Kamis, 28 Agustus 2008

Hikmah


Hikmah
Oleh : Zainab Bin Syech Abubakar
Imam Ali r.a. berkata : “Nabi SAW bersabda, Jika umatku telah melakukan lima belas macam, maka pasti tiba bala’ atas mereka.”
Angin topan (Bali), angin puting beliung (Jember dan Jogjakarta), gempa (Sumatera Barat), longsor (Manggarai), banjir (Jember dan Jakarta), dan bencana paling dahsyat, yaitu badai Tsunami di Aceh. Juga terbakarnya pesawat Garuda dan kapal Levina I, serta hilangnya pesawat Adam Air. Seharusnya, dari semua yang terjadi itu kita sadar bahwa itu merupakan peringatan dari Allah SWT kepada kita karena kita lalai menjalankan perintahNya, kita diperbudak oleh nafsu yang membuat kita lupa akan akhirat dan selalu mementingkan dunia, dari semua bala’ atau musibah itu dapat kita ambil hikmahnya. Kita bisa lebih meningkatkan ibadah kita secara istiqomah, mulai mencoba meninggalkan apapun yang dilarang oleh Allah SWT. Amin… insya Allah , dan tentu kita harus ingat mengapa Allah menurunkan bala’ di negeri ini.
Imam Ali r.a. berkata : “Nabi SAW bersabda, Jika umatku telah melakukan lima belas macam, maka pasti tiba bala’ atas mereka.”
1. Jika kekuasaan itu dianggap keuntungan.
2. dan amanat dianggap Ghanimah
3. Dan zakat dianggap perugian ( cukai ).
4. Dan lelaki tunduk pada istrinya.
5. Dan durhaka terhadap ibunya.
6. Dan ta’at ( menurut ) pada kawannya.
7. Dan membenci ayahnya.
8. Dan bersuara keras di masjid.
9. Dan pemimpin kaum itu adalah orang yang rendah budinya.
10. Dan orang ditakuti karena kejahatannya.
11. Dan minuman-minuman keras ( khomer ) merajalela.
12. Dan pakaian sutera semakin umum.
13. Dan penari-penari wanita semakin umum.
14. Dan permainan musik ( band-band ) semakin merata.
15. Dan yang terakhir dari umat ini telah mengutuk umat-umat yang ada di awal ( permulaan ), yaitu para sahabat, tabi’in, dan para imam. Maka ketika itu hanya turunnya adzab berupa angin merah atau gempa, longsor atau kemusnahan.
( H.R. Attirmidzi )

PENUTUP
Nabi SAW bersabda : Siapa yang ditimpa musibah ( bala’ ), maka hendaknya mengingat musibah ketika kematianku ( Rasulullah ), karena kematianku adalah sebesar-besarnya musibah bagi tiap orang mukmin.
Sangat diajurkan pada orang yang tertimpa musibah, baik ringan maupun berat suapaya memperbanyak membaca do’a : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Allahumma’ jurni ti mushibati wakhluf li khaira minha. ( Kami hamba dan milik Allah, dan kepadaNya kami akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibah ini dan gantikan untukku yang lebih baik dari yang hilang itu ).
Sebab Allah telah berjanji barang siapa yang membaca do’a tersebut akan diberi Shalawatun min rabbihim warahmatun wa ula’ika humul muhtadiun ( shalawat, rahmat, dan hidayah ). Juga karena tersebut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim : Bahwa siapa pun yang membacanya, maka Allah akan memberinya pahala, dan akan menggantikan untuknya yang lebih baik.
Atthabarani dan Abu Na’iem meriwayatkan : Menyesal itu berarti taubat dan orang yang bertaubat dari suatu dosa bagaikan orang yang tidak berbuat dosa, sebaliknya, orang yang meminta ampun dari dosanya tetapi tetap melakukan dosa itu, bagaikan mempermainkan Tuhannya.
Ibn Abi Hatim dan Ibn Mardhawih meriwayatkan : Taubat yang tulus adalah menyesal atas perbuatan dosa yang terlanjur, lalu meminta ampun, dan kemudian tidak mengulangi dosa itu untuk selamanya.
Ya Allah, kami minta ampun kepada Mu dari semua dosa yang telah kami lakukan baik dengan sengaja maupun tidak atau karena kami tidak mengetahui, dan kami minta ampun dari semua dosa yang telah kami minta untuk diampuni namun kemudian kami ulangi lagi. Dan kami minta ampun kepada Mu dari dosa-dosa yang tidak diketahui kecuali olehMu, dan tidak meliputinya kecuali kesabaranMu. Dan kami minta ampun dari semua dorongan hawa nafsu yang termasuk syubhat, padahal itu termasuk haram di sisiMu. Dan kami minta ampun dari semua amal yang kami perbuat untukMu kemudian tercampur dengan apa yang bukan untukMu. Tiada Tuhan kecuali Engkau, wahai Tuhan yang belas kasih. Ya arhamarrahimin... Ya arhamarrahimin... Ya arhamarrahimin...

1 komentar:

ALL ROOM ARTS mengatakan...

RABITHAH ALAWIYAH
Sejarah
SEKILAS GAMBARAN UMUM RABITHAH ALAWIYAH

Latar Belakang.
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan harkat dan martabat umat Islam di Indonesia, khususnya keluarga Alawiyin melalui usaha-usaha social kemasyarakatan dan pendidikan serta da’wah Islamiyah melalui pembinaan akhlak karimah serta ukhuwah Islamiyah dalam persatuan berbangsa dan bernegara, maka dua bulan setelah peristiwa Sumpa Pemuda, beberapa tokoh Alawiyin menganjurkan kepada Pemerintah Belanda untuk mendirikan perkumpulan kaum Alawiyin yang bernama al – Rabithatoel al - Alawijah berdasarkan akte Notaris Mr. A.H. Van Ophuijsen No. 66 tanggal 16 Januari 1928 dan mendapat pengesahan dari pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1928 (1346 H), yang ditandatangani oleh GR. Erdbrink ( Sekretaris Pemerintah Belanda).
Untuk merealisasikan program-program Rabithah Alawiyah, beberapa waktu kemudian didirikan al-Maktab al-Daimi, suata lembaga yang khusus memelihara sejarah dan mencatat nasab As-Saadah Al-Alawiyyin. Maktab ini telah melakukan pencatatan di seluruh wilayah Indonesia. pada tanggal 28 Januari 1940, jumlah Alawiyin yang tercatat oleh Maktab Daimi berjumlah 17.764 orang. tokoh-tokoh yang telah berjasa antara lain : Sayid Ali bin Ja’far Assegaf dan Sayid Syech bin Ahmad bin Shabuddin.
Realisasi Program Rabithah Alawiyah lainnya adalah di dalam bidang social. kegiatan social yang dilaksanakan oleh al-Rabithah Al-Alawiyah antara lain mendirikan Panti Asuhan Daarul Aitam pada tanggal 12 Agustus 1931 di jalan Karet No. 47, yang dipimpin pertama kali oleh Sayid Abubakar bin Muhammad bin Abdurrahman Al Habsyi.
Perkembangan kegiatan masyarakat Alawiyin khususnya dan keturunan Arab umumnya di kemudian hari mengikuti pasang surutnya pergerakan politik di Indonesia. Di antara mereka banyak yang terjun ke bidang politik, bergabung dalam Organisasi Partai Arab Indonesia (PAI), mengingat partai-partai Nasionalis masih belum membuka diri untuk keturunan Asing.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan dan PAI dibubarkan, mereka berkiprah di partai-partai politik sesuai dengan hati nurani masing-masing. sedangkan perkumpulan al-Rabithah al – Alawiyah sebagai kelanjutan dari perkumpulan Jami’at Kheir tetap bergerak pada bidang social kemasyarakatan.
Hingga kini Rabithah Alawiyah mempunyai jaringan kerja dengan majlis-majlis taklim di seluruh Indonesiayang dikelola oleh kaum Alawiyin. Di samping itu Organisasi ini jugam memfasilitasi pendirian Lembaga-lembaga Pendidikan dari mulai tingkat taman kanak-kanak hingga tingkat perguruan tinggi.
Dalam rangka ikut mensukseskan wajib belajar, Rabithah Alawiyah telah memberikan bea siswa untuk anak-anak Alawiyin dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sampai saat ini bea siswa telah diberikan kepada 4.040 anak. Sedangkan di bidang kesehatan, Rabithah Alawiyah telah memberikan bantuan kepada 1.659 orang dalam bentuk bantuan social kesehatan.
Kiprah keluarga besar Rabithah Alawiyah terhadap kepentingan Nasional secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama melalui Lembaga Pendidikan Formal. Pesantren, Majlis Taklim, Majlis Dzikir, Lembaga Kursus ketrampilan yang tersebar di seluruh Tanah Air, turut serta berperan aktif mencerdaskan juga mendewasakan kehidupan berbangsa dan bernegara, membangun perekonomian rakyat serta menumbuh kembangkan kecintaan terhadap Negara Persatuan dan Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga Rabithah Alawiyah berusaha mewujudkan Muslim/Muslimah Indonesia selaku warga Negara yang berakhlakul karimah, mempunyai keperdulian dan turut serta bertanggung jawab mengentaskan kemiskinan dan turut perduli di dalam mengatasi persoalan-persoalan social yang terjadi ditingkat local maupun Nasional di Tanah Air.
Pendiri Al Rabithatoel Al Alawijah.
Perkumpulan al Rabithatoel Al Alawijah berdiri pada tahun 1346 H bertepatan dengan tanggal 27 Desember 1928 Masehi.
Adapun para Anggota Pengurus yang pertama kali dari perkumpulan ini adalah mereka yang mendirikan yaitu :
Sayyid Muhammad bin Abdurrahman bin Syihab ( Ketua Umum )
Sayyid Abubakar bin Abdullah Alatas ( Wakil Ketua I )
Sayyid Abdullah bin Ali Alaydrus ( Wakil Ketua II )
Sayyid Abubakar bin Muhammad Al-Habsyi ( Bendahara I )
Sayyid Idrus bin Ahmad bin Syihab ( Bendahara II )
Sayyid Ahmad bin Abdullah Assegaf ( Sekretaris )
Sayyid Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi ( Pengawas )
Sayyid Alwi bin Muhammad Al-Haddad ( Pengawas )
Sayyid Alwi bin Thohir Al-Haddad ( Pengawas )
Sayyid Umar bin Abdullah Az-Zahir ( Pengawas )
Sayyid Abdullah bin Abubakar Al-Habsyi ( Pengawas )
Syekh Salim bin Ahmad Bawazir ( Pengawas )




Visi dan Misi
AZAS, VISI, MISI dan TUJUAN, Dalam Anggaran Dasar telah dinyatakan bahwa organisasi ini mempunyai Azas, Visi, Misi dan Tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Muktamar,yaitu:
• Azas
Rabithah Alawiyah dibangun dengan azas Islam yaitu berpegang kepada Alquran dan Sunnah Rasul Muhammad SAW, sebagai kelanjutan dari apa yang diwariskan oleh tokoh Alawiyin pendiri Arrabitatoel al-Alawijah, sesuai dengan Thariqah Alawiyah. Menerima Pancasila sebagai azas Negara RI.

• Visi
Menjadi wadah penggerak dan pemersartu Alawiyin di Indonesia.

• Misi
Membina Ukhuwah Islamiyah, meningkatkan kesadaran dan peran serta Alawiyin dalam kehidupan bermasyarakat , menciptakan kader - kader Alawiyin sebagai insan dan pemimpin yang berakhlaqul karimah, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.

• Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan lahir batin Ummat Islam Indonesia umumnya dan Keluarga Alawiyin khususnya.






SUSUNAN KEPENGURUSAN
RABITHAH ALAWIYAH PERIODE 2006-2011

Dewan Penasehat

Ketua : Hb. Abdurrahman Syech Alatas
Anggota :
- Hb. Dr. Syechan Syaukat Syahab
- Hb. Umar Muhammad Muclahela
- Hb. Dr. Quraisy Syahab
- Hb. Husein Ali Alatas
- Hb. Ali Abdurrahman Assegaf
- Hb. Abdurrahman Muhammad Al-Habsyi
- Hb. Abdul Kadir Muhammad Al-Haddad
- Hb. Dr. Salim segaf Al-Jufri
- Hb. Muhammad Assegaf, SH.

Dewan Pengawas

Ketua : Muhsein Muhdhor Khamur
Wakil Ketua : Kadzim Salim Al-Hiyed
Anggota :
- Ja'far Al-Haddar
- Ahmad AR. Massawa
- Muhammad Husein Assegaf
- Ketua Jamiat Kheir
- Ketua Daarul Aitam

Dewan Pengurus
Ketua Umum : Zen Umar Smith
Wakil Ketua Umum : Muhsin Idrus Al-Hamid
Ketua : Muhammad Rizik Syahab
Ketua : Ahmad Abdullah Al-Kaff
Ketua : Ahmad Fahmi Assegaf
Ketua : Ismet Abdullah Al-Habsyi
Sekretaris Umum : Umar Ali Az-Zahir
Wakil Sekum : Idrus Alwi Al-Masyhur
Bendahara Umum : Abdulkadir Abdullah Assegaf
Wakil Bend. Umum : Ahmad Umar Muclahela

Bidang Pemberdayaan Usaha :
- Ahmad Riyadh Al-Khiyed
- Naufal Ali Bilfaqih

Bidang Kesejahteraan dan Sosial :
- Abubakar Umar Alaydrus
- Husein Muhammad Al-Hamid

Bidang Pemberdayaan Pemuda Dan Wanita :
- Abdurrahman Alaydrus
Bidang Informasi dan komunikasi :
- Faisal Assegaf

Bidang Organisasi :
- AbdurrahmanAK. Basurrah

Bidang Pendidikan :
- Muhammad Anis Syahab
- Muhammad Idrus Al-Hamid
- Toha Hasan Al-Habsyi

Bidang Dakwah :
- Jindan Naufal Djindan
- Muhammad Vad'aq
- Muhammad Ridho bin Yahya



Program Kerja
I) Maktab Daimi

1.1.Upaya menjadikan Maktab Addaimi satu-satunya lembaga nasab Alawiyin
1.2.Pemutahiran data Alawiyin
1.3.Pelatihan Kader pelestarian Nasab

II) Keagamaan

2.1.Memfasilitasi para Dai Alawiyin dalam kegiatan dakwah di daerah (Cabang)
2.2.Mendokumentasikan kegiatan para Dai yang berkualitas sebagai media dakwah
2.3.Menjadikan potensi seremonial kegiatan keagamaan sebagai media silaturahmi dan pembahasan masalah-masalah aktual.

III) Pendidikan & Kesejahteraan

3.1.Menerbitkan buku panduan untuk menumbuhkan ghiroh Alawiyin
3.2.Memfasilitasi forum komunikasi lembaga pendidikan milik alawiyin minimal satu tahun sekali
3.3.Pemberian beasiswa bagi pelajar/mahasiswa Alawiyin berprestasi yang tidak mampu
3.4.Mengupayakan peluang beasiswa pendidikan dari lembaga Luar negeri
3.5.Meningkatkan pemanfaatan website Rabithah Alawiyah ( www.rabithah.net) dan email (sekretariat@rabithah.net)dalam pemberian informasi peluang kerja dan usaha dari dan ke seluruh cabang
IV) Pendanaan

4.1.Mengaktifkan donatur tetap
4.2.Meningkatkan penerimaaan Zakat,infaq,Shadaqah
4.3.Mendirikan badan usaha/koperasi
4.4.Mengusahakan bantuan dari luar negeri
REKOMENDASI

1. Mendokumentasikan manuskrip dari Alawiyin
2. Mendirikan perpustakaan Ke-Islaman

3. Turut serta dalam pembentukan Rabithah Islamiyah Indonesia.
4. Berperan aktif dalam kegiatan Organisasi Islam

5. Mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi program kerja minimal 2 tahun sekali
Dalam menangani dan menghadapi tantangan Wahhabi, jangan pula kita lupa satu lagi virus yang amat berbahaya kepada umat Islam, bahkan mungkin lebih bahaya dari Wahhabi, yang boleh menjerumuskan umat ke arah kesesatan dan kebinasaan. Syiah tidak kalah dengan Wahhabi dalam memusuhi dan membunuh Ahlus Sunnah wal Jamaah. Bahkan terdapat kalangan mereka yang terkenal melakukan pembunuhan demi mencapai cita-cita dan hasrat mereka. Sudah tidak menjadi rahsia bahawa kejatuhan Daulah 'Abbasiyyah di Baghdad juga akibat pengkhianatan puak Syiah. Siapa tidak tahu mengenai Nashiruddin ath-Thusi yang sanggup bersekongkol dengan pihak Monggol untuk membunuh kaum Muslimin. Janganlah kerana layap leka mengagungkannya sebagai seorang ahli astronomi dan saintis, maka kita lupa kepada jenayah dan pengkhianatannya terhadap umat ini. Kita tidak tahu entah berapa ramai orang Ahlus Sunnah wal Jamaah telah dibunuh mereka, bahkan sehingga kini Ahlus Sunnah masih ditindas di Iran yang dahulunya adalah negara Ahlus Sunnah. Slogan perpaduan, "la Syiah wa la Sunnah", adalah seumpama slogan puak Khawarij sewaktu memerangi Baginda 'Ali r.a. iaitu perkataan yang benar tetapi tujuannya adalah kebatilan. Jika tidak ada perbezaan antara Sunnah dengan Syiah, maka kenapa perlu kamu wahai Syi`i menyebarkan fahaman kamu dalam negeri kami yang penduduknya telah sekian lama berada di bawah naungan 'aqidah Ahlus Sunnah wal Jama`ah? Allahu ... Allah, sungguh Syiah sama dengan Wahhabi, sama-sama memusuhi Ahlus Sunnah wal Jama`ah dan mereka akan menindas bahkan membunuh Ahlus Sunnah wal Jama`ah apabila dapat berbuat sedemikian. Siapakah kita ini, jika para sahabat yang mulia juga tidak lepas dari kebencian puak tersebut. Waspadalah wahai Sunniyyun.
Kepada keturunan habaib yang kami cintai, janganlah terpengaruh dengan dakyah puak Syiah yang kononnya mencintai kamu. Sungguh kecintaan mereka itu hanya tipuan semata. Berpeganglah kamu kepada jangan para salaf kamu yang mulia agar kalian dapat kami jadikan panutan sebagaimana leluhur kamu terdahulu.
Dalam satu pernyataan daripada Dewan Pengurus Pusat (DPP) Rabithah Alawiyah tentang perselisihan Sunni - Syiah dinyatakan antara lain:-
Surat pernyataan dari para ulama, munsib dan tokoh-tokoh keluarga Abi Alawi di Hadramaut dan al-Haramain mengenai urusan seputar Rabithah Alawiyah yaitu "Agar tetap kokoh dan istiqomah di atas fondasi, aturan-aturan dan Anggaran Dasar yang telah disusun oleh para pendiri dan kepengurusan Rabithah Alawiyah terdahulu yang berjalan di atas Thariqah Ahlu Sunnah Wal Jamaah al-Asy`ariyah, mengakui dan mengikuti madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi`i dan Hambali).
Diharap para habaib kita akan terus menjaga jalan para leluhur mereka. Dengan itu, tetaplah kemuliaan berada bersama mereka dan sentiasalah mereka menjadi ikutan dan panduan para muhibbin.
Posted at 08:32 pm by ahlulbait