Kamis, 04 September 2008

PENGENALAN DIRI



PENGENALAN DIRI
Oleh: Ali Hasyimi Al Muhdar
Dalam kehidupan sehari-hari kita, pasti ada sebuah pertanyaan yang selalu membingungkan kita yaitu siapa kita ini? Dari mana kita? Dan akan kemana kita setelah ini?. Dalam kebingungan itu, manusia dapat memilih dua alternatif sikap. Sikap pertama berusaha mencari jalan keluar dari pertanyaan yang membingungkan tersebut dengan jalan lebih banyak belajar dan yang kedua tidak terlalu ambil pusing dengan pertanyaan tersebut. Jika Anda termasuk orang yang mau mencari jawaban, berikut ini adalah uraian singkat untuk menyelesaikan teka teki kehidupan tersebut.
Siapa kita ini?
Banyak manusia pada zaman sekarang bertanya-tanya tentang siapa dirinya sebenarnya. Pencarian jati diri Inilah yang sangat penting sebenarnya untuk dijawab karena dengan pengenalan diri, kita akan sangat mudah menjalani kehidupan yang singkat ini dan juga kita akan mengetahui siapa sebenarnya pencipta kita. Para pemikir barat sudah banyak yang terperosok jauh dalam kesesatan karena tidak mengetahui hakikat dirinya sendiri. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib berkata : Siapa yang telah mengetahui dirinya maka dia akan mengetahui Tuhannya. Sebenarnya sangat jelas bagi manusia untuk mengetahui Tuhannya karena dalam penciptaan awal manusia ada yang disebut fitrah dan ini adalah hal yang sangat sakral bagi manusia. Karena dari fitrah tersebut, manusia mampu mengenal Tuhannya tanpa memerlukan bimbingan dari siapapun. Terkadang, setelah dewasa manusia lupa akan fitrahnya sehingga membuat mereka lupa kepada Tuhannya. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri ( Qs. Al-hasyr : 19 ). Dari sinilah kita mengetahui bahwa sebenarnya kita adalah mahluk yang diciptakan dan diistimewakan oleh Allah Swt sebagai mahluk yang sempurna di antara ciptaanNya yang lain. Fitrah adalah bahasa arab yang berarti penciptaan awal atau menggali. Dalam konteks ini arti yang sesuai adalah penciptaan awal yang mana dari penciptaan awal itu sebenarnya manusia mampu mengetahui Tuhannya.
Sayyidina Ali dalam Nahjul Balaghahnya mengungkapkan “ Aku heran dengan manusia yang tak mengenali dirinya, bagaimana dia akan mengenal Tuhannya.”. Dalam bab yang sama, beliau juga banyak menjelaskan tentang pentingnya pengenalan diri seperti. “ Aku heran dengan manusia yang mencari barangnya yang hilang, padahal disaat yang sama ia kehilangan dirinya namun ia tidak berupaya mencarinya.”
Kemudian anda pasti akan bertanya bagaimana kita akan mengetahui diri kita sehingga kita juga dapat mengetahui siapa Tuhan kita. Sayyidina Ali as juga berkata: “ Setiap bertambah pengetahuan seseorang, maka akan bertambah pula perhatiannya kepada dirinya dan ia akan mengerahkan segenap upayanya untuk mengasah dan memperbaikinya.” Jadi pengetahuanlah yang membuat kita mengenal diri kita dengan sebaik mungkin yang pada akhirnya juga akan membuahkan hasil pengetahuan Ilahiah.
Darimana kita?
Allah Swt berfirman di dalam Surat Al Mu’minun ayat 12–14 : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripatih (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripatih itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Begitulah Allah Swt menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna di antara ciptaanNya dan dari Dialah segala sesuatu ada. Jangan anda berfikir bahwa kita ada karena perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain seperti kita ketahui dalam pengetahuan umum yang berkembang saat ini. Seorang pemikir barat mengatakan bahwa kita berasal dari seekor kera yang berevolusi menuju manusia sempurna (homo sapiens). Pendapat disini sangat bertentangan dengan ayat Al-Qur’an diatas. Yakinlah anda bahwa Allah Swt yang telah menyempurnakan kita sebagai makhlukNya bahkan Allah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi ini.
Kemanakah kita setelah ini?
Banyak manusia lupa bahwa setelah kehidupan di dunia ini, dia masih akan melewati dunia akhirat. Mereka seakan-akan lupa bahwa ada suatu hari dimana manusia lupa kepada harta, keluarga ,bahkan Tuhan-duniawi mereka seperti uang yang mereka Tuhankan, Wanita yang mereka Tuhankan, berhala yang mereka Tuhankan dan Syaitan yang mereka agung-agungkan. Sesungguhnya manusia akan kehilangan kendali atas diri mereka di hari di mana bumi digoncangkan dengan dahsyat dan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya. Gunung, air, matahari bahkan segala sesuatu yang ada akan hancur ketika hari itu datang.
Janganlah kita bersikap sombong. Sesungguhnya kesombongan akan menjadikan kita lupa kepada kematian dan sesungguhnya manusia yang lupa akan kematian adalah budak syaitan. Mereka terlalu membanggakan dunia yang fana sehingga mereka tergiur akan kenikmatannya sampai mereka lupa akan akhirat. Ketahuilah dunia yang kekal adalah akhirat dan anda tak akan pernah meninggalkannya setelah anda berada di sana dan tempat kembali yang paling benar adalah akhirat dan disanalah kita kembali setelah melewati cobaan yang begitu dahsyat di dunia.

1 komentar:

Aril Taurus mengatakan...

Didalam tubuh ada hati, didalam hati ada nyawa, didalam nyawa ada rahasia, didalam rahasia ada aku (diri yang sebenarnya.