Kamis, 28 Agustus 2008

Hijab, Tak Sekadar Penutup Bagi Wanita


Hijab, Tak Sekadar Penutup Bagi Wanita
Oleh : Rizvyah Alkaff
Penghalang di antara pria dan wanita tak hanya berbentuk lingkungan yang dibangun namun juga dinyatakan melalui pakaian. Salah satu penjelmaan eksplisit mengenai penghalang seperti itu adalah hijab. Hijab, yang lebih sering dikenal oleh masyarakat kita sebagai jilbab, memberi kesan “penutup” sebab mengacu pada selubung. Hal ini menyebabkan sebagian besar orang berpikir bahwa Islam menginginkan kaum wanita selalu berada di dalam rumah dan dikekang kebebasannya bagaikan dipenjara. Perlu diketahui bahwa kewajiban “menutupi” yang telah ditetapkan bagi kaum wanita dalam Islam bukan berarti mereka harus tidak meninggalkan rumahnya. Bukanlah maksud Islam untuk memenjarakan kaum wanita. Justru sebaliknya, Islam sangat menghormati kaum wanita.
Fakta penting adalah bahwa hijab dalam Islam memiliki pengertian yang lebih khusus dari masalah menutup aurat. Sebab, kata hijab ini bermakna tabir penutup dan syariat tidaklah menyuruh wanita mengisolasi dan mengasingkan diri, melainkan menutup auratnya saja, tidak lebih. Sebagai bukti, al-Quran al-Karim hanya mengungkapkan soal hijab dalam ayat: “Apabila kalian meminta sesuatu (keperluan) kepada istri-istri nabi, maka mintalah dari belakang tabir (min wara’I hijab).(al-Ahzab: 53) Kata hijab dalam ayat ini bermakna tabir penutup yang dikhususkan bagi istri-istri nabi sebagai bentuk penghormatan atas kedudukan mereka yang mulia.”
Salah satu kritik yang melekat pada hijab adalah bahwa ia mengurangi rasa hormat pada kaum wanita serta telah menginjak-injak martabat kemanusiaan para wanita. Menyikapi pernyataan ini, mari kita amati sejenak dengan akal sehat kita. Apabila seorang pria yang meninggalkan rumahnya dengan telanjang ataupun mengenakan pakaian tidur saja, tentu ia akan ditegur dan dicela atau bahkan mungkin ditangkap pihak berwajib karena telah dianggap melanggar norma-norma sosial. Kebiasaan dan hukum menetapkan bahwa ketika meninggalkan rumahnya, seorang pria harus berpakaian lengkap. Apakah hal ini bertentangan dengan martabat kemanusiaan?
Demikian pula dengan seorang wanita yang keluar dari rumahnya dengan mengenakan pakaian yang telah ditentukan batas-batasnya; kepadanya penghormatan tentu akan diberikan. Ini juga dimaksudkan untuk mencegah gangguan pria-pria iseng yang kurang memiliki etika dan kesusilaan. Apabila seorang wanita keluar dari rumahnya secara tertutup, itu bukannya mengurangi martabat kemanusiaanya, melainkan malah melengkapinya. Ia harus berpakaian sedemikian rupa sehingga tak mengacaukan dan mengalihkan perhatian seorang pria dari apa yang sedang dilakukannya. Apakah melakukan hal tersebut bertentangan dengan martabat perempuan? Ataukah ia bertentangan dengan martabat masyarakat? Tentu tidak. Justru kewajiban menutup aurat bagi wanita dalam Islam dimaksudkan untuk melindungi masyarakat, terutama kaum wanita itu sendiri.
Hal tersebut diatas dapat dibuktikan dengan sejumlah penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sembilan dari 12 wanita Inggris pernah mengalami perkosaan dan kekerasan. Sementara itu, tindak kriminalitas meningkat hingga 84 persen selama beberapa tahun ini. Adapun tingkat kejahatan terhadap anak-anak remaja meningkat sampai lima kali lipat selama tahun 1975. sebagaimana diungkapkan PBB pada tahun 1975, sekitar 15 persen masyarakat Swedia terjangkit penyakit syaraf dan mental, dan sekitar 40 persen pendapatan negaranya dikeluarkan untuk mengatasi penyakit tersebut. Semua itu disebabkan tak lain oleh kebebasan yang dinikmati kaum wanita Swedia. Dalam kasus lain, beberapa lembaga konseling keluarga di Amerika menyebutkan bahwa fenomena hancurnya kehidupan keluarga sudah sedemikian mewabah dan telah menjadi persoalan sosial paling utama. Setiap tahun, angka perceraian mencapai lebih dar 1 juta keluarga. Dan angka ini lebih besar tujuh kali lipat ketimbang keadaan 100 tahun lalu. Anak-anak yang lahir di luar nikah jumlahnya tiga kali lipat dibanding tahun 1938. setiap tahunnya, 4 juta anak lahir di luar nikah, alhasil, dari laporan yang dikemukakan wakil PBB, diketahui bahwa kaum wanita di Swedia menuntut kebebasan tanpa batas, sementara kaum wanita di negara-negara Arab menikmati kebebasannya di bawah naungan Islam.
Semua hasil penelitian itu menunjukkan tentang betapa berbahayanya membebaskan tuntutan hawa nafsu. Salah satu solusi terbaik dari masalah-masalah tersebut di atas adalah denagn menyuruh wanita menutupi auratnya. Sebab, aurat wanita dapat membangkitkan nafsu laki-laki. Selain itu, penutup aurat atau hijab, juga dimaksudkan untuk menjaga kedudukan dan kehormatan wanita serta menjauhkannya dari perbuatan tidak senonoh dan murahan, di mana setiap lelaki dapat dengan leluasa melihat jengkal demi jengkal auratnya.
Hijab adalah keindahan.
Meskipun dia menutupi keindahan apa yang ada di dalamnya,
Tetapi sebenarnya hijab lebih indah dari segala.

Hijab adalah keteduhan,
Karena ia berhasil membuat lawan jenis mengurung prasangka dan khayal,
Yang akhirnya membuat hati semakin teduh.

Hijab adalah kebebasan,
Yang di dalamnya tersimpan fitrah seorang wanita,
Kelembutan, keanggunan, dan kecantikan…

Tidak ada komentar: