlunya menyediakan kesempatan atau bantuan bagi golongan masyarakat lemah dalam hal apapun, baik di bidang kesehatan hingga ekonomi, para perumus Darwinisme Sosial terkemuka telah memberikan dukungan "filosofis" dan "ilmiah" bagi kapitalisme. Misalnya, menurut Tille, sosok terkemuka yang mewakili mentalitas kapitalis-Darwinis, adalah kesalahan besar untuk mencegah kemiskinan dengan cara membantu "kelompok-kelompok yang tersingkirkan", sebab ini berarti turut mencampuri seleksi alam yang mendorong terjadinya evolusi.119
Dalam pandangan Herbert Spencer, perumus utama teori Darwiniwme Sosial, yang memasukkan ajaran pokok Darwinisme ke dalam kehidupan masyarakat, jika seseorang miskin maka ini adalah kesalahannya sendiri; orang lain tidak sepatutnya menolong agar ia bangkit. Jika seseorang kaya, bahkan jika ia mendapatkan kekayaannya melalui cara yang tidak bermoral, maka ini adalah berkat kecakapannya. Oleh karena itu, orang kaya akan bertahan hidup, sedangkan yang miskin akan lenyap. Ini adalah pemandangan yang telah berlaku hampir secara menyeluruh pada masyarakat sekarang dan gambaran ringkas tentang moralitas kapitalis-Darwinis.

Herbert Spencer
Spencer, yang mendukung moralitas ini, menyelesaikan karyanya Social Statistics pada tahun 1850, dan menolak segala bentuk bantuan bagi masyarakat yang diusulkan oleh negara, seperti program pencegahan untuk melindungi kesehatan, sekolah-sekolah negeri, dan vaksinasi wajib. Sebab menurut Darwinisme Sosial, tatanan kemasyarakatan terbangun berdasarkan keberlangsungan hidup bagi yang kuat. Pemberdayaan masyarakat lemah yang menjadikan mereka mampu bertahan hidup adalah pelanggaran terhadap asas ini. Si kaya adalah kaya karena mereka lebih layak hidup; sebagian bangsa menjajah sebagian yang lain dikarenakan pihak penjajah lebih unggul dari pihak terjajah, manusia dengan ras-ras tertentu menjadi bawahan dari ras-ras lain karena tingkat kecerdasannya yang lebih tinggi. Spencer menerapkan doktrin ini dengan sungguh-sungguh pada masyarakat manusia, "Jika mereka benar-benar layak untuk hidup, mereka akan hidup, dan memang sebaiknya mereka harus hidup. Jika mereka benar-benar tidak layak untuk hidup, mereka akan mati, dan adalah yang terbaik jika mereka harus mati"120
Graham Sumner, Professor Ilmu Politik dan Sosial di Universitas Yale, adalah juru bicara Darwinisme Sosial di Amerika. Dalam salah satu tulisannya, ia merangkum pandangannya tentang masyarakat manusia sebagai berikut:
...jika kita mengangkat seseorang ke atas kita harus memiliki tumpuan, yakni titik reaksi. Dalam masyarakat ini berarti bahwa untuk mengangkat seseorang ke atas maka kita harus mendorong seseorang yang lain ke bawah.121
Richard Milner, editor senior pada Majalah Natural History terbitan American Museum of Natural History, New York, menulis:
Salah satu juru bicara terkemuka Darwinisme Sosial, William Graham Sumner dari Princeton, berpandangan bahwa kaum jutawan adalah individu-individu 'paling cakap' dalam masyarakat dan berhak mendapatkan perlakuan istimewa. Mereka "secara alamiah telah terseleksi di arena kompetisi"122
Sebagaimana telah kita ketahui dari pernyataan ini, para pendukung Darwinisme Sosial menggunakan teori evolusi Darwin sebagai pernyataan "ilmiah" bagi masyarakat kapitalis. Akibat dari hal ini, masyarakat telah kehilangan akhlak mulia yang diajarkan agama seperti saling membantu, kedermawanan, dan kerjasama. Sebaliknya, ajaran ini telah tergantikan oleh sifat mementingkan diri sendiri, kikir dan oportunisme. Menurut salah seorang perumus teori Darwinisme Sosial terkemuka, Profesor E.A. Ross asal Amerika, "Bantuan kemanusiaan yang dikelola kaum Kristiani sebagai sarana amal kebajikan telah memunculkan tempat berlindung di mana orang-orang dungu tumbuh dan berkembang biak." Lagi menurut Ross, "Negara mengumpulkan orang bisu dan tuli di tempat-tempat penampungannya, dan ras manusia bisu dan tuli sedang dalam proses pembentukan." Ross menolak semua ini karena dianggap mencegah kemajuan proses evolusi di alam dan berkata, "Jalan paling pintas untuk menjadikan dunia ini surga adalah dengan membiarkan mereka yang tergesa-gesa cenderung ingin ke neraka berjalan dalam langkah mereka sendiri."123
Sebagaimana telah kita pahami, Darwinisme telah membangun dasar filosofis bagi semua sistem ekonomi kapitalis di dunia dan sistem politik yang terwarnai oleh sistem ekonomi ini.
Inilah alasan mengapa para pendukung utama Darwinisme Sosial adalah para pemilik modal. Kemenangan pihak kuat dengan menginjak-injak golongan lemah dan penerapan kebijakan ekonomi yang sangat jauh dari rasa kasih sayang, saling membantu dan mencintai tidak lagi menjadi perbuatan yang terkutuk. Sebab perilaku seperti ini dianggap sejalan dengan "penjelasan ilmiah" dan "hukum alam".
Menurut Richard Hofstadter, penulis buku Social Darwinism in American Thought, yang juga seorang pengusaha besar kereta api di abad ke-19 Chauncey Depew mengatakan bahwa kalangan yang meraih ketenaran, keberuntungan dan kekuasaan di kota New York mewakili prinsip kelangsungan hidup bagi yang terkuat, melalui keahlian unggul mereka, kemampuan berpikir ke depan dan kemampuan beradaptasi."124 Raja perkeretaapian yang lain, James J. Hill, mengatakan bahwa "keberuntungan perusahaan-perusahaan kereta api ditentukan oleh hukum kelangsungan hidup bagi yang terkuat"125
Dalam biografinya, Andrew Carnegie, pemilik modal terkemuka lainnya di Amerika, menyatakan keyakinannya terhadap evolusi dengan mengatakan, "Saya telah menemukan kebenaran evolusi."126 Di bagian lain ia menuliskan perkataan berikut ini:
(Hukum kompetisi) itu berlaku di sini; kita tidak dapat menghindarinya; teori yang dapat menggantikannya belum ditemukan; dan kendatipun hukum ini mungkin terkadang terasa berat bagi individu, namun ini yang terbaik bagi ras, sebab hal ini menjamin kelangsungan hidup bagi yang paling kuat di segala bidang (kehidupan). 127
Dalam artikelnya Darwin's Three Mistakes, ilmuwan evolusionis Kenneth J. Hsü, mengungkap pemikiran Darwinis kaum kapitalis Amerika terkemuka:
Darwinisme juga dijadikan pembenaran bagi individualisme kompetitif dan dampak alamiahnya di bidang ekonomi berupa kapitalisme bebas di Inggris dan di Amerika. Andrew Carnegie menulis bahwa "hukum kompetisi, secara sehat ataupun tidak, berlangsung dalam kehidupan ini; dan kita tidak dapat menghindarkannya". Rockefeller melangkah lebih jauh ketika menyatakan bahwa "pertumbuhan bisnis besar hanyalah keberlangsungan hidup bagi yang terkuat; ini sekedar cara kerja hukum alam."128

PARA GELANDANGAN TIDUR DI JALANAN
Di negara-negara kaya dan makmur, kaum miskin terlantar di jalanan...

Sungguh sangat menarik, di Amerika, lembaga-lembaga seperti Rockefeller Foundation dan the Carnegie Institution, yang didanai oleh kerajaan kapitalis seperti Rockefeller dan Carnegie, memberikan bantuan dana cukup besar untuk penelitian di bidang evolusi.
Sebagaimana telah dipahami dari uraian di atas, kapitalisme telah menyeret manusia untuk menyembah hanya uang dan kekuatan yang bersumber dari uang. Dengan sama sekali tidak mengindahkan nilai agama dan etika, masyarakat yang terpengaruh pemikiran evolusi akan lebih mengutamakan materi, dan menjadi semakin jauh dari perasaan seperti cinta, kasih sayang dan pengorbanan.
Akhlak kapitalis ini telah merajalela hampir di seluruh lapisan masyarakat sekarang. Akibatnya, kaum miskin, lemah dan tak berdaya tidak mendapatkan bantuan, perhatian ataupun perlindungan. Bahkan jika mereka menderita penyakit parah dan mematikan, mereka tidak mampu mendapatkan seseorang yang bersedia membantu mengobati mereka. Kaum papa terlantar begitu saja hingga sakit dan meninggal. Di banyak negara, seringkali dijumpai ketidakadilan dan perilaku tidak manusiawi seperti anak-anak di bawah umur yang dipaksa bekerja dan diterlantarkan tanpa mendapatkan hak mereka secara wajar.
Kini, alasan mengapa negara-negara seperti Etiopia menderita bencana kekeringan dan kelaparan adalah merajalelanya moral kapitalis ini. Kendatipun bantuan dan dukungan dari banyak negara sebenarnya mampu menyelamatkan penduduk yang kelaparan ini, mereka tetap saja dibiarkan kelaparan dan miskin begitu saja.
Ciri masyarakat kapitalis lainnya adalah tersebarnya kekayaan dengan tidak adil dan merata. Dalam masyarakat seperti ini, perbedaan antara si kaya dan si miskin semakin hari semakin melebar. Ketika si miskin semakin miskin, harta kekayaan si kaya semakin bertambah. Munculnya jutaan tuna wisma yang hidup terlantar dan sangat memprihatinkan, bahkan di Amerika yang merupakan negara paling maju di dunia, merupakan akibat dari moralitas kapitalis. Sudah pasti masyarakat Amerika cukup kaya untuk memberi bantuan dan perlindungan kepada semua orang ini, termasuk memberi mereka pekerjaan. Tetapi karena mentalitas yang berlaku bukanlah memberi kesempatan kaum miskin untuk bangkit, tapi untuk tumbuh berkembang dengan menginjak si miskin, maka jalan keluar tidak diberikan bagi kaum miskin ini. Inilah hasil penerapan ajaran Darwinisme Sosial yang menyatakan bahwa "Untuk tumbuh berkembang, diperlukan suatu batu loncatan bagi seseorang untuk berpijak".



MANUSIA YANG MENDERITA KELAPARAN
Meskipun sekarang masih terdapat sumber-sumber alam yang berlimpah di seluruh dunia, jutaan anak-anak dibiarkan kelaparan akibat mentalitas kapitalis.

Di sini, perhatian hendaknya dialihkan pada satu hal penting: Sepanjang sejarah senantiasa terdapat masyarakat di mana golongan miskin dan lemah tertindas, di mana hanya hal-hal bersifat materi yang dianggap penting, dan di mana sifat mementingkan diri sendiri, mendahulukan kepentingan pribadi, dan berlaku curang dianggap satu-satunya jalan untuk menjadi kaya. Begitulah, di masa lalu pun terdapat orang-orang yang dalam hidupnya hanya menganggap materi sebagai sesuatu yang bernilai. Mereka berada jauh akhlak mulia. Namun, sejak paruh kedua abad ke-19, orang-orang berpandangan seperti ini memasuki zaman yang sungguh berbeda. Selama 150 tahun terakhir orang-orang dan masyarakat yang tidak memiliki hati nurani ini tidak lagi dikutuk dan dicemooh sebagaimana yang lain. Perilaku seperti ini pada akhirnya mulai diterima sebagai hukum alam. Dan di sinilah Darwinisme telah menjadi agama palsu yang membenarkan tindakan tak bermoral dan tanpa belas kasih.
Robert E. D. Clark menjelaskan keadaan tersebut sebagaimana berikut:

Evolusi, secara singkat, memberi kesempatan kepada pelaku kejahatan untuk berhenti menggunakan hati nuraninya. Perilaku paling tidak jujur terhadap pesaing kini dapat diterima secara akal; kejahatan dapat disebut sebagai kebaikan."129
Dan H. Enoch menulis dalam bukunya Evolution or Creation :
Prof J. Holmes berkata, "Darwinisme yang diterapkan secara konsekuen akan menilai kebaikan dalam hal kemampuan bertahan hidup"... Inilah hukum rimba di mana "yang kuat adalah yang benar", dan yang terkuat tetap bertahan hidup. Apakah kecurangan dan kekejaman, ketakutan dan kebohongan, cara apapun yang dapat membantu seseorang untuk tetap hidup adalah baik dan benar bagi orang atau masyarakat tersebut.130
Seperti telah kita pahami, keingkaran terhadap agama, dan Darwinisme yang menjadi sumber keingkaran ini, berada di balik semua orang, sistem dan ideologi yang membawa dunia kepada kehidupan yang penuh kegelisahan, kesulitan, penderitaan dan keputusasaan, khususnya dalam kurun 150 tahun terakhir. Mereka yang mengira dapat melindungi kepentingan mereka sendiri dengan mengutamakandiri pribadi dan berperilaku kasar tanpa belas kasih terhadap orang lain akibat pengingkaran terhadap agama, memandang Darwinisme sebagai juru selamat bagi mereka. Mereka mempercayai pendapat Darwin tentang "yang lemah musnah ketika yang kuat hidup" sebagai pedoman hidup.
Mereka tidak menyadari hal ini, namun orang-orang tersebut, yang berpikir bahwa mereka tengah merancang makar besar bagi seluruh umat manusia, sebenarnya sedang mempersiapkannya untuk diri mereka sendiri. Sebab, tak menjadi soal seberapa besar perjuangan mereka untuk mempertahankan hidup, yang pasti terdapat satu-satunya Hakim, satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Penguasa atas diri mereka sendiri, seluruh alam, segala yang mereka coba untuk memilikinya, para pemimpin yang mereka patuhi, atau ideologi dan "isme-isme" yang mereka yakini. Dialah Allah, satu-satunya Hakim dan Penguasa. Kekuasaan sementara dan berbagai kesempatan yang diberikan kepada manusia di dunia ini bukan mereka peroleh secara kasar melalui perjuangan sendiri, penindasan terhadap orang lain, atau kerja kerasnya sendiri. Kekayaan, kedudukan dan kekuasaan yang menurutnya diperoleh melalui usaha sendiri pada hakikatnya adalah pemberian Allah sebagai ujian baginya.Tidak menjadi masalah, seberapa jauh ia meyakini keberadaan dirinya di arena perjuangan, yakni tempat di mana yang lemah tersingkirkan dan yang kuat akan berkuasa. Yang pasti, setiap manusia menjalani hidup sebagai ujian yang telah ditentukan untuk dirinya. Allah menyatakan dalam sebuah ayat Alquran bahwa Dia menguji manusia dengan memberikan kesempatan hidup bagi mereka:Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di ntara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS. Al Kahfi, 18:7)
Mereka yang merasa telah mendapatkan segala yang mereka miliki sebagai hasil dari "perjuangan untuk bertahan hidup" akan benar-benar merasakan siksaan pedih yang tiada hentinya, dan kesedihan yang mendalam saat berhadapan langsung dengan kenyataan di akhirat dan menyadari betapa tak bermaknanya ajaran yang mereka ikuti:Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami engansebenarnya telah menperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (adzab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dzalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan mengimginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir terhadap kehidupan akhirat." .... Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu." (QS. Al A'raaf: 44-45,48)
Bagi mereka yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Darwinis-kapitalis dan yang tidak melupakan tujuan keberadaan mereka di dunia serta keberadaan Allah, mereka ini memandang sesama manusia lain sebagai mahluk hidup yang Allah ciptakan. Sebagaimana Allah perintahkan, mereka selalu memperlakukan orang lain dengan baik, merasa kasihan dan terharu, dan berbuat apa saja yang mungkin untuk mengatasi kesulitan dan kegelisahan yang ia alami. Mereka selalu mengucapkan perkataan yang sopan, memelihara anak yatim, menolong yang sakit, serta melindungi dan menjaga mereka. Manusia seperti ini menghindari perbuatan dosa dan senantiasa menjalankan kewajiban mereka kepada Allah sebagaimana yang diajarkan Alquran. Merekalah yang paling mulia dalam pandangan Allah dikarenakan mereka tidak mementingkan kekayaan, ras, warna kulit, golongan, ideologi, atau filsafat.



Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
(QS. Adz Dzaariyaat, 51:19)































Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Muhammad (Mohammed) lahir di Arabia. Ayahnya Abdullah berasal dari suku Qureyshi, dan wafat sebelum Muhammad lahir.
Sebagai seorang anak muda, Muhammad melakukan perjalanan ke Syria dengan pamannya dalam karavan para pedagang. Beberapa tahun kemudian, dia melakukan perjalanan yang sama ketika bekerja pada seorang janda yang berada bernama Khadijah. Dia kemudian mengawini Khadijah dan kendati Muhammad berumur 15 tahun lebih muda, perkawinan mereka bahagia.
Muhammad segera mendapat posisi yang baik diantara orang penting di Mekkah. Orang-orang Mekkah mengklaim diri mereka sebagai keturunan Abraham/Ibrahim.
Sebagai seorang yang membenci kejahatan, Muhammad membenci mereka yang tidak patuh pada Kitab Suci. Dia mempelajari Alkitab/Bible dan kemunafikan diantara orang-orang, penyembahan berhala dan segala sesuatu yang tidak menghormati Allah sangat memuakkan baginya. Dia percaya bahwa Allah telah menurunkan Taurat dan Alkitab/Injil (Bible).
"Allah, Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup, Yang Berdiri (Memelihara segala sesuatu). Dia menurunkan Kitab (Qur'an) kepada engkau (ya Muhamad) dengan sebenarnya serta membenarkan (Kitab) yang sebelumnya dan Dia menurunkan Taurat dan Injil, Sebelum Qur'an jadi petunjuk bagi manusia dan Dia menurunkan Furqan (yang memperbedakan antara yang hak dengan yang batil)." -- Al-Qur'an, Ali Imran 3:2-4
Seorang yang sangat dihormati oleh Muhammad adalah Abraham/Ibrahim, yang disebutnya seorang yang tulus hati dan benar.
"Sesungguhnya Ibrahim seorang ikutan yang ta'at (patuh) kepada Allah, lagi cenderung kepada agama yang lurus dan bukan dia termasuk orang-orang musyrik. Yang berterima kasih atas nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kejalan yang lurus. Kami berikan kepadanya kebajikan didunia. Sesungguhnya dia diakhirat termasuk orang-orang yang saleh. Kemudian Kami wahyukan kepada engkau (ya Muhammad)(yaitu): Ikutlah agama Ibrahim yang lurus. Bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik." -- Al-Qur'an, An-Nahl 16:120-123
Abraham/Ibrahim juga dipandang sebagai seorang yang menuruti perintah Allah:
"(Ingatlah) ketika Ibrahim dicobai oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah), lalu diturutnya sekalian perintah itu. Berkata Allah: Sesungguhnya Aku angkat engkau (ya Ibrahim) menjadi imam (orang ikutan) bagi manusia. Berkata Ibrahim: (Begitu pula hendaknya) dari anak cucuku. Berkata Allah:Tetapi orang-orang yang aniaya tiada mendapat perjanjianKu ini.'" -- Al-Qur'an Surah Al-Baqarah 2:124
Muhammad memiliki pemahaman yang mendalam tentang Kitab Suci dan kepercayaan pada malaikat yang berkata kepada Zakaria bahwa dia akan mempunyai anak (seperti dalam Lukas 1:18, 57-60).
"Lalu Tuhannya menerima Maryam itu dengan penerimaan yang baik, serta menumbuhkannya dengan pertumbuhan yang baik. Dan dia dipelihara oleh Zakaria. Tiap-tiap Zakaria masuk ke mihrab menemuinya, didapatinya makanan telah ada didekatnya, lalu ia berkata: Hai Maryam, dari manakah engkau mendapat makanan ini? Maryam menjawab: Ia dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa terhisab. Disanalah Zakaria memohon kepada Tuhannya, ia berkata: Ya Tuhanku, anugerahilah aku seorang anak yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Mahamendengarkan do'a.
Kemudian malaikat menyeru Zakaria, ketika ia berdiri sembahyang di mihrab. Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan (seorang anak), Yahya, yang membenarkan kalimat dari Allah (yakni Isa), dan menjadi ikutan dan sangat suci serta menjadi nabi diantara orang-orang yang salih.
Zakaria berkata: Ya Tuhanku, bagaimanakah aku akan mendapat seorang anak, sedang aku telah sangat tua dan isteriku mandul. Allah berkata: (Ya), seperti demikianlah, Allah memperbuat apa-apa yang dikehendakiNya.
Zakaria berkata: Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tanda (perempuanku telah hamil). Allah berfirman: Tandanya, bahwa engkau tiada bercakap-cakap dengan manusia tiga hari, kecuali dengan isyarat saja. Ingatlah akan TuhanMu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada petang dan pagi.
(Ingatlah) ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih engkau, menyucikan engkau dan memilih engkau diatas perempuan-perempuan dalam alam.
Ya, Maryam, ta'atlah kepada Tuhanmu, sujudlah dan ruku'lah bersama-orang-orang yang ruku'.
Demikian itu ialah pekabaran gaib (tiada kelihatan oleh engkau). Kami wahyukan kepada engkau,, sedang engkau tiada hadir dekat mereka, ketika mereka menjatuhkan kalam (undiannya), (supaya nyata) siapa akan memelihara Maryam; dan lagi engkau tiada hadir dekat mereka, ketika mereka itu berbantah-bantah.
(Ingatlah) ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dai padaNya (yakni seorang anak), namanya Almasih 'Isa anak Maryam, yang mempunyai kebesaran didunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang dekat kepada Tuhan.
Dia bercakap-cakap dengan manusia ketika dalam buaian (ketika masih bayi) dan ketika dewasa dan dia termasuk orang-orang salih.
Maryam berkata: Ya, Tuhanku, bagaimanakah aku akan mendapat seorang anak, padahal aku belum pernah disentuh laki-laki. Allah berkata: Demikianlah, Allah menjadikan apa-apa yang dikehendakiNya; apabila Ia hendak memutuskan suatu pekerjaan, Ia hanya berkata: Jadilah engkau, lalu jadilah ia." -- Al'quran Surah Ali Imran 3:37-47
Muhammad juga berbicara tentang kebangkitan Yesus:
"Thereupon she pointed to him. They said, 'How can we talk to one who is a child in the cradle?' Jesus said, 'I am a servant of ALLAH. HE has given me the Book, and has made me a Prophet; 'And HE has made me blessed wheresoever I may be, and has enjoined upon me Prayer and almsgiving so long as I live; 'And HE has made me dutiful towards my mother, and has not made me arrogant and graceless; 'And peace was on me the day I was born, and peace will be on me the day I shall die, and the day I shall be raised up to life again.' That was Jesus, son of Mary. This is a statement of the truth concerning which they entertain doubt." -- Qur'an, Surah 19:30-35
Lalu Maryam mengisyaratkan kepada anaknya. Mereka berkata: Bagaimanakah kami akan berbicara dengan bayi yang masih dalam buaian?
Dia berkata: Sesungguhnya aku seorang hamba Allah. DiberikanNya kepadaku Alkitab (Injil) dan dijadikanNya aku seorang nabi,
Dan dijadikanNya aku seorang yang diberkati (berguna untuk manusia), dimana aku berada dan diwasiatkanNya kepadaku (mengerjakan) sembahyang dan (membayarkan) zakat selama aku masih hidup,
Dan berbuat baik kepada ibuku dan bukanlah aku dijadikanNya seorang yang sombong dan durhaka. Selamat sejahtera bagiku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku diwafatkan dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.
Itulah 'Isa anak Maryam dan itulah kata kebenaran yang mereka ragu-ragu tentang (kebenaran)nya.
Muhammad juga benar ketika menyebut Yesus seorang pembawa pesan,. Dia tidak menyatakan bahwa Yesus bukan Mesias. Muhammad mengetahui bahwa seseorang dapat menjadi pembawa pesan dan tidak sebagai Mesias... tetapi sebagai Mesias, Dia juga seorang pembawa pesan.
Yesus adalah dua-duanya, pembawa pesan dan Mesias yang dijanjikan Allah! Seorang Mesias selalu dikenal sebagai "seorang Penyelamat" seorang yang membebaskan dan pembawa pesan". Allah telah berjanji mengirimkan seorang (Mesias) yang akan membayar dosa seluruh umat manusia.
Mesias!... Pemberian Allah kepada manusia yang berdosa... Penyelamat... Pembebas... Penebus kita. Nabi-nabi dalam Alqur'an telah mengatakan tentang kedatanganNya. Muhammad beserta pengikutnya telah menyebut tentang Dia... Alqur'an dan Alkitab/Injil telah menyebutkan tentang Dia! Sang Mesias... Penyelamat dunia ini! Baik Alqur'an maupun Alkitab/Injil menunjuk orang yang sama sebagai Mesias!!!, tidak yang lain.
Saudara yang kekasih, itulah kebenaran yang sangat dalam! Itulah kebenaran yang tidak dapat di tolak. Yesus adalah satu-satunya Mesias. Dialah Penyelamat. Dialah Mesias umat Muslim, umat Yahudi dan umat lainnya. Jutaan manusia diseluruh dunia di setiap negara dan penganut kepercayaan menerimanya sebagai Penyelamat.
Banyak yang telah mengikuti Mesias yang palsu dan membiarkan hidup mereka berakhir dengan kematian. Mereka tulus hati tetapi tulus hati kepada yang salah. Seandainya mereka menerima klaim yang tidak dapat dibantah bahwa Yesus adalah Mesias, mereka akan menemukan kedamaian yang mereka dambakan dan kehidupan kekal yang dijanjikan Allah kepada semua orang yang menerima Yesus sebagai Mesias... Penyelamat dunia. Benar, Isa Almasih mengasihi Anda! Mesias yang ditulis oleh Muhammad... mengampuni Anda dan menjadi Penyelamat Anda... Yang membebaskan Anda... Yang memulihkan Anda dari dosa-dosa Anda. Sejarah berkata bahwa Dia disalibkan dan mati diatas kayu salib. Sejarah mengatakan bahwa tiga hari kemudian kuburNya ditemukan kosong. Sejarah dan ratusan saksi mata mengatakan Dia telah bangkit dari kematian. Sayangnya, banyak juga yang menolak kasih dan pengampunan yang Allah telah berikan melalui Yesus.
Allah memberikan Anda kebebasan untuk memilih. ANDA harus membuat pilihan. Anda tidak bisa netral.
Jangan mengambil kata-kata penulis begitu saja. Mari Anda lakukan sendiri penyelidikan mengenai klaim yang dikatakan Muhammad dan nubuatan dalam Alqur'an, demikian juga mengenai kehidupan Yesus seperti ditulis dalam Alkitab/Injil. Nubuatan-nubuatan yang telah dipenuhi dalam kelahiranNya, kehidupanNya, kematianNya serta kebangkitanNya.
Telitilah kenapa Paulus, seorang yang dulunya menganiaya pengikut Yesus menjadi seorang yang sangat percaya kepada Yesus sebagai Mesias dan bagaimana dia menjadi seorang misionaris dunia yang terbesar.
Jika Anda belum menjadi seorang pengikut Isa (Yesus), Anda harus membuat pilihan 1) percaya bahwa Yesus adalah Mesias ATAU 2) menolak Dia sebagai Penyelamat Anda. Anda dapat memilih percaya kepada Mesias, Yesus, yang berkata Dia akan dan telah bangkit dari kematian. Allah mengaruniakan Yesus, yang lahir secara ajaib melalui Maryam, Sura Ali Imran 3:45 sebagaimana Muhammad menyetujuinya, kepada dunia... untuk Anda.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." -- Yoh 3:16
Dia mengasihi Anda. Bagaimana mungkin orang menolak kasih yang demikian indah... menolak pengampunan Allah... janji-Nya akan kehidupan yang kekal?
Bagaimana saya yakin menikmati kehidupan kekal dengan Allah di Firdaus? Jawaban...
Pelajari lebih jauh tentang Yesus Kristus. Siapa Dia? Apa yang Dia klaim? Apakah Dia bangkit dari kematian? Go (in English)...















28-Maret-2006 06:55:11
Republika -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur meminta dua penerbit untuk segera menarik peredaran tiga jenis kitab Alquraan. Ditemukan di Sumenep, Madura, semuanya dinilai tidak lengkap atau diduga palsu karena banyak kekeliruan.
''Kami sudah lama menerima laporan dari MUI Sumenep (12/3), kemudian kami memintanya menindaklanjuti dengan meminta penerbit menariknya dari peredaran,'' kata Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim, KH Abdurrahman Navis Lc, di Surabaya, Ahad (26/3).
Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Jalan Sencaki, Surabaya, yang juga wakil Katib PWNU Jatim itu, mengemukakan, MUI tidak melihat tingkat kesalahan nya mengandung unsur kesengajaan (pemalsuan), melainkan sekedar salah cetak. ''Atas kesimpulan itu, kami akhirnya meminta MUI Sumenep menindaklanjuti dengan meminta dua percetakan di Surabaya, yakni CV Aisyiyah dan CV Al-Hidayah, untuk menarik kembali dari peredaran," katanya.
Dari Sumenep dilaporkan, hasil rapat antara MUI dan Kejaksaan Negeri, Polres, dan Kandepag Sumenep mencatat ketidaksempurnaan tulisan dalam Alquran itu bukan merupakan kesalahan pentashih (tim pengoreksi), tetapi pencetaknya. ''Hasil koreksi MUI, kesalahan Alquran cetakan Al Hidayah ada pada terbitan tahun 2002, sedangkan cetakan CV Aisyiyyah ada pada terbitan 1997,'' ungkap Ketua MUI Sumenep, KH Syafraji.
Pihaknya menemukan sedikitnya tiga Alquran yang isinya meragukan dan tidak sama dengan Alquran terbitan Departemen Agama RI. Kasus ini merupakan temuan masyarakat Kecamatan Batuan yang kemudian diberikan kepala Yayasan Serba Bakhti, Pondok Pesantren Suryalaya, Sumenep.
Dalam kitab suci terbitan CV Aisyiyyah Surabaya, ada beberapa ayat yang kurang dan beberapa surat yang tidak tertulis. Isalnya, Surat Hud ditulis dua kali serta Surat Yusuf yang terdiri dari 111 ayat justru hanya 91 ayat. Sedagkan Surat Ar Ra'du, Al Ibrahim, Al Hijr, dan An Nahl tidak ada.
Temuan kedua dari MUI Sumenep dan MUI Arjasa adalah hasil cetakan CV Al Hidayah, Surabaya. Ada beberapa kejanggalan yang hampir sama, yakni tidak ada Surat Ar Ra'du, Al Ibrahim, Al Hijr, dan An Nahl, karena halaman 225 sampai 256 kosong.
Temuan ketiga dari MUI Kangean. Kitab itu ada kulit luar bertuliskan CV Al Hidayah Surabaya, tapi kitab itu tidak ada pentashih.
Ikhtisar:
* Terdapat kesalahan cetakan Alquran dari dua penerbit di Surabaya, CV Aisyiyyah (1997) dan Al Hidayah (2002).
* Surat Hud ditulis dua kali, Surat Yusuf dari 111 hanya 91 ayat, serta tak ada Surat Ar Ra'du, Al Ibrahim, dan An Nahl.
* Tidak ada pentashih.
(ant )